Anda di halaman 1dari 12

Makalah

AGAMA DAN MORALITAS


DI
S
U
S
U
N
OLEH :

Nama : Syifa Ulhanif


Nim : 18150068
Semester : 5 (Lima)

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-AZIZIYAH


SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN
1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan seperti

sekarang. Shalawat dan salam selalu dihaturkan ke pangkuan Nabi Muhammad

SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang benar beserta sahabat-

sahabat, keluarga dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mengalami beberapa kesulitan.Akan

tetapi adanya bantuan, bimbingan, motivasi dan masukan dari banyak pihak dapat

mempermudah dan memperlancar penyelesaian Makalah ini untuk selanjutnya

Apabila ada kekurangan dankejanggalan yang terdapat dalam makalah ini penulis

mohon saran dankritikannya agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Maslah...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

A. Pengertian Moral...........................................................................................4

B. Ruang lingkup Moral....................................................................................5

BAB III PENUTUP.................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan

menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak

yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan

Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang

hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah

merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.

Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah

pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila

adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan

tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak,

sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah

menentang kesadaran itu.

Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri,

dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan

baik dan buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan

tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus

manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak

patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah

yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu,

1
sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek

yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas

perbuatannya itu.

Setiap  agama  yang ada di seluruh negara dan bangsa di dunia ini pasti dan sudah

dapat dipastikan bahwa semuanya mengajarkan pada kebaikan kepada pemeluk

agama itu sendiri, yang tentunya untuk kebaikan dunia dan tak kalah pentingnya

juga untuk kebaikan akhirat. Untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat

tentunya setiap pemeluk agama harus patut dan tunduk pada ajarannya masing-

masing. Orang yang beragama islam tentunya  harus patuh dan tunduk kepada

setiap ajaran allah yang terkandung dalam al-qur’an dan sunnah nabi yang

terdapat dalam hadist-hadistnya, begitu pula dengan pemeluk agama-agama yang

lain kristen, katolik, hindu dan sebagainya. Jalan menuju kebaikan tersebut

tidaklah mudah sebagai mana membolakkan telapak tangan kita, karena untuk

mencapai ketarap kebaikan dunia dan akhirat itu perlu dan butuh perjuangan dan

juga pengorbanan yang dalam hal ini tidak sedikit dari kita atau saudara-saudara

kita yang kemudian tidak mampu mengikuti setiap rambