Anda di halaman 1dari 81

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERANAN IPTEK DALAM ISLAM


UNTUK MENINGKATKAN IMAN MANUSIA

DOSEN PEMBIMBING:
(nama pembimbing)

DISUSUN OLEH:
NAMA : (nama kamu)
NPM : (npm kamu)

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY
(UNISKA)
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
2013 / 1434 H

______________________________________________
___________________________
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah
Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul ”PERANAN IPTEK DALAM ISLAM UNTUK
MENINGKATKAN IMAN MANUSIA”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak
bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang
telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang
begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,
semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik
lagi.Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas
dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik
lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
(daerah kamu),(bulan dan tahun pembuatan)
Penyusun

(nama kamu)

 ______________________________________________
  

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN
JUDUL................................................................................
. i
KATA
PENGANTAR.....................................................................
........ ii
DAFTAR
ISI........................................................................................
.. iii
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................
......... 1
1.1. Latar
Belakang..............................................................................
... 1
1.2.
Tujuan..................................................................................
............. 2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................
....... 2
2.1. Pengertian IPTEK dan
ISLAM.......................................................... 2
2.2. Hubungan IPTEK
dan ISLAM......................................................... 3
2.3. Alasan Umat Islam di tuntut menguasai
IPTEK................................ 4
2.4. Dampak IPTEK bagi Keimanan Umat
Islam..................................... 5
BAB III
PENUTUP..........................................................................
....... 8 
3.1.
Kesimpulan..........................................................................
............ 8
3.2.
Saran....................................................................................
............ 9
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................
........ 10
______________________________________________
____________________________

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

               Menurut perkembangan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi (IPTEK) sekarang yang semakin pesat dan
sangat di tuntut untuk mempelajarinya , maka dari situ
pula perkembangan Islam mulai terlupakan. IPTEK yang
mempunyai dua sisi dampak bagi manusia, yakni dampak
positiv dan dampak negativ. Dampak Positiv bagi
manusia yaitu dapat mempermudah pekerjaan kantor ,
rumah maupun lainnya, Contohnya seperti Komputer di
temukan oleh Charles Babbage . Zaman dahulu
komputer belum ada, manusia menuangkan karyanya
hanya menggunakan tinta dan kertas , itu pun perlu
berhari-hari untuk menyelesaikannya.Semenjak adanya
komputer, pekerjaan tersebut lebih mudah , hanya
mengandalkan kelincahan tangan dalam menekan tombol-
tombol keyboard pada komputer. Sekarang Komputer , di
kembangkan kembali dalam bentuk
Laptop,Notebook,maupun tablet. Seiring dengan majunya
perkembangan zaman, IPTEK menjadi sasaran utama dan
menjadi kebutuhan utama yang di perlukan bagi manusia.
            Namun, IPTEK juga dapat berdampak Negativ
bagi manusia, yang dapat merusak moral manusia ,
bahkan iman manusia.Semakin tinggi IPTEK yang di
miliki manusia, maka semakin canggihlah alat maupun
kebutuhan yang tercipta, Contohnya Seperti Bom Atom,
yang dapat menewaskan banyak korban jika Bom itu di
aktiv kan dan di salah gunakan. Ada pula Pukat
Harimau,Pistol. Selain berbentuk alat, ada pula dampak
IPTEK yang mempengaruhi langsung pikiran manusia,
yaitu pada Internet . Yang Sekarang ini menjadi trand
center bagi kalangan muda. Banyak Dampak negative
yang ada di Internet , salah satunya adanya situs Porno
yang mungkin sangat mudah di akses untuk semua umur.
Internet tersebut sangat mengganggu daya pikir
manusia,perasaan, hingga keimanan manusia.
          Dan dari sinilah , Peran agama harus di tingkatkan
dan lebih di kaji ulang , agar IPTEK tidak di salah
gunakan.

1.2. Tujuan
             
            Makalah ini bertujuan  untuk menjelaskan peranan
IPTEK dalam ISLAM agar bermanfaat bagi kedupan
manusia dan meningkatkan keimanan manusia.

    
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian IPTEK dan ISLAM
               IPTEK adalah sebuah kepanjangan dari Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahamanmanusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Lalupengetahuan adalah informasi atau
maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi
pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip danprosed
ur yang secara Probabilitas
Bayesian adalah benar atauberguna.
Sedangkan teknologi atau pertukangan memiliki lebih
dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan
dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang
menolongmanusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai
aktivitas manusia, teknologi mulai
sebelum sains dan teknik. Kata teknologi sering
menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan
prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru
ditemukan. Akan tetapi, penemuan yang sangat lama
seperti roda dapat disebut teknologi.
            ISLAM adalah agama Allah yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW, dan Islam merupakan
agama yang berintikan keimanan dan amal perbuatan.
“Keimanan” itu merupakan akidah dan pokok (pangkal
utama), yang di atasnya berdiri syari’at Islam. Yang
kemudian dari pokok itu keluarlah cabang-cabangnya.
Sedangkan “Perbuatan” itu merupakan syari’at dan
cabang-cabang yang dianggap sebagai buah yang keluar
dari keimanan serta akidah itu. Keimanan dan perbuatan,
atau dengan kata lain’akidah dan syari’at’, keduanya itu
antara satu dengan yang lain sambung-menyambung,
hubung-menghubungi dan tidak dapat berpisah yang satu
dengan yang lainnya. Keduanya adalah sebagai buah
dengan pohonnya, sebagai musabbab dengan sebabnya
atau sebagai natijah (hasil) dengan mukaddimahnya
(pendahuluannya). (Aqidah Islam. Sayid Sabiq h. 15)
Oleh karena adanya hubungan yang erat itu, maka amal
perbuatan selalu disertakan penyebutannya dengan
keimanan dalam sebagian besar ayat-ayat Al Quran Al
Karim, hal ini dapat dilihat dalam firman-firman Allah
SWT yang menerangkan hubungan keimanan dan
perbuatan, antara lain:
“,,Berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yangberiman dan berbuat kebaikan, bahwasanya
mereka itu akan memperoleh surga yang di bawahnya
mengalirlah beberapa sungai”.
QS. Al Baqarah 25
“,,Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan, baik ia
lelaki atau perempuan dan ia seorang yang beriman,
maka pastilah Kami (Allah) akan memberinya kehidupan
yang baik dan pasti kami beri balasan dengan pahalanya,
menurut yang telah dikerjakan dengan sebaik-baiknya”.
QS. An Nahl 97
“,,Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
beramal shalih, maka Tuhan Yang Maha Pengasih akan
menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”.
QS. Maryam 96
2.2. Hubungan IPTEK dan Agama
    Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari ajaran agama Islam, sebab kata islam itu
sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk
patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada
kehendak atau ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran
ayat 83, Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya,
baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam
keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan
Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk meneliti alam
semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu
manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu
jika tidak memiliki ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya,
kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang sama:
ain-lam-mim.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi


merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-
teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari epistemologi. 
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan
salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam
kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada
dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar
yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia,
tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran.
Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan
berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan
terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan
teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam
mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa hal yang penting.

Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para


ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada pula yang
menggunakan bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan
lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang
menyalahgunakan hasil penelitian tsb. Sesungguhnya
Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi,
seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).
2.3. Alasan Umat Islam di tuntut menguasai IPTEK
              Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi,
merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan
dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena
pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah
terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita,
manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah
akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu
akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar,
akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan
teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam
mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa hal yang penting.Umat islam
pun juga sangat membutuhkan IPTEK sebagai alat
penyiaran islam, sehingga di tuntut harus menguasai
IPTEK agar pekerjaan / dakwah berjalan sesuai apa yang
di inginkan.

2.4. Dampak IPTEK bagi Keimanan Umat Islam


                 Dampak IPTEK di masa depan sangat besar.
Yang paling dikhawatirkan di masa depan nanti, banyak
orang yang secara tidak sadar menuhankan teknologi.
Apalagi zaman yang semakin maju menyebabkan
peradaban nanti akan bergeser kearah teknologi modern.
Ini sangat berbahaya, bisa – bisa dengan dalih persatuan
bersama dan iman yang menipis menyebabkan mereka
lupa pada agamanya. Seperti firman-Nya dalam surat Al-
An’am : 6
“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya
generasi – generasi yang telah Kami binasakan sebelum
mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan
kedudukan mereka dimuka bumi, yaitu keteguhan yang
belum pernah Kami berikan kepada-Mu, dan Kami
curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan
sungai – sungai mengalir dibawah mereka, kemudian
Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri,
dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang
lain.”
Oleh karena itu, ada perintah pula dari Allah kepada kita
terutama umat islam dalam firman-Nya Qur’an surat
Muhammad : 7
“Hai orang – orang yang beriman, jika kamu menolong
(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu.”
Selain itu IPTEK yang tidak dikendalikan dengan baik
akan merusak kehidupan manusia sendiri. Seperti yang
sedang kita alami sekarang yaitu “Global Warming”. Hal
ini terjadi dikarenakan salah satu faktornya adalah ketidak
sesuaian antara sains dan teknologi. Mereka berjalan tidak
beriringan. Teknologi yang semakin maju dan sains
(lingkungan) yang diabaikan. Baik buruknya IPTEK, itu
tergantung dari kita yang memakainya. Hendaknya kita
menghargai pula kreasi para professor yang berusaha
menciptakan alat – alat yang sesungguhnya bermanfaat
bagi kita.
Adapun dampak positif dari adanya Iptek adalah sebagai
berikut :
1.  Mampu meringankan masalah yang dihadapi manusia.
2.  Mengurangi pemakaian bahan – bahan alami yang
semakin langka.
3.  Membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat
4.  Membawa manusia kearah lebih modern.
5.  Menyadarkan kita akan ke-Esa-an-Nya
6.  Menjawab pertanyaan yang dari dulu diajukan oleh
nenek moyang kita melalui penelitian ilmiah.
Sedangkan dampak negatif dari adanya Iptek adalah
sebagai berikut :
1.  Dengan segala sesuatunya yang semakin mudah,
menyebabkan orang – orang menjadi malas berusaha
sendiri.
2.  Menjadi tergantung pada alat yang dihasilkan oleh
IPTEK itu sendiri.
3.  Melupakan keindahan alam.
4.  Masyarakat lebih menyukai yang instan – instan.
5.  Dengan memanipulasi makanan yang ada,
menyebabkan masyarakat kurang gizi.
6.  Kekhawatiran masyarakat terhadap IPTEK yang
semakin maju menyebabkan peradaban baru.
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang
kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini,
mencegangkan banyak orang di pelbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang
dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut
membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru
gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis
terhadap segala dampak negatif dan krisis
multidimensional yang diakibatkannya.
Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang
memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan
material yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi
umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak
seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan
material bagi sebagian individu dan sekelompok tertentu
negara-negara maju (kelompok G-8) saja dengan
mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas
kekayaan alam negara lain dan orang lain yang lebih
lemah kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka
kemajuan di Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-
imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.
Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan
Iptek yang lepas dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan
dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana
alam: Tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca
dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tingginya
polusi industri di negara-negara maju; Kehancuran
ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai
akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral
emas, perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat,
Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang.
Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di
India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di
banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi
akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme)
oleh negara-negara maju yang menguasai perekonomian
dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat
ini pada umumnya adalah negara-negara berkembang atau
negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan
juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu
pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya
saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih
bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan
kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka
kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta
kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap
begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis
(’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan
melalui kemajuan teknologi informasi dan media
komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral
dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-
bangsa Muslim.
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya
menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang
mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan
kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat.
Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan
mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam
sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah SWT.
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT Sumber segala Kebaikan, Keindahan
dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman
ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah
SWT dan terhadap alam semesta
sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat
KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
         
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya
ada 2 (dua).
Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma
ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya
dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti
yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan
bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran
(qa’idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu
pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan,
melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan.
Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam
dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan
dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.
Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah
Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam
kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang
seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar
manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada
sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh
tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan
halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam
boleh memanfaatkan iptek, jika telah dihalalkan oleh
Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek telah
diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat
sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Jika peran ini dapat di satukan, maka perkembangan iptek
dan islam sangat seimbang, dan tidak ada lagi yang
namanya penyalah gunaan iptek.

3.2. Saran

Sekarang kemajuan IPTEK sangat berkembang,


banyaknya alat tercipta terkadang membuat lupa akan
kewajiban kita terhadap Sholat lima waktu yang di
jalankan umat islam. Maka dari itu , jangan pernah
terbawa akan kecanggihan IPTEK semata sehingga
melupak kewajiban kita sebagai umat islam.
Adanya keseimbangan peran IPTEK dalam islam dapat
mempermudah kita menjalankan tugas dunia dan akhirat,
tanpa mengorbankan satu di antaranya, dan jika kita
hanya mengutamakan IPTEK , maka keimanan kita akan
luntur ,hanya berpacu pada kecanggihan duniawi. Dan
jika hanya mengutakan ke islaman tanpa mengikuti
perkembangan zaman , maka kita akan pernah mendapat
ilmu lebih di dunia. Sedangkan islam mengajarkan bahwa
:
Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim
dan di bawah ini ada beberapa hadits yang berhubungan
dengan menuntut ilmu.

Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar


“Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena
sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan
sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena
senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil
Bar).
______________________________________________
_______

DAFTAR PUSTAKA

http://stiebanten.blogspot.com/2011/07/pengertian-arti-
iptek.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/14/islam-adalah-
keimanan-dan-perbuatan-118254.html
http://gudangmakalahmu.blogspot.com/2013/02/hubunga
n-agama-islam-dan-ilmu.html

http://estetikarea.wordpress.com/2010/06/17/motivasi-
islam-dalam-mempelajari-iptek/
http://hikmah-kata.blogspot.com/2012/09/hadits-tentang-
menuntut-ilmu-pengetahuan.html

“Pengaruh dan Perkembangan Teknologi Informatika


dalam Pandangan Dinamika Dunia Islam”
24NOV
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, Pencipta Alam Semesta, Penguasa seluruh
yang ada di langit dan di bumi, Tempat memohon para
mahluk, Sumber segala Ilmu, yang telah memberikan
Karunia, Rahmat dan Hidayahnya kepada kami, sehingga
tugas penulisan makalah tentang Konsepsi islam dalam
menjawab perkembangan sain dan teknologi dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya.
Sengaja saya mengambil judul “Pengaruh dan
Perkembangan Teknologi informatika dalam pandangan
dinamika dunia islam” seperti yang ada pada lembaran
judul di atas, adalah  penyesuaian dengan hasil dari
penelusuran yang saya lakukan berupa mencari dari
berbagai literatur buku yang bersangkutan dengan
pembahasan, pencarian data-data serta melakukan
diskusi/kajian.
Dalam penyelesaian makalah ini, saya banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
ijinkan saya menyampaikan terimakasih kepada  Pusat
Studi Peradaban yang telah dengan setia selalu
membimbing saya sehingga saya mampu menyelesaikan
makalah seperti yang ada di tangan pembaca ini.
Sebagaimana halnya manusia biasa yang masih dalam
tahapan proses belajar, maka tidak menutup kemungkinan
setiap aktifitas kita akan selalu ada kekurangan dan
kelalaian, begitu pula dengan makalah yang saya tulis ini.
Oleh karena itu saya selalu mengharapkan tegur sapa dari
semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah
berikutnya. namun semoga karya yang sederhana dan
terdapat banyak kekurangan ini tetap bermanfaat bagi kita
semua, Amin. Karena kekurangan kemampuan, penulis
menyadari bahwa masukan dari pembaca seekalian sangat
bermanfaat bagi saya.
Penulis,Syamsuddin
BAB I
PENDAHULUAN
 
1. 1.      Latar Belakang
Dunia hingga saat ini terus bergerak(Dinamis) dan
kemajuan idea manusia semakin berkembang pesat dalam
melihat realitas yang terjadi hari ini entah dari paradigma
berpikir, kemajuan spritualis(agamais) dalam
mengembangkan dogma dogma terhadap umat.
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup
dengan secara penuh mandiri melainkan membutuhkan
seseorang yang mampu mengimbangi dan menjadi rekan
dalam berhubungan secara holistik. Dalam melihat
perspektif tersebut hal yang mustahil manusia yang diberi
fitrah sebagai manusia yang diciptakan dengan
kesumpurnaan(akal)nya tidak mempunyai idea/gagasan
dalam menciptakan sebuah karya yang menjadi tolak ukur
dan sebagi perbandingan perkembangan dunia.
 Sains dan tehnologi dalam hal ini merupakan parameter
perkembangan manusia dalam berkehidupan yang
kompetitif, sehingga sains dan teknologi menjadi satu
satunya Alat hegemoni. Relita saat ini banyak
penyelewengan atau pelanggaran terhadapa norma norma
etika dan estetika terhadap penyalahgunaan sain dan
teknologi dalam berbagai koridor, secara eksplisit salah
satunya adalah Teknologi Informasi.
Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah
bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk
maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung
umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen
dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi
Islam, sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat
Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-
ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan
anugerah bagi manusia sebagai khalifatullah di bumi
untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat
diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama
yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang
berbunyi:
( ‫)ا ْق َر ْأ َو َرب َُّك األ ْك َر ُم‬٢( ‫ق‬ َ ‫ق اإل ْن َس‬
ٍ َ‫ َعل‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ان‬ َ َ‫) َخل‬١( ‫ق‬ َ َ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َرب َِّك الَّ ِذي َخل‬
َ ‫) َعلَّ َم اإل ْن َس‬٤( ‫) الَّ ِذي َعلَّ َم ِب ْالقَلَ ِم‬٣
)٥( ‫ان َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-Isra: 1-5).
Sampai pada saat ini penerapan teknologi dalam islam
sangat berpengaruh positif, seperti contoh pada
pembuatan Al-Qur’an digital dan Tasbih Elektrik, serta
ada juga pembuatan sajadah yang menggunakan kompas
sebagai sarana untuk menentukan arah kiblat. Hal ini
membuktikan bahwa islam mampu mengikuti
perkembangan zaman khususnya dalam hal teknologi.
1. 2.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan dengan singkat
di atas, maka hal-hal yang akan saya kaji dalam penelitian
ini adalah menyangkut:
1. Bagaimana Pengaruh dan Perkembangan Teknologi
informatika dalam pandangan dinamika dunia islam.
1. 3.      Tujuan Penulisan
Mengetahui Pengaruh dan Perkembangan Teknologi
Informatika dalam Pandang dinamika Dunia Islam
BAB II
DASAR TEORI
 
1. 1.      Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi informasi
pun turut berkembang dengan pesatnya. Dengan
perkembangannya tersebut, berbagai macam kegiatan atau
pekerjaan manusia dapat digantikan degan mesin mesin
otomatis.
Pada awalnya manusia harus mengeluarkan kemampuan
fisiknya yang cukup besar untuk melakukan kegiatan atau
pekerjaannya tersebut, tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Perkembangan tersebut, tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Perkembangan teknologi informasi sudah sangat diakui
memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia.
Pada dasarnya, teknologi informasi merupakan istilah
umum yang menjelaskan teknologi apapun yang
membantu manusia dalam membuat, megubah,
meyimpan, mengomunikasikan dan membatu
menyebarkan informasi. Teknologi informasi ini
menyatukan kapabilitas komputasi dan kominikasi
berkecepatan tinggi untuk data, audio maupun video.
Berbagai definisi teknologi informasi telah diutarakan
oleh beberapa ahli, diantaranya:
Haag den Keen, Teknologi informasi adalah seperangkat
alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan
melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pemrosesan informsasi.
Martin, Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada
teknologi komputer(perangkat keras atau lunak) yang
digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi,
melaikan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi.
O’Brien (2008) ”Technology information is the various
hardware, software networking, and data management
components necessary for the system to operate
(teknologi informasi adalah perangkat keras, perangkat
lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen database
dan teknologi pengolahan informasi lainnya yang
digunakan di dalam sebuah sistem informasi berbasis
computer).
Jadi dapat disimpulakan secara integral bahwa Teknologi
informasi adalah sebagai alat yang dapat mendukung
aktifitas sebuah sistem informasi.
Stelah kita mengupas definisi teknologi informasi dengan
implisit dan eksplisit. Namun masih menimbulakan ragam
pernyataan klasik mengenai sejarah perkembangan
teknologi informasi yang partikular, maka penulis akan
menjelaskan sedikit sejarah singkat teknologi informasi.
Pada awal sejarah manusia bertukar informasi melalui
bahasa ataupun simbol simbol. Maka bahasa adalah juga
teknologi karena bahasa memungkinkan sesorang
memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain.
Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut
hanya bertahan sebentar saja, yaitu pada saat pengirim
menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja.
Setelah ucapannya itu selesai, maka informasi yang
berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak
bisa disimpan lama
1.1  Sejarah Masuknya sains dan teknologi dalam
dunia islam
Dalam bahasa inggris, sejarah disebut history yang berarti
masa lampau. Dalam hal ini massa lampau umat manusia.
Kata history sendiri berasal dari Yunani, historia yang
artinya ilmu. Dalam bahasa Jerman disebutgeschicht yang
berarti suatu yang telah terjadi. Kedua kata itu dapat
memberikan arti yang sesungguhnya tentang sejarah,
yaitu sesuatu yang telah terjadi dalam kehidupan umat
manusia di masa lampau.
Adapun definisi sejarah menurut beberapa ahli, antara
lain Aristoteles, sejarah berarti suatu penelitian yang
sistematis mengenai gejala alam (terutama yang
menyangkut kehidupan manusia) dalam urutan
kronologis.Ibnu Khaldun, sejarah adalah catatan tentang
manusia atau peradapan manusia dan perubahan-
perubahan yang terjadi pada watak masyarakat saat itu. M
Yamin, Sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan
umumnya yg berhubungan dengan cerita bertarikh
sebagai hasil penfsiran kejadian-kejadian dalam
masyarakat manusia pada waktu yg telah lampau atau
tanda-tanda yg lain.
Dapat kita tarik kesimpulan secara integral, bahwa sejarah
ialah Cerita atau kisah, catatan tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan
peninggalan atau sumber sejarah.
Begitu juga dengan sains yang kita harus ketahui asal
muasal masuknya didunia islam itu sendiri. Jika berkaca
dengan definis sejarah diatas, bahwa cenderung kisah atau
catatan yang tertulis menyatakan islam adalah maklumat
awal ilmu pengetahuan atau yang kita sebut sains, dilihat
dari perpektif ketokohan atau para ilmuan, tercatat
penemuan penemuan atau gagasan cenderung Tokoh dari
umat islam sebagai pencetus utama, hal ini dapat kita
benarkan ketika membaca buku buku sejarah islam
maupun buku buku dari pandangan barat. Ada bebrapa
Tokoh yang tidak asing dalam khazanah islam seperti,
Ibnu sina atau Avicenna dianggap sebagai ilmuwan dan
filsuf paling berpengaruh dalam Islam. Ia memelopori
ilmu kedokteran eksperimental dan adalah dokter pertama
yang melakukan uji klinis.
Dua karyanya yang paling menonjol dalam kedokteran
adalah Kitāb al-shifāʾ (“Buku Penyembuhan”) dan The
Canon of Medicine, yang keduanya digunakan sebagai
standar teks pengobatan dalam dunia Muslim dan di
Eropa hingga abad ke-17. Di antara banyak kontribusinya
adalah penemuan sifat menular dari penyakit menular,
dan pengenalan farmakologi klinis.
Beberapa ilmuwan terkenal lain dari dunia Islam
termasuk al-Farabi (polymath), Abu al-Qasim al-Zahrawi
(pelopor bedah), Abū Rayhān al-Bīrūnī (pelopor Indologi,
geodesi dan antropologi ), Nasīr al-Dīn al-Tūsī
(polymath), dan Ibnu Khaldun (pendahulu dari Ilmu
sosial  seperti demografi sejarah budaya,  historiografi
filsafat sejarah dan sosiologi), di antara banyak lainnya.
Walaupun sains dalam dunia islam menurun pada abad
12-13, Tokoh tokoh ilmuan islam diatas menandakan
islam adalah salah satu penggagas sains.
2.1  Pandangan Islam terhadap sains
Islam memiliki kepedulian dan perhatian penuh kepada
ummatnya agar terus berproses untuk menggali potensi-
potensi alam dan lingkungan menjadi sentrum peradaban
yang gemilang. Dalam konteks ini, tidak ada pertentangan
antara sains dan Islam, dimana keduanya berjalan
seimbang dan selaras untuk menciptakan khazanah
keilmuan dan peradaban manusia yang lebih baik dari
sebelumnya.
Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah
bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk
maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung
umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen
dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi
Islam, sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat
Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-
ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan
anugerah bagi manusia sebagai khalifatullah di bumi
untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat
diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama
yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang
berbunyi:
( ‫)ا ْق َر ْأ َو َرب َُّك األ ْك َر ُم‬٢( ‫ق‬ َ ‫ق اإل ْن َس‬
ٍ َ‫ َعل‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ان‬ َ َ‫) َخل‬١( ‫ق‬ َ َ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َرب َِّك الَّ ِذي َخل‬
َ ‫) َعلَّ َم اإل ْن َس‬٤( ‫) الَّ ِذي َعلَّ َم ِب ْالقَلَ ِم‬٣
)٥( ‫ان َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-Isra: 1-5).
Ayat lain yang mendukung pengembangan sains adalah
firman Allah Swt. yang berbunyi bahwa:
‫ب‬ ْ ‫ت ألولِي‬
ِ ‫األلبَ{{ا‬ ٍ ‫ار آليَا‬ ِ َ‫الف اللَّي ِْل َوالنَّه‬
ِ ِ‫اخت‬ ْ ‫ض َو‬ ِ ْ‫ت َواألر‬ ِ ‫إِ َّن فِي َخ ْل‬
َ ‫ق ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
ِ ‫ُون ِفي َخ ْل‬
‫{{ق‬ َ ‫ُون هَّللا َ ِقيَا ًم{{ا َوقُعُ{{و ًدا َو َعلَى ُجنُ{{وبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكر‬
َ ‫{{ذ ُكر‬ْ َ‫ين ي‬َ ‫)الَّ ِذ‬١٩٠(
ِ َّ‫اب الن‬
( ‫ار‬ َ ‫ك فَقِنَ{{ا َع{ َذ‬
َ َ‫{اطال ُس{ب َْحان‬ ِ {َ‫ت هَ{ َذا ب‬َ ‫ض َربَّنَ{{ا َم{{ا َخلَ ْق‬ ِ ْ‫ت َواألر‬ ِ ‫اوا‬ َّ
َ ‫الس{ َم‬
)١٩١
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
Ini dengan sia-si. Maha Suci Engkau, Maka peliharalah
kami dari siksa neraka. QS. Ali-Imran: 190-191).
Ayat-ayat di atas adalah sebuah support yang Allah
berikan kepada hambanya untuk terus menggali dan
memperhatikan apa-apa yang ada di alam semesta ini.
Sebuah anjuran yang tidak boleh kita abaikan untuk
bersama-sama melakukan penggalian keilmuan yang
lebih progresif sehingga mencapai puncak keilmuan yang
dikehendaki Tuhan. Tak heran, kalu seorang ahli sains
Barat, Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian
terhadap Alquran dan Bibel dari sudut pandang sains
modern, menyatakan bahwa:
“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan sains
modern secara objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula
saya mengerti, dengan membaca terjemahan, bahwa
Qur’an menyebutkan bermacam-macam fenomena
alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya
hanya memperoleh pengetahuan yang ringkas. Dengan
membaca teks arab secara teliti sekali saya dapat
menemukan catatan yang membuktikan bahwa Alquran
tidak mengandung sesuatu pernyataan yang dapat dikritik
dari segi pandangan ilmiah di zaman modern”.
Selain banyak memuat tentang pentingnya pengembangan
sains, Alquran juga dapat dijadikan sebagai inspirasi ilmu
dan pengembangan wawasan berpikir sehingga mampu
menciptakan sesuatu yang baru dalam kehidupan. Hanya
saja, untuk menemukan hal tersebut, dibutuhkan
kemampuan untuk menggalinya secara lebih mendalam
agar potensi alamiah yang diberikan Tuhan dapat
memberikan kemaslahatan sepenuhnya bagi keselarasan
alam dan manusia.
Lebih jauh Osman Bakar mengungkapkan bahwa dalam
Islam, kesadaran religius terhadap tauhid merupakan
sumber dari semangat Ilmiah dalam sluruh wilayah
pengetahuan. Oleh karena itu, tradisi intelektual Islam
tidak menerima gagasan bahwa hanya ilmu alam yang
ilmiah atau lebih ilmiah dari ilmu-ilmu lainnya. Demikian
pula, gagasan objektivitas dalam kegiatan ilmiah
menurutnya tidak dapat dipisahkan dari kesadaran religius
dan spiritual.
Kendati demikian, Alquran bukanlah kitab sains dan
terlebih lagi pada pendekatan Bucaillisme melekat bahaya
besar. Yaitu meletakkan sains ke dalam bidang suci dan
membuat wahyu Ilahi menjadi objek pembuktian sains
Barat. Jika suatu teori tertentu yang “dibenarkan” Alquran
dan diterima luas saat ini, kemudian satu ketika teori ini
digugurkan, apakah itu berarti bahwa Alquran itu sah hari
ini dan tidak sah hari esok? Yang tepat dilakukan
ilmuwan muslim adalah memposisikan Alquran sebagai
petunjuk dan motivasi untuk menemukan dan
mengembangkan sains dan teknologi dengan ilmiah,
benar dan baik.
           3.1   Implementasi teknologi dalam dunia islam
Pada  zaman kejayaan Islam dahulu, sudah banyak orang-
orang muslim yang mampu mengumpulkan serta
membedakan berbagai macam ilmu-ilmu yang sifatnya
mengacu pada sistem teknologi seperti contoh : ilmu yang
berhubungan dengan bangunan, ilmu yang berhubungan
tentang pusat gravitasi, ilmu tentang pengukuran dan
pemetaan, ilmu tentang optik, ilmu tentang sungai, ilmu
tentang mesin kerek, serta ilmu yang berhubungan pada
mesin.
Selain itu, pada masa peradaban Islam juga sudah banyak
mengenal ilmu-ilmu yang lain, seperti ilmu tentang
navigasi dan ilmu tentang jam. Beberapa ilmuwan muslim
telah berhasil dalam membangun sederet karya besar
khususnya dalam bidang teknik seperti : membuat
bendungan, membangun jembatan, membuat penerangan
untuk jalan umum, saluran irigasi, dan masih banyak lagi.
Sejarah juga telah membuktikan pada zaman kejayaannya
bahwa peradaban Islam telah mampu dalam membangun
sebuah bendungan sekaligus jembatan (Bridge Dam).
Sehingga, dalam kehidupan masyarakat muslim pada
masa itu tidak pernah mengalami kesulitan air bersih.
Keberhasilan lainnya yang telah dicapai oleh para
ilmuwan muslim dalam bidang teknik yakni dalam hal
penerangan untuk jalan umum. Lampu untuk penerangan
jalan umum pertama kali didirikan oleh kekhalifahan
Islam, khususnya di daerah Cordoba. Pada masa itu
suasana malam hari dijalan-jalan yang ada dikota
peradaban masyarakat muslim seakan disinari oleh
cahaya-cahaya yang sangat gemerlap. Selain itu, di kota-
kota peradaban Islam pun dikenal sangat bersih,
dikarenakan ilmuwan muslim pada masa itu sudah bisa
menciptakan sarana untuk mengumpulkan sampah-
sampah yang ada di kota dengan menggunakan kontainer.
Hal itu merupakan pencapaian yang belum pernah ada
dalam peradaban manusia sebelumnya.
Sampai pada saat ini penerapan teknologi dalam islam
sangat berpengaruh positif, seperti contoh pada
pembuatan Al-Qur’an digital dan Tasbih Elektrik, serta
ada juga pembuatan sajadah yang menggunakan kompas
sebagai sarana untuk menentukan arah kiblat. Hal ini
membuktikan bahwa islam mampu mengikuti
perkembangan zaman khususnya dalam hal teknologi.
1. Pengaruh TI terhadap perkembangan peradaban
Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian
mengagumkan itu memang telah membawa manfaat luar
biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Tidak
diragukan lagi kemajuan IPTEK telah diakui dan
dirasakan memberikan banyak kemudahan dan
kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Namun, pada sisi lain, pesatnya kemajuan iptek ternyata
juga cukup banyak membawa pengaruh negatif. Semakin
kuatnya gejala “dehumanisasi”, tergerusnya nilai-nilai
kemanusiaan dewasa ini, merupakan salah satu oleh-oleh
yang dibawa kemajuan iptek tersebut. Bahkan, sampai
tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang
tinggi itu dapat melahirkan kecenderungan pengingkaran
manusia sebagai homo-religousus atau makhluk
teomorfis. Tak hanya itu iptek juga bisa mendatangkan
malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam
peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia
terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap
kehidupan umat manusia.
Perbudakan dan penjajahan di North America, Asia dan
Afrika hanya memungkinkan melalui dukungan iptek.
Perkembangan iptek di Eropa Barat membuahkan revolusi
industri yang menindas kelas pekerja dan yang
melahirkan komunisme. Produksi weapons of mass
destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir tentu saja
tidak bisa dipisahkan dari iptek; belum lagi menyebut
kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan
iptek.Berikut adalah manfaat dan dampak negatif dari
Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi:
• Bidang Informasi dan komunikasi
 Dampak Positif
1. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-
informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian
manapun melalui internet
2. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun
keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui
handphone
3. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat
mudah.
 Dampak Negatif
1. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris
(Kompas)
2. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang
terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak
tertentu untuk tujuan tertentu
3. Kerahasiaan alat tes semakin terancam.
Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang
tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes
psikologi secara langsung dari internet. Selain itu ada
kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer.
Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan
berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa
contoh stres yang terjadi karena teknologi.
       2.1   Perkembangan Teknologi dalam Peradaban
Timur tengah
Sejak awal di Sumeria (sekarang Irak) sekitar 3500 SM,
orang Mesopotamia mulai mencoba untuk merekam
beberapa pengamatan dunia dengan data numerik. Tapi
pengamatan dan pengukuran mereka tampaknya
dilakukan untuk tujuan selain untuk hukum ilmiah.
Sebuah contoh konkret Teorema Pythagoras tercatat, pada
awal abad ke-18 SM: Papan huruf-paku
Mesopotamia, Plimpton 322 mencatat sejumlah tripel
Pythagoras(3,4,5) (5,12,13). …, berusia 1900 SM,
mungkin ribuan tahun sebelum Pythagoras, tetapi
formulasi abstrak teorema Pythagoras bukan pada masa
itu.
Dalam astronomi Babilonia, catatan pergerakan
dari bintang, planet, dan bulan berada dalam ribuan papan
tanah liat diciptakan oleh para ahli tulis. Bahkan saat ini,
periode astronomi yang diidentifikasi oleh para ilmuwan
Mesopotamia masih banyak digunakan dalam kalender
Barat seperti tahun matahari dan bulan lunar.
Menggunakan data ini mereka mengembangkan metode
aritmetika untuk menghitung panjang perubahan siang
hari di sepanjang tahun dan untuk memprediksi muncul
dan hilangnya Bulan dan planet-planet dan gerhana
Matahari dan Bulan. Hanya beberapa nama astronom
yang dikenal, seperti Kidinnu, seorang astronom dan ahli
matematika dari Dinasti Chaldean. Nilai Kiddinu untuk
tahun surya digunakan untuk kalender masa sekarang.
Astronomi Babilonia adalah “upaya pertama dan sangat
sukses untuk memberikan deskripsi pengolahan
matematis dari fenomena astronomi”. Menurut sejarawan
A. Aaboe, “semua varietas dari astronomi ilmiah, di dunia
Helenistik, di India, dalam Islam, dan di Barat — jika
memang bukan semua usaha selanjutnya dalam ilmu
eksakta — bergantung pada astronomi Babilonia dengan
cara-cara yang fundamental dan pasti.”
Mesir kuno membuat kemajuan yang signifikan dalam
astronomi, matematika dan pengobatan.
Perkembangangeometri adalah hasil dari perkembangan
dari pengukuran tanah yang diperlukan untuk
melestarikan tata letak dan kepemilikan lahan pertanian,
yang selalu kena banjir setiap tahun oleh sungai
Nil. Segitiga siku-siku 3-4-5 dan aturan praktis lainnya
digunakan untuk membangun struktur bujur-sangkar, dan
arsitektur pos dan palang Mesir. Mesir juga merupakan
pusat penelitian alkimia untuk kebanyakan lembah sungai
Mediterania.
Papirus Edwin Smith adalah salah satu dokumen medis
pertama yang sampai sekarang masih ada, dan mungkin
dokumen awal yang mencoba untuk mendeskripsikan dan
menganalisis otak: hal ini dipandang sebagai awal
dari ilmu saraf modern. Namun, saat pengobatan Mesir
memiliki beberapa praktek yang efektif, itu bukan berarti
tidak adanya praktek yang tidak efektif dan kadang-
kadang juga membahayakan. Sejarawan medis percaya
bahwa farmakologi Mesir kuno, misalnya, sebagian besar
tidak efektif. Namun demikian, orang Mesir kuno
menerapkan komponen-komponen berikut untuk
pengobatan penyakit: pemeriksaan, diagnosis,
pengobatan, dan prognosis, yang menampilkan
paralelisasi yang kuat dengan dasar metode empiris sains
dan menurut G. E. R. Lloyd memainkan peran penting
dalam pengembangan metodologi ini.
BAB III
PEMBAHASAN
 
Marilah kita umpamakan bahwa kita hendak membongkar
sebuah rumah jorok yang sudah bobrok di mana kita
sedang hidup degan segala kesulitannya, supaya rumah itu
digantikan oleh sebuah rumah baru yang menyanangkan,
tanpa kekurangan kekurangan yang terdapat pada rumah
tua itu. Dalam situasi yang semacam itu, ada dua situasi
perasaan yang paling menonjol. Yang pertama ialah
perasaan negatif terhadap rumah yang masih ada
sekarang, yang kita inginkan melepaskan diri
daripadanya  secepat mungkin. Dari persaan negatife
ketika, jelas bagi kita tentang apa yang harus kita lakukan.
Teranglah bahwa tidak perlu lagi dijelaskan mengapa
maka bangunan rumah yang ada itu harus dibongkar,
karena penderitaan kita jelas. Namun sebagai suatu
perasaan positive kita tdiak akan ragu ragu dalam
menerimanya, apabila telah terletak dihadapan kita suatu
rencana yang defitif yang mengurakan tentang bangunan
yang akan didirikan itu, yang mengandung keuntungan-
keuntungan yang khusus dan tidak terdapat kekurangan
kekurangan didalamnya.
Dalam suatu hadis dikatakan: “Sekolompok mujahidin
yang telah melakukan perang jihad, kembali ke madinah,
dan Nabi berkata Elu-eluhkan orang orang yang
menyelesaikan jihad yang kecil, tetapi jihad mereka yang
besar masih harus dilakukan. Mereka bertanya serantak
“Ya Nabi! Katakanlah kepada kami apakah jihad yang
besar itu” Jihad Melawan Nafsu”
Imam Ali bin Abi Thalib berkata, “ Sesungguhnya ada
dua hal yang aku takutkan atas diri kalian, yakni: hawa
nafsu yang diperturutkan dan angan agan panjang akan
menjadikan kalian lalai akan akhirat.
Di pihak lain, sejarah perdaban islam dipilah pilah
menjadi zaman keemasan yang merupakan  era sain dan
agama, dan jaman kemunduran didalamnya sains dan
agama, kedua-duanya, mengalami kemunduran. Kita
orang orang muslim mesti menghindari penafsiran
penafsiran salah seperti itu, yang telah menyebab
kerusakan yang tak terbaiki lagi pada sains, keimanan dan
kemanusiaan, yang dipertentangkan dengan keimanan.
Pengaruh sains atas manusia disatu pihak, dan keimanan
dipihak lain. Adakah sains manusia kepada suatu hal,
sedangkan keimanan kepada hal yang lain, yang
bertentangan satu sama lain? Adakah sains menyeret kita
ke suatu sisi dan keimanan ke sisi yang lain? Adakah
sains bermaksud membuat  sesuatu yang lain? Marilah
kita lihat apa yang telah diberikan sains dan keimanan
pada kita.
Sains memberikan kita kekuatan dan pencerahan, dan
keimanan memberikan cinta, harapan dan kehangatan.
Sains memnciptakan teknologi, dan keimanan memberi
kita arah. Sains berarti kemampuan, dan keimanan adalah
kehendak baik. Sains menunjukkan kepada kita apa yang
ada disana, sementara keimanan mengilahami kita tentang
apa yang mesti kita kerjakan. Sains adalah revolusi
eksternal, dan keimanan adalh revolusi internal.
Will Durant, Penulis terkenal buku The history of
civilazition, meski tidak bergama, percaya bahwa
“Perbedaan antara dunia kuno dan dunia modern yang
telah terindustrialiasasikan adalah perbedaan sarana,
perbedaan tujuan. Lalu, apa lagi perbedaan dunia kuno
dengan dunia sekarang kecuali bahwa ke maju majuan
yang kita alami adalah suatu perbaikan metode metode
dan bukan tujuan tujuan.
Saat ini, secara umum telah dipercaya sains dan
pendidikan keilmuan murni tidak mampu menciptakan
manusia manusia sempurna. Mereka hanya secara parsial
memanusiakan kemanuasiaan. Hasil pendidikan semacam
itu adalah bahan kemanusiaan bukan manusia sempurna.
Mereka menciptakan manusia manuis yang kuat dan
mampu berbuat segala sesuatu, teapi tidak bijak ditambah
lagi nilai nila moral  mengcam masyrakat.
Dimana saja ada sains tanpa tanda tanda agama
sebagimana di dalam masyarakat masa kini, maka semua
kekuatan sains telah digunakan untuk memenuhi
pementingan diri sendiri, egoisme, ekspansionisme,
ambisi, penindasa, perbudakan, penipuan dan
kecurangan.
George Sarton, Ahli sains terkenal dan pengarang buku
termasyur dalam bukunya Man and sains, menyatakan
bahwa ketidakcukupan manusia dan kebutuhan
mendesaknya akan agama adalah sebagai berikut: “Sains
telah meraih kemajuana kemajuan yang agung dan ajaib
di berbagai wilayah, tetapi di berbagai wilayah, tetapi
diberbagai wilayah lain, seperti kebijaksanaan
kebijaksanaan nasional dan internasional dan
internasional yang berkaitan engan hubungan antar
manusia, kita masih primitif. Sains berhubungan dengan
kebenaran, kebijakan dan akal, dan dengan demikian
menyebabkan kemanusiaan menjadi cerdas.
Melihat terotis diatas tidak lengkap ransaya jika kita
mengaitkat dengan fakta fakta yang sifatnya absolut,
megenai penyelewangan penggunaan Teknologi
Informasi yang menyebabkan Nilai nilai manusia luntur
dan islam sebagai sasaran objek bagi para ambisius dan
para Penggulat Kekeuasan. Semoga fakta fakta yang akan
saya ungkapkan ini dapat mrnjawab rumusan masalah
yang saya kembangkan di makalah ini.
 Fakta fakta Dinamika Teknologi informasi dalam
dinamika islam
Tragedi Houla
Houla terdiri dari tiga desa, Taldou, Kafr Laha, Tell
Dahab. Masing masing berpenduduk sekitar 25.000
hingga 30.000 orang. 26 mei 2012,nmasjid sudah
dipenuhi dengsn jenazah. Rupanya, sepanjang malam,
pria pria bersenjata itu mendatangi rumah demi rumah
dan membantai para penghuninya. Pagi itu juga Jendral
mood (Pimpinan Misi Pengawasan) PPB disuriah
(UNSMIS) mengeluarkan statmen bahwa segala
sesautunya yang terjadi belum jelas, namun vonis sudah
jatuh hanya dalam hintungan menit yang dikarenakan
video rekaman rekaman mayat yang berjejer di Haoula
dalam sekejap menyebar luas keseluruh dunia melalui
teknologi informasi(Televisi,Youtube dan Jejaring sosial)
semua menyatakan rezim asadlah pelaku pembantaian
tersebut.
Melaului jejaring sosial warga sipil dunia mengecam
asad. Hanya 3 hari setelah kejadian tepatnya 28 mei, DK
PBB mengeluarkan ‘pernyataan tidak mengikat’ yang
menyerukan agar pemerintah suriah menarik persenjataan
militer mereka dari wilayah berpenduduk sipil dan
mengembalikannya ke barak. Negara Liga arab yang
diketuai oleh kuait juga mengeluarkan pernyataan
kecamandan mengadakan pertemuan tingkat negara liga
arab dalam mengambil langkah langkah untuk
menghentikan kekejaman asad terhadap suriah.
Kejadian ini telah membangkitkan perhatian dunia
internasional yang menyama nyamakan seperti kejadian
di Tunisia dan Mesir serta libiya. Tekanan terhadap asad
semakin besar dan berbagai negara meminta asad 
mundur. Pemberitaan di Houla terbelah dua. Media barat,
media pro-barat( Aljazerara dan Al arabiya) yang
kemudian dipublikasikan ulang oleh nedia lokal di
berbagai Negara menyebut rezim assad sebagai pelaku.
Mereka meghadirkan saksi mata dari pihak pemeberontak
bersenjata suriah (yang betanggung jawab dalam Free
Syrian Army FSA), aktivis oposisi dan warga houla yang
menyatakan bahwa pelakunya rezim asad. Sebailkinya
media rusia, iran, dan tentunya media milik pemerintah
suriah menghadirkan saksi mata yang menyatakan
sebaliknya; yaitu bahwa FSAlah pelakunya. Sepintas
terlihat, sepertinya hanya media yang pro asad yang bisa
mengahdirakan saksi yang berlawanan dengan
pemberitaan media maenstrem, kesaksia keduanya ini
dianggap rekayasa.
Dewan Keamanan PBB pun sebelumnya sudah
menyatakan perlunya ada laporan yang membuat
kesaksian kedua pihak. Pada 4 juni 2012, Dubes China
untuk PBB, Li Baodong, yang saat itu menjadi periodik
DK PBB, mengeluarkan pernyataan tentang tragedi
Houla.
“sekarang kita memiliki cerita yang berbeda dari sudut
pandang berbeda. Sekarang kita memiliki certia dari
pemerintah suriah dan oposisi, dan dari berbagai sumber
lainnya. Karena DK PBB memiliki tim dilapangan, kami
ingin melihat informasi dari tangan pertama dari mereka.
Saya harap hal ini bisa memungkinkan menggabungkan
berbagai potongan informasi dan kami bisa mengambil
kesimpulan melalui penialaian kami sendiri.”
Dalam hal ini merupakan gugatan terhadap media Barat
( dan media lain yang mengutipnya) yang secara masif
menyampaikan berita dari satu versi saja.
 Efek Tragedi Houla
Euphoria tragedi Houla, menyebabkan pandangan dunia
sipil megarah kearah salah satu wilayah timur tengah itu,
dan ikut serta mnyebarluaskan vidieo dan gambar yang
berisi jenazah yang dibunuh secara brutal. Kebohongan
publik bahkan dilakukan oleh media masa papan atas,
yaitu BBC.
Dalam situsnya pada 27 mei 2012, BCC memuat foto
mayat mayat berkafan yang berjejar dengan memberi
caption (keterangan gambar) bahwa foto itu kiriman dari
aktivis oposisi dan BBC menyebutkan Foto ini, yang
tidak bisa diverifikasi secara independen, diyakini adalah
jenazah anak anak koraban pembantaian Houla yang akan
dimakamkan.
Tak lama kemudian, fotograper asli foto  tersebut, Macro
Di Lauro, merilis protenya. Dia menegaskan bahwa
photo itu adalah karyanya dan jenazah yang ada dalam
foto itu adalah korban pembunuhan masal di irak tahun
2003. BBC mencabut begitu saja foto itu, tanpa minta
maaf. Sementara foto itu sudah terlanjur disebarkan
luaskan keseluruh dunia.
Seriring dengan semua propaganda itu, kalimat Assad
pelaku pembantaian Houla pun tersebar luas. Sedemikian
luas dan sedemikian masif, shingga publik sulit menerima
ketika ada orang (misalnya, bloger atau
Facebooker)memberikan sanggahan.  Buat razim assad,
jika benar mereka melakukan pembantaian di houla, sama
artinya dengan ‘bunuh diri’ secara politik. Karena, justru
pada hari hari itu, AS sedang menggalang suara di DK
PBB untuk mendapat izin ‘humanitarian inventarion’.
Dalam rangka itu pula sekjen PBB mengirimkan surat
kepada DK. Secara umum, dalam surat ini dinyatakan
bahwa kelompok oposisi di suriah melakukan aksi
demonstrasi dan tidak sedikt juga melakukang
pengeboman yang didapat psersenjataan dari suplai barat.
Selain itu, korban di houla dibunuh dengan cara-cara
nonmiliter; ditusuk, digorok, ditambak dengan jarak
dekat. Ini cara cara khas pembunuhnya yang dilakukan
oleh teoritis Al Qaeda di Afganistan(contoh, kejadian
pembunuhan massal didesa Mahzar Sharif yang bersifat
berpenduduk mayritas syaih). Bila benar militer suriah
yang melakukan, tentulah gay pembunuhannya  tidak
demikian. Inilah yang dikatan jubir  Menlu suriah. “ this
is not the hallmark of heroic syirian armi” ini bukan
cirikas dari tentara suriah yang heroik.
Sebaliknya apa kenutungan dari pihak oposisi untuk
melakukan pembantain di houlo? Ini bisa dilihat reaksi
mereka stelah tragedi itu, mereka mnyerukan agar barat 
melakukan langkah langkah penting untuk melindungi
rakyat sipil. Episode  mengundang bantuan internasional
ini mirip dengan kejadian di libia. Qadafi dituduh
melakukan pembantaian masal di Benghazi dan tak lama
setelah itu NATO datang mengempur Qadafi hingga
tewas.
Ini mendakan bahwa gejolak dunia bisa dilakukan denga
melalui hegemoni Informasi yang menyebabkan nilai nilai
kemanusian mengalami degradasi secara masif dan bukan
hanya contoh diatas saja, masih banyak contoh atau
peristiwa yang mengunakan penyelewengan teknologi
informasi. Alasanya saya mengabil rumusan masalah ini
disebabkan dunia islam sekarang banyak mendapatkan
tekanan dogma bahwa islam identik denga terorisme dan
kekerasan. Disinilah peran epsitemik kita dalam
menghadapi info atau isu yang dapat menyebabkan
tendensi konflik antar umat atau mahzab sekalipun.
 
 
BAB IV
PENUTUP
 
Kesimpulan Dan Saran
Secara integral dapat kita ketahui dari dasar teori dan
pembahasan diatas dapat kita tarik benang merah dari
rumusan masalah masalah dan judul yang saya coba
gugah Pengaruh dan Perkembangan Teknologi
informatika dalam pandangan dinamika dunia islam,
dalam bentuk makalah karya tulis ilmiah.
Sains dan teknogi kini berkembang pesat tidak menganl
siapa dan apa gendernya ataupun umur sekalipun. Solah
olah sains dan teknologi menjadi hantu yang paling
menkutkan bagi sebagian manusia, dan sebagiannya lagi
mendewa dewakan teknolgi, dari bagian yang kedau ini
bahwa teknologi seakan membuat manusia menjadi
sempuran. Padah sudah jelas bahwa manifestasi Tuhan
dimuka bumi ini adalah Manusia yang diciptakan dengan
insan kamilnya.
Jauh dari masa sekarang, dimasa lampau jaman berbagi
perdaban dunia bukan saja islam. Sudah mengalami
kemajuan kemajuan yang diciptakan untuk sebuah
kepentingan kepentingan Kekuasaan. Dengan teknologi
sesorang dapat menguasai apa asaja yang ia mau. Namun
kebanyakan dari mereka melupakan sauat petuah bahwa
Hak dan kebenaran adalah kebenaran yang Mutlak, bukan
kebatilan yang dipertahankan akan menjadi peluru besar
di kemudian hari. Contoh kasus diatas diman Teknologi
infomasi yang diselewngkan membuat perang,
perpecahan antar kaum islam di Haula suriah. Dimaana
dengan sebuah video dan fot yang bersebar di internet
jejaring sosial membuat para awan berfikir bahwa klan
asad adalah pelakunya. Pandangan secara subyektif
seperti inilah diterminasi manusia modern sekrang yang
mudah ditipu daya, dan kebenaran mayoritas dianggang
kebenaran yang palinh benar tanpa ada analisis
sebelumnya.
Semoga kita para Mahasiswa, pemuda dan para penikmat
baca yang nantinya akan membanca makalah saya akan
sedikit membuka pandangannya sebulm melakukan
kesimpulan pribadi yang dianggap benar. Melaikan
melalui makalah ini lah sebagai pembandinyga.
Teknologi informasi khususnya medai sosial, bagaikan
dewa dan peminat pembaca time line lebih banyak
ketimbang para pembaca buku yang konon  adalah
jendela dunia. Seharunnya teknologi dewasa ini bisa
berdapmak posotif para usenya bukan malah
mengintimidasi para pengguna dengan mengembangkan
egoisme pada indvidu masing masing yang menganggap
pengetahuan awalnya dalah mutlak kebenaran. Kita tidak
mau lagi melihat wajah ataupun indentitas isalam adalah
teoris bahkan seakan akan islam tidak mengajarkan nilai
nilai kemanusia.
Seperti apa yang dikatan dalam sebuah riwat hadis,
dikatakan: “Sekolompok mujahidin yang telah melakukan
perang jihad, kembali ke madinah, dan Nabi berkata Elu-
eluhkan orang orang yang menyelesaikan jihad yang
kecil, tetapi jihad mereka yang besar masih harus
dilakukan. Mereka bertanya serantak “Ya Nabi!
Katakanlah kepada kami apakah jihad yang besar itu”
Jihad Melawan Nafsu”.
Musuh manusia adalah Nafsu, sehingga sangat sulit untuk
saat ini membedakan antar hak dan batil. Atau kebenran
dan kesalahan yang absolut. Dalam rumus kebenaran
yang saya ketahui bahwa tidak mungkin ada dua 2
kebenaran yang diangap benar dan hanya satu kebenaran
yang mutlak.
*******
            DAFTAR PUSTAKA
             
 
Arsyad Sanusi.2011. Hukum dan Teknologi Informasi.
Sasrawarna.
 Ihde Don.2008. Filsafat Teknologi.Kanisius.
 Muthahhari Murthada.1994. Manusia dan Agama.
Mizan.
 Muthahhari Murthada.1994. Gerakan Islam Abad XX.
Terjemahan(Fachry Ali): Beunebi Cipta.
 Muthahhari Murthada.2000. Pelajaran Pelajaran
Penting dari Al-Qur’an. Penerjemah(M.Jawad Bafagih):
Lentera.
 Majid Nurchoish. 2008. Islam Doktrin dan
Peradaban,Paramadina.
 Poedjiadi Anna. Sains Teknologi Masyarakat.Remaja
Rosda karya.
 Sulaeman, Dina.2013. Prahara Suriah. Jakarta: Pustaka
Iman.
 Sutarman.2009. Pengantar Teknologi Informasi.Bumi
Aksara.
 http://joalone.blogspot.com/2011/02/pengaruh-
perkembangan-teknologi-dalam.html
 http://munabsy.blogspot.com/2012/10/pandangan-islam-
terhadap-sains-dan.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_sains

makalah iptek dan seni menurut islam


IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM
Pengertian Iptek dan Seni, Iptek dan Seni Menurut Islam,
 Kontribusi dan Seni bagi Dakwah Islam,
Tokoh-tokoh Iptek dan Seni Islam

Di susun oleh:
Fajar Bangun Prasetyo
Galih Dirgantoro

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


POLITEKNIK SAWUNGGALIH AJI PURWOREJO
Tahun Akademik 2011
           

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji hanya
bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman.
Puji  syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat,hidayah,inayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik dan lancar.

Makalah dengan judul “IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM” sebagai tugas mata kuliah Agama.

Dalam penulisan makalah ini kami bayak menerima bantuan bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini ,kami tidak lupa mngucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnnya kepada:

1.      Bapak H.Mulyadi selaku direktur Politeknik Sawunggalih Aji


Purworejo.                                                                                                                                                                        
           

2.      Bapak Nasrudin selaku dosen mata kuliah agama.

3.      Orang tua kami yang telah memberikan bantuan materiil dan spirtual.

4.      Teman-teman kami di Politeknik Sawunggalih Aji Purworejo umumnya dan kelas TIC khususnya atas
segala bantuannya.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Politeknik
Sawunggalih Aji Purworejo khususnya kelas TI C. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan.  Maka penulis menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakan makalah ini.

Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi penulis serta pembaca pada umumnya.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................3

PENDAHULUAN ....................................................................................................................5

BAB I

PENGERTIAN IPTEK DAN SENI..........................................................................................6

1.      Pengertian Iptek .............................................................................................................6

a.       Definisi Iptek ...........................................................................................................6

b.      Pelaksanaan dan Perkembangan Iptek di Indonesia.................................................7

c.       Dmpak Negatif Iptek ...............................................................................................8

2.      Pengertian Seni ..............................................................................................................9

a.       Definisi Seni ............................................................................................................9

b.      Cabang Seni ...........................................................................................................10

c.       Fungsi Seni ............................................................................................................10

BAB II

IPTEK DAN SENI MENURUT ISLAM ................................................................................12

1.      Iptek Menurut Islam ....................................................................................................12

a.       Kewajiban Mencari Ilmu .......................................................................................13

b.      Interaksi Iman, Ilmu, dan  Amal ............................................................................14

c.       Keutamaan Orang Yang Berilmu...........................................................................14

d.      Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Alam..............................................................15

e.       Penyikapan Terhadap Iptek ...................................................................................16

f.       Keselarasan IMTAQ dan IPTEK ..........................................................................17

2.      Seni Menurut Islam .....................................................................................................19

a.       Definisi Seni Menurut Islam..................................................................................19

b.      Perkembangan Seni Pada Masa Bani Ummayyah.................................................22


c.       Alat Musik Islam....................................................................................................23

d.      Hal yang Perku Diperhatikan Dalam Menyanyi....................................................24

e.       Pendapat Tentang Seni Menurut Para Ulama........................................................24

BAB III

KONTRIBUSI IPTEK DAN SENI BAGI DAKWAH ISLAM.............................................27

Kontribusi Terhadap Dakwah..................................................................................................27

BAB IV

TOKOH-TOKOH IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM..................................................... 30

1.      Tokoh Musik Islam .....................................................................................................30

2.      Tokoh Filsafat Islam ...................................................................................................30

3.      Tokoh Islam di Bidang Kedokteran ............................................................................31

4.      Tokoh Muslim di Bidang Sejarah ...............................................................................31

5.      Tokoh Islam di bidang Geografi .................................................................................32

6.      Geometri dan Tokoh-Tokohnya ..................................................................................32

7.      Kesenian dan Tokohnya ..............................................................................................33

PENUTUP................................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................36


PENDAHULUAN

Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat
Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa
Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini
bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan
menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah
Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak
boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi
pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang
digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang.
Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan
halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan
oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak
boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi
kebutuhan manusia.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu
abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan
kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu
mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala
dampak negatif yang diakibatkanya.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Ada banyak
cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini
hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap
muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan

BAB I

PENGERTIAN IPTEK DAN SENI

1.      Pengertian Iptek

A.    Definisi Iptek

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Ilmu adl sumber teknologi yg mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan
rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau aplikasi dari ilmu yg dapat ditunjukkan dalam
hasil nyata yg lbh canggih dan dapat mendorong manusia utk berkembang lbh maju lagi. Sebagai umat
Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis utk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa
dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Seperi kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan manusia
bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan
cara atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah SDA yang
di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan iptek harus didasari terhadap
moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK  secara
merata. Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi, namun
oelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata.

Masih banyak masyarakat kurang mampuyang putus harapannya untuk mendapatkan


pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginy biaya pendidikan yang harus mereka tanggung.
Makadari itu pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan
IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan SDM yang ada. Perkrmbangan IPTEK disamping bermanfaat
untukkemajuan hidup Indonesia juga memberikan dampak negatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya seminimal mungkin antara lain:

1.      Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.


2.      Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya permasalahan di
tempat itu.

3.      Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada.

Dengan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguatan
iptek mutlak diperlukan untuk mencapaikesejahteraan bangsa. Visi dan Misi iptek dirumuskan sebagai
paduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya iptek yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.Undang-
undang No.18 Tahun2002 tentang Sistem Nasional Penelitiha, Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang yelah berlaku sejak 29 Juli 2002, merupakan penjabaran dari visi dan
misi Iptek sebagaimana termaksud dalam UUD 1945 Amandemen pasal 31 ayat 5, agar dapat
dilaksanakan oleh pemerintah beserta seluruh rakyat dengan sebaik baiknya. Selain itu pula
perkembangan iptek di berbagai bidang di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat semestinya
dapat meningkatkan kualitas SDM di tengah bermunculannya dampak negatif dari adanya
perkembangan iptek, sehingga diperlukan pemikiran yang serius dan mantap dalam menghadapi
permasalahan dalam penemuan-penemuan baru tersebut.

B.     Pelaksanaan Dan Pengembangan Iptek di Indonesia

Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah di pahami dan disadari akan
berhadapan dengan situasi yang serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, sebut saja
antara lain: cloning, cosmology, cryonics, cybernities, exobiology, genetik, engineering dan
nanoteknology. Cabang-cabang Iptek itu telah memunculkan berbagai perkembangan  yang sangat
cepat dan implikasi yang menguntungkan bagi manusia atau sebaliknya.

Untuk mendayagunakan Iptek diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat dipertanggungjawabkan. Rumusan
4 nilai luhur pembangunan Iptek nasional.

1.      Accountable, penerapan Iptek harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, lingkungan,
finansial bahkan dampak politis.

2.      Visionary, pembangunan ipek memberikan solusi strategis dan jangka panjang, tetapi taktis dimana kini
tidak bersifat sektoral dan hanya memberi implikasi terbatas.

3.      Innovative, asal katanya adalah “innovere” yang artinya temuan baru yang bermanfaat. Nilai luhur dari
pembangunan iptek artinya dapat berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan memberikan
apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi inivasi baru dalam upaya inovatif untuk
mendapatkan produktifitas.

4.      Excellence, keseluruhan tahapan pembanguna iptek mulai dari fase inisiasi, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harus baik, yang terbaik atau berusaha  menuju terbaik.
Pesatnya kemajuan iptek untek memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan global.
C.     Dampak Negatif Iptek

Bagi  masyarakat sekarang  iptek sudah merupakan suatu  religion. Pengembangan iptek


dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek lebagai
liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan  kefanaan dunia. Iptek yakina akan memberi
umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan
kesejahteraan manusiatidak dapat dipungkiri. Namum manusia tidak bisa menipu diri akan kenyataan
bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.Dalam peradaban modern yang
muda, terlalu sering manusia terhenyak oloh disilusi dari dampak negatif iptek  terhadap kehidupan
umat manusia. Kalaupun ipek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak
berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan.
Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan objektif. Kebenaran harus mencakup
pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal unsur kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak
pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-maslah kemanusiaan. Dari segala
dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap peri laku dari manusia penciptanya.
Iptek telah membuat sang penciptanya di hinggapi sifat over confidence dan superiotas tidak saja
terhadap alam melainkan pula terhadap sesamamya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang
kuat(negara barat) terhadap negara yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat
sejak lahirnya revolusi industri.

2.      Pengertian Seni

a.       Definisi  Seni

Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan
kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indak atau dihiasi dengan indah.
Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan
yang artistik. Cilpacastra adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk didalamnya
apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada perbedaan antara seniman dan tukang.
Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi
keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian ini ternyate tidak hanya terdapat di India
dan Indonesia. Juga terdapat di Barat pada masa lampau.

Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista.
Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaituketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu;
adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; artista adalah
anggota yang ada didalam kelompok-kelompok itu. Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi I’arte
(italia), I’art (Perancis),Elarte (Spanyol), dan Art (Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun
berkembang sedikit demi sedikit kearah pengertiaannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-
istilah yang lain, orang Jerman menyebut seni dengan Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang
berasal dari kata lain walaupun dengan pengertian yang sama. Bahasa Jerman juga menyebut dengan
istilah die Art yang berarti cara, jalan, atu modus, yang juga dapat dikembalikan pada asal mula
pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang di angkat untuk istilah tersebut.

Pengertian seni menurut beberapa ahli:

1.      Ki Hajar Dewantara

Seni merupakan segala perbuatan mansia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah hingga
dapat menggerakan jiwa perasaan manusia.

2.      Prof. Drs. Suwaji Bastomi

Seni adalah aktifitas batin dengan pengalaman estetik yang dinyatakan dalam brntuk agung yng
mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.

3.      Drs. Sudarmaji

Seni adalah segala manisvestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang,
garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.

4.      Enslikopedia Indonesia

Seni adalah penciptaa segala sesuatu hal atau benda yang karena keindahannya orang senang
melihatnya atau mendengarkan

b.      Cabang Seni

1.      Seni Musik atau seni suara

2.      Seni tari atu seni gerak

3.      Seni drama

4.      Seni Rupa

c.       Fungsi Seni

1.      Untuk Kebutuhan Individu

a.       Kebutuhan Fisik
Sejarah membuktikan bahwa perkembangan seni musik selalu seiring dengan peradaban mausia.
Sejhak dulu, benda-benda diciptakan dengan mempertimbangkan nilai seni. Misalnya, model baju yang
bernilai seni tinggi tentu harganya jauh lebih mahal dibanding yang kurang berseni.

b.      Kebutuhan Emosional

Manusia juga mempunya kebutuhan emosional yang harus dipenuhi. Saat sedang sedih, gembira,
dan sebagainya. Lewat seni inilah seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan daya imajinasinya
atau menikmati seni tersebut untuk menghibur hatinya. Untuk itulah orang seringkali melukis, bernyayi,
membuat puisi, mendengarkan lagu atau menonton drama.

2.      Untuk Kebutuhan Sosial

a.       Bidang Agama

Contoh: Dakwah melalui seni musik yaitu dengan lagu-lagu religi atau menggambarkan kekuasaan Allah
SWT melalui lukisan atau Kaligrafi.

b.      Bidang Pendidikan

c.       Bidang Komunikasi

d.      Bidang Rekreasi
BAB II

IPTEK DAN SENI MENURUT ISLAM

1.      Iptek Menurut Islam

Peran Islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar
pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah islam) wajib dijadikan tolok ukur dan
pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan  adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah
diharamkan. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sumber segala
kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul
bila diawali dengan  pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan
terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan
Keagungan-Nya.

Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,sangat mendorong dan
mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian
di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuandan
teknologi. Berbeda dengan pandangan Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk
mementingkan duniawi, maka Islam mementingkan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah atau
pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah)
di muka bumi untuk berkhidmat kepada manusia dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih
dari 800 ayat dalam Al-Quran  yang mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan
tehadap berbagai gejala alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah.

Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta ilmiah, maka
kemumgkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada
ilmu pengetahuan yang menentang prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran
filosofis atau paradigma materialisme yang beradadi balik wajah ilmu pengetahuan modern tersebut.
Karena alam semesta yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan dan ayat-ayat suci Tuhan( Al-Quran) dan
Sunnah Rasulullah SAW yang di pelajari melalui agama adalah sama-sama ayat (tanda-tanda dan
perwujudan ) Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang,
karena keduanya berasal dari satu sumber sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh
Alam Semesta.

a.      Kewajiban Mencari Ilmu

Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Tentunya beribadah
dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang
berpegang teguh dan sungguh-sungguh perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist. 
Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan
menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang
menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris
atau ilmu faroidh yang adil)

Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “ mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang
meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata dan emas pada babi hutan.”(HR.
Ibnu Majah dan lainya)

Juga pada hadist rasulullah yang lain,”carilah ilmu walau sampai ke negeri cina”. Dalam hadist ini kita
tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai
penjuru dunia. Walau jauh ilmu haru tetap dikejar.

Dalam kitab “ Ta’limul muta’alim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut trlebih dahulu adalah ilmu
haal yaitu ilmu yang dseketika itu pasti digunakan dal diamalkan bagi setiap orang yang sudah baligh. Seperti ilmu
tauhid dan ilmu fiqih. Apabila kedua bidang ilmu itu telah dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya, misalnya
ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lainya.

Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik anaknya, sehingga lebih mengutamakan ilmu-ilmu umum
daripada ilmu agama. Maka anak menjadi orang yang buta agama dan menyepelekan kewajiban-kewajiban
agamanya. Dalam hal ini orang tua perlu sekali memberikan bekal ilmu keagamaan sebelum anaknya mempelajari
ilmu-ilmu umum.

Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda, “sedekah yang paling utama adalah orang islam yang belajar
suatu ilmu kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang lain.”(HR. Ibnu Majah)

Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orang yang mau menuntut ilmu kemudian ilmu itu diajarkan
kepada orang lain. Inilah sedekah yang paling utama dibanding sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan
ilmu, khususnya ilmu agama, berarti menenan amal yang muta’adi (dapat berkembang) yang manfaatnya bukan
hanya dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain

b.      Interaksi iman, ilmu dan amal

Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang
harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam, didalamnya
terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal
shaleh.

Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat tergambar dalam
keutuhan inti ajarannya. Di dalam al-Qur’an dinyatakan yang artinya “Tidaklah kamu memperhatikan
bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (dinul Islam) seperti sebatang pohon
yang baik, akarnya kokoh (menghujam kebumi) dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu
mengeluarkan buahnya setiap muslim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia agar  mereka ingat”.

Dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan
akhlak dengan menganalogikan dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan
gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menupang
tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan. Dahan dan cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat dengan teknologi dan seni.
IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan
kerusakan alam.

c.       Keutamaan orang yang berilmu

Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan masyarakat. Al-Quran
menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan
ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al
Imran : 7), “Ulul al-Ilmi” (Al Imran : 18), “Ulul al-Bab” (Al Imran : 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud : 24), “al-
A'limun” (al-A'nkabut : 43),“al-Ulama” (Fatir : 28), “al-Ahya' “ (Fatir : 35) dan berbagai nama baik dan gelar mulia
lain.

Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman:   "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan
melainkan Dia (yang   berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada   Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha
Perkasa lagi   Maha Bijaksana". Dalam ayat ini ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka
amat  istimewa di sisi Allah SWT . Mereka diangkat sejajar dengan para  malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah
SWT. Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang menyembunyikan kebenaran/ilmu,
sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan
berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam
Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah:
159) Rasulullah saw juga bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, akan dikendali mulutnya oleh Allah
pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka." (HR Ibnu Hibban di dalam kitab sahih beliau. Juga diriwayatkan
oleh Al-Hakim. Al Hakim dan adz-Dzahabi berpendapat bahwa hadits ini sahih)      Jadi setiap orang yang berilmu
harus mengamalkan ilmunya agar ilmu yang ia peroleh dapat bermanfaat. Misalnya dengan cara mengajar atau
mengamalkan pengetahuanya untuk hal-hal yang bermanfaat.
d.       Tanggung jawab ilmuwan terhadap alam

Manusia, sebagaimana makhluk lainnya, memiliki ketergantungan terhadap alam. Namun, di sisi lain,
manusia justru suka merusak alam. Bahkan tak cukup merusak, juga menhancurkan hingga tak bersisa. Tiap
sebentar kita mendengar berita menyedihkan tentang kerusakan baru yang timbul pada sumber air, gunung atau
laut. Para ilmuwan mengumumkan ancaman meluasnya padang pasir, semakin berkurangnya hutan, berkurangnya
cadangan air minum, menipisnya sumber energi alam, dan semakin punahnya berbagai jenis tumbuhan dan
hewan.

Sayangnya, meski nyata terasa dampak akibat kerusakan tersebut, sebagian besar manusia sulit
menyadarinya. Mereka berdalih apa yang mereka lakukan adalah demi kepentingan masa depan. Padahal yang
terjadi justru sebaliknya; tragedi masa depan itu sedang berjalan di depan kita. Dan, kitalah sesungguhnya yang
menjadi biang kerok dari tragedi masa depan tersebut. Manusia telah diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar
jangan melakukan kerusakan di bumi. Namun, manusia mengingkari peringatan tersebut. 
Allah SWT menggambarkan situasi ini dalam Al-Qur’an: “Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi’, mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan.” (QS Al-Baqarah:11) 
Allah SWT juga mengingatkan manusia: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)’. Katakanlah, ‘Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).’’ (QS Ar-ruum: 41-42)

Pada masa sekarang pendidikan lingkungan menjadi mutlak diperlukan. Tujuannya mengajarkan kepada
masyarakat untuk menjaga jangan sampai berbagai unsur lingkungan menjadi hancur, tercemar, atau rusak. Untuk
itu manusia sebagai khalifah di bumi dan sebagai ilmuwan harus bisa melestarikan alam. Mungkin bisa dengan cara
mengembangkan teknlogi ramah lingkungan, teknologi daur ulang, dan harus bisa memanfaatkan sumber daya
alam dengan bijak..

e.       Penyikapan terhadap Perkembangan IPTEK

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa “alat” untuk mencapai dan membuka
kebenaran. Hidayah tersebut adalah :

a.        indera, untuk menangkap kebenaran fisik,

b.       naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara probadi maupun sosial

c.        pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis
pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk
menuju kebenaran tertinggi

d.      imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan pengetahuannya

e.        hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku manusia
sebagai makhluk yang harus bermoral.
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat
pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan
perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK
ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok:

  Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK
moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai;

  Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat
ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami,

  Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.

 Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah “islamisasi
ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu
agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia
merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam
haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang
mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah.
Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah
martabatnya.

Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah
memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas
ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya
IPTEK itu sendiri.

 IPTEK akan bermanfaat apabila:

a.       Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya

b.      Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik),

c.       Dapat memberikan pedoman bagi sesama,

d.      Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung
kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.

f.       Keselarasan IMTAQ dan IPTEK

“Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin menguasai akhirat dengan
ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga harus dengan ilmu” (Al-Hadist). Perubahan
lingkungan yang serba cepat dewasa ini sebagai dampak globalisasi dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), harus diakui telah memberikan kemudahan terhadap berbagai
aktifitas dan kebutuhan hidup manusia. Di sisi lain, memunculkan kekhawatiran terhadap
perkembangan perilaku khususnya para pelajar dan generasi muda kita, dengan tumbuhnya budaya
kehidupan baru yang cenderung menjauh dari nilai-nilai spiritualitas. Semuanya ini menuntut perhatian
ekstra orang tua serta pendidik khususnya guru, yang kerap bersentuhan langsung dengan siswa.

Dari sisi positif, perkembangan iptek telah memunculkan kesadaran yang kuat pada sebagian
pelajar kita akan pentingnya memiliki keahlian dan keterampilan. Utamanya untuk menyongsong
kehidupan masa depan yang lebih baik, dalam rangka mengisi era milenium ketiga yang disebut sebagai
era informasi dan era bio-teknologi. Ini sekurang-kurangnya telah memunculkan sikap optimis, generasi
pelajar kita umumya telah memiliki kesiapan dalam menghadapi perubahan itu. Don Tapscott, dalam
bukunya Growing up Digital (1999), telah melakukan survei terhadap para remaja di berbagai negara. Ia
menyimpulkan, ada sepuluh ciri dari generasi 0 (zero), yang akan mengisi masa tersebut. Ciri-ciri itu,
para remaja umumnya memiliki pengetahuan memadai dan akses yang tak terbatas. Bergaul sangat
intensif lewat internet, cenderung inklusif, bebas berekspresi, hidup didasarkan pada perkembangan
teknologi, sehingga inovatif, bersikap lebih dewasa, investigative arahnya pada how use something as
good as possible bukan how does it work.

Sikap optimis terhadap keadaan sebagian pelajar ini tentu harus diimbangi dengan memberikan
pemahaman, arti penting mengembangkan aspek spiritual keagamaan dan aspek pengendalian
emosional. Sehingga tercapai keselarasan pemenuhan kebutuhan otak dan hati (kolbu). Penanaman
kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan kepada siswa akan kebahagiaan dan
keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia tapi juga kelak di akhirat. Jika hal itu dilakukan, tidak
menutup kemungkinan para siswa akan terhindar dari kemungkinan melakukan perilaku menyimpang,
yang justru akan merugikan masa depannya serta memperburuk citra kepelajarannya. Amatilah pesta
tahunan pasca ujian nasional, yang kerap dipertontonkan secara vulgar oleh sebagian para pelajar.
Itulah salah satu contoh potret buram kondisi sebagian komunitas pelajar kita saat ini. Untuk itu,
komponen penting yang terlibat dalam pembinaan keimanan dan ketakwaan (imtak) serta akhlak siswa
di sekolah adalah guru. Kendati faktor lain ikut mempengaruhi, tapi dalam pembinaan siswa harus diakui
guru faktor paling dominan. Ia ujung tombak dan garda terdepan, yang memberi pengaruh kuat pada
pembentukan karakter siswa. Kepada guru harapan tercapainya tujuan pendidikan nasional
disandarkan. Ini sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Intinya, para pelajar kita disiapkan agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.
Sekaligus jadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan sebenarnya mengisyaratkan, proses dan hasil harus mempertimbangkan


keseimbangan dan keserasian aspek pengembangan intelektual dan aspek spiritual (rohani), tanpa
memisahkan keduanya secara dikhotomis. Namun praktiknya, aspek spiritual seringkali hanya bertumpu
pada peran guru agama. Ini dirasakan cukup berat, sehingga pengembangan kedua aspek itu tidak
berproses secara simultan. Upaya melibatkan semua guru mata ajar agar menyisipkan unsur keimanan
dan ketakwaan (imtak) pada setiap pokok bahasan yang diajarkan, sesungguhnya telah digagas oleh
pihak Departeman Pendidikan Nasional maupun Departemen Agama. Survei membuktikan,
mengintegrasikan unsur ‘imtaq’ pada mata ajar selain pendidikan agama adalah sesuatu yang mungkin.
Namun dalam praktiknya, target kurikulum yang menjadi beban setiap guru yang harus tuntas serta
pemahaman yang berbeda dalam menyikapi muatan-muatan imtaq yang harus disampaikan,
menyebabkan keinginan menyisipkan unsur imtak menjadi terabaikan. Memang tak ada sanksi apapun
jika seorang guru selain guru agama tidak menyisipkan unsur imtaq pada pelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya. Jujur saja guru umumnya takut salah jika berbicara masalah agama, mereka
mencari aman hanya mengajarkan apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Sesungguhnya ia bukan sekadar tanggung jawab guru agama, tapi tanggung jawab semuanya.
Dalam kacamata Islam, kewajiban menyampaikan kebenaran agama kewajiban setiap muslim yang
mengaku beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.

2.      Seni Menurut Islam

a.      Definisi  Seni Menurut Islam

Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan
kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya
“Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilimu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial)
yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.

Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi
salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an
mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah
berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?”  [QS 50: 6].

Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi saw., kepada para
sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :

“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.”Ada orang
berkata,” Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal bagus.” Nabi
bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan. Sedangkan sombong adalah sikap
menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”(HR. Muslim). Bahkan salah satu mukjizat Al-Qur’an
adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya
merasa kalah berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama,
serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir. Dalam membacanya, kita
dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya
sekaligus.
Rasulullah bersabda :
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.”  (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban,
Darimi)
Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai keindahan. Dan tak bisa
dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia. Namun bagaimana dengan fenomena
sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar 
seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang semakin marak menjadi konsumsi orang-orang
bahkan anak-anak.Sebaiknya di kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.  Bahwa dalam Al-Qur’an
disebutkan :

“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-
olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.” (Luqman:6)

Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak berguna bahkan
menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian tersebut. Nyanyian-nyanyian yang
membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram
hukumnya.

Pendapat tentang pengertian seni dalam Islam

.            Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada
bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu
dari tempat penerimaan wahyu al-Qur’an yang dalam hal ini adalah masyarakat Arab. Jika demikian, bisa
jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui ekspresi budaya lokal yang senada dengan tujuan
Islam. Sementara itu, bila kita merujuk pada akar makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun
menyerahkan diri, maka bisa jadi yang namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap
manusia yang termanifestasikan dalam segala macam bentuknya, baik seni ruang maupun seni suara
yang dapat membimbing manusia kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam.

Di sisi lain, dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah penjelmaan rasa indah
yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi kedalam bentuk
yang dapat ditangkap oleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis dan ruang), atau
dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama).
              Dari difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang terungkap
melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam
catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang termanifestasikan.

Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa lampau maupun masa kini
bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka dasar dari difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain,
seni bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana dan kapan seni tersebut
termanifestasikan, melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang terejahwantah dalam karya seni
tersebut.

b.      Perkembangan seni pada masa bani umayyah


Perkembangan seni Pada masa Daulah Bani Umayyah , terutama seni bahasa, seni suara, seni rupa, dan
seni bangunan (Arsitektur).

1. Seni Bahasa

           Kemajuan seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan bahasa. Sedangkan kemajuan
bahasa mengikuti kemajuan bangsa. Pada masa Daulah Bani Umayyah kaum muslimin sudah mencapai
kemajuan dalam berbagai bidang, yaitu bidang politik, ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan. Dengan
sendirinya kosakata bahasa menjadi bertambah dengan kata-kata dan istilah –istilah baru yang tidak
terdapat pada zaman sebelumnya.

           Kota Basrah dan Kufah pada zaman itu merupakan pusat perkembangan ilmu dan sastra (adab). Di
kedua kota itu orang-orang Arab muslim bertukar pikiran dalam diskusi-diskusi ilmiah dengan orang-
orang dari bangsa yang telah mengalami kemajuan terlebih dahulu. Di kota itu pula banyak kaum
muslimin yang aktif menyusun dan menuangkan karya mereka dalam berbagai bidang ilmu. Maka
dengan demikian berkembanglah ilmu tata bahasa (Ilmu Nahwu dan sharaf) dan Ilmu Balaghah, serta
banyak pula lahir-lahir penyair-penyair terkenal.

2. Seni Rupa

           Seni rupa yang berkembang pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah seni ukir, seni pahat,
sama halnya dengan zaman permulaan, seni ukir yang berkembang pesat pada zaman itu ialah
penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai motif ukiran.

Yang terkenal dan maju ialah seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Qur’an, Hadits Nabi dan rangkuman
syair yang di pahat dan diukir pada tembok dinding bangunan masjid, istana dan gedung-gedung.

3. Seni Suara

           Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan Daulat Bani Umayyah yang terpenting ialah
Qira’atul Qur’an, Qasidah, Musik dan lagu-lagu lainnya yang bertema cinta kasih.

4. Seni Bangunan (Arsitektur)

                   Seni bangunan atau Arsitektur pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah pada umumnya
masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti bangunan kota Damaskus, kota Kairuwan, kota Al-
Zahra. Adapun seni bangunan agama antara lain bangunan Masjid Damaskus dan Masjid Kairuwan,
begitu juga seni bangunan yang terdapat pada benteng- benteng pertahanan masa itu.

            Adapun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, berkembangnya dilakukan dengan jalan
memberikan dorongan atau motivasi dari para khalifah. Para khalifah selaku memberikan hadiah-hadiah
cukup besar bagi para ulama, ilmuwan serta para seniman yang berprestasi dalam bidang ilmu
pengetahuan dan kebudayaan dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan di sediakan anggaran oleh
negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya.

           Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di masjid-masjid. Di masjid-masjid
itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing gurunya yang mengajar ilmu pengetahuan
agama dan umum ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu antara lain ialah, ilmu
Qira’at, Tafsir, Hadits Fiqih, Nahwu, Balaqhah dan lain-lain. Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami
perkembangan pesat sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Tafsir
berkembang dari lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah
Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi yang sekaligus juga paman Nabi yang terkenal.

c.       Alat Musik Islam

Musik Islam selanjutnya berkembang sejalan dengan perkembangan musik di Eropa.


Penggunaan alat musik seperti oud sangat membantu dalam memahai pelajaran musik islam. Oud
adalah alat musik berbentuk seperti buah piryang di potong setengah dan di lengkapi senar atau sring
sebanyak 12 buah.

Oud di Italia berubah nama menjadi il luto.Berbeda dengan Jerman, il luto dikenaldengan nama
laute.Terjadi perubahan bahasa penyebutan pada alat musik yang benar-benar sama ini.Prancis
menyebutnya le luth.Sementara itu, Inggris menamainya lute.

Selain oud,ada alat musik lain yang sering dipakai dalam seni musik Islam.Sebelum menjadi biola,alat
musik berdawai dengan tabung resonansi yang lebih kecil dari gitar ini dikenal dengan nama rebab. Alat
musik rebab menyebar dari Spanyolke Eropa dengan nama rebec.  Bila rebab tersedia, rebana sudah
pasti ada . Instrumen musik Arab yang satu ini terbuat dari kayu dan perkamen. Penggunaan alat musik
rebana telah di lirik dunia barat, kemudian membawa rebana ke negaranya. Acara kenegaraan di istana
dan gedung pertemuan sering menghadirkan rebana sebagai hiburan. Sampai sekarang rebana masih
digunakan dalam bermusik di beberapa negara seluruh dunia.

d.      Hal yang perlu di perhatikan dalam Menyanyi

Maka menurut DR. Yusuf Qardhawi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal nyanyian antara lain :

1.      Tidak semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan etika islami     dan ajaran-
ajarannya.

2.      Penampilan dan gaya menyanyikannya juga perlu dilihat

3.      Nyanyian tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum khamar, menampakkan
aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa batas.
4.      Nyanyian –sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh)- harus dibatasi dengan sikap tidak
berlebih-lebihan.

d. Pendapat Tentang Seni Menurut Para Ulama

1.  Imām Asy-Syaukānī, dalam kitabnya NAIL-UL-AUTHĀR menyatakan sebagai berikut:

a. Para ‘ulamā’ berselisih pendapat tentang hukum menyanyi dan alat musik. Menurut     mazhab
Jumhur adalah harām, sedangkan mazhab Ahl-ul-Madīnah, Azh-Zhāhiriyah dan jamā‘ah Sūfiyah
memperbolehkannya.

b. Abū Mansyūr Al-Baghdādī (dari mazhab Asy-Syāfi‘ī) menyatakan: "‘ABDULLĀH BIN JA‘FAR
berpendapat bahwa menyanyi dan musik itu tidak menjadi masalah.

Dia sendiri pernah menciptakan sebuah lagu untuk dinyanyikan para pelayan (budak) wanita (jawārī)
dengan alat musik seperti rebab. Ini terjadi pada masa Amīr-ul-Mu’minīn ‘Alī bin Abī Thālib r.a.

c.  Imām Al-Haramain di dalam kitābnya AN-NIHĀYAH menukil dari para ahli sejarah bahwa ‘Abdullāh bin
Az-Zubair memiliki beberapa jāriyah (wanita budak) yang biasa memainkan alat gambus. Pada suatu hari
Ibnu ‘Umar datang kepadanya dan melihat gambus tersebut berada di sampingnya. Lalu Ibnu ‘Umar
bertanya: "Apa ini wahai shahābat Rasūlullāh? " Setelah diamati sejenak, lalu ia berkata: "Oh ini
barangkali timbangan buatan negeri Syām," ejeknya. Mendengar itu Ibnu Zubair berkata: "Digunakan
untuk menimbang akal manusia."

d.  Ar-Ruyānī meriwayatkan dari Al-Qaffāl bahwa mazhab Maliki membolehkan menyanyi dengan
ma‘āzif (alat-alat musik yang berdawai).

e.  Abū Al-Fadl bin Thāhir mengatakan: "Tidak ada perselisihan pendapat antara ahli Madīnah tentang,
menggunakan alat gambus. Mereka berpendapat boleh saja." Ibnu An Nawawi di dalam kitabnya
AL-‘UMDAH mengatakan bahwa para shahābat Rasūlullāh yang membolehkan menyanyi dan
mendengarkannya antara lain ‘Umar bin Khattāb, ‘Utsmān bin ‘Affān, ‘Abd-ur-Rahmān bin ‘Auf, Sa‘ad
bin Abī Waqqās dan lain-lain. Sedangkan dari tābi‘īn antara lain Sa‘īd bin Musayyab, Salīm bin ‘Umar,
Ibnu Hibbān, Khārijah bin Zaid, dan lain-lain.

2        Abū Ishāk Asy-Syirāzī dalam kitābnya AL-MUHAZZAB

a.  Diharāmkan menggunakan alat-alat permainan yang membangkitkan hawa nafsu seperti alat musik
gambus, tambur (lute), mi‘zah (sejenis piano), drum dan seruling.

b.  Boleh memainkan rebana pada pesta perkawinan dan khitanan. Selain dua acara tersebut tidak
boleh.

c.  Dibolehkan menyanyi untuk merajinkan unta yang sedang berjalan.


3.   Al-Alūsī  dalam tafsīrnya  RŪH-UL-MA‘ĀNĪ

a.  Al-Muhāsibi di dalam kitābnya AR-RISĀLAH berpendapat bahwa menyanyi itu harām seperti
harāmnya bangkai.

b.  Ath-Thursusi menukil dari kitāb ADAB-UL-QADHA bahwa Imām Syāf‘ī berpendapat menyannyi itu
adalah permainan makrūh yang menyerupai pekerjaan bāthil (yang tidak benar). Orang yang banyak
mengerjakannya adalah orang yang tidak beres pikirannya dan ia tidak boleh menjadi saksi.

c.  Al-Manawi mengatakan dalam kitābnya: ASY-SYARH-UL-KABĪR bahwa menurut mazhab Syāfi‘ī


menyanyi adalah makrūh tanzīh yakni lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan agar dirinya lebih
terpelihara dan suci. Tetapi perbuatan itu boleh dikerjakan dengan syarat ia tidak khawatir akan terlibat
dalam fitnah.

d.  Dari murīd-murīd Al-Baghāwī ada yang berpendapat bahwa menyanyi itu harām dikerjakan dan
didengar.

e.  Ibnu Hajar menukil pendapat Imām Nawawī dan Imām Syāfi‘ī yang  mengatakan bahwa harāmnya
(menyanyi dan main musik) hendaklah dapat dimengerti karena hāl demikian biasanya disertai dengan
minum arak, bergaul dengan wanita, dan semua perkara lain yang membawa kepada maksiat. Adapun
nyanyian pada saat bekerja, seperti mengangkut suatu yang berat, nyanyian orang ‘Arab untuk
memberikan semangat berjalan unta mereka, nyanyian ibu untuk mendiamkan bayinya, dan nyanyian
perang, maka menurut Imām Awzā‘ī adalah sunat.

f.  Jamā‘ah Sūfiah berpendapat boleh menyanyi dengan atau tanpa iringan alat-alat musik.

g.  Sebagian ‘ulamā’ berpendapat boleh menyanyi dan main alat musik tetapi hanya pada perayaan-
perayaan yang memang dibolehkan Islam, seperti pada pesta pernikahan, khitanan, hari raya dan hari-
hari lainnya.

h.  Al-‘Izzu bin ‘Abd-us-Salām berpendapat, tarian-tarian itu bid‘ah. Tidak ada laki-laki yang
mengerjakannya selain orang yang kurang waras dan tidak pantas, kecuali bagi wanita. Adapun
nyanyian yang baik dan dapat mengingatkan orang kepada ākhirat tidak mengapa bahkan sunat
dinyanyikan.

i.  Imām Balqinī berpendapat tari-tarian yang dilakukan di hadapan orang banyak tidak harām dan tidak
pula makrūh karena tarian itu hanya merupakan gerakan-gerakan dan belitan serta geliat anggota
badan. Ini telah dibolehkan Nabi s.a.w. kepada orang-orang Habsyah di dalam masjid pada hari raya.

j.  Imām Al-Mawardī berkata: "Kalau kami mengharamkan nyanyian dan bunyi-bunyian alat-alat
permainan itu maka maksud kami adalah dosa kecil bukan dosa besar."

4. ‘ABD-UR-RAHMĀN AL-JAZARĪ di dalam kitabnya AL-FIQH ‘ALĀ AL-MADZĀHIB-IL ARBA‘A  ,  menyatakan:
a.  ‘Ulamā’-‘ulamā’ Syāfi‘iyah seperti yang diterangkan oleh Al-Ghazali di dalam kitab IHYA ULUMIDDIN.
Beliau berkata: "Nash nash syara' telah menunjukkan bahwa menyanyi, menari, memukul rebana sambil
bermain dengan perisai dan senjata-senjata perang pada hari raya adalah mubah (boleh) sebab hari
seperti itu adalah hari untuk bergembira. Oleh karena itu hari bergembira dikiaskan untuk hari-hari lain,
seperti khitanan dan semua hari kegembiraan yang memang dibolehkan syara'.

b.  Al-Ghazali mengutip perkataan Imam Syafi'i yang mengatakan bahwa sepanjang pengetahuannya
tidak ada seorangpun dari para ulama Hijaz yang benci mendengarkan nyanyian, suara alat-alat musik,
kecuali bila di dalamnya mengandung hal-hal yang tidak baik. Maksud ucapan tersebut adalah bahwa
macam-macam nyanyian tersebut tidak lain nyanyian yang bercampur dengan hal-hal yang telah
dilarang oleh syara'.

c.  Para ulama Hanfiyah mengatakan bahwa nyanyian yang diharamkan itu adalah nyanyian yang
mengandung kata-kata yang tidak baik (tidak sopan), seperti menyebutkan sifat-sifat jejaka (lelaki
bujang dan perempuan dara), atau sifat-sifat wanita yang masih hidup ("menjurus" point, lead in certain
direction, etc.). Adapun nyanyian yang memuji keindahan bunga, air terjun, gunung, dan pemandangan
alam lainya maka tidak ada larangan sama sekali. Memang ada orang orang yang menukilkan pendapat
dari Imam Abu Hanifah yang mengatakan bahwa ia benci terhadap nyanyian dan tidak suka
mendengarkannya. Baginya orang-orang yang mendengarkan nyanyian dianggapnya telah melakukan
perbuatan dosa. Di sini harus dipahami bahwa nyanyian yang dimaksud Imam Hanafi adalah nyanyian
yang bercampur dengan hal-hal yang dilarang syara'.

d.  Para ulama Malikiyah mengatakan bahwa alat-alat permainan yang digunakan untuk memeriahkan
pesta pernikahan hukumnya boleh. Alat musik khusus untuk momen seperti itu misalnya gendang,
rebana yang tidak memakai genta, seruling dan terompet.

e.  Para ulama Hanbaliyah mengatakan bahwa tidak boleh menggunakan alat-alat musik, seperti
gambus, seruling, gendang, rebana, dan yang serupa dengannya. Adapun tentang nyanyian atau lagu,
maka hukumnya boleh. Bahkan sunat melagukannya ketika membacakan ayat-ayat Al-Quran asal tidak
sampai mengubah aturan-aturan bacaannya

BAB III

Kontribusi Iptek dan Seni Bagi Dakwah Islam

Kontribusi Terhadap Dakwah


Kontribusi adalah kesejahteraan dan kemakmuran  material (fisikal) yang di hasilkan oleh perkembangan
iptek moderen membuat orang mengagumi meniru gaya hidup peradaban orang barat samapidi barengi
sikap kritis terhadap segala dampak negatif yang diakibatkannya, bukan hanya bidang iptek saja tetapi
dalam bidang seni juga.

Dalam kontribusi iptek dan seni dalam dakwah islam banyak memberikan perkembangan di dalam
dakwahnya, misalnya pada jaman dahulu ketika para ulama di pulau jawa menyebarkan ajaran agama
Islam mereka menyebarkan dakwahnya melalui kesenian wayang yang isinya tentang ajaran-ajaran
agama Islam. Maka dengan adanya kesenian wayang ini digunakan sebagai media dakwah Islam dan
daya tarik masyarakat untuk menyaksikan kesenian wayang tersebut.

Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat maju, di buktikan dengan adanya
penemuan-penemuan baru yang fungsinya untuk memudahkan segala aktifias manusia, begitu juga
kemudahan dalam derdakwah bagi para ulama.  Ada banyak hal yang sudah dihasilkan oleh teknologi
untuk dakwah Islam sebagai bagian dari integrasi itu sendiri, Al Quran digital, akses hadist shahih yang
bisa dilakukan dimana saja,silahturahmi yang tidak pernah putus karena sudah ada HP, jejaring sosial
dan sebagainya. Bahkan media pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan game untuk
memperdalam ilmu Islam itu sendiri.

Contok-contoh Kontribusi Iptek dan Seni bagi dakwah Islam

  Arsitektur masjid yang indah membuat para jamaah senang dan nyaman beribadah

  Wayang sebagai media dakwah bagi Wali Songo

  Perkembangan busana muslim seperti jilbab

  Media dakwah di televisi, internet, koran, dan majalah

  Penggunaan internet, blog, dan situs Islami sepertisuara Islam, Muslim,dll

  Al Quran dan Hadist dalam bentuk digital semuga mempermudah pencarian ayat, terjemaah, tafsiran Al
Quran

  Penggunaan LCD sebagai media dakwah sehingga lebih jelas dipahami.


BAB IV

Tokoh Iptek dan Seni dalam Islam

1.Tokoh Musik Islam

Tokoh-tokoh yang berjasa dalam membawa 3 jenis musik tersebut adalah Said Bin Misjah yang
dengan tekunya mempelajari seni musikitu dan memadukannyasehingga membentuk seni musikyang
sesuai. Saidbin Misjah adalah pelopor berdirinya bangunan musik islam. Tidak lama setelah debut Said
bin Misjah,munculah muridnya yang bernama ibnu muhriz pada 715 M. Muhri telah maju beberapa
langkah dalam mengembangkan musikislam yang telah dikombinasikan oleh gurunya.Bersamaan
dengan itu masa pemerintah Islam banyak penguasa islam di Baghdad pergi ke Kordoba untuk
mendukung musisi dan perkembangan musik disana.Dari situ lahirlah beberapaalat musik yang
berkembang hingga ke luar wilayah islam. Salah satunya sebagai sarana hiburan sekaligus
menyampaikan ajaran. Yunus al atibhadir sekitar 742M merupakan ahli musik yg berasal dari anggota
pengiring KHALIFAH Al walid ke II.Kontribusi terhadap perkembangan dunia musik islam yang sangat
kuat pengaruhnya adalah buku musik yang di tulisnya sendiriyaitu kitab Al Ojan, buku berbahasa Arab
paling tua dalam ilmu musik.

2. Tokoh-tokoh filsafat Islam adalah :

1. Ibnu Sina (980  - 1037) (Avicenna) Disamping mendapat julukan FATHER OF


DOKTORS, Ibnu Sina diakui sebagai Filosuf besar yang amat berpengaruh di

kalangan Filosuf barat. Karyanya adalah : Al Qonun Fitthib dan Asy Syifa’ yang

merupakan Ensiklopedi besar tentang Filsafat Kedokteran dan ilmu pasti, sampai

tahun 1982 masih dicetak ulang di Leiden.

2. Ibnu Rosydi (Averoes, Benroyst, Liversoy) (1926  - 1198 M) Kelahiran Cordova,

beliau pengupas dan penganallisa Filsafat Aristoteles yang paling mendalam,

hingga mendapat julukan “Sang Komentator”. Aliran Filsafat nya  disebut                                    

Averoisme inilah yang mengantarkan Eropah ke pintu gerbang Renaissance

(abad 15-16).

3. Imam Al Ghozali (1058 - 1109) Mendapat gelar Hujjatul Islam, karena ahli dalam

bidang Fiqh (Filsafat dan Tashawwuf). Aliran Filsafat Al Ghozali banyak

bertentangan dengan aliran Filsafat masa itu. Karyanya banyak diterjemahkan ke

dalam bahasa Latin, Prancis, Inggris dan digunakan oleh gereja/ Kristen sebagai resensi dalam
mempertahankan diri dari gelombang Filsafat Aviroisme yang

menguasai alam fikiran Eropah pada saat itu.

4. Ibnu Khaldun (1332  - 1406 M), Ahli filsafat sejarah. Al

Kindi (Alchendius - 873 M) dan lain-lain.

3. Tokoh-tokoh Islam dalam bidang kedokteran adalah :

a. Arrozi, (Rhoses, 805 - 925 M), 200 jilid buku telah ditulisnya, yang paling terkenal

adalah “Al Hawi”, tentang kedokteran. Tahun 1279 M, diterjemahkan kedalam

bahasa latin dengan judul LIBER CONTINENS, atas perintah Raja Charles I, dan

diterjemahkan kedalam bahasa Inggris sampai 40 kali cetak.

b. Ibnu Sina (Avicenna, 980  - 1037 M). Al Qonun fit Thib (Conon of medicine),

diterjemahkan dalam berbagai bahasa di Eropa dan Al Qonun fit Thib ini menjadi

text book utama dari ilmu kedokteraan Eropa (Perancis dan Itali) sampai pada

abad 16 M.
c. Ibnu Rusydi (Averroes  - wafat 1198 M). Ahli filsafat yang mengantar Eropa ke

pintu gerbang Renaissance. Buku kedokterannya Kulliyat fit Thib

4. Tokoh-tokoh muslim dalam bidang sejarah antara lain :

a. Ibnu Khaldun (1332  - 1406 M) Beliau merupakan konseptor pertama sejarah,

dalam penulisannya berpegang pada kaidah-kaidah yang bersifat obyektif ilmiah

dalam mengumpulkan fakta, pengamatan fakta, analisa fakta serta hubungan

antara fakta-fakta. Karya sejarahnya adalah “Al Ibrar”, dan yang paling terkenal

adalah “Muqaddimah” sebuah buku filsafat sejarah.

b. Ibnu Ishaq (85 H / 618 M  - 150 H / 768 M). Lahir di Madinah, ahli sejarah dan

penyusun pertama sejarah dan biografi Nabi besar Muhammad saw.

5. Tokoh-tokoh Islam dalam bidang Geografi antara lain :

a. Abu Raihan Muhammd Al  Baituni (973 - 1048 M). Sebelum Galileo, beliau telah

mengemukakan teori tentang bumi berputar sekitar asnya, selanjutnya beliau

mengadakan penyelidikan tentang kecepatan suara dan cahaya.

b. Abu Hasan Ali Al Mas’udi. Seorang pengembara yang sering mengadakan

kunjungan ke berbagai dunia Islam di abad X. Beliau menulis buku “Maruj Al

Zahab” didalamnya  diterangkan tentang geografi, agama, adat istiadat dan

sebagainya.

c. Ibnu Yunus   (ALI BEN YOUNIS).Adalah penemu jam ayunan dan jam matahari

(Sundial), jadwal waktu (yang menggeser Ptolomeus (Almaqest)).

d. Hasan Ibnul Haitam. Menulis karyanya mengenai optik yang menjadi dasar bagi

Roger Bacon dan Kepler.

6.Geometri dan tokoh-tokohnya

Adalah satu ilmu yang berkaitan dengan ukur mengukur bumi, menghitung panjang,

lebar (luas/keliling) bumi. Prof. Carra de Vaux menyatakan : sebenarnya orang Islam telah

memperoleh kemajuan pesat dalam lapangan ilmu, mereka mengajar kita ilmu berhitung,
mereka mendapat aljabar dan ilmu pasti, ilmu ukur analitic, mereka pertama kali mendapat

ilmu planimetri dan trigonometri, ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui oleh orang-orang

Yunani sebelumnya.

Tokoh-tokoh ilmu pasti / matematik (976) :

a. AL Khowarismi, LOGARITMA (Alqorithm) Ciptaannya berasal dari namanya, ini

dianggap dasar asasi dari matematika. Beliau menemukan Aljabar, Hisabljabar wal

muqabalah (the matematic of integration an equation) karangannya, merupakan

buku pertama/terutama tentang aljabar yang sampai abad ke XVI, merupakan

referensi utama pada universitas-universitas di Eropa.  Angka 0 (nol) adalah

penemuannya, yang merupakan penentu pesatnya perkembangan dari ilmu pasti

dewasa  ini. Dua setengah abad setelah Islam/Arab menggunakan angka nol

barulah bangsa-bangsa barat menggunakannya.

b. Al Battani (858  - 929 M) adalah penemu Trigonometri (ilmu ukur segitiga).

Beliaulah yang pertama menggunakan istilah SINUS san COSINUS. Trigonometri

ini disempurnakan oleh Abul Wafa (940  - 998 M), beliau yang pertama

menemukan istilah dan rumus sinus, tangens, secans dan cosecans.

c. Jabir bin Hujan (221  - 782 M) di Eropa dikenal dengan nama GEBER, di dunia

diakui sebagai bapak ilmu kimia, penemu dan ahli metallurgi (memasak benda

logam).  6 abad kemudian barulah orang barat menemukan ilmunya (sekitar abad

XI - XIII), Karya-karya ilmiahnya banyak diterjemahkan oleh Eropa.

7. Kesenian dan tokoh-tokohnya

Karya seni dalam segala bentuknya, jika tidak bertentangan dengan batas-batas

ketentuan Allah swt. atau Rasul, maka termasuk hal-hal yang disukai Allah swt, karena

karya seni itu merupakan keindahan.

Nabi saw. bersabda  yang artinya :


“Sesungguhnya Allah itu indah, suka kepada yang indah-indah”.

Manusia, memiliki kecenderungan kepada yang indah-indah terutama dalam hal

memberi kepuasan bathin, menghilangkan kejenuhan, mendorong gairah hidup dan lainlain. Untuk itu
semua diperlukan karya seni yang betul-betul indah, (keindahan) seni lukis,

seni suara dan lain-lain dapat memberi kepuasan bathin bagi yang menikmatinya.

Kesenian menjadi terlarang bila mendorong pada pelanggaran agama dan norma-norma

yang telah ada dan baik.

Tokoh muslim dalam bidang ini antara lain : Ibnu Abdi Robbani (dlam bidang

sastra/syair/60  - 940 M) salah satu karyanya berjudul “Iqdul Farid” yang disalin dalam

bahasa Inggris The Precious Necklace (seuntai kalung indah). Nama lain muncul pada

pertengahan abad X adalah Al Jasairi karyanya Alfu Lailah wa Lailah (seribu satu malam).

PENUTUP
Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian di atas dapat dipahami,
bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek dan seni setidaknya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan
syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek dan seni. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar
manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek
dan seni.

Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan iptek
dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan
mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam.

Saran

Untuk mengembangkan IPTEKS harus kita dasar dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt
agar dapat memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan serta lingkungan sekitar kita.

Daftar Pustaka

Samantho, Y.Ahmad.IPTEK dari Sudut Pandang Islam.http://ahmadsamantho.wordpress.com

Taher, Tarmizi.Ummatan Wasathan.www.republika.co.id

http://makalah-artikel-online.blogspot.com/

Achmad Suyuti Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

http://www.dakwahkeadilan.blogspot.com

http://www.kispa.org
http://www.eramuslim.com

http://www.pk-sejahtera.org

http://www.akhwatumar.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai