Anda di halaman 1dari 66

EKSPLORASI PENYELIDIKAN

AIR TANAH
MK. HIDROGEOLOGI S1
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN – UPN VETERAN YOGYAKARTA
Dr. Tedy Agung Cahyadi, ST, MT, IPM
Survei dan Karakterisasi Sistem SDA
2
Maksud dan Tujuan
3

Untuk mengetahui keberadaan airtanah, sistem airtanah


potensi airtanah, serta kualitas airtanah di suatu daerah
tertentu beserta karakteristik akuifernya.
 Apa yang dilakukan ?
 desk study (morfologi, geologi, iklim, dll)
 pemetaan langsung
 survey geofisika
 pemboran eksplorasi & pumping test
 sampling dan pengujian laboratorium
 pembuatan model hidrostratigrafi dan sistem hidrogeologi
Sasaran
4

 Mengetahui:
 Keberadan akuifer beserta sifat / karakteristiknya (porositas (n),
permeabilitas (k, K), ketebalan akuifer (b), transmisivitas (T), dll);
 Penyebaran batuan akuifer dan non akuifer (hidrostratigrafi);
 Keberadaan air di dalam akuifer tersebut (airtanah);
 Sifat dan pola aliran airtanah (sistem akuifer: unconfined /
confined ?);
 Potansi airtanah yang ada (flux (q), storativitas (S)).
Metode
5

 Eksplorasi tak langsung


• Metode panginderaan jauh :
 foto satelit
 foto udara
• Metode geofisika :
 Geolistrik (tahanan jenis, dll)
 (Seismik refraksi)
• Metode kimia / fisika :
 Isotop
 Traser
 Analisa kimia air
 Eksplorasi langsung
• Pemetaan langsung di lapangan
• Pemboran eksplorasi + pumping test
Desk Study
6

 Desk study
• Peta Morfologi,
• Peta Geologi,
• Iklim,
• Hidrologi,
• Pemanfaatan air permukaan dan airtanah yang ada,
• dll
Desk Study – Mempelajari Peta yang Ada

7
Desk Study
Mempelajari – Mempelajari
Variasi Lingkungan Sistem
Pengendapan yang Ada
8
9 Pemetaan dan Investigasi Hidrogeologi
Survei atau Pemetaan Langsung
10

Pemetaan Geologi

• Morfologi (terjal berbukit, undulatif, dataran ?);


• Litologi (jenis, sebaran, segar, lapuk, akuifer, non akuifer ?);
• Struktur geologi (sistem kekar, sesar, perlipatan ?);
• Stratigrafi (susunan batuan / lapisan batuan).
Survei atau Pemetaan Langsung
11

Pemetaan Hidrogeologi

• Mata air dan rembesan (koordinat, elevasi, debit, kualitas);


• Sumur gali dan sumur bor (kalau ada: koordinat, elevasi, debit,
kualitas MAT.);
• Sampling batuan (K ?) dan air (kualitas ?);
• Test infiltrasi, permeabilitas.
Survei atau Pemetaan Langsung
12

Pemetaan Hidrologi

• Pengukuran debit sungai;


• Pengukuran luas danau, rawa;
• Test evaporasi – transpirasi (ET ?);
• Data curah hujan (harian, bulanan, tahunan).
Survei atau Pemetaan Langsung
13

Pemetaan yang dilakukan pada dasarnya sama dengan


pemetaan Geologi di permukaan tanah, ditambah dengan
pengamatan sungai dan mata air.
• Menggunakan peta dasar dengan skala yang sesuai
(1: 25.000 s/d 1: 10.000);
• Memanfaatkan peta Geologi yang ada (kalau sudah tersedia);
• Menggunakan peralatan pemetaan standar (kompas geologi,
GPS, pita meteran, buku catatan, kamera, kantong contoh, dll);
• Untuk pengamatan air diperlukan juga a.l. botol contoh, test kit air,
current meter, stop watch, dll.
Survei atau Pemetaan Langsung
14

Peta Hidrogeologi menggambarkan kondisi hidrogeologi daerah ybs:

• Sebaran batuan akuifer dan bukan akuifer;


