Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

DISUSUN OLEH:
Kelompok D-16

1. Dhimas Bagus S (202010340311153)


2. Mutiara Salsabila (202010340311159)
3. Calvin Bachtiar R (202010340311160)
4. Yogi Arsa Auditya (202010340311170)
5. Farizan Dwi Ashari (202010340311173)
6. M Lukman Oky Mahendra (202010340311175)

JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA - GEODESI- HIDROLIKA –
MEKTAN - TEKNOLOGI BETON
Jl. Raya Tlogomas 246 Telp. (0341) 464318 Psw. 176 Malang 65144
LEMBAR KEGIATAN ASISTENSI

No TANGGAL CATATAN ASISTENSI KETERANGAN


.

i
Malang,

Ir. Ernawan Setiono, M.T.

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan umum
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami
proses pembentukan tanah, mengklasifikasikan tanah berdasar beberapa sistim
klasifikasi, menentukan sifat-sifat fisik tanah dan parameter teknik dasar tanah
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan mengikuti praktikum mekanika tanah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah mekanika tanah
2. Mahasiswa dapat memahami proses pembentukan tanah
3. Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat tanah
1.3 Sejarah Perkembangan Mekanika Tanah
Mekanika tanah adalah bagian dari ilmu teknik yang mempelajari sifat-sifat
fisik tanah serta perilakunya. Mengapa ilmu ini sangat penting bagi Teknik Sipil?
Kita ketahui bahwa hampir semua pekerjaan teknik sipil bertumpu pada tanah,
sehingga bangunan yang akan dibuat tersebut berkaitan erat dengan tanah yang
ada di bawahnya.
Hal-hal yang akan dipelajari dalam Mekanika Tanah antara lain : proses
pembentukan tanah, klasifikasi tanah, menentukan sifat fisik tanah dan lain-lain.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan konstruksi tanah sebenarnya sudah
lama dikenal manusia, sejak mereka menggali gua-gua dan membangun tempat
tinggal. Pada perkembangannya Mekanika Tanah sebagai suatu ilmu teknik
dimulai dengan adanya publikasi buku “Erdbau Mekanich Auf Boden Physikasi
Shear Grundlage “ oleh Karl Terzaghi sebagai buku text pertama mengenai
mekanika tanah terbitan Jerman tahun 1925. Buku tersebut tersebar hingga ke
Eropa dan Amerika, sehingga beliau terkenal sebagai Bapak Mekanika Tanah.
Sekarang ilmu ini telah berkembang dengan pesat sejalan dengan
perkembangan ilmu teknologi, terutama di Negara-negara maju dan telah benyak
menciptakan alat-alat pengujian tanah, sehingga didapat hasil-hasil yang lebih
akurat.
1
1.4 Susunan Tanah dan Asal-usulnya
Untuk kepentingan konstruksi bangunan, tanah tang dibicarakan disini
dibatasi pada lapisan luar dan kerak bumi.
1.5 Tanah (Soil)
1.5.1 Proses pembentukan tanah
Secara umum ada 4 proses pembentukan tanah, yaitu :
1. Pelapukan Batuan adalah perubahan batuan menjadi butiran tanah
akibat peristiwa mwkanis, kimia, maupun biologi.
2. Erosi adalah pengikisan tanah akibat aliran air sedang akibat ombak
disebut abrasi
3. Transportasi yaitu pemindahan butiran tanah akibat angina yang
kemudian mengendap di suatu tempat.
4. Sedimentasi yaitu terjadinya lapisan tanah akibat pengendapan butiran
tanah, missal proses terbentuknya delta di aliran sungai.
1.5.2 Bentuk fisik dan karakteristik tanah
Tanah merupakan material yang tidak homogen yang tersiri dari massa
tanah yang padat, pori-pori atau air. Massa padat dari tanah berupa butiran
atau susunan mineral yang ukuran dan kondisinya sangat menentukan
karateristik tanah. Selain itu sifat fisik tanah juga bergantung pada
plastisitas, kapasitas, permeabilitas dan parameter geser tanah.
Berdasar sifat lekat dari butiran, tanah dibagi menjadi 3 jenis :
1. Tanah KohesifSering disebut tanah berbutir halus dengan gaya lekat
antar butiran yangmengakibatkan sifat plastis berbeda yang tergantung
pada kadar air dan kandungan mineral
2. Tanah Non Kohesif
Sering disebut tanah berbutir kasar dengan sudut geser dalam sebagai
parameter kekuatan geser dan tidak mempunyai daya lekat. Contoh :
Pasir dan krikil.
Berdasar organ-organ yang terkandung di dalamnya, tanah dapat dibagi
menjadi 2 jenis :
2
1. Tanah Organik
Tanah yang terdiri dari mineral tanpa kandungan bahan organic. Contoh :
krikil, pasir, dan mineral lainnya
2. Tanah Non Organik
Tanah yang banyak mengandung unsure organic dari tumbuhan maupun
hewan. Contoh : Hunus, gambut, batu bara dll.
Berdasar ukuran butiran, tanah dapat digolongkan menjadi 5 jenis :
a. Batuan (stone) lebih dari 63mm
b. Krikil (gravel) antara 2 – 63 mm
c. Pasir (sand) antara 0,06 – 2 mm
d. Lanau (silt) antara 0,002 – 0,06 mm
e. Lempung (clay)< 0,002 mm
1.6. Tanah Sebagai Dasar Bangunan
a. Tanah tak Kohesif
Tanah ini sangat baik untuk landasan bangunan bila kepadatannya cukup
besar. Tanah ini tidak mempunyai kekuatan tarik, maka gesekan antar butiran
akan mengikat pada saat mengalami tekanan yang besar.
b. Tanah Kohesif
Tanah ini tidak baik untuk dasar bangunan karena kondisinya licin, halus,
kaku, agak keras dan keras sekali. Terhadap air tanah kohesif harus benar-
benar dilindungi karena pori-porinya besar sehingga mudah menyerap air.
1.7. Tanah Sebagai Dasar Bangunan
a. Tanah tidak Kohesif
Tanah ini sangat baik untuk material bangunan seperti untuk urugan jalan,
urugan bangunan, dasar pondasi, karena dapat dipadatkan dengan mudah dan
mempunyai kuat geser yang besar.
b. Tanah Kohesif
Hanya baik bila dipakai pada daerah yang kering karena kandungan airnya
sedikit.
c. Tanah Organik
3
Tanah ini tidak baik untuk bahan bangunan karena mempunyai sifat susut
yang besar dan mudah retak-retak bila kering.

