Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Samba Rais Fatihah

NIM : 1811102443069

Matkul : Penyelidikan Tanah

TUGAS 02

UJI LAPANGAN

1. Untuk menentukan sifat material


a. Uji petrasi atau Sonder uji
Uji penetrasi standar (SPT) adalah tes penetrasi dinamis in-situ yang dirancang untuk
memberikan informasi tentang sifat-sifat geoteknik tanah
Standart Penetration Test (SPT) dilakukan untuk mengestimasi nilai kerapatan relatif
dari lapisan tanah yang diuji. Untuk melakukan pengujian SPT dibutuhkan sebuah
alat utama yang disebut Standard Split Barrel Sampler atau tabung belah standar.
Alat ini dimasukkan ke dalam Bore Hole setelah dibor terlebih dahulu dengan alat bor

Pengujian sondir adalah suatu metode uji penekanan yang dilakukan untuk
menganalisa daya dukung tanah dan mengukur kedalaman lapisan tanah keras atau
pendukung yang biasa disebut tanah sondir. Dengan mengetahui kedalaman tanah
keras (sondir) yang akan dijadikan pijakan untuk tiang pancang atau pile maka
kontraktor dapat membuat desain pondasi yang sesuai dengan standart keamanan
untuk menyokong kolom bangunan. Sehingga pondasi tetap kuat menahan beban
bangunan yang ada di atasnya dan tidak mengalami penurunan (settlement) karena
dapat membahayakan keselamatan penghuni dan kestabilan struktur bangunan. Uji
sondir termasuk ke dalam pengujian tanah (soil test). Banyak kasus kegagalan
struktur karena kontur tanah yang labil akibat sebelum pembangunan tidak dilakukan
pengujian sondir, efeknya pondasi menjadi tidak stabil dan bangunan menjadi
ambruk. Dengan melakukan pengujian sondir maka kontraktor dapat membuat desain
pondasi yang aman dengan melihat karakteristik tanah yang akan dijadikan tempat
untuk membuat bangunan. Namun, untuk melakukan uji sondir ini tentu saja
dibutuhkan alat bantu.

Permasalahan Yang Sering Ditemui Dalam Pelaksanaan Uji Sondir

Dalam pelaksanaan uji sondir kadang kita sering jumpai hambatan yang sering terjadi,
seperti halnyaruang yang sempit karena bangunan yang lama dibongkar dan dibangun
bangunan baru.Adanya elevasi lantai telah diurug atau ditinggikan, kadang urugannya
karena material tanah bercampur padat atau batuan boulder sehingga angker sulit
dipasang. Bahkan ada yang lantainya telah dicor dengan beton bertulang, sehingga
pelaksanaan uji sondir perlu membongkar lapisan beton tersebut hingga angker sebagai
tahanan dapat berfungsi dengan baik, maka pada kesempatan ini penulis akan
menyampaikan solusi alternatif dalam mengatasi hambatan yang ada di lapangan.

Tanah Terbuka (alami / kosong)

Pemasangan angker pada permukaan tanah terbuka/alami artinya belum ada bangunan
atau tanah kosong, setelah titik sondir ditunjukan oleh pengawas atau yang menurut uji
sondir, maka dapat dipasang angker dari titik sondir 65 cm ke kiri dan 65 cm kekanan
dengan cara permukaan tanah digali dulu dengan linggis untuk memberikan jalan daun
angker jika diputar dapat masuk, kedalaman angker sampai 80 cm – 90 cm. banyaknya
angker yang dipasang antara 2 buah sampai 4 buah. sesudah itu alat sondir distel dan alat
sondir harus betul-betul vertikal sehingga batang steak dan konus menembus kedalam
tanah betul-betul senter vertical

Penyetelan Alat Sondir Pada Pemasangan (Angker) Pada Tanah Lunak dan Berair

Tanah yang lunak mempunyai daya tahan pada angker cukup lemah/kecil, sehingga
angker yang dipasang mungkin tidak hanya 4 buah, tetapi bisa lebih sampai 6 buah. Juga
diperlukan batang/pohon pisang untuk landasan, karena pada saat uji sondir telah cukup
maka ada proses pencabutan batang-batang steak sondir yang harus dinaikan (dicabut),
hal ini pada landasan sondir yang tadinya gaya yang ada menarik keatas saat konus
ditekan, tetapi gaya yang saat batang sondir dicabut gayanya berbalik menjadi tekan
kebawah. Apabila alat sondir tidak diberi landasan pohon pisang maka alat sondir akan
tertekan masuk ke dalam tanah dan sulit dikeluarkan menyebabkan durasi kerja menjadi
lama.
2. Untuk menentukan sifat tanah
c. Pengukuran permaebilitas
Permeabilitas didefenisikan secara kuantitatif sebagai pengurangan gas-gas , cairan-
cairan atau penetrasi akar tanaman atau lawat melalui suatu massa tanah atau lapisan
tanah. Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling bersambungan
satu dengan yang lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat dinyatakan sebagai
kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaanjenuh.
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui
ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan
pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang
tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau
permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh walaupun
sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur
dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju
permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan
dengan demikian, menurunkan laju air larian.
Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media
poros. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas.

Banyak peneliti telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan


beberapa rumus. Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif
batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh patahan
dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran butiran, bentuk dan
kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi karena sifat-sifat
ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akifer yang berkembang dibatasi oleh
permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zone, dan mungkin bervariasi
cukup besar tergantung pada arah gerakan air.
Pengukuran permeabilitas tanah sangat penting untuk beberapa kepentingan di bidang
pertanian, misalnya masuknya air ke dalam tanah, gerak air ke akar tanaman,aliran air
drainase, evaporasi air pada permukaan tanah, kesemuanya itu dapat dipengaruhi oleh
permeabilitas tanah yang mana berkaitan pula dengan peranan kondektifitas
Hidroliknya.
 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Ring sampel berisi tanah
2. Kertas saring
3. Karet gelang
4. Alat penetapan Permeabilitas (permeameter)
5. Pipa U
6. Bak (ember) berisi air
7. Stopwatch
8. Penggaris

 Cara Kerja
 Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah :

1. Contoh tanah diambil dari lapangan dengan ring sampel.


2. Contoh tanah dengan ring sampelnya direndam dalam air pada dasar bak
selama 24 jam. Maksud perendaman adalah untuk mengeluarkan semua udara
di dalam pori-pori tanah, sebab permeabilitas ini ditetapkan dalam keadaan
jenuh. Untuk membuat tanah berat (banyak mengandung liat) jenuh
diperlukan waktu lebih dari 24 jam.
3. Setelah perendaman selesai, contoh tanah dengan tabungnya dipindahkan ke
alat penetapan permeabilitas, kemudian air dialirkan ke alat tersebut.

Jika contoh tanah telah diletakkan pada alat penetapan permeabilitas, pengukuran
dilakukan sebanyak empat kali. Ambil rata-rata dari empat kali pengukuran tadi.
3. Instrumentasi lapangan
a. Pengukuran tengagan air
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan
permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan
oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa
segera diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam pipa kapiler dan bentuk suatu
tetesan kecil cairan. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi
pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis).

Besarnya tegangan permukaan diperngaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan,
suhu, dan, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan
memiliki molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah
satu faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa jenis/
densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan – muatan atau
partikel-partikel dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin
besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal
ini karena partikel yang rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat.
Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas kecil akan mempunyai tegangan
permukaan yang kecil pula.
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap
sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan.
Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan
tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar
daripada di dalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan
menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil
daripada di dalam larutan.
Metode penentuan tegangan muka dibagi dua, yakni metode statis dan metode
dinamis. Untuk metode statis, ada beberapa cara yakni metode kenaikan kapiler,
metode sessile drop, metode pendant drop, metode drop weight (lambat), metode
maximum bubble pressure, dan metode Wilhelmy plate. Sementara itu, untuk metode
dinamis ada metode gelombang kapilaritas, metode unstable jets, metode DuNoug
ring, metode drop weight (cepat), metode Wilhelmy plate, dan metode spinning drop.
Metode pipa kapiler, yaitu mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut
kelengkungannya dengan memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa
dicelupkan kedalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya akan
naik sampai ketinggian tertentu.

Anda mungkin juga menyukai