Diusulkan Oleh,
ZHILLAN ZHOLILA
160110076
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR NOTASI DAN ISTILAH
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
f. Koloid (colloids) adalah partikel mineral yang diam dan berukuran lebih kecil
dari 0,001 mm.
.
10
Ww
W= × 100 % (2.2)
Ws
Dengan :
W = kadar air
Ww = berat isi
Ws = berat tanah kering
γs Ws (W 2−W 1)
Gs = = =
γw Vw x γw ( W 4−W 1 )−(W 3−W 2)
(2.3)
Dengan :
11
Dengan :
e = Angka Pori
Vv = Volume Pori
Vs = Volume Butir Padat
2.3.5 Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah volume ruang
kosong dengan volume keseluruhan massa tanah. Porositas dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Vv e
np = x 100 % atau np = (2.5)
V 1+ e
dengan :
np = Porositas
e = Angka Pori
Vv = Volume Pori
V = Volume Keseluruhan Massa Tanah
12
keputusan dalam memperoleh parameter tanah. Tanah terdiri dari mineral dan
partikel batuan dalam berbagai ukuran dan bentuk dan ini dikenal dengan dengan
bagian padat pada tanah. Ruang antara partikel padat disebut pori atau void. Void
ini berisi udara, air atau keduanya. Jika void terisi penuh air maka tanah disebut
tanah jenuh. Sebaliknya, jika terisi sebagian air, maka tanah menjadi tanah tidak
jenuh. Untuk lebih memahami komponen tanah, kita harus mampu
mengkuantifikasi volume dan berat ketiga fase yang sistematisnya ditunjukkan
dalam gambar fase tanah sebagai berikut.
f = c + f tan (2.13)
Dimana :
f = Kekuatan geser
c = Kohesi
f = Tegangan Normal
tan = faktor geser diantara butir-butir yang bersentuhan
= Sudut Geser Dalam Tanah
17
σ = γt . z (2.16)
dapat mempengaruhi tekanan pori jika tidak dikontrol dengan benar. Sebagai
akibatnya, berat material di lereng bertambah dan dengan demikian menyebabkan
peningkatan tekanan air pori yang berujung pada penurunan tegangan efektif
yang akhirnya mengarah pada penurunan kekuatan geser. Untuk alasan ini,
penurunan tekanan air pori membua timbunan lebih stabil sementara tekanan pori
air tanah yang berkembang di sepanjang antar muka mengurangi stabilitas
timbuanan.
dan kelancaran pekerjaan. Selain itu, stabilitas lereng juga merupakan salah satu
syarat penting yang harus dipenuhi untuk membangun sebuah konstruksi di suatu
bidang lereng. Suatu tanah akan mengalami perubahan tegangan apabila diberikan
tambahan beban atau pengurangan beban. Pada kegiatan penimbunan yang akan
membentuk suatu lereng baru akan mengakibatkan perubahan tegangan pada
tanah yang berpengaruh terhadap kestabilan tanah akibat adanya penambahan
beban timbunan. Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut
kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Lereng dapat terbentuk secara
alami maupun buatan manusia. Timbunan merupakan suatu lereng buatan
manusia. Dalam menentukan stabilitas atau kemantapan lereng dikenal istilah
faktor keamanan (safety factor) yang merupakan perbandingan antara gaya-gaya
yang menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah tersebut
dianggap stabil.
f
F= (2.21)
d
Dengan:
f = kekuatan geser maksimum yang dapat dikerahkan oleh tanah
d = tegangan geser yang terjadi akibat gaya berat tanah yang akan longsor
F = faktor aman
Kekuatan geser tanah dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
¿ c +t g (2.22)
Nilai c dan adalah parameter kuat geser tanah di sepanjang bidang
longsornya. Sedangkan persamaan geser yang terjadi akibat beban tanah dan
beban lain sepanjang bidang longsornya dituliskan:
d=c d +t g (2.23)
21
Dengan cd dan adalah kohesi dan sudut geser dalam yang bekerja sepanjang
bidang longsor yang dibutuhkan untuk keseimbangan pada longsornya.
c +t g
Fs = (2.24)
cd +t g d
Atau:
c tg
cd +t g d= + (2.25)
F F
Dengan:
c
Fc = (2.26)
cd
tg
F = (2.27)
t gd
Bila persamaan (2.18), (2.20), dan (2.21) dibandingkan, adalah wajar bila
Fs, menjadi sama F dengan harga tersebut memberikan angka keamanan terhadap
kekuatan tanah atau bila
c tg
= (2.28)
cd t g d
Maka dapat dituliskan:
Fs=Fc=F (2.29)
Fs = 1, maka lereng adalah dalam keadaan akan longsor. Umumnya, harga
Fs = 1,5 untuk angka keamanaan terhadap kekuatan geser dapat diterima untuk
merencanakan stabilitas lereng (Das, 1997).
Jaring (mesh) terdiri dari elemen elemen yang dihubungkan oleh node.
Node merupakan titi titik pada jarring dimana nilai dari variable primernya
dihitung. Missal untuk analisis displacement, nilai variable primernya adalah nilai
dari displacement. Nilai nilai nodal displacement diinterpolasikan pada elemen
agar didapatkan persamaan ajabar untuk displacement, dan regangan, melalui
jaring jaring yang terbentuk.
¿ c + tan (2.30)
2.10.4 Porositas
Porositas adalah perbandingan volume void dengan total volume yang
ditempati oleh limbah. Volume pori limbah sangat berkurang dengan kompresi
dan penurunan yang substansial. Bio-fouling yaitu resirkulasi lindi melalui limbah
dan material lindi seperti pasir dan geotekstil (Koerner dan Koerner,
24
1994). Karena porositas berubah seiring waktu, berat unit limbah terpengaruh.
Dari literatur, porositas sampah bervariasi antara 0,4 - 0,67 tergantung pada
derajat pemadatan dan komposisi sampah (Sharma dan Lewis, 1994).
2.11 Timbunan
Dalam pemodelan timbunan perkiraan tinggi timbunan adalah 30 m dan
dimodelkan dalam lima lapisan yang berbeda dengan lapisan 1 dipermukaan
tanah dan lapisan 5 paling atas. Lapisan tanah dibuat dari lempung sangat lunak,
lempung lunak, pasir halus sangat gembur, lanau lempung kaku dan lanau
berpasir keras. Pada timbunan yang digunakan berupa sampah yang akan
dimodelkan berdasarkan jenis-jenis sampahnya, dimana kemiringan yang
dimodelkan pada timbunan berbeda-beda. Maka dari itu diperlukan parameter
tanah dan parameter sampah sebagai timbunan untuk memudahkan dalam
melakukan analisis menggunakan sofware plaxis2D.
3.1 Umum
Pada pembangunan suatu kontruksi, timbunan tanah merupakan pekerjaan
struktur yang sering dijumpai. Timbunan tanah menyebabkan perubahan tegangan
dan tekanan air pori pada tanah. Dalam melakukan analisis tegangan dan tekanan
air pori terhadap timbunan tanah lunak ini terlebih dahulu dilakukan pengumpulan
data berupa data tanah serta letak topografi lokasi yang akan ditinjau.
Adapun prosedur yang perlu diperhatikan dalam perencanaan timbunan
pada tanah lunak antara lain:
1. Tetapkan persyaratan geometri, pembebanan dan kinerja untuk perencanaan.
2. Tentukan sifat-sifat tanah dilapangan
3. Tentukan sifat-sifat teknis timbunan
4. Lakukan evaluasi parameter tanah dan rencana timbunan
5. Cek tegangan dan air pori pada timbunan
6. Rencanakan kemiringan untuk mendapatkan timbunan yang aman
7. Cek keamanan timbunan
8. Evaluasi persyaratan keamanan timbunan
A. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari konsultan perencana
CV.Berkat geotek yang telah melakukan penyelidikan tanah. Data tanah yang
diperlukan dalam kegiatan penelitian ini diambul dari data investigasi tanah antara
lain:
1. Data sondir (Cone Penetration Test)
2. Soil properties, meliputi: berat isi (γ) tanah, water content (w),shieve
Analysis Test, Atterberg Limit Test, spesifik gravity (Gs)
3. Soil Engineering, meliputi: hasil dari Direct Shear Test, Unconfined Test
dan Consolidation Test
B. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperlukan untuk melengkapi
penelitian atau data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dari suatu badan
instansi tertentu dan data yang diperoleh dari studi literatur dengan berbagai buku
referensi, jurnal maupun dari internet. Data sekunder ini diperoleh dari
2. Masukkan sifat lapisan tanah 1 pada kotak isian yang sesuai dalam
lembar-tab umum dan parameter.