4
BAB II
METODOLOGI DAN PEMBAHASAN
PERCOBAAN I
PENGAMBILAN CONTOH TANAH DILAPANGAN (SOIL SAMPLING)
PB - 0100 – 76
1. TUJUAN
1. Dapat melaksanakan pengambilan contoh tanah, baik yang terganggu
maupun asli dengan prosedur pelaksanaan yang benar.
2. Dapat menggumpulkan berbagai informasi dan menggambarkan dalam grafik,
hubungan antara perubahan kadar air alami terhadap kedalaman.

2. DASAR TEORI
Indikator yang berhubungan dengan karakteristik mekanik tanah pondasi harus
dicari dengan pengujian yang sesuai dengan letak asli tanah tersebut. Oleh karena itu
perlu diadakan pengambilan sampel tanah dengan mengeksplorasi lapisan tanah
bagian bawah.
Untuk maksud ini, biasanya dibuat suatu lubang bor kedalam tanah pondasi
yang kemudian dilakukan berbagai pengujian. Pengeboran serta pengambilan contoh
exsplorasi tanah karakteristik fisik dan mekanis tanah pondasi dari pada cara yang
lain, akan tetapi metode ini hanya memberikan informasi dalam arah vertical pada
titik pengeboran, sehingga untuk memperkirakan luas penyebaran karakteristik tanah
pada arah mendatar diperlukan rencana survei yang menggabungkan pengujian
pengeboran dengan metode survei yang lain, misalnya penyelidikan geofisika.
Apabila dibutuhkan penyelidikan yang continue, contoh tanah yang banyak maka
lebih baik diadakan penggalian sumur uji.
Alat-alat bor yang digunakan untuk ekplorasi tanah adalah :
1. Alat bor tangan (Hand Auger Boring)
2. Alat bor rotasi tangan (Hand Feed Rotary Driling )
3. Alat bor rotasi hidrolik (Hidrolic Feed Rotary Driling )

5
Pada pengambilan contoh tanah pada tempat aslinya, terutama diperlukan dinding
lubang bor yang bersih dan berbentuk baik. Pengambilan contoh tanah dibagi dalam
pengambilan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sampling) dan pengambilan
contoh tanah terganggu (disturbed sampling). Untuk contoh tanah tidak terganggu
diperlukan penentuan berat isi, untuk mendapatkan karakteristik mekanik diperlukan
kekuatan atau penurunan. Untuk keperluan pengujian tanah seperti klasifikasi tanah,
pengujian pemadatan untuk bahan timbunan dapat digunakan contoh tanah terganggu.
Metode pengambilan contoh tanah dibagi dalam 4 metode :
1. Metode pembuatan lubang pengeboran sampai kedalaman tertentu. Metode
ini dilakukan pengambilan contoh tanah dengan alat bor tangan (contoh tidak
terganggu dan contoh terganggu)
2. Metode pengambilan tanah yang langsung (contoh terganggu dan contoh
tidak terganggu)
3. Metode pengambilan contoh tanah dengan mesin bor (contoh terganggu)
4. Metode pengambilan contoh tanah dengan tenaga manusia dari sumur uji
atau parit uji (contoh tidak terganggu dan contoh terganggu )
Contoh tanah yang telah diambil harus diberi tanggal dan dalam pengambilan
dengan tulisan yang jelas. Kadar air contoh tanah harus dijaga supaya tidak berubah
sampai diadakan pengujian. Khusus bagi contoh tidak terganggu harus dijaga agar
tidak mengalami benturan dan perubahan suhu. Pengujian contoh tanah sedapat
mungkin dilakukan sesuai contoh yang diambil, karena bilaman disimpan agak lama,
maka tekstur tanah dapat berubah oleh pengaruh perubahan suhu, perubahan kimia,
atau perubahan kadar air.
3. PERALATAN

Peralatan lengkap yang dibutuhkan biasanya terdiri dari :


a. AugerJarret 4 inch mata bor spiral.
b. Auger Iwan 4 inch mata bor helical.
c. Kepala pengambil contoh 2½ inchi beserta kuncinya.
d. Stang bor beserta stang dalamnya (sesuai dengan kebutuhannya).

