Anda di halaman 1dari 19

1.

PENGERTIAN

Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral atau batubara
dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka.

2. SYARAT-SYARAT PENERAPAN TAMBANG BAWAH TANAH

Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah memilih metode penambangan yang paling cocok
dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi, lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan yang akan
ditambang, dengan memperhatikan batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi. Batasan
keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi yang rendah tetapi diperoleh keuntungan
pengembalian yang maksimum (return the maximum profit ataupun rate of return ROR) serta lingkungan.

Untuk menentukan tambang bawah tanah harus memperhatikan:


 Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein, disseminated, tabular, platy, sill,
dll)
 Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah, permeabilitas)
 Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock Mass Rating, Q-System, dll)
 Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi, Sumber Daya Manusia, dll)
 Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi, dll).

Catatan:
 Rate of Return (ROR) secara umum diartikan sebagai tingkat pengembalian modal yang dinyatakan dalam
prosen. Investasi dinyatakan menguntungkan apabila mempunyai ROR diatas tingkat bunga bank saat itu.
 Cut-off grade:
1. Kadar rata-rata minimum suatu logam yang terdapat dalam bijih supaya dapat ditambang secara
menguntungkan berdasarkan ekonomi dan teknologi saat itu maupun lingkungan.
2. Kadar minimum suatu logam yang terdapat dalam bijih supaya dapat ditambang secara menguntungkan
berdasarkan ekonomi dan teknologi saat itu maupun lingkungan.

Diskusi tentang cog:


 Bagaimanakah konsekuensi apabila menggunakan difinisi (1) dan difinisi (2) ?

3. TAMBANG BAWAH TANAH DAN PROSPEK MASA DEPAN

Kecenderungan umum di masa yang akan datang, sistim tambang bawah tanah akan menjadi pilihan
utama eksploitasi mineral dan enerji (Hartman, 1987). Hal ini karena beberapa hal:
a. Semakin berkurangnya deposit (cebakan) berkadar tinggi pada atau dekat permukaan untuk ditambang.
Dengan kata lain bertambahnya kedalaman deposit akan menyulitkan bila ditambang dengan sistim
tambang terbuka karena setiap tambang terbuka dibatasi oleh besaran Stripping Ratio.
b. Berkurangnya mobilitas peralatan mekanik pada tambang terbuka apabila penambangan semakin dalam
c. Pengetatan dan pembatasan mengenai masalah-masalah lingkungan, dimana tambang terbuka akan
memberikan dampak lingkungan yang lebih besar dibandingkan tambang bawah tanah.
d. Pengembangkan teknologi baru dalam peralatan Tambang Bawah Tanah, khususnya dalam hal teknik
penggalian dan peralatan penambangan yang kontinyu, serta sistim konstruksi penyangga dan perkuatan
yang semakin baik.

Catatan:
 Stripping Ratio (SR) adalah perbandingan antara volume over burden (tanah penutup) dalam Bank Cubic
Meter (BCM) yang harus digali untuk dapat menambang satu ton bijih. Pada tambang terbuka, penggalian
yang semakin dalam akan menghasilkan nilai SR yang semakin besar.

4. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TAMBANG BAWAH TANAH

Keunggulan tambang bawah tanah


a. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah
b. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR
c. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan (misal: cut
and fill, shrinkage stoping, stope and pillar)
d. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan
e. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.

Kelemahan tambang bawah tanah


a. Perlu penerangan
b. Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar
c. Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
d. Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu, gas-gas
beracun.
e. Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
f. Mining recovery umumnya lebih kecil
g. Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol

Catatan:
 Waste adalah sisa-sisa penggalian pada tambang bawah tanah yang tidak bermanfaat yang diperoleh
pada saat underground development (persiapan penambangan bawah tanah).
 Barren rock adalah batuan yang tidak mengandung logam atau bagian dari bijih yang mempunyai kadar
bijih sangat kecil.
 Mining recovery adalah perbandingan antara bijih yang dapat ditambang dengan bijih yang ada didalam
perhitungan eksplorasi, yang dinyatakan dalam persen
 Losses adalah kehilangan bijih pada penambangan bawah tanah karena keterbatasan atau kendala
inheren pada metode yang diterapkan
 Dilusi adalah bercampurnya barren rock dengan bijih hasil penambangan sehingga akan menghasilkan
kadar broken ore yang lebih kecil.
 Permissible explossive adalah bahan peledak yang menghasilkan gas-gas tidak beracun, dan dikhususkan
pemakaiannya pada tambang bawah tanah.
 Smoke adalah gas-gas yang tidak beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak yang meledak, terdiri
dari gas-gas H2O, CO2, dan N2 bebas
 Fumes adalah gas-gas yang beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak yang meledak, terdiri dari
gas-gas CO dan NOX.