3. Untuk lapisan tanah 2, ketik ‘lapisan 2’ untuk identifikasi dan pilih
Mohr-Coulomb untuk model material. Jenis material diatur ke terdrainase
(undrained).
4. Masukkan sifat lapisan tanah 2 pada kotak isian yang sesuai dalam
lembar-tab umum dan parameter.
5. Untuk lapisan tanah 3, ketik ‘lapisan 3’ untuk identifikasi dan pilih
Mohr-Coulomb untuk model material. Jenis material diatur ke tak
drainase (drained).
6. Masukkan sifat lapisan tanah 3 pada kotak isian yang sesuai dalam
lembar-tab umum dan parameter.
7. Untuk timbunan, ketik ‘timbunan’ untuk identifikasi dan pilih Mohr-
Coulomb untuk model material.
8. Masukkan sifat timbunan pada kotak isian yang sesuai dalam lembar-tab
umum dan parameter.
D. Kondisi Awal (Initial Condition)
Kondisi awal dari proyek ini membutuhkan perhitungan tekanan air,
penonaktifan dari struktur dan beban serta perhitungan tegangan tanah awal.
Tekanan air (tekanan air pori dan tekanan air pada kondisi batas eksternal)
dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan perhitungan secara langsung
berdasarkan masukan dari garis freatik dan tinggi tekan dari permukaan air
dalam tanah, atau berdasarkan hasil dari perhitungan secara langsung saja.
1. Klik tombol kondisi awal pada toolbar
2. Klik untuk menerima nilai prapilih dari berat isi air sebesar 10 kN/m3.
Modus kondisi air sekarang akan menjadi aktif, dimana tombol garis
freatik telah terpilih. Secara prapilih, garis freatik global akan terbentuk
di dasar geometri.
3. Klik tombol hitung tekanan air (tanda positif bewarna biru) pada toolbar.
Jendela perhitungan tekanan air akan muncul.
32
4. Pada jendela perhitungan tekanan air, pilih garis freatik dari kotak
dihitung berdasarkan dan klik tombol .
5. Setelah tekanan air terbentuk, hasilnya akan ditampilkan dalam jendela
keluaran. Klik tombol untuk kembali pada modus kondisi air.
6. Lanjutkan ke modus konfigurasi geometri awal dengan mengklik tombol
sebelah kanan dari ‘switch’ pada toolbar.
7. Aktifkan struktur geogrid dan dinding penahan tanah pada struktur
lereng.
8. Klik tombol hitung tegangan awal pada toolbar. Kotak dialog Prosedur-
K0 akan muncul
9. Jaga agar faktor pengali total untuk berat tanah adalah 1.0. Terima nilai
pra-pilih untuk K0 dan klik tombol .
10. Setelah tegangan efektif awal terbentuk, hasilnya akan ditampilkan dalam
jendela keluaran. Klik tombol untuk kembali pada modus konfigurasi
awal.
11. Klik tombol. Pilih untuk menjawab pertanyaan apakah data akan
disimpan dan masukkan nama yang diinginkan.
E. Perhitungan (Calculation)
1. Selain tahap awal (Initial Condition), tahap perhitungan pertama telah
dibuat secara otomatis oleh program. Dalam lembar-tab umum, terima
seluruh nilai pra-pilih.
2. Lalu memilih titik noda. Pemilihan titik noda ini adalah untuk
penggambaran kurva beban perpindahan maupun penggambaran lintasan
tegangan.
3. Pada fase 1, buat judul “Penggalian” lalu klik parameter dan masukkan
waktu selama 4 hari. Lalu klik define dan nonaktifkan lapisan tanah yg
4. akan digali. Lakukan tahap diatas sesuai dengan yang akan dilakukan.
5. Perhitungan pada tahap selanjutnya adalah untuk mendapatkan nilai
faktor keamanan (safety factor). Pilih Phi/c Reduction pada calculation
type. Kemudian pilih incremental multipliers pada loading input lalu klik
calculate.
33
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Tida
Memenuhi Persyaratan k
Kestabilan timbunan
Ya
Selesai
Daftar Kepustakaan
Bowles, J. E., 1989, Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Erlangga, Jakarta
I, Erlangga, Jakarta
Yogyakarta
Yogyakarta
35