6
e. Pemutar stang bor (T - stuk).
f. Tabung contoh 16 inch x 2½ inch (40 cm x 6,8 cm).
g. Satu set casing lengkap dengan sepatu, dan kepalanya, kelem, dongkrak
pencabut casing.
h. Kantong contoh (kantong plastik).
i. Lilin untuk menutup tabung contoh.
j. Kompor untuk tempat lilin 0,5 liter.
k. Corong 15 cm, gayung kecil.
l. Pisau untuk memotong contoh-contoh.
m. Obeng untuk sekrup kepala pengambilan contoh, kunci, dan sebagainya.
n. Meteran rol 30 meter, sekop, pensil kertas, tali, pengenal contoh, lembaran
log untuk contoh tanah, alas terpal 150 cm x 150 cm.
4. BENDA UJI
a. Contoh tanah asli (Undisturbed)
Contoh tanah asli adalah contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat asli dari
tanah yang ada padanya. Contoh ini tidak mengalami perubahan dalam tekstur,
kadar air (water content) atau susunan kimianya. Dalam prakteknya sampel yang
benar-benar asli tidaklah mungkin diperoleh, akan tetapi dengan teknik-teknik
pelaksanaan yang baik dan cara pengamatan yang tepat, maka kerusakan-
kerusakan terhadap contoh tanah dapat dibatasi sekecil mungkin. Contoh tanah
tersebut diambil dengan memakai tabung-tabung contoh (sample tube), atau
dengan mengambil secara langsung dengan tangan, sebagai contoh dalam bentuk
bongkah-bongkah. Sampel tanah ini dipergunakan untuk percobaan Engineering
Propertis, antara lain :
1. Permeability Test
2. Consolidation Test
3. Direct Shear Test
4. Unconfined Compressive Test
5. Triaxial Test

7
b. Contoh tanah tidak asli (Disturbed sample)
Contoh tanah tidak asli diambil tanpa adanya usaha-usaha yang dilakukan
untuk melindungi tekstur tanah asli tersebut. Pengambilan sample ini dapat
dilakukan dengan cara menggunakan cangkul, sekop, bor dan lain-lain. Dalam
praktikum, contoh tanah tidak asli ini digunakan untuk percobaan Indeks
Propertis, antara lain :
1. Atterberg Limit
2. Berat Jenis
3. Analisa saringan
5. PROSEDUR PERCOBAAN
Sebelum pemboran berlangsung daerah sekitar lubang pemboran harus
dibersihkan. Auger kemudian dimasukkan ke dalam tanah dan diputar melalui stang-
stang bor, kemudian dengan hati-hati dikeluarkan dari lubang. Tanahnya diambil dari
auger dan diletakkan sebagai gundukan kecil kira-kira 60 cm dari lubang, di atas
telapak kanvas. Memukul kepala auger perlahan-lahan dengan palu adalah cara yang
baik untuk mengeluarkan tanah kepasiran secara cepat. Untuk tanah kelempungan
yang lekat gunakanlah tongkat. Auger kemudian ditempatkan kembali ke dalam
lubang dan pekerjaan diulangi kembali sesuai dengan kedalaman yang dikeluarkan,
contoh diletakkan di samping gundukan contoh tanah yang terdahulu dalam bentuk
setengah lingkaran sekitar lubang.
a. Contoh tanah tidak asli (Disturbed sample)
Cara A :
Contoh tanah tidak asli dapat diambil dari contoh tanah yang diambil dengan
auger atau mata bor lainnya. Contoh tanah tidak asli harus diambil sebagai rata-
rata contoh tanah dari setiap lapisan yang ditentukan oleh pemeriksaan visual.
Contoh tanah kemudian diletakkan ke dalam kantong plastik. Tanda pengenal
contoh (label) ditempatkan ke dalam kantong atau diikatkan pada leher.

Cara B : (alternatif lain)

8
Setelah diambil kesimpulan tentang keadaan dan kedalaman dari lapisan-lapisan
tanah yang diperoleh dalam pengeboran auger, auger kemudian digunakan untuk
membuat lubang kedua. Contoh tidak asli kemudian diambil langsung dari auger
pada kedalaman yang dipilih untuk memberikan contoh khas dari lapisan-lapisan.
Cotoh-contoh kemudian ditempatkan dalam kantong-kantong dan diberi tanda
pengenal.
b. Contoh tanah asli (Undisturbed Samples)
Apabila contoh-contoh tanah asli dibutuhkan, tabung contoh 16 inch x 2½
inch (40 cm x 6,8 cm) dapat dipakai. Setelah diambil keputusan yang berasal dari
pengboran auger contoh-contoh asli dari beberapa kedalaman dapat ditentukan.
Auger digunakan untuk mencapai kedalaman yang dikehendaki. Dasar dari lubang
kemudian dibersihkan dengan hati-hati dari bahan-bahan yang lepas. Kepala
pengambil contoh kemudian dipasang dengan tabung contoh pada stang bor. Susunan
ini kemudian dimasukkan ke dalam lubang dan pipa contoh di tekan perlahan-lahan
sampai masuk sedalam 40 cm (16 inch). Pipa kemudian diputar untuk melepaskan
contoh pada tanah dasar tabung contoh dan keseluruhan contoh diangkat. Apabila
tabung tidak dapat dimasukkan ke dalam tanah yang ditekan, dapat dimasukkan
dengan pukulan secara hati-hati dengan menggunakan palu.
Tabung contoh kemudian dilepas dari kepala tabung dan dinding luarnya
dibersihkan. Ujungnya kemudian dipotong hati-hati sampai rata sedalam 1 cm untuk
tempat lilin. Tabung kemudian ditempatkan pada rak tabung dan cairan lilin
kemudian dituangkan pada salah satu ujung tabung dengan menggunakan corong.
Apabila lilin telah mengeras tabung dibalik dan lilin dituangkan pada ujung yang lain,
kedua ujung ini kemudian ditutup dengan tutup tabung contoh dan dimasukkan lagi
ke dalam cairan ini untuk mendapatkan lapisan pelindung. Tanda pengenal (label)
kemudian diikatkan pada tabung contoh.
c. Percetakan contoh tanah.

Contoh tanah dibuat dengan jalan tanah yang mudah dihamparkan di sekitar
lubang. Setiap potong gundukan tanah menunjukkan kedalaman 30 cm, sehingga

9
kedalaman dapat dengan mudah diperkirakan. Catatan dibuat untuk setiap lapisan dan
jenis tanah didata menurut Deskripsi dan Klasifikasi Tanah.
Lokasi : Taman Sebelah Parkiran Hari/Tgl. Penggalian : Senin, 30-05-2022
Tingkat UMM Waktu : 09.00 – 10.30 WIB
Kedalaman : 0 - 80 cm Dikerjakan : Kelompok D - 16
SOIL SAMPLING

Kedalaman (meter) Warna Tanah Deskripsi dan Klasifikasi Tanah / Batuan


0.0
Jenis tanah : Berpasir
Warna : Coklat

0.2
Jenis tanah : Lempung Berpasir
Warna : Coklat

0.4
Jenis tanah : Berpasir
Warna : Coklat Muda

0.6
Jenis tanah : Berpasir
Warna : Coklat Muda

0.8
Jenis tanah : Lempung berpasir
Warna : Coklat kehitaman

Akhir penggalian pada kedalaman 8.0


meter

10
PERCOBAAN II
PEMERIKSAAN
UKURAN BUTIR TANAH
PB-0107-76
AASHTO T-88-72
ASTM D-422-72

1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi ukuran butir
tanah, hingga ukuran pasir (saringan No.10). Penentuan dan analisa butiran tanah
yang lebih kecil dari 0,075 atau lolos dari saringan No.10 digunakan analisa dengan
hidrometer.

2. DASAR TEORI
Pada dasarnya partikel-partikel pembentuk struktur tanah mempunyai ukuran
bentuk yang beraneka ragam, baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif.
Sifat suatu tanah banyak ditentukan oleh ukuran butir dan distribusinya. Sehingga
dalam mekanika tanah analisa ukuran butir banyak dilakukan/dipakai sebagai acuan
untuk mengklasifikasikan tanah.

A. ANALISA SARINGAN
1. TUJUAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi ukuran butir tanah,


hingga ukuran pasir (saringan No.10). Penentuan dan analisa butiran tanah yang lebih
kecil dari 0,075 atau lolos dari saringan No.10 digunakan analisa dengan hidrometer.
2. PERALATAN

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.


b. Saringan 3 inchi ; 1 inchi ; 3/4 inchi ; 1/2 inchi ; No.4 ; No.8 dan No.10
c. Alat penumbuk.
d. Oven

11
e. Talam / baki.
f. Sikat pembersih saringan
g. Shieve shaker

3. BENDA UJI

a. Tanah dibiarkan mengering diudara hingga tercapai keadaan rapuh. Setiap


gumpalan butiran dipecah hingga merata. Untuk penghancuran sampel dapat
digunakan alat penumbuk dari karet.
b. Benda-uji diaduk sampai merata lalu dibagi-bagi agar dapat dikeringkan dalam
oven, setelah kering sampel ditimbang.

4. PROSEDUR PENGUJIAN

Untuk memudahkan pekerjaan, penyaringan dibagi dalam 3 (tiga) tahap yakni :


- Ukuran butiran halus (lebih kecil dari No.10)
- Ukuran butiran sedang (3/4 inchi sampai No.10)
- Ukuran butiran kasar (3/4 inchi)
Penyaringan butiran halus.
Penyaringan ini dilaksanakan pada analisa ukuran butiran tanah dengan hidrometer.
(Lihat analisa dengan hidrometer).
Penyaringan butiran kasar.
a. Sampel disaring dengan saringan 3/4 inchi, kemudian semua bahan yang melalui
saringan dikumpulkan. Butiran yang tertahan diatas saringan dibersihkan dengan
menggunakan penyikat kawat.
b. Dalam keadaan kering, sampel yang tertinggal diatas saringan 3/4 inchi disaring
kembali dengan saringan yang lebih besar. Jumlah sampel diatas masing-masing
saringan ditimbang dan dicatat.
c. Secara teliti, sampel yang melalui saringan 3/4 inchi dicampur, dengan cara
quartering diperoleh fraksi dengan berat yang cukup banyak untuk analisa butiran
sedang.

