Anda di halaman 1dari 10

ESSAY AGAMA ISLAM

MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI DI


INDONESIA

Disusun oleh :
Viny Sartika (I0314097)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2014
MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI DI
INDONESIA

Assalamualaikum Wr. Wb.


Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim
terbanyak di dunia. Pada tahun 2007, tercatat warga Indonesia
yang memeluk agama Islam adalah sebesar 88,20% atau sekitar
207.000.105 jiwa[1]. Bahkan jumlah ini mengalahkan jumlah
penduduk muslim Arab Saudi, yaitu 26.417.599 jiwa meskipun
persentasenya mencapai hampir 100%. Ironisnya, meskipun
jumlah penduduk muslim terbilang besar, namun masyarakatnya
belumlah bisa dikatakan sebagai masyarakat yang beradab
dalam membangun, menjalani, dan memaknai dirinya sendiri
(masyarakat madani)[2]. Buktinya Indonesia masih bergelar
sebagai negara berkembang, dilihat dari sisi pembangunan[3],
dan tiga besar negara yang tak layak bagi perempuan, dilihat
dari sisi peradabannya[4].
Bagaimanakah masyarakat madani itu? Dalam Alquran
disebutkan

salah

satu

contoh

masyarakat

madani

adalah

masyarakat Saba, yaitu masyarakat dimasa Nabi Sulaiman


seperti terdapat dalam (QS Saba : 15) :

























15)






Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di
tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan
dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): Makanlah
olehmu

dari

rezki

yang

(dianugerahkan)

Tuhanmu

dan

bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang


baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun(QS
Saba : 15).
Di dalam sejarah, tercatat bahwa masyarakat madinah
yang

dipimpin

Rasulullah

juga

mencerminkan

masyarakat

madani. Meskipun dalam Negeri Madinah itu sendiri terdiri dari


bermacam macam agama, suku dan ras, namun tidak
menghalangi mereka untuk menjadi masyarakat madani[5].
Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam
penguasaan

ilmu

pengetahuan,

dan

teknologi.

Serta

menggunakan sumber hukum Islam yaitu Alquran, sunnah,


ijtima dan akal dalam peraturan perundang undangan serta
dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Karena sejatinya,
semua yang telah tertulis dan menjadi seumber hukum agama
Islam adalah dapat dipakai oleh seluruh manusia meskipun
manusia itu tidaklah beragama Islam.
Peraturan maupun hukum yang diatur dalam Islam itu tidak
sempit, tidak hanya sebatas peraturan antara manusia dengan
Tuhannya,

melainkan

mencakup

seluruh

aspek

kehidupan

masnusia. Kehidupan sosial, ekonomi, pengadilan, dan lainnya.


Secara kasar dapat disebutkan bahwa pertauran dalam Islam
mencakup mulai dari manusia bangun tidur hingga tidur lagi.
Contoh peraturan dalam perdagangan dapat kita temukan pada
QS Al-(Muthaffifin : 1-3) :






( )





( )

()








Kecelakaan besarlah bagi orang orang yang curang (yaitu)
orang orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau

menimbang

untuk

orang

lain,

mereka

mengurangi[QS

Al-

Muthaffifin (1-3)].
Atau peraturan dalam pengadilan misalnya pada (QS Al
Maidah : 5) :


Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka
kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana(QS Al Maidah : 5).
Kita tidak bisa berfikiran dangkal bahwa menjalankan
kehidupan negara sesuai syariat Islam agar tercipta masyarakat
madani berarti menutup hubungan dengan penduduk yang
nonmuslim dan lalu menjalankan kehidupan negara hanya untuk
kalangan muslim saja. Menjalankan sesuai syariat islam disini
maksudnya adalah segala peraturan didasarkan atas sumber
sumber hukum Islam.[buku agama islam pegangan]. Bahkan
pada saat Rasulullah berkuasa atas Madinah, beliau tidak
membeda bedakan peraturan antara yang muslim maupun
nonmuslim.
Ada

beberapa

karakteristik

masyarakat

madani,

diantaranya:
1. Terintegrasinya

individu-individu

dan

kelompok-

kelompok ekslusif kedalam masyarakat melalui kontrak


sosial dan aliansi sosial.
2. Menyebarnya
kekuasaan
kepentingan

yang

sehingga

mendominasi

dalam

kepentinganmasyarakat

dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.

3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang


didominasi

oleh

negara

dengan

program-program

pembangunan yang berbasis masyarakat.


4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan
negara
volunter

karena
mampu

keanggotaan

organisasi-organisasi

memberikan

masukan-masukan

terhadap keputusan-keputusan pemerintah.


5. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya
terhambat oleh rejim-rejim totaliter.
6. kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga
individu-individu

mengakui

keterkaitannya

dengan

orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.


7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan
lembaga-lembaga

sosial

dengan

berbagai

ragam

perspektif.
8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah
masyarakat yang beragama, yang mengakui adanya
Tuhan

dan

menempatkan

hukum

Tuhan

sebagai

landasan yang mengatur kehidupan sosial.


9. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik
secara individu maupun secara kelompok menghormati
pihak lain secara adil.
10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal
individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya.
11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi
pihak lain yang telah diberikan oleh Allah sebagai
kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh
aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.
12. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.
13. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat
tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan
dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk
umat manusia.
14. Berakhlak mulia[6].

Poin poin diatas dapat terrealisasi dengan baik bila kita,


terkhusus seluruh umat muslim Indonesia, menginginkan hal
tersebut.
Negara

Indonesia

merupakan

Demokrasi adalah bentuk

negara

pemerintahan yang

demokrasi.

semua

warga

negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan


yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan
warga negara berpartisipasibaik secara langsung atau melalui
perwakilandalam
pembuatan hukum.
ekonomi,

dan

sempit

Demokrasi
budaya

praktik kebebasan
secara

perumusan,

dapat

mencakup

yang

politik secara

pengembangan,

dikatakan

kondisi

memungkinkan

bebas

dan

bahwa

dan
sosial,
adanya

setara[7].
demokrasi

Atau
yakni

pemerintahan ditangan rakyat.


Dengan jumlah populasi muslim yang mayoritas, hal ini
tentu bukan hanya sebatas angan diatas kertas belaka. Bila 207
juta

penduduk

muslim

bersatu

dan

saling

berikrar untuk

menjalankan kehidupan sebagai warga negara sesuai syariat


Islam, maka kita akan menjadi negara penganut syariat Islam
terbesar didunia dan membangun masyarakat madani. Akan kita
dapatkan negara Indonesia ini menjadi negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur seperti apa yang dicitacitakan para pendiri negara terdahulu[8]. Pemerintahan yang
sekarang peraturannya dibuat berdasarkan akal fikiran dan
logika manusia sehingga banyak kebijakan yang dibuat dengan
tujuan kepentingan sekelompok manusia saja.
Ide ide besar seperti perwujudan masyarakat madani ini
sebenarnya sudah banyak bermunculan dan sudah dicoba
diterapkan, namun pada akhirnya menjadi tenggelam dan tidak
pernah diungkit lagi. Yang ada malahan semakin lama peraturan
yang bersumber dari Alquran maupun sunnah lambat laun

menghilang.

Hal

ini

dikarenakan

kurang

kuatnya

struktur

persatuan dan kesatuan antarumat muslim di Indonesia. Tercatat


setidaknya 24 ormas Islam yang masih aktif hingga sekarang[9].
Namun masing masing ormas ini memiliki tujuan yang berbeda.
Padahal bila kita bersatu, ukhuwah kita terjalin dan menjadi satu
kesatuan khilafah (tanpa radikalisme seperti ISIS), kita akan
menjadi bangsa yang maju.
Ukhuwah adalah sesuatu yang dibutuhkan bila kita ingin
menyatukan tujuan kita. Bagaimana bisa kita melakukan suatu
perubahan besar dengan massa yang kecil? Tentu akan sulit.
Maka dari itu penting bagi kita memperkuat ukhuwah islamiyah
dan menyatukan suara demi tercapainya masyarakat madani
Dalam

menegakkan

ukhuwah,

hendaknya

kita

memperhatikan beberapa syarat berikut, yaitu :


1. Ukhuwah tersebut dilandasi oleh keikhlasan karena Allah
dan dibangun atas Alquran dan Sunnah Rasulullah
2. Ukhuwah tersebut diiringin dengan iman dan takwa
3. Ukhuwah tersebut dijalankan seusai dengan bimbingan
Islam yang benar[10].
Bila ukhuwah kita terjalin erat, dan umat muslim menjadi
satu,

membangun

mustahil.

Nabi

masyarakat madani

sendiri

mengibaratkan

bukanlah hal yang


umat

muslin

dalam

ukhuwahnya seperti pada hadits berikut :

Kaum mukminin itu seperti satu anggota tubuh, jika salah


satu anggota tubuh tersebut merasakan sakit, maka bagian
tubuh

yang

lain

juga

akan

merasakan

sakitnya.

Nabi

bersabda:

















Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas


kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian
anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh
dengan tidak bisa tidur dan merasa demam. (HR. Bukhari
dan Muslim)

Dan Allah menyebut kaum muslim merupakan saudara seperti


pada (QS Al Hujurat : 10) :





Sesungguhnya
karena

itu

orang-orang

damaikanlah

Mukmin

antara

adalah

kedua

bersaudara,

saudaramu,

dan

bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat."


(QS.49:10)
Nyatanya, kita sendiri pada zaman ini bahkan tidak saling
mengenal antarumat muslim. Jangankan terhadap seluruh umat
muslin, bahkan terkadang dengan tetangga muslim kita pun kita
bersikap acuh. Jika seperti itu bagaimana kita dapat mewujudkan
masyarakat madani?
Kita, sebagai tonggak penerus generasi Islam nantinya,
harus bisa melunturkan sikap acuh dan ukhuwah yang renggang
ini. Mulai dari mana? Mulailah dari keluarga kita. Allah berfirman :

"Dan

berilah

peringatan

terdekat"( QS. 26: 214)".

kepada

kerabat-kerabatmu

yang

Salah satu fungsi keluarga dalam pranata sosial adalah


mengingati dalam hal akidah khususnya. Maka dari itu, untuk
membentuk suatu masyarakat madani di Indonesia, mulai lah
kita ajak dari keluarga kita. Hingga akhirnya nanti umat muslim
menjadi satu fikiran dan satu tujuan, terciptalah masyarakat
madani yang kita harap harapkan. Aamiin Ya Rabb.

DAFTAR PUSTAKA

[1]http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_menurut_negara
[2]http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_madani
[3]http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_berkembang
[4]http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/10/31/
negara-negara-dengan-tingkat-perkosaan-tertinggi604103.html
[5]http://sejarah.kompasiana.com/2013/04/09/madiniah
-profil-masyarakat-madani-549813.html
[6]http://rumahradhen.wordpress.com/materikuliahku/semester-i/islam/masyarakat-madani/

[7]http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
[8]http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
[9]id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Organisasi_Islam_di_In
donesia
[10]http://tabayyun.wordpress.com/makna-ukhuwah

Anda mungkin juga menyukai