Anda di halaman 1dari 6

NAMA : DANDI SAPUTRA

NPM : 2210024428024
RPL TEKNIK LINGKUNGAN
Tugas Mandiri 3

Aspek Fisik Tanah

1. Mengapa informasi tentang tekstur tanah sangat penting?


Tekstur tanah penting untuk diperhatikan karena dapat menentukan sifat-sifat tanah.
Tekstur tanah mempengaruhi kecepatan penetrasi air ke dalam tanah, penyimpanan air
dalam tanah, kemudahan mengolah tanah, aerasi dan pemupukan tanah. Tekstur
tanah dapat digunakan untuk mengetahui klasifikasi sebaran tekstur tanah maupun
kesesuaian tekstur tanah berdasarkan tutupan lahan, tekstur tanah merupakan tingkat
kehalusan tanah yang dilihat dari partikel-partikel yang terdapat pada suatu tanah.
2. Bagaimana cara mengetahui tekstur tanah ?

Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi partikel mineral seukuran pasir, lanau, dan
lempung di dalam tanah. Hal ini dapat ditentukan dengan tangan atau dengan
mengirimkan sampel tanah ke laboratorium. Tekstur menentukan seberapa mudah
tanah bekerja, dan dapat menunjukkan seberapa tahan tanah terhadap kerusakan
struktural. Tekstur tanah juga merupakan faktor utama yang mengontrol seberapa
banyak air yang dapat ditampung oleh suatu tanah, seberapa tersedia air bagi tanaman,
seberapa baik tanah tersebut menahan kapur atau unsur hara lainnya, dan seberapa
baik akar dapat tumbuh. Ikuti langkah-langkah berikut dan diagram alir untuk
menentukan tekstur tanah:

➢ Ambil sekitar sesendok makanan penutup tanah


➢ Jika kering, basahi sedikit demi sedikit, uleni dengan jari dan ibu jari hingga remah-
remah tanah terurai
➢ Kelembapan yang cukup diperlukan untuk menyatukan tanah dan menunjukkan
tingkat kelengketannya yang maksimal
➢ Ikuti jalur pada diagram di bawah ini untuk menentukan teksturnya
3. Jelaskan mengapa luas permukaan spesifik penting diketahui ?

Tanah terdiri dari campuran berbagai komponen organik dan anorganik yang
berinteraksi satu sama lain dan dengan demikian membentuk antarmuka heterogen
antara fase padat, cair, dan gas tanah. Karakterisasi permukaan padat sangat penting
untuk memahami nasib dan dampak zat terlarut dan terdispersi yang memasuki tanah
karena permukaan menyediakan banyak situs reaktif. Ukuran permukaan ini
merupakan parameter mendasar, karena luas permukaan yang lebih besar dapat
menyediakan lebih banyak situs reaktif dan dengan demikian lebih banyak
kemungkinan suatu zat untuk berinteraksi dengan unsur padat tanah selama
perjalanannya melalui tanah. Luas permukaan antara fase padat dan fase cair dan gas
suatu tanah merupakan sifat dari padatan, yang disebut luas permukaan
spesifik. Luas permukaan spesifik (SSA) didefinisikan sebagai luas permukaan
massa yang dinormalisasi. Banyak sifat fisik dan kimia tanah yang dipengaruhi atau
berkaitan erat dengan SSA seperti misalnya kapasitas tukar kation, kandungan liat,
kandungan bahan organik, porositas dan karakteristik hidrodinamik dan
geoteknik. Akibatnya, SSA tanah sering kali ditentukan selama beberapa dekade
terakhir.
Meskipun penentuan SSA tanah saat ini merupakan pengukuran rutin, masih belum
ada metode standar yang universal. Sebaliknya, beberapa metode telah diusulkan dan
digunakan untuk menentukan SSA. Secara umum, metode ini dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu adsorpsi gas, yaitu kondensasi molekul pada permukaan padat,
dan adsorpsi cairan polar termasuk air atau adsorpsi molekul dari larutan ke
permukaan. Tergantung pada jenis metode yang diterapkan, SSA suatu tanah dapat
bervariasi. Oleh karena itu, metode adsorpsi gas umumnya menghasilkan nilai SSA
yang lebih rendah dibandingkan adsorpsi cairan atau molekul dari cairan. Telah
diterima secara luas bahwa pengukuran adsorpsi gas hanya menunjukkan luas
permukaan luar, yaitu seluruh permukaan yang mengelilingi butiran tanah yang
terpisah. Di sisi lain, metode yang melibatkan cairan menentukan luas permukaan
total, yang mencakup selain luas permukaan luar juga luas permukaan dalam, yang
terdiri dari permukaan lapisan tanah liat atau mikropori bahan organik yang tidak
dapat diakses oleh molekul gas. Selain itu, SSA juga dapat disimpulkan dari sifat
termodinamika yang diketahui, laju disolusi mineral terlarut, mikroskop, difusivitas
pola difraksi sinar-X dan dari pengukuran mikroskop gaya atom. Namun untuk
tanah, adsorpsi gas dan adsorpsi cairan polar paling umum diterapkan untuk
mengukur SSA.

4. Tentukan klasifikasi tanah dari hasil analisa ayakan berikut dengan menggunakan
segitiga tekstur pada materi hal. 34:

Pasir : 10%

Lanau : 60%

Liat : 40%
suatu tanah mengandung 10% pasir, 60% lanau, dan 40% liat. Dari segitiga tekstur dapat
dilihat bahwa sudut kanan bawah segitiga menggambarkan 0% pasir dan sudut kirinya
100% pasir. Temukan titik 10% pasir pada sisi dasar segitiga dan dari titik ini tarik garis
sejajar dengan sisi kanan segitiga (ke kiri atas). Kemudian temukan titik 60% lanau pada
sisi kanan segitiga. Dari titik ini tarik garis sejajar dengan sisi kiri segitiga, sehingga garis
ini berpotongan dengan garis pertama. Kemudian temukan titik 40% liat dan tarik garis
ke kanan sejajar dengan sisi dasar segitiga sehingga memotong dua garis
sebelumnya. Dari perpotongan ketiga garis ini, ditemukan bahwa tanah ini mempunyai
kelas tekstur “lempung liat berlumpur”. Salah satu kelas tekstur tanah adalah lempung
yang letaknya di sekitar pertengahan segitiga tekstur. Lempung mempunyai komposisi
yang imbang antara fraksi kasar dan fraksi halus, dan lempung sering dianggap sebagai
tekstur yang optimal untuk pertanian. Hal ini disebabkan oleh kapasitasnya menjerap hara
pada umumnya lebih baik daripada pasir; sementara drainase, aerasi dan kemudahannya
diolah lebih baik daripada liat. Akan tetapi, pendapat ini tidak berlaku umum, karena
untuk keadaan lingkungan dan jenis tanaman tertentu pasir atau liat mungkin lebih baik
daripada lempung.

5. Jelaskan tentang tanah jenuh dan tidak jenuh !

Tanah jenuh sebagian (partially saturated soil) digunakan untuk menggambarkan tanah
yang tidak memiliki kejenuhan 100%. Tetapi untuk lebih memperjelas klasifikasi, maka
sekarang digunakan istilah tanah tidak jenuh (Unsaturated soil), untuk tanah yang
mengalami kondisi tidak jenuh sempurna. Dalam hal ini, istilah tidak jenuh tidaklah
berarti bahwa suatu tanah memiliki derajat kejenuhan nol, tetapi hanya menggambarkan
bahwa derajad kejenuhannya tidak mencapai 100%. Pada saat ini, istilah tanah tidak
jenuh dapat dikenakan pada semua jenis tanah yang memiliki tegangan air pori negatif.
Sedangkan tanah jenuh, merupakan istilah untuk tanah yang mempunyai tegangan air
negatif sama dengan nol, yang kebanyakan terletak di bawah muka air tanah.
Penggolongan ini menjadi sangat penting untuk dilakukan, mengingat karakteristik dan
perilakunya yang berbeda.

6.Mengapa permeabilitas tanah penting diketahui dan konsep apa yang digunakan untuk
mengetahuinya?

Permeabilitas mengacu pada kapasitas tanah untuk melewatkan cairan seperti air. Ini
adalah properti penting yang mempengaruhi pertanian, pengelolaan lingkungan, dan
teknik sipil. Permeabilitas tanah dipengaruhi oleh porositas, tekstur, dan pemadatannya,
serta berperan penting dalam mengatur infiltrasi, drainase, dan aliran air tanah di suatu
wilayah.

Pengetahuan tentang koefisien permeabilitas tanah membantu dalam memecahkan


masalah yang berkaitan dengan hal-hal berikut:

➢ Hasil dari strata yang mengandung air


➢ Stabilitas bendungan tanah
➢ Permasalahan terkait tanggul bendungan, jembatan, dan jalan
➢ Masalah rembesan pada Bendungan
➢ Masalah penyelesaian yang terjadi pada berbagai struktur teknik.

permeabilitas tanah penting diketahui untuk struktur tanah, seperti bendungan atau kolam
retensi, laju kebocoran jelas penting, namun permeabilitas tanah juga sangat penting
untuk stabilitas tanggul. Ketika tanah dibebani, air di dalam tanah mengalami
peningkatan tekanan, yang disebut tekanan air pori. Peningkatan tekanan pori
mengurangi kontak partikel-ke-partikel dan mengurangi kekuatan tanah. Kelebihan
tekanan air pori perlahan-lahan menghilang ketika air mengalir keluar dari tanah dan
tanah berkonsolidasi. Laju disipasi tekanan air pori akan dipengaruhi oleh permeabilitas
tanah. Tanah dengan permeabilitas rendah memerlukan waktu lebih lama untuk
terkonsolidasi. Hal ini berdampak pada tingkat perolehan kekuatan dan juga tingkat
penurunan, yang keduanya penting untuk semua struktur bumi. Untuk jalan raya,
permeabilitas tanah dasar akan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kekuatan tanah
dasar selama dan setelah konstruksi. Oleh karena itu, kekuatan tanah jenuh mungkin lebih
sesuai untuk desain jalan, khususnya selama tahap konstruksi.

Konsep pengukuran permeabilitas tanah

Permeabilitas tanah dapat diukur dengan menggunakan metode seperti permeameter


tinggi konstan, permeameter tinggi jatuh, peralatan pelat tekanan, infiltrometer cincin
ganda, dan permeameter laboratorium. Metode ini melibatkan pengukuran laju aliran air
melalui sampel tanah dalam kondisi terkendali untuk menentukan
permeabilitasnya. Metode spesifik yang dipilih bergantung pada faktor-faktor seperti
jenis tanah, tujuan penelitian, dan peralatan yang tersedia.

Alat Uji Permeabilitas Tanah

o Permeameter: Permeameter adalah perangkat canggih yang dirancang khusus


untuk mengukur permeabilitas tanah. Mereka hadir dalam konfigurasi berbeda,
melayani metode pengujian berbeda.
o Infiltrometer: Infiltrometer memainkan peran penting dalam menilai permeabilitas
lapisan tanah atas atau lapisan permukaan.
o Peralatan Pelat Tekanan: Digunakan untuk menentukan permeabilitas tanah tak
jenuh atau tanah dengan kadar air rendah. Peralatan ini biasanya mencakup
tempat sampel tanah yang dilengkapi dengan pelat berpori, wadah air, dan alat
pengukur aliran air yang presisi seperti silinder ukur.
o Sistem Akuisisi Data: Dalam pengujian laboratorium tingkat lanjut, sistem
akuisisi data sering kali digunakan untuk mengotomatisasi pengukuran dan
memastikan pencatatan data yang akurat. Sistem ini biasanya mencakup sensor,
transduser, dan perangkat lunak canggih untuk memantau dan menganalisis laju
aliran dan fluktuasi tekanan selama pengujian permeabilitas.

Anda mungkin juga menyukai