12
Penyaringan butiran sedang
a. Sampel disaring dengan ayakan No.10 dan semua bahan yang melalui saringan
ditabur dalam baki atau piring yang besar, lalu sambil diaduk-aduk secara merata.
Dibiarkan sekurang-kurangnya selama 1 jam.
b. Sampel diguncang kemudian dituangkan kedalam air melalui saringan No.10
dengan mebiarkan air pencucinya mengalir terbuang. Pencucian diteruskan
hingga air pencucinya tidak lagi kotor. Sampel yang tertinggal dalam saringan
dikembalikan kedalam baki.
c. Seluruh sampel dalam baki dikeringkan dalam oven, setelah kering lalu disaring
dengan saringan 3/4 inchi, No.4, No.8, dan No.10 dalam keadaan dingin.
d. Dari sampel yang melalui saringan No.10 diambil dan digunakan seluruhnya pada
analisa Hidrometer.

ANALISA HIDROMETER
1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan susunan ukuran butiran
tanah yang mempunyai diameter lebih kecil dari 0,075 atau yang lolos saringan
No.10 dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer tersebut berfungsi untuk
mengetahui specific gravity larutan setiap waktu pengamatan. Dari data data tersebut
dapat digambarkan grafik distribusi butiran yang merupakan hubungan antara
diameter dan prosentase yang lolos.
2. DASAR TEORI
Pada dasarnya tanah memiliki berbagai ukuran dan bentuk yang beraneka
ragam baik tanah kohesif maupun tanjah non kohesif . sifat tanah banyak
ditentukan oleh ukuran butiran dan distibusinya, sehingga analisa ukuran
butiran banyak dipakai sebagai acuan dalam Mekanika Tanah. Selain itu
analisa ukuran butiran dapat digunakan untuk :
1. Memperoleh informasi gradasi tanah
2. Kandungan butiran dan bahan organik
3. Mengetahui permeabilitas tanah
13
4. Untuk mengetahui perkiraan tinggi air kapiler
5. Perencanaan filter pencegahnya terhanyutnya butiran halus.
Pengujian ini dilakukan dengan dua cara yaitu analisa hidrometer dan
analisa ayak. Dalam pengujian kali ini sample yang digunakan adalah tanah
yang lolos ayakan no.200, hal ini berarti diklasifikasikan dalam tanah berbutir
halus. Maka dari itu untuk menganalisa butir tanah ini digunakan pengujian
analisa hidrometer. Yang dimaksud dengan hidrometer adalah alat yang
dicemplungkan ke dalam suatu larutan untuk menegetahui berat jenis larutan,
dan kemudiadapat dipakai untuk menentukan density larutan tanah dan air dari
waktu kewaktu sebagai fungsi dari diameter butiran ekivalen.

3. PERALATAN
a. Hidrometer dengan skala-skala konsentrasi (5 - 60 gram/liter) atau untuk
pembacaan berat jenis campuran (0,995 - 1,038).
b. Tabung-tabung gelas kapasitas 1000 ml, dengan diameter 6,5 cm.
c. Termometer 0 - 50 C dengan ketelitian 1 C.
d. Pengaduk mekanis dan mangkok dispresi / mechanical stirer.
e. Saringan-saringan No.10 ; No.20 ; No.40 ; No.80 ; No.100 ; No.200.
f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110  5 ).
h. Tabung-tabung gelas dengan ukuran 50 ml dan 100 ml.
i. Batang pengaduk dari gelas.
j. Stop watch.

4. BENDA UJI
Benda uji disiapkan sesuai dengan cara menyiapkan contoh tanah pada
pemeriksaan PB - 0106 - 76 atau secara langsung sebagai berikut :
a. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu atau hampir semua butirannya
lebih halus dari saringan No. 10. Dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan
dan tidak perlu disaring dengan saringan No. 10.

14
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung yang lebih kasar dari
saringan no. 10. Keringkan contoh diudara sampai bisa disaring. Ambil benda uji
yang lewat saringan No. 10.
c. Tentukan kadar airnya untuk menentukan berat benda uji sesuai PB - 0106 - 76.

5. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Rendamlah benda uji tersebut dengan 100 ml air suling dan bahan dispersi
waterglass sebanyak 20 ml, atau 50 ml air suling dan bahan dispersi SHP
(sodium hexametaphospat) sebanyak 100 ml, aduk sampai merata dengan
pengaduk gelas dan biarkan terendam selama 24 jam.
b. Sesudah perendaman, pindahkan campuran semua ke dalam mangkok pengaduk
dan tambahkan air suling sampai kira-kira setengah penuh. Aduklah campuran
selama 15 menit.
c. Pindahkan campuran semuanya ke dalam tabung gelas ukur dan tambahkan air
suling atau air bebas mineral sampai campuran menjadi 1000 ml. Tutuplah rapat-
rapat mulut tabung tersebut dengan telapak tangan dan kocoklah dalam arah
mendatar selama 1 menit.
d. Segera setelah dikocok letakan tabung dan dengan hati-hati masukkan
hidrometer. Biarkan hidrometer terapung bebas, dan tekanlah stop watch.
Bacalah angka skalanya pada saat stopwatch menunjukkan 0,5 menit ; 1 menit
dan 2 menit dan catatlah pada Form No.06. Bacalah pada puncak meniscus
nya dan catatlah pembacaan itu sampai 0,5 gram per liter yang terdekat atau
0,001 berat jenis (Rh). Sesudah pembacaan pada menit kedua, angkatlah
hidrometer dengan hati-hati, cuci dengan air suling dan masukkan ke dalam air
tabung yang berisi air suling yang bersuhu sama seperti suhu tabung percobaan.
e. Masukkan kembali hidrometer dengan hati-hati ke dalam tabung dan lakukan
pembacaan hidrometer pada saat-saat 5, 15, 30 menit, 1, 4, 24 jam.Sesudah setiap
pembacaan dan kembalikan hidrometer ke dalam air suling. Lakukan proses
memasukkan dan mengangkat hidrometer masing-masing selama 10 detik.

15
f. Ukur suhu campuran tersebut sekali dalam 15 menit yang pertama, kemudian
pada setiap pembacaan berikutnya.
g. Sesudah pembacaan terakhir, pindahkan campuran tersebut ke dalam saringan
No. 200 dan cucilah air pencucinya hingga jernih dan biarkan air ini mengalir
terbuang. Fraksi yang tertinggal diatas saringan No. 200 harus dikeringkan dan
dilakukan pemeriksaan analisa saringan agregat halus dan kasar.

16
6. DATA
Form.No.06
PROYEK :
LOKASI :
JENIS TANAH :
DIKERJAKAN :
PEMERIKSAAN
UKURAN BUTIRAN TANAH
PB-0107-76

I. ANALISA SARINGAN
a. Fraksi Kasar Berat tanah kering =
2500 gram
Saringan Berat tertahan Jumlah berat Persentase Persen seluruh
Tertahan tertahan lewat contoh yang lewat
(gram) (gram) (%) (%) (%)

3 inchi 0,00

1 inchi 89,8

3/4 inchi 415,8

1/2 inchi 695,5

Pan -

17
b. Fraksi Sedang Berat tanah kering = …….
gram
Saringan Berat tertahan Jumlah berat Persentase Persen seluruh
Tertahan tertahan lewat contoh yang lewat
(gram) (gram) (%) (%) (%)

3/8 inchi 271,3

No. 4 589,2

No. 8 267,3

Pan -

c. Fraksi Halus Berat tanah kering =


……. gram
Saringan Berat tertahan Jumlah berat Persentase Persen seluruh
Tertahan tertahan lewat contoh yang lewat
(gram) (gram) (%) (%) (%)

No. 10 1

No. 20 122,1

No. 40 22,1

No. 80 15,2

No. 100 1,8

No. 200 1,7

Pan 9,8

18
II. ANALISA HIDROMETER

Fraksi lewat saringan No.200

Lama Suhu Pembacaa Diamete Koreks Pembacaa Koreksi Persen Persen


pengamat nhidromet r i suhu n berat mengend total
an TC er butiran Kt terkoreksi jenis ap mengend
(menit) Rh D (Rh+Kt) a (%) ap
(%)
0 26 19
0,5 26 18,5
1 26 16
2 26 16
5 26 14
15 26 12
30 26 11
1 jam 26 10
4 jam 26 8
24 jam 26 5

19
7. ANALISA DATA

PEMERIKSAAN
UKURAN BUTIRAN TANAH

PB-0107-76

II. ANALISA SARINGAN


a. Fraksi Kasar Berat tanah kering = 2500 gram
Berat Jumlah berat Persentase
Persen seluruh contoh yang
Saringan tertahan tertahan
lewat (%)
(gram) (gram) Tertahan Lewat
3 inchi 0 0 0 100 100
96,40
1 inchi 89,8 89,8 3,592 8 96,408
3/4 79,77
inchi 415,8 505,6 16,632 6 79,776
1/2 51,95
inchi 695,5 1201,1 27,82 6 51,956

b. Fraksi Sedang Berat tanah kering = 2500 gram


Berat Jumlah berat Persentase
Persen seluruh contoh yang
Saringan tertahan tertahan
lewat (%)
(gram) (gram) Tertahan Lewat
3/8 41,10
inchi 271,3 1472,4 10,852 4 41,104
17,53
No.4 589,2 2061,6 23,568 6 17,536
No.8 267,3 2328,9 10,692 6,844 6,844

20
c. Fraksi Halus Berat tanah kering = 2500 gram
Berat Jumlah berat Persentase
Saringa Persen seluruh contoh
tertahan tertahan
n yang lewat (%)
(gram) (gram) Tertahan Lewat
NO.10 1 2681,9 0,04 6,804 6,804
NO.20 122,1 2804 4,884 1,92 1,92
NO.40 22,1 2826,1 0,884 1,036 1,036
NO.80 15,2 2841,3 0,608 0,428 0,428
NO.100 1,8 2843,1 0,072 0,356 0,356
NO.200 1,7 2844,8 0,068 0,288 0,288
PAN 9,8 2854,6 0,288 0,00 0

II. ANALISA HIDROMETER

Fraksi lewat saringan No.200

Korek
Pembacaa Diamete Pembacaa Persen
Lama Suh Koreks si Kedalama
n r n total
Pengamata u i Suhu Berat n efektif
Hidromete Butiran Terkoreksi mengenda
n (menit) T°C Kt Jenis (Hr)
r Rh D (Rh+Kt) p (%)
A
0 26 0 0 0 0 0 0 0
0,5 26 19 0,00869 1,6 20,6 1,00 13,2 194,01
1 26 18,5 0,00871 1,6 20,1 1,00 13,25 188,91
2 26 16 0,00885 1,6 17,6 1,00 13,7 163,40
5 26 15 0,00889 1,6 16,6 1,00 13,8 153,19
15 26 13,5 0,00892 1,6 15,1 1,00 13,9 137,89
30 26 12 0,00905 1,6 13,6 1,00 14,3 122,58
1 jam 26 10 0,00917 1,6 11,6 1,00 14,7 102,17
4 jam 26 8 0,00926 1,6 9,6 1,00 15 81,77