• Sebaran badan air permukaan dan mata air ( + debitnya);
• Sebaran penggunaan lahan
(hutan, tanah pertanian, permukiman, semak belukar);
• Data: kimia fisika air (pH, Eh, temperatur, TDS, warna, bau, rasa, dll);
• Data pengukuran debit (sungai dan mata air), test infiltrasi, dll;
• Peta pengambilan contoh (air dan batuan);
• Peta muka airtanah (flow net).
Review Data Awal Lokasi Studi

15

Tmp

Tmba

Tpkb

Qa

Contoh: Review Peta Geologi Daerah Bengalon dan sekitarnya


Susunan Hidrostratigrafi Regional dari Interpretasi Peta Geologi
16

Zaman Kala Formasi Deskripsi Perkiraan


Hidrostratigrafi

Endapan aluvium (Qa)

Holosen Qa
Terdiri dari endapan sedimen sungai dan
Aquifer potensial,
Kuarter

pantai. Endapan ini terdiri dari lempung dan


lanau, serta pasir dan kerikil. produktivitas tinggi

Plistosen
Sebagian Aquifer
potensial,
Formasi Kampung Baru (Tmpk) produktivitas rendah
Pliosen Tmpk Formasi ini terdiri dari lempung, pasiran, batu
pasir dengan sisipan batubara dan tuff

Sebagian Aquitard
Tersier

akhir
Formasi Balikpapan (Tmba) Dominan Aquitard,
Tmba Terdiri dari lempung, pasir lepas, lanau, tuf dan sebagian aquifer dengan
batubara. produktivitas rendah
Miosen

tengah Formasi Pulau Balang (Tmpb) Sebagian Aquitard,


Tmpb Formasi ini terdiri atas perselingan batu pasir dengan
batu lempung dan batulanau, setempat bersisipan tipis
sebagian aquifer pada
lignit, batugamping atau batupasir gampingan anggota batupasir

awal Formasi Pamaluan (Tmp) Aquiclude


Tmp Formasi ini terdiri dari batulempung dengan
sisipan tipis napal, batupasir dan batubara.
Pelatihan Hidrogeologi Tambang oleh LAPI-ITB Desember 2013
Pemetaan dan Sistem Aliran Airtanah
17

 Pembagian berdasarkan unit Hidrostratigrafi


(cross section Hidrogeologi);
 Peta Kontur Muka Airtanah;
 Daerah Recharge & Discharge;
 Interaksi dengan Surface Water.
• Lokasi / koordinat + elevasi;
• Pengamatan litologi + struktur sekitar m.a.;
Pemetaan Mata Air • Pengukuran debit mata air;
• Pengamatan: warna, bau, kekeruhan;
18
• Pengukuran sifat kimia-fisika air: T.ud, T. Air,
pH, Eh, O2 terlarut;
• Ambil foto;
• Plot lokasi di peta: Nama + nomer lokasi;
• Amati + catat kondisi sekitarnya => DAS /
cekungan airtanah.
Contoh Pembagian Unit Hidrostratigrafi
19

Stratigraphic Lithologic Hydrostratigraphic

Surficial Deposits Clay Surficial Aquitard


Clay

Sand
Sand Porous media
Aquifer
Floral Fm Till
Till
Floral Aquitard

Empress Gp Sand&& Gravel


Sand Gravel Empress Aquifer

Shale/Mudstone
Shale / Mudstone
Bearpaw Fm Bedrock Aquitard
Penggambaran Hasil Pemetaan
20

Penampang Geologi / Hidrogeologi :


 Penggambaran penampang geologi penting untuk mengetahui
sebaran vertikal sistem akuifer yang ada;
 Penggambaran diagram pagar penting untuk menge tahui sebaran
spasial (3-D) sistem akuifer yang ada;
 Pengambaran posisi muka airtanah / tekanan pisome trik pada
penempang tersebut akan menunjukkan sistem airtanah yang ada.
Hidrogeologi Regional
21

 Pada saat melakukan investigasi dan pemetaan satuan


hidrogeologi, kondisi regional (Geologi dan Hidrogeologi) sangat
penting untuk menjadi dasar (awal) pembagian zona aquifer –
aquitard;
 Untuk tujuan lebih detil dan lengkap perlu diketahui nilai parameter
hidraulik dari pengujian meliputi analisis thin-sections, core
studies, slug tests, and pump tests, jika ada isotopes.
 Satu sistem unit aquifer (hidrostratigrafi) dapat disusun dari satu atau
lebih unit litologi;
 Keberadaan aquitard yang tipis dan melensa pada saat pembagian
unit hidrostratigrafi dapat diabaikan (dan masuk sebagai unit aquifer).
Pembagian Unit Hidrostratigrafi
22

Contoh dari korelasi


lubang bor
Penampang Geologi dan Hidrostratigrafi Regional

23
Flow Net
24

 Terdiri atas garis aliran (flow lines) dan garis ekipotensial


(equipotential lines)
 Dalam sistem aliran air tanah garis aliran dan garis
ekipotensial saling tegak lurus
 Pada batas impermeabel, garis ekipotensial tegak lurus
terhadapnya – aliran sejajar dengan batas impermeabel
 Pada batas head konstan, garis ekipotensial akan sejajar
batas tersebut – aliran tegak lurus batas head konstan
25
Penggambaran Flownet Peta Muka Airtanah
26
Bidang Ekipotensial dan Arah Aliran Airtanah
(Penampang Tegak)
27
Variasi Aliran Airtanah Sesuai Dengan Kedalamannya
28
Dasar Metode Geofisika Eksplorasi Airtanah
29

 Memanfaatkan sifat fisik batuan/tanah dan air yang berada di dalam pori-pori atau
rekahan
 Sifat fisik tersebut (untuk aiirtanah):
• Sifat meneruskan/menahan arus listrik  resistivity (ρ):
 (ρ) < = mengandung airtanah;
 (ρ) << = mengandung airtanah dengan TDS tinggi (asin/payau/tercemar?);
 (ρ) >> = bukan akuifer
• Sifat meneruskan gelombang seismik (kerapatan/ kepadatannya)  density (γ):
 (γ) >> padat = non akuifer;
 (γ) << berongga = mungkin akuifer
• Sifat radioaktif  sinar gamma
 Sinar gamma alami >>  batu lempung (mengandung K)
30

a.l. : Resistivity :
• Wenner
• Schlumberger
• Dipole-dipole
• Mess ala Masse
Metode Geolistrik Tahanan Jenis

 Metoda Wenner
31

 Metoda
Schlumberger

 Metoda Dipole-
dipole
Metode Geolistrik Tahanan Jenis : Werner

32

Konfigurasi Werner: R = 2 π a ΔV / I
• CP = PP = PC = a
• C = elektrode arus
• P = elektrode potensial
• I = arus (ampere)
• V = voltage (volt)
Metode Geolistrik Tahanan Jenis

33

R = π [{ AB/2)2 – (MN/2)2} /MN] ΔV / I

Konfigurasi Schlumberger:
• PP (tetap) = b
• CC (berubah) = L
• C = elektrode arus
• P = elektrode potensial
• I = arus (ampere)
• V = voltage (volt)
Pola Arus di dalam Tanah / Batuan (Susunan Schlumberger)
34
Kurva Sounding (Susunan Werner)
35
Dipole-dipole
36

R = n(n + 1) (n + 2) a ΔV / I
37

 Pengukuran geolistrik resistivity bisa dipakai untuk


menetahui (menduga) sebaran batuan (berdasarkan
tahanan jenisnya) dalam arah :
• horisontal (electric profiling)  peta, dan
• pada arah vertikal (electrik sounding)  penampang
Peta hasil survey geolistrik resistivity : profile

38
Penampang hasil survey geolistrik resistivity : sounding

39
Horisontal Profiling
40
Metoda Seismik Refraksi (imbas)

Berdasarkan pada:
o Kecepatan gelombang bias (yang merepresentasikan
kerapatan batuan)

41
Pengukuran dengan metode seismik refraksi

42
Interpretasi data seismik refraksi (2 lapisan)
43
Interpretasi data seismik refraksi (3 lapisan)

44
45 Pemboran Airtanah - Eksplorasi
Sumur bor airtanah sebagai sumur eksplorasi
46

 Pemboran eksplorasi diperlukan untuk mendapatkan data geologi maupun


parameter hidrogeologi yang ada di bawah permukaan tanah
 Dengan didapatkannya data tersebut maka dapat dibuat penampang
geologi lubang bor (geological bor hole log); sehingga jika pada satu
cekungan dibuat beberapa lubang bor (dengan pola tertentu), dapat
digambarkan kondisi hidrostratigrafi (3-D) cekungan tersebut.
 Pada sumur-sumur tersebut juga (dapat) dilakukan uji akuifer (slug test,
pumping test, flowing test, serta pemantauan m.a.t atau tekanan pisometrik
=> flow net).
 Dari test tersebut bisa didapatkan nilai K, T, S, serta fluktuasi m.a.t. atau
tekanan pisometriknya.
47

 Jika bisa dibuat mininal 3 lobang bor eksplorasi (dalam satu sistem
cekungan airtanah yang sama)  konfigurasi geologi 3 dimensi
(3-D/ blok diagram/ fenche diagram) dapat dibuat  arah aliran
airtanah dapat diduga dan dibuat modelnya
 Model hidrostratigrafi bisa dibuat  penentuan lokasi sumur
produksi bisa lebih akurat
Pemboran (core sampling)

Salah satu kegiatan penting dalam eksplorasi airtanah adalah pemboran.


Kegiatan pemboran (inti/ coring) dilakukan untuk memperoleh gambaran
sebaran vertikal maupun horisontal (jika ada beberapa lobang bor)
batuan (stratigrafi) sebaik mungkin.

48
Mesin Bor (drilling machine)

49
Data yang dikumpulkan dari pemboran eksplorasi
airtanah :
50

 Jenis batuan (litologi) : sampling – deskripsi – penamaan


batuan !
 Ketebalan masing-masing lapisan  log litologi
 Harga K masing-masing lapisan  akuifer/non akuifer ?
 Muka airtanah statik dan piezometric level
 Sistem hidrogeologi (akuifer bebas / tertekan ?)
 Karakteristik sumur (p.test: K, T, S ?)
 Kualitas airtanah (sampling dan analisa kimia)
 Data log geofisika :
 short dan long normal resistivity,
 natural gamma ray,
 kaliper,
Pengamatan kecepatan
pemboran
‘Lithologic/bore hole
51
- log’

Contoh ‘cuttings’
hasil pemboran
Pemboran Airtanah (direct circulation)

52
Selang air pembilas

Water swivel

Mesin bor Pipa bor/ rod/ (kelly)

Fluida bor (mud)

Mud pit
Casing
Lubang bor

Anulus

Mata bor (bit)


Penampangan Geofisika Lobang Bor
53

Tujuan:
 (Lebih) memastikan jenis dan batas litologi  batas/ketebalan
akuifer dan non akuifer dalam luban bor
Pengukuran Diameter Lubang Bor:
“Caliper logging”
54
Jenis / Metode Penampangan Lubang Bor
55

 Penampangan litologi :
• dari cuttings/ potongan batuan
• dari inti bor/ core
 Penampangan dimensi :
• caliper: bisa membantu menentukan akuifer dan non akuifer
 Penampangan geofisika:
• short dan long normal resistivity,
• natural gamma ray,
• netron
Konfigurasi elektrode dalam ‘resistivity logging’
56
Hasil logging ‘natural gamma’, log bor litologi, dan netron
57
58 Pemboran Airtanah - Eksploitasi
Sumur bor airtanah sebagai sumur eksploitasi
Konstruksi Sumur Produksi :

 ukuran (dimensi) sumur produksi :


• diameter lobang sumur
• kedalaman sumur
 konstruksi sumur produksi :
• casing (pipa sumur + pipa naik)
• cement grout semen (semen pelindung)
• screen (saringan)
• gravel pack (susunan kerikil)
• lead/rubber packer (jika perlu)
• pipe stabilizer

59
Konstruksi Sumur Produksi

 pemilihan jenis dan ukuran bukaan screen :


• tergantung kualitas air
• tergantung ukuran butiran akuifer
 pemilihan ukuran gravel pack :
• tergantung ukuran butiran akuifer
• tergantung ukuran bukaan screen (3-6 mm)

60
Konstruksi sumur airtanah
61
Penentuan letak saringan pada sumur produksi

62
Bukaan dan panjang screen harus sesuai
dengan ukuran butir akuifer
63

Bukaan kecil Butir halus

Bukaan besar Butir kasar

Pasir halus
masuk ke
screen kasar
Saringan dan susunan gravel pd sumur produksi

64
Sumur (drainage) Horisontal
65
Sumur Pengumpul (‘Collector Well’)
66

Anda mungkin juga menyukai