PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Packer test Packer test merupakan metoda pengujian permeabilitas
dengan prinsip close-end atau tertutup. Packer merupakan suatu peralatan
yang dapat digunakan untuk membentuk suatu sistem penyekat di dalam
lubang bor, sehingga dapat membatasi bagian-bagian tanah/batuan yang akan
diuji (Gambar 5). Syarat dapat dilakukannya packer test adalah lapisan yang
diuji merupakan formasi batuan yang kompak dan padat. Adapun tujuan dari
metode pengujian ini adalah untuk memperoleh konduktivitas hidraulik dan
nilai Lugeon.
Syarat dapat dilakukannya packer test adalah lapisan yang diuji
merupakan formasi batuan yang solid. Pengujian packer test dilakukan dengan
metoda single packer, dimana pengujian dilaksanakan bersamaan dengan
kemajuan pemboran setiap kedalaman 5 meter pada litologi batuan yang solid,
dalam hal ini di lapangan ditemukan batulempung. Sebelum pelaksanaan,
peralatan packer udara dicoba terlebih dahulu dipermukaan. Uji coba
bertujuan untuk melihat efek tekanan udara pada sifat mengembang packer.
Packer yang digunakan di lapangan merupakan packer built-up, penggunaan
packer lokal dihindarkan karena sangat rawan terhadap kebocoran pada saat
diberikan tekanan air tertentu pada packer. Selain itu sifat mengembang packer
built-up dapat jauh lebih besar bahkan lebih dari 8 kali diameter awalnya.
Kondisi tersebut sangat ideal karena akan memberikan tekanan lateral yang
jauh lebih besar dan dapat mencegah terjadinya kebocoran.
Pada awal pengujian setelah keseluruhan stang bor dan core barrel
diangkat dari dalam lubang bor, segera dilakukan pengukuran muka air tanah.
Selanjutnya peralatan packer dimasukkan kedalam lubang bor. Apabila
digunakan packer udara maka selang udara dimasukkan dan diikat secara hatihati pada pipa pengantar. Pada ujung pipa pengantar dipasang pipa dengan
nozzle untuk mengalirkan air ke dalam lubang yang diuji.
batuan
terhadap proses disintegrasi melalui standar putaran pada kondisi basah dan
kering. Pengetahuan tentang kekuatan material sangat diperlukan
untuk
yang
bekerja
pada
suatu
massa
materi
geologi
pada daerah dimana massa materi geologi tersebut berada, yang pada titik
kulminasi akan terjadi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengujian Lapangan Packer Test
Tes Packer, merupakan metode pengujian in-situ banyak digunakan
untuk memperkirakan konduktivitas hidrolik rata dari massa batuan.
Tes
ini
pertama kali merumuskan tes ini. Pada dasarnya, Tes Packer ini adalah tes
kepada costant jenis permeabilitas dilakukan
lubang
bor.
Hasil
penelitian
ini
di
bagian
terisolasi dari
bagian
(a) Jika digunakan packer pneumatik atau hidraulik, maka peralatan harus
dilengkapi dengan sumber tekanan udara atau air yang dihubungkan
melalui alat ukur tekanan ke packer melalui pompa bertekanan tinggi;
(b) Sistem pipa pada packer dirancang agar pengujian dapat dilakukan baik di
ruang antara dua packer (atas dan bawah) maupun ruang di bawah packer
bagian bawah;
(c) Packer agar dipasang secara terpisah antara 0,6;1,5 atau 3 m untuk
memberikan fleksibilitas uji dan mempunyai rangkaian dengan adanya
perbedaan jarak packer, sehingga berlaku uji dengan perbedaan panjang
lubang. Jarak yang lebih besar digunakan untuk batuan yang lebih
homogen, dan jarak yang lebih pendek digunakan untuk uji masingmasing patahan yang dapat menyebabkan kehilangan air yang tinggi
kecuali pada lapisan yang rapat;
(d) Metode berikut ini agar dilakukan pada batuan yang tidak berpotensi
mengalami pelekukan (cave-in). Setelah lubang bor selesai dibuat, lalu
dibilas dan dicuci dengan air jernih. Kemudian, alat uji dimasukkan ke
dalam lubang sampai puncak packer berada pada puncak batuan yang akan
diuji. Lalu kedua packer dikembangkan dan air bertekanan disuntikkan ke
dinding batuan antara packer dan di bawah packer bagian bawah;
(e) Pengamatan terhadap hubungan antara waktu dengan volume air pompa
pada tekanan yang berbeda harus dicatat. Untuk penyelesaian uji, alat
diturunkan pada jarak sama dengan jarak antara packer dan uji yang
diulangi. Prosedur ini dilanjutkan sampai seluruh panjang lubang telah
diuji atau sampai tidak terjadi kehilangan air dalam lubang di bawah
packer bawah;
(f) Pada batuan yang berpotensi mengalami pelekukan (cave-in), uji tekanan
dilakukan setelah setiap pemasukan lubang mencapai panjang yang sama
dengan panjang batuan maksimum tidak terlindung (unsupported) yang
diijinkan atau jarak antara packer dan dipilih yang lebih kecil. Dalam hal
ini, pengujian hanya berlaku pada zona antara packer;
(g) Dalam pengujian tekanan berlebih di atas muka air pisometer alami agar
dijaga tidak melebihi 23 kPa per meter tanah atau batuan di atas tekanan
overburden pada packer bagian atas. Batasan ini untuk menjaga
Persiapan
Lakukan persiapan pengujian kelulusan air bertekanan sebagai berikut.
Pekerjaan pengeboran
Lakukan pekerjaan pengeboran sebagai berikut :
a. Jalankan mesin bor dan operasikan mesin bor dan lakukan
pengeboran inti hingga kedalaman yang diinginkan.
2.2.3
2.2.4
seragam
10
2.2.5
Pencatatan Data
Data yang perlu dicatat pada uji kelulusan air bertekanan,
adalah sebagai berikut.
a. Nama proyek, lokasi, hari, tanggal pengujian.
b. Nomor lubang bor, diameter lubang bor, deskripsi jenis
lapisan lubang bor.
c. Kedalaman lubang pada waktu uji masing-masing.
d. Elevasi penyekat atas dan bawah.
e. Elevasi muka air tanah.
f. Panjang lubang uji.
g. Jari-jari alat penyekat.
h. Tinggi alat ukur tekanan di atas permukaan tanah.
i. Tinggi swivel air di atas permukaan tanah.
j. Cara pemasangan alat penyekat.
k. Lama pengujian, pembacaan manometer dan
pembacaan meteran air.
l. Kondisi cuaca.
m. Tim pengujian dan penanggung jawab.
11
batu atau tanah mengalirkan air dan dinyatakan dalam satuan panjang
dibagi satuan waktu (cm/detik);
d. satu Lugeon (1 Lu) adalah banyaknya air dalam liter per menit yang masuk
ke dalam batu atau tanah melalui lubang bor sepanjang satu meter dengan
tekanan 10 bar (1 bar = 1,0197 kg/cm2 ).
e. Penentuan
nilai
Lugeon
Perhitungan
uji
kelulusan
air
dengan
12
Keterangan :
Lu = adalah nilai Lugeon;
Q = adalah debit air yang masuk (liter/menit) melalui lubang
bor berukuran NX yaitu berdiamater 75,7 mm;
p
V
= adalah volume air yang diinjeksikan, (liter) ke dalam
lubang bor berukuran NX yaitu berdiamater 75,7 mm;
t
13
(tanah
maupun
14
materi
15
3. Benda uji dan tabung dikeringkan pada akhir siklus rotasi (10 menit
pada 20 rpm) lalu ditimbang.
4. Setelah dua siklus putaran dan pengeringan, kehilangan berat serta
bentuk dan ukuran fragmen batuan yang tertinggal dicatat dan indeks
ketahanan lekangnya (SDI = slake durability index) dihitung.
5. Kedua faktor SDI dan deskripsi bentuk dan ukuran butiran yang
tertinggal digunakan untuk menentukan ketahanan batuan lunak.
Skema alat uji diperlihatkan pada Gambar 70.
b. Penjelasan umum
1. Uji ini dilakukan secara khusus pada batuan serpih dan batuan lunak
lainnya, yang dipengaruhi degradasi dalam kondisi lingkungan.
2. Jika serpih baru saja terbuka dalam kondisi udara atmosfir, akan cepat
mengalami degradasi dan mempengaruhi stabilitas urugan batuan dari
tiang bor sebelum penempatan beton
16
efek
dari
BAB III
17
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tes Packer, merupakan metode pengujian in-situ banyak digunakan
untuk memperkirakan konduktivitas hidrolik rata dari massa batuan.
Tes
ini
pertama kali merumuskan tes ini. Pada dasarnya, Tes Packer ini adalah tes
kepada costant jenis permeabilitas dilakukan
lubang
bor.
Hasil
penelitian
ini
di
bagian
terisolasi dari
(tanah
maupun
materi
DAFTAR PUSTAKA
18
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=87377&val=4548.
Diakses
Teknologi
Limbah
Radioaktif-BATAN
Pedoman
penyelidikan
DhonyPranata.
19