5. RUANG LINGKUP TAMBANG BAWAH TANAH

Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah anah antara lain:


1. Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan
2. Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah, meliputi
a. pembuatan jalan masuk utama (main acces pada primary development)
b. pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier (secondary development dan
tertiary development)
3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan peledakan,
pemuatan(loading), pengangkutan (hauling, tranporting)
4. Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi, penirisan,
keselamatan kerja, dll).

Catatan:
 Satu round adalah urut-urutan atau siklus eksploitasi tambang bawah tanah yang terdiri dari kegiatan
pemboran dan pengisian bahan peledak, peledakan, smoke clearing, roof controlling, scalling, supporting,
loading, hauling.

6. TAMBANG BAWAH TANAH DI INDONESIA

1. PT. Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua, bijih tembaga dan emas, metode block
caving
2. PT. Tambang Batubara Bukit Asam di Ombilin, Sumatera Barat, metode Longwall Mining,
dan room and pillar (tetapi sekarang sudah ditinggalkan)
3. PT. Aneka Tambang di Gunung Pongkor Bogor, bijih emas epithermal, metode cut and fill
dan shrinkage stoping
4. PT. Aneka Tambang di Cikidang, bijih emas epithermal, metode underhand stull stoping
5. PT. Kitadin, batubara, metode longwall.
6. Tambang emas rakyat di Tasikmalaya, metode coyoting (lubang tikus)

Catatan:
 Metode room and pillar pada batubara dahulu kala menjadi metode utama, tetapi saat ini sudah
ditinggalkan, karena:
1. berkembangnya teknologi penyanggaan
2. nilai batubara yang semakin meningkat
3. semakin berkurangnya endapan batubara
4. meningkatnya kebutuhan batubara.
BAB I
PENDAHULUAN

Mengapa aplikasi tambang bawah tanah saat ini mulai menggeser aplikasi tambang terbuka?
1. Kebutuhan logam meningkat (demand, kebutuhan), sedangkan jumlah cadangan dan kadar logam yang
dijumpai sudah mulai menurun (supply, pasokan).
 Bila kebutuhan meningkat sedangkan pasokan menurun, maka menurut hukum ekonomi maka harga akan
meningkat, sehingga dimungkinkan untuk menambang bijih dengan kadar yang lebih kecil.
 Kadar bijih yang lebih kecil tersebut, saat ini tidak terdapat di permukaan (yang dapat ditambang dengfan
tambang terbuka) tetapi terdapat terbenam jauh di bawah tanah (yang hanya dapat ditambang dengan
tambang bawah tanah).
2. Terjadi perkembangan teknologi dan masalah lingkungan, sehingga terjadi pergeseran aplikasi dari
tambang terbuka ke tambang bawah tanah.
 Metode yang dahulu populer (misal stull stoping, square-set stoping, room and pillar, cut-and-fill), sekarang
mulai ditinggalkan
 Kadar semakin kecil, sehingga diperlukan produksi besar-besaran (misal: block caving, sublevel stoping)
 Toleransi losses yang semakin tinggi untuk mengejar produktivitas (misal: block caving, sublevel stoping,
stope and pillar)

Diskusi:
 Apakah cut-off grade selalu sama setiap saat?
 Dengan dilakukan penambangan, apakah cadangan suatu bijih di suatu Kuasa Penambangan akan
menurun?

Cebakan bijih mempunyai karakteristik ore zone maupun country rock yang berbeda-beda, bahkan didalam
satu cebakan. Oleh sebab itu:
1. Suatu sistim tambang bawah tanah hanya cocok untuk cebakan tertentu saja, dan menjadi tidak
cocok untuk cebakan yang lain. Broken sulphide ore tidak cocok dengan sistim shrinkage stoping (karena
broken sulphide ore akan menggumpal bila ditumpuk dalam waktu yang lama dalam stope sehingga akan
menyulitkan dalam penarikan broken ore tersebut), massive ore hanya cocok dengan sistim caving,
cebakan tegak-tipis hanya cocok dengan stull stoping.
2. Cebakan bijih tidak selalu dijumpai dalam karakter yang sama (baik geometri, mekanika batuan, maupun
kadarnya), sehingga sebuah cebakan bijih dapat ditambang dengan dua atau lebih metode tambang bawah
tanah (misal: cut and fill dan shrinkage, square-set stoping dan stull stoping)
3. Disukai sistim yang fleksibel, yaitu suatu metode tambang bawah tanah yang dengan mudah dapat diubah
menjadi tambang bawah tanah lain tanpa banyak melakukan penyesuaian (misal: sublevel caving menjadi
cut-and fill, cut-and fill menjadi shrinkage stoping)

Strategi dalam pemilihan metode tambang bawah tanah ada tiga macam, yaitu
1. Overlying ground disangga pillar permanen dari bijih itu sendiri atau disebut dengan natural
support. Penambangan dilakukan diantara dua pillar, sehingga mining recovery tidak sempurna
sekitar 60%. Cara seperti ini disebut open stope methods.
2. Penambangan dilakukan tanpa atau dengan artificial support dan dilakukan filling (waste
rock, tailing). Dengan teknik pengisian ini, maka pillar dapat ditambang. Cara seperti ini disebut
supported stope methods.
3. Dibuat sebuah undercut dibawah cebakan bijih, sehingga cebakan bijih diatasnya menjadi
runtuh. Metode runtuhan ini tidak memerlukan penyanggan cebakan yang terletak di atas stope.
Cara seperti ini disebut caving methods.

Sebagaimana disebutkan didepan, bahwa cebakan bijih tidak mempunyai sifat yang homogen malainkan
heterogen, artinya pada suatu cebakan bijih selalu atau dimungkinkan terjadi perubahan bentuk geometri,
perubahan karakter mekanika batuan, dan perubahan kadar. Oleh sebab itu, dimungkinkan sebuah
cebakan bijih akan ditambang dengan dua atau lebih metode yang berbeda. Berikut ini adalah metode
penambangan di Tambang Outokumpu Oy di Finlandia.

Mine Open Sublev Sublev Shrinkage Room Cut and


(produk utama) Pit Stoping Caving Stoping Pillar Fill
Vuonos Cu (X) (X) V V
Vihanti Zn,Cu V (X) V
Pyhasalmi Cu,Zn V V V V
Kemi Cr V
Kotalahti Ni (X) V
Keretti Cu (X) (X) (X) V
Hammaslahti Cu (X) V
Hitura Ni V
Virtasalmi Cu (X) V
Vammala Ni,Cu (X) V
Keterangan:
V = diterapkan saat ini
(X) = diterapkan sebelumnya

http://waiiand-miner.blogspot.com/2012/06/tambang-bawah-tanah.html

http://waiiand-miner.blogspot.com/2012/06/keuntungan-dan-kerugian-metode-tbt.html

Keuntungan Dan kerugian Metode TBT

APLIKASI, KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BERBAGAI METODE TAMBANG BAWAH TANAH


Pada dasarnya aplikasi setiap metode tambang bawah tanah bersifat spesifik. Walaupun demikian, pada
prakteknya sukar sekali secara menyeluruh memenuhi kondisi idealnya.

Dilain pihak, bijih juga memungkinkan mempunyai kondisi yang cocok untuk aplikasi beberapa
metode, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap metode-metode tambang bawah tersebut.

· Setiap metode mempunyai aplikasi yg spesifik, tetapi karakteristik bijih dan country rock tidak
senantiasa ideal

· Karakteristik bijih dan country rock kadang memungkinkan aplikasi dua atau lebih metode

Eksploitasi mineral dimana seluruh ekstraksinya dilakukan di bawah permukaan bumi dinamakan
“underground mining” (tambang bawah tanah), atau “deep mining” (tambang dalam).

Metode tambang bawah tanah diterapkan apabila (1) kedalaman cebakan, (2) nisbah pengupasan over
burden terhadap bijih, atau keduanya menjadi tidak memungkinkan dilakukan eksploitasi dari
permukaan.

Pemilihan metode yang cocok, mencakup aspek:

(1) Menentukan perlu tidaknya penyangga, dan penyangga yang mestinya dipakai

(2) Merancang konfigurasi bukaan dan urutan ekstraksi dikaitkan penyebaran bijihnya.

==========================================

3.1. STOPE DG. PENYANGGAAN ALAMIAH atau OPEN STOPE

Aplikasi open stope secara umum:

1. Daerah bijih dan country rock kuat, kecuali cebakan tipis-datar atau sedikit miring yang dapat
ditambang dengan retreating system

2. Bijih kadar rendah atau nilai ekonomis rendah, mengingat pillar berupa bijih dan losses tinggi. Pada
bijih kadar tinggi dapat dilakukan pillar robbing.

3. Penambangan sangat selektif. Pada steep dip 500 – 900 dimungkinkan meninggalkan kadar rendah
sbg pillar. Pada flat dip 00 – 200 mempunyai selektifitas tinggi.

4. Pada flat dip dimungkinkan sortasi, untuk steep dip dilakukan sortasi secara terbatas.
5. Aplikasi umum: tabular dinding teratur, batas dinding jelas. Kadang diterapkan untuk cebakan yang
besar, menggumpal (massive), dinding irregular.

=========================================

3.1.1. OPEN STOPE DGN. UNDERHAND STOPING

=========================================

· Level bagian atas dan bawah dihubungkan dengan raise

· Penambangan dimulai dari level atas menuju level bawah (underhand stoping), sehingga terbentuk
jenjang untuk berdiri pekerja

· Broken ore dijatuhkan secara gravitasi menuju haulage drive sehingga meminumkan transportasi
mekanikal.

Aplikasi:

1. Bijih ketebalan 3-4 meter

2. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi

3. Bukan sebagai metode utama, hanya sebagai metode tambahan untuk ekstraksi bijih yang terpisah
dari bijih utama atau bagian badan bijih utama yang memberikan kondisi yang cocok

4. H/W dan F/W kompeten untuk mengurangi ore pillar

5. O/Z boleh inkompeten karena bijih menjadi tempat berpijak pekerja

Keuntungan:

1. Unjuk kerja pemboran baik

2. Kebutuhan penyanggaan sedikit

3. Memanfaatkan gravitasi untuk transportasi broken ore

4. Pemboran dilakukan kearah bawah

5. Kehilangan bijih halus kadar tinggi lebih sedikit

Kerugian:

1. Sortasi sukar dilakukan dalam stope


2. Kondisi kerja berbahaya khususnya dibawah backs dan walls, interval level harus kecil

3. Fasilitas menempatkan waste dlm stope sangat terbatas

4. Broken ore dikeluarkan pada “satu titik”, produksi kecil

========================================

3.1.2. OPEN STOPE DGN. OVERHAND STOPING

========================================

· Level bagian atas dan bawah dihubungkan dengan raise

· Penambangan dimulai dari level bawah menuju level atas (overhand stoping)

· Untuk bijih yang curam diperlukan platforms (3-4 meter vertikal, 1-2 meter horizontal) untuk
perpijak pekerja

· Broken ore dijatuhkan secara gravitasi menuju haulage drive sehingga meminumkan transportasi
mekanikal

· Haulage level dilindungi oleh ore pillar atau timber mat

Aplikasi:

1. Ketebalan bijih 3-4 meter

2. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi

3. Kemiringan diatas 500, diperlukan platform pekerja

4. Bukan sebagai metode utama, hanya sebagai metode tambahan untuk ekstraksi bijih yang terpisah
dari bijih utama atau bagian badan bijih utama yang memberikan kondisi yang cocok

5. H/W dan F/W kompeten untuk mengurangi ore pillar

6. Badan bijih kompeten

Keuntungan:

1. Posisi backs tidak memberikan bahaya, interval level dapat lebih kecil

2. Sorting dilakukan secara sistimstis

3. Waste hasil sorting dapat ditumpuk pada mine out area

4. Kondisi kerja lebih aman dan aplikasi lebih elastis

5. Pada kemiringan yang kecil broken ore jatuh pada haulage drive secara gravitasi
Kerugian :

1. Unjuk kerja pemboran menurun

2. Kemiringan bijih diatas 450 diperlukan platform pekerja

3. Lebih banyak memerlukan material penyangga

4. Lebih besar kehilangan bijih ukuran halus kadar tinggi

3.1.3. OPEN STOPE DGN. BREAST STOPING

atau STOPE AND PILLAR

======================================

· Pembongkaran dilakukan secara maju (advancing) terhadap bijih horisontal kurang 3 meter, dimana
kondisi tersebut tidak memungkinkan penambangan underhand maupun overhand.

· Endapan yang lebih tebal dari 3 meter, maka dilakukan berjenjang, dengan tebal maksimum 13
meter

· Penyanggaan atap dilakukan secara pemanen atau semi permanen (pillar) dari bijih itu sendiri yang
kadang-kadang diperkuat dengan semen disekelilingnya (spray cement, pouring cement)

Prosentase bijih sebagai pillar tergantung pada:

1. Karakter atap: menentukan jarak antara pillar

2. Karakter lantai: menentukan jarak antara pillar

3. Kekuatan bijih: menentun ukuran penampang pillar

Pada cebakan datar ketebalan 4 – 5 meter, dilakukan penggalian bijih sehingga terbentuk “wide drifts”
dan ditinggalkan pillar secara sistimatis. Pillar dapat ditinggalkan sebagai penyangga permanen atau
dilakukan “pillar robbing”. Pada tahap pertama penggalian, hanya diperoleh mining recovery sekitar
60%, dan meningkat menjadi 80% setelah dilakukan pillar robbing.

Penambangan stope and pillar digunakan di tambang uranium Elliot Lake. Daerah penambangan dibagi
menjadi ruang segiempat teratur yang dipisahkan oleh pillar. Pembuatan ruangan diawali pembuatan
pillot raise ke arah kemiringan lapisan, dan dari pillot raise ini selanjutnya dibuat crosscut (Gambar 3.3.)
Aplikasi:

1. Cebakan tidak bernilai tinggi, sejumlah bijih ditinggal sebagai pillar

2. Ketebalan tidak lebih dari 7 meter

3. Ketebalan diatas 7 meter akan mengakibatkan mining recovery semakin kecil dan bahaya runtuhan
atap

4. Cebakan mendatar sampai kemiringan 200-500 (moderately steep)

a. horizontal mining: stope and pillar untuk bijih mendatar atau hamper mendatar

b. inclined mining: stope and pillar untuk kemiringan 200-300, penambangan searah dip, tidak
meungkunkan memakai mobile equipment

c. step mining: stope and pillar untuk kemiringan 300-500, dibentuk daerah kerja sedemikian rupa
sehingga memungkinkan penggunaan mobile equipment

5. Batuan atap dan lantai kompeten, untuk meminimalkan pemakaian pillar

6. Bijih kompeten untuk mengurangi lebar pillar

7. Kedalaman tidak terlalu besar untuk menggurangi beban yang harus disangga pillar

Keuntungan:

1. Biaya penambangan rendah

2. Memungkinkan sortasi dalam stope, dan waste ditinggal pada ruang kosong yang ada

3. Memungkinkan mekanisasi dari drilling, loading dengan

Kerugian:

1. Losses sebagai pillar mencapai 40%, dengan pillar robbing yang efektip menjadi 20%

2. Bahaya runtuhan dari hangging wall, khususnya bila mempunyai joint dan cracks yang sejajar

3. Daerah yang harus diatur ventilasinya sangat luas

Metode dapat dimasukkan dalam stope and pillar (bukan room and pillar) apabila memenuhi dua dari
tiga hal:

1. Pillar tidak teratur dan terletak acak

· Kadar rendah atau waste sebagai pillar


· Bukan untuk memperoleh bentuk atau perencanaan tambang yang sistimatis, ttp. sekedar
menyangga atap

· Penyusun pillar adalah batuan, maka relatif kuat dan berdimensi kecil

2. Ketebalan cebakan lebih besar 6 meter

· Tebal tetapi aman secara teknik, maka dilakukan tidak berjenjang

· Tebal dan tidak aman secara teknik, maka dilakukan berjenjang

3. Komoditas yang ditambang adalah mineral, bukan batubara

· Batubara dapat ditambang secara room and pillar

· Tidak ada cebakan batubara ditambang secara stope and pillar

· Rule of tumb: room and pillar untuk coal, dan stope and pillar untuk noncoal

http://rafiedbungsu.blogspot.com/2012/06/faktor-faktor-pemilihan-metode-tamban.html

FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMILIHAN METODE PENAMBANGAN BAWAH


TANAH

1. DIMENSI ATAU UKURAN ENDAPAN DEPOSIT

Pengertian :

Dimensi atau ukuran endapan adalah geometri dari endapan bahan galian, yang meliputi volume
endapan (tebal endapan x luas endapan) dan bentuk endapan (urat bijih, lensa dan lodes serta placer).

Alasan :

Dimensi atau ukuran endapan dijadikan faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode
penambangan bawah tanah, karena dengan mengetahui ukuran endapan maka perancangan suatu
tambang bisa dilakukan misalnya metode yang digunakan untuk endapan dengan ukuran kecil akan
berbeda dengan endapan ukuran besar, karena bila dilihat dari segi ekonomis, maka endapan dengan
ukuran kecil kemungkinan tidak akan menggunakan penyangga sedangkan endapan ukuran besar
kemungkinan akan menggunakan penyangga.

2. ARAH DAN KEMIRINGAN

Pengertian:
Arah penyebaran suatu endapan atau biasa disebut “strike” merupakan sudut horizontal yang dibentuk
oleh suatu endapan, yang umumnya diukur dari titik arah utara ke arah timur. Sedangkan kemiringan
biasa disebut “dip” yakni sudut vertikal yang dibentuk oleh suatu endapan, yang diukur dari arah bidang
horizontal terhadap kemiringan suatu endapan. Arah dan kemiringan memiliki satuan yang sama yaitu
derajat (o) dan diukur menggunakan kompas geologi.

Alasan:

Arah dan Kemiringan dijadikan faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode penambangan
bawah tanah, karena kemiringan akan sangat berpengaru terhadap cara penambangan dan pembuatan
lubang bukaan serta pengangkutan yakni apakah nantinya horizontal, vertikan atau miring.

3. KEDALAMAN ENDAPAN BIJIH DARI PERMUKAAN

Pengertian:

Kedalaman endapan bijih dari permukaan adalah jarak letak endapan bijih yang diukur dari permukaan
ke dalam bumi.

Alasan:

Kedalaman sangat penting karena akan digunakan sebagai data pertimbangan dalam menentukan
sistem penambangan maupun metode penambangan yang cocok digunakan. Hal ini berkaitan dengan
perhitungan striping ratio yaitu berapa over burden yang dikupas untuk mendapatkan satu ton endapan
bijih. Dari striping ratio ini dapat ditentukan sistem penambangan yang digunakan. Sedangkan
hubungannya dengan metode tambang tanah adalah berhubungan dengan penggunaan penyangga,
yakni untuk endapan yang tidak terlalu dalam, beban dari atas kemungkinan tidak besar sehingga dalam
kegiatan penambangannya juga tidak terlalu membutuhkan penyangga, namun di samping itu juga perlu
memperhatikan kekuatan dan kekerasan batuan samping serta berat jenis dari batuan di atasnya.

4. UMUR TAMBANG

Pengertian:

Umur tambang adalah lamanya operasi penambangan atau waktu yang dibutuhkan untuk menambang
suatu endapan bahan galian dari suatu kegiatan penambangan, yang didapat dari pembagian jumlah
cadangan endapan bahan galian yang ada dengan target produksi perusahaan tambang tersebut.

Alasan:

Berpengaruh terhadap biaya yang akan digunakan, yakni semakin lama umur tambang maka biaya
penambangan juga akan semakin besar. Selain itu juga akan berpengaruh terhadap penggunaan
penyangga, misalnya untuk umur tambang yang lama kemungkinan akan menggunakan penyangga dan
untuk umur tambang yang singkat jika melihat segi ekonomis, lebih baik tidak menggunakan penyangga
(namun perlu memperhatikan geometri dan karakteristik endapan maupun batuan samping).
5. NILAI ENDAPAN

Pengertian:

Nilai Endapan adalah harga suatu endapan bijih di pasaran berdasarkan permintaan pasar. Dalam hal ini
berhubungan dengan keuntungan yang akan diperoleh dari hasil penjualan suatu endapan setelah
dikurangi dengan biaya penambangan, pengolahan sampai penjualan.

Alasan:

Nilai endapan akan berpengaruh terhadap layak tidaknya suatu endapan untuk ditambang serta akan
berpengaruh terhadap metode penambangan yang akan diterapkan dengan memperhitungkan biaya
pembuatan penyangga jika harus menggunakan penyangga.

6. MODAL YANG TERSEDIA

Pengertian:

Modal yang tersedia adalah modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pertambangan dalam membiayai
semua kegiatan tambang, modal biasa berupa saham, pinjaman dan obligasi.

Alasan:

Modal yang tersedia sangat berpengaruh dalam pemilihan metode penambangan bawah tanah karena,
biaya untuk membuat suatu metode penambangan harus di sesuaikan dengan biaya yang tersedia atau
yang di miliki perusahaan.

7. LETAK ATAU POSISI ORE BODY

Pengertian:

Letak keberadaan suatu endapa bahan galian atau badan bujih di bawah permukaan bumi.

Alasan:

Letak atau posisi dari suatu badan bijih akan mennjadi dasar dalam pembukaan tambang. Karena
dengan mengetahui letak/posisi akan mempermudah dalam menentukan metode penambangan yang
tepat.

8. SIFAT FISIK/KIMIA DARI ORE BODY DAN COUNTRY ROCK

Pengertian:
Sifat fisik yang dimaksud adalah terutama kekerasan dan kekuatan bijih, sedangkan sifat kimia adalah
keasaman dan kebasaan suatu badan bijih dan country rock adalah batuan samping yang ada di sekitar
endapan bijih.

Alasan:

Sifat kimia dan sifat batuan samping sangat berpengaruh dalam menentukan metode penambangan
bawah tanah karena sifat kimia dan sifat fisik akan berhubungan dengan kestabilan dari badan bijih
maupun batuan samping jika dilakukan penggalian/penambangan sehingga dijadikan sebagai
pertimbangan dalam menentukan metode penambangan apakah perlu menggunakan penyangga atau
tidak menggunakan penyangga.

9. SWELL FAKTOR

Pengertian:

Swell Faktor adalah factor pengembangan yakni perbandingan antara volume insitu dengan volume
loose dikali 100%.

SF =

Alasan:

Material yang terdapat di alam dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik, hanya sedikit
ruang–ruang yang terisi udara di antara butir–butirnya, akan tetapi jika material tersebut digali dari
tempat aslinya maka akan terjadi pemuaian volume yang besarnya dinyatakan dengan swell faktor (SF).
Oleh karena itu akan berpengaruh terhadap perhitungan jumlah produksi dan nantinya akan berkaitan
dengan pemilihan metode penambangan.

10. AIR TANAH

Pengertian:

Air tanah adalah air yang letaknya di antar butir-butir tanah atau lapisan pembawa air (aquifer) yang
terdapat di dalam tanah membentuk suatu aliran air.

Alasan:

Adanya air tanah menambah beban pada bukaan dan adanya tekanan hidrostastis terutama pada
rekahan yang dapat menyebabkan kelongsoran, munculnya kebutuhan akan sistem penyaliran,
sehingga perlu pertimbangan dalam pemilihan metode penambangan bawah tanah.

11. BIAYA PENAMBANGAN

Pengertian:
Biaya penambangan adalah biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan seluruh kegiatan penambangan.
Biaya penambangan dihitung dan diperkirakan dalam perencanaan tambang sesuai dengan modal yang
tersedia.

Alasan:

Besarnya biaya yang akan digunakan pada penambangan akan berpengaruh terhadap pemilihan metode
yang akan diterapkan atau metode penambangan yang akan digunakan akan sangat tergantung pada
biaya yang tersedia. Misalnya metode penambangan yang menggunakan penyangga akan
membutuhkan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode yang tidak menggunakan
penyangga.

12. FASILITAS YANG TERSEDIA

Pengertian:

Fasilitas yang tersedia adalah fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan dalam melaksanakan dan
menunjang kegiatan–kegiatan pertambangan serta fasilitas untuk kesehatan dan keselamatan pekerja.

Alasan:

Untuk mencapai target produksi serta menjaga agar proses penambangan dapat berjalan sesuai dengan
rencana, dengan biaya penambangan yang minimum dalam suatu kegiatan penambangan, maka dalam
memilih metode penambangan bawah tanah harus disesuaikan dengan fasilitas–fasilitas yang tersedia.

13. KECENDERUNGAN ORE UNTUK PECAH ATAU HANCUR

Pengertian:

Kecenderungan ore untuk pecah atau hancur adalah sifat fisik dari endapan bahan galian yang
cenderung pecah atau hancur apabila mendapat beban, tekanan serta getaran karena adanya kegiatan
penambangan yang dilakukan.

Alasan:

Kecenderungan ore untuk pecah atau hancur sangat menentukan metode penambangan yang akan
diterapkan, karena metode penambangan untuk endapan bijih yang mudah pecah atau hancur akan
berbeda dengan endapan bijih yang tidak mudah pecah atau hancur. Misalnya endapan bijih yang
mudah pecah atau hancur kemungkinan harus menggunakan penyangga sedangkan untuk endapan bijih
yang tidak mudah pecah atau hancur tidak perlu menggunakan penyangga.
Syarat Penerapan Tambang Bawah Tanah

08

DEC

1. PENGERTIAN

Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral atau
batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka.

Underground

2. SYARAT-SYARAT PENERAPAN TAMBANG BAWAH TANAH

Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah memilih metode penambangan yang paling
cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi, lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan
yang akan ditambang, dengan memperhatikan batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi.
Batasan keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi yang rendah tetapi diperoleh keuntungan
pengembalian yang maksimum (return the maximum profit ataupun rate of return ROR) serta
lingkungan.

Untuk menentukan tambang bawah tanah harus memperhatikan:

Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein, disseminated, tabular, platy, sill,
dll)

Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah, permeabilitas)

Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock Mass Rating, Q-System, dll)

Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi, Sumber Daya Manusia, dll)

Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi, dll).

Catatan:

Rate of Return (ROR) secara umum diartikan sebagai tingkat pengembalian modal yang dinyatakan
dalam persen. Investasi dinyatakan menguntungkan apabila mempunyai ROR diatas tingkat bunga bank
saat itu.

· Cut-off grade:

Kadar rata-rata minimum suatu logam yang terdapat dalam bijih supaya dapat ditambang secara
menguntungkan berdasarkan ekonomi dan teknologi saat itu maupun lingkungan.

Kadar minimum suatu logam yang terdapat dalam bijih supaya dapat ditambang secara menguntungkan
berdasarkan ekonomi dan teknologi saat itu maupun lingkungan.

3. TAMBANG BAWAH TANAH DAN PROSPEK MASA DEPAN


Kecenderungan umum di masa yang akan datang, sistim tambang bawah tanah akan menjadi pilihan
utama eksploitasi mineral dan enerji (Hartman, 1987). Hal ini karena beberapa hal:

Semakin berkurangnya deposit (cebakan) berkadar tinggi pada atau dekat permukaan untuk ditambang.
Dengan kata lain bertambahnya kedalaman deposit akan menyulitkan bila ditambang dengan sistim
tambang terbuka karena setiap tambang terbuka dibatasi oleh besaran Stripping Ratio.

Berkurangnya mobilitas peralatan mekanik pada tambang terbuka apabila penambangan semakin dalam

Pengetatan dan pembatasan mengenai masalah-masalah lingkungan, dimana tambang terbuka akan
memberikan dampak lingkungan yang lebih besar dibandingkan tambang bawah tanah.

Pengembangkan teknologi baru dalam peralatan Tambang Bawah Tanah, khususnya dalam hal teknik
penggalian dan peralatan penambangan yang kontinyu, serta sistim konstruksi penyangga dan
perkuatan yang semakin baik.

Catatan:

· Stripping Ratio (SR) adalah perbandingan antara volume over burden (tanah penutup) dalam Bank
Cubic Meter (BCM) yang harus digali untuk dapat menambang satu ton bijih. Pada tambang terbuka,
penggalian yang semakin dalam akan menghasilkan nilai SR yang semakin besar.

4. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TAMBANG BAWAH TANAH

Keunggulan tambang bawah tanah

Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah

Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR

Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan (misal: cut and fill,
shrinkage stoping, stope and pillar)

Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan

Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.

Kelemahan tambang bawah tanah

Perlu penerangan

Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar

Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka

Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu, gas-gas beracun.

Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala

Mining recovery umumnya lebih kecil

Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol

Catatan:
Waste adalah sisa-sisa penggalian pada tambang bawah tanah yang tidak bermanfaat yang diperoleh
pada saat underground development (persiapan penambangan bawah tanah).

Barren rock adalah batuan yang tidak mengandung logam atau bagian dari bijih yang mempunyai kadar
bijih sangat kecil.

Mining recovery adalah perbandingan antara bijih yang dapat ditambang dengan bijih yang ada didalam
perhitungan eksplorasi, yang dinyatakan dalam persen

Losses adalah kehilangan bijih pada penambangan bawah tanah karena keterbatasan atau kendala
inheren pada metode yang diterapkan

Dilusi adalah bercampurnya barren rock dengan bijih hasil penambangan sehingga akan menghasilkan
kadar broken ore yang lebih kecil.

Permissible explossive adalah bahan peledak yang menghasilkan gas-gas tidak beracun, dan dikhususkan
pemakaiannya pada tambang bawah tanah.

Smoke adalah gas-gas yang tidak beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak yang meledak, terdiri
dari gas-gas H2O, CO2, dan N2 bebas

Fumes adalah gas-gas yang beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak yang meledak, terdiri dari
gas-gas CO dan NOX.

5. RUANG LINGKUP TAMBANG BAWAH TANAH

Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah anah antara lain:

Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan

Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah, meliputi

pembuatan jalan masuk utama (main acces pada primary development)

pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier (secondary development dan tertiary development)

Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan peledakan, pemuatan(loading),


pengangkutan (hauling, tranporting)

Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi, penirisan, keselamatan kerja,
dll).

Catatan:

· Satu round adalah urut-urutan atau siklus eksploitasi tambang bawah tanah yang terdiri dari
kegiatan pemboran dan pengisian bahan peledak, peledakan, smoke clearing, roof controlling, scalling,
supporting, loading, hauling.

6. TAMBANG BAWAH TANAH DI INDONESIA

PT. Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua, bijih tembaga dan emas, metode block caving
PT. Tambang Batubara Bukit Asam di Ombilin, Sumatera Barat, metode Longwall Mining, dan room and
pillar (tetapi sekarang sudah ditinggalkan)

PT. Aneka Tambang di Gunung Pongkor Bogor, bijih emas epithermal, metode cut and fill dan shrinkage
stoping

PT. Aneka Tambang di Cikidang, bijih emas epithermal, metode underhand stull stoping

PT. Kitadin, batubara, metode longwall.

Tambang emas rakyat di Tasikmalaya, metode coyoting (lubang tikus)

Catatan:

Metode room and pillar pada batubara dahulu kala menjadi metode utama, tetapi saat ini sudah
ditinggalkan, karena:

berkembangnya teknologi penyanggaan

nilai batubara yang semakin meningkat

emakin berkurangnya endapan batubara

meningkatnya kebutuhan batubara.

Anda mungkin juga menyukai