Contoh Perhitungan :
 Kt = Berdasarkan table nilai faktor koreksi suhu, ( tabel 6.1 Petunjuk
Praktikum, hal.22 )
 a = Berdasarkan tabel nilai faktor koreksi berat jenis ( a ), tabel 8.3,

 Diameter Butiran (D) = k x


√ Hr
t
=0.01352
143
30√=0,0286

- K = Faktor koreksi Total (Tabel 6.3, buku panduan praktikum )


21
- Hr = Dalam efektif hydrometer (Tabel 6.4, buku panduan praktikum)
- T = Waktu
Dari grafik gradasi tanah diperoleh:
D60 = 16,6 mm
D10 = 3,1 mm
D30 = 6,8 mm
A. Koefisien Keseragaman (Cu)
D 60 = 16,6
=5,35
Cu = D 10 3,1

B. Koefisien Gradasi (Cc )


2
( D30)
Cc = = ¿¿
D10 x D60

22
Grafik:

23
1. KESIMPULAN
 Dengan menggunakan berbagai ukuran ayakan, kita dapat
membedakan antara fraksi kasar, sedang, halus.
 Dengan alias hidrometer kita dapat mengetahui ukuran butiran tanah
yang lebih kecil dari butiran yang lolos ayakan No.200
 Tanah yang lolos ayakan No.200 adalah tanah lanau
 Semakin lama waktu pengamatan maka semakin kecil diameter
butiran dan semakin kecil pula persen total mengendapnya
 Dari hasil perhitungan Cu = 6,76 > 4, maka tanah tersebut
bergradasi baik dan memiliki susunan yang rapat
2. NOTASI &
Hr = dalam efektif hydrometer (lihat tabel 5)
t = lamanya waktu pengamatan (detik)
K = factor koreksi total (lihat tabel 6.3)
K1 = factor koreksi suhu (lihat tabel 6.1)
a = factor koreksi untuk berat jenis (lihat tabel 8.3)
h1 = jarak dari pembacaan Rh ke leher hydrometer (cm), lihat
nomogram.
h = tinggi kepala dari leher sampai dasar kepala (cm)
Vh = voume kepala hydrometer (ml)
A = luas penampang silinder (cm2), didapat dengan membagi volume
silinder (1000cm3) dengan jarak antara tanda 0 dan 1000

3. LAMPIRAN TABEL

24
25
26
`

4. DAFTAR PUSTAKA

Das, Braja M, dkk. (1995). “Mekanika Tanah Jilid I”. Jakarta.


Erlangga

27
PERCOBAAN III
PEMERIKSAAN
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) DAN BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
PB-0109-76
AASHTO T-89-74
ASTM D-423-66
1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair. Batas air adalah kadar air batas dimana suatu tanah berubah dari
keadaan cair menjadi keadaan plastis.

2. DASAR TEORI
Pengujian ini digunakan pada jenis tanah yang mengandung lempung dan
tak dapat digunakan untuk tanah yang mengandung pasir. Hal tersebut terjadi
karena tanah lempung sangat peka terhadap perubahan kadar air.
Jika kadar air sangat tinggi, campuran tanah dan air akan menjadi sangat
kembek seperti cairan. Oleh karena itu, atas dasar air yang dikandung tanah,
tanah dapat dipisahkan ke dalam 4 (empat) keadaan dasar, yaitu ;
1. Padat
2. Semi padat
3. Plastis
4. Cair
Dari pengujian ini dapat diketahui batas Plastis atau keadaan antar plastis
dan semi padat (Plastis Limit ), batas cair yaitu batas atau keadaan antara cair
dan plastis (Liquid Limit ), dan batas susut yaitu keadaan antara semi padat dan
padat (Shrinkage Limit). Batas-batas tersebut lebih dikenal dengan batas-batas
Atterberg ( Atterberg Limits ).
Dengan diketahui nilai konsistensi tanah maka sifat plastisitas dari tanah
dapat diketahui. Sifat plastisitas dinyatakan dengan harga indeks plastisitas

28
(Plasticity Index) yang merupakan selisih nilai adar air batas cair dengan nilai
kadar batas plastis (IP = LL - PL). Nilai IP tinggi menunjukan tanah tersebut
peka terhadap perubahan kadar air, dan mempunyai sifat kembang susut yang
basar, serta pengaruhnya terhadap daya dukung atau kekuatan tanah. Dan pada
berbagai jenis pengujian batas-batas Atterberg bahwa kadar air yang
bersesuaian pada transisi keadaan tanah menunjukkan nilai yang berbeda,
sehingga nilai tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk dalam klasifikasi
tanah apakah tanah yang diuji termasuk tanah lempung atau lanau dan jenis
lainnya.
3. PERALATAN
a. Alat batas cair standart.
b. Alat pembuat alur (grooving tool).
c. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
d. Cawan kadar air minimal 4 buah.
e. Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cm.
f. Spatula dengan panjang 12,5 cm.
g. Botol tempat air suling
h. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi contoh tanah
sampai (110  5) C.

4. BENDA UJI
Benda uji disiapkan dengan cara menyiapkan contoh PB - 0117 - 76 atau
langsung seperti berikut :
a. Jenis yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannya lebih ahlus dari
saringan No. 40 (0,42 mm). Dalam hal ini, benda uji tidak perlu dikeringkan dan
tidak perlu disaring dengan ayakan No. 40 (0,42 mm).
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung banyak butiran yang
lebih kasar dari saringan 0,42 mm. Keringkan contoh di udara sampai kering udara
sehingga bisa disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan No. 40.

29
5. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Letakan benda uji 100 gram yang sudah dipersiapkan dalam pelat kaca pengaduk.
b. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan air suling
sedikit demi sedikit sampai homogen.
c. Setelah sampel menjadi campuran yang merata, diambil sebagian benda uji ini
dan letakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sampai
sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus  1
cm.
d. Buatlah alur dengan alat pembuat alur (grooving tool) tanah hingga membagi dua
benda uji tersebut. Pada waktu membuat alur posisi grooving tool harus tegak
lurus dengan permukaan mangkok.
e. Putarlah alat itu sedemikian sehingga mangkok naik dan jatuh dengan kecepatan
2 putaran/detik, sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira
1,25 cm dan catatlah jumlah ketukan pada waktu bersinggungan.
f. Ulangi pekerjaan (c) sampai (e) beberapa kali sampai diperoleh jumlah ketukan
yang sama. Hal ini untuk meyakinkan apakah adukan tersebut benar-benar merata
kadar airnya. Jika dalam 3 (tiga) kali percobaan diperoleh hasil jumlah ketukan
yang sama maka ambilah sebagian benda uji dari dalam mangkuk dan masukkan
kedalam cawan yang telah disiapkan untuk mendapatkan kadar airnya.
g. Kembalikan benda uji tersebut ke atas kaca pengaduk dan mangkok alat batas cair
dibersihkan. Benda uji tadi diaduk kembali dengan merubah kadar airnya
kemudian ulangi langkah diatas minimal 3 kali berturut-turut.

30
6. DATA

Batas Cair Batas Plastis


(LL) % (PL) %
Interval Ketukan 10-20 20-30 30-40 40-50 A B
16 26 36 50
Jumlah Ketukan

B.Cawan + 67,2 64,1 83,6 70 10 12,7


T.Basah ( gr) W1
B.Cawan + 43,7 42,1 55,3 49,1 8,2 10,1
T.Kering (gr) W2

Berat Air ( gr ) W3

Berat Cawan ( gr ) W4 3,8 3,8 3,9 4 4 4

Berat contoh
Kering ( gr ) W5

Kadar Air ( % )
LL =.............................% PL =....%
LL PL PI Catatan:
Contoh dalam keadaan
W (%) W (%) W (%)
- Asli
........ ...... ......
- Disaring / tidak

31
7. ANALISA DATA
PEMERIKSAAN
KONSISTENSI ATTERBERG

PB-0109-76
AASHTO T-89-74
ASTM D-423-66

Batas Plastis
Batas Cair (LL) %
  (PL) %
Interval Ketukan I0-20 20-30 30-40 40-50 I II
Jumlah Ketukan 16 26 36 50 A B
B. Crus + T. Basah (gr)
W1 67,2 64,1 83,6 70 10 12,7
B. Crus + T. kering (gr)
W2 43,7 42,1 55,3 49,1 8,2 10,1
Berat Air (gr)
W3 23,5 22 28,3 20,9 1,8 2,6
Berat Crus (gr)
W4 3,8 3,8 3,9 4 4 4
Berat contoh Kering (gr)
W5 39,9 38,3 51,4 45,1 4,2 6,1
Kadar Air (%) 59 57 55,1 46,3 42,9 42,6
PL 42,74

LL W PL W PI W Catatan: contoh
(%) (%) (%) dalam keadaan
-Asli
48 42,74 5,26 -Disaring/tidak
Contoh Perhitungan ketukan 10-20 :
 Berat air (gr)
W3 =(W 1 - W4 )- (W 2 - W4 )
= (67,2 – 3,8) - (43,7 – 3,8)
= 23,5 gr

32
 Berat contoh kering (gr)
W5 = W2 – W4
= 43,7 – 3,8 = 39,9 gr
W₃ 23,5
 Kadar air (%) = x 100 %= x 100 %
W₅ 39,9
= 59 %
42,9+ 42,6
 Plastis Limit (PL) =
2
= 42,74
 Plastis Index (PI) = LL – PL
= 48 – 42,74
= 5,26
¿−PL
 Liquid Index (LI) =
PI
48−42,74
=
5,26
= 1%
kadar air maks−kadar air min
 Flow Index =
log ketukan maks−logketukan min

= 72−46,3
log 50−log 16

= 52,448 %
GRAFIK:

33
90
80
70
60
Kadar Air (%) 50
40
30
20
10
0
10 100
Ketukan

8. KESIMPULAN

Dari hasil pemlotan harga PI dan batas cair kedalam bagan plastis
dapat kita identifikasikan bahwa tanah yang kita uji adalah tanah
lempung anorganik dengan plastisitas sedang.
9 . NOTASI & KETERANGAN
Berat cawan + Tanah basah (gr) = W1
Berat cawan + Tanah kering (gr) = W2
Berat air (gr) W3 = W1 - W2
Berat cawan = W4
Berat contoh kering (gr) W5 = W2 - W4
W3
Kadar air ( % ) = x 100 %
W4
PL = Plastic Limit
LL = Liquid Limit
PI = Plasticity Index

34
35

Anda mungkin juga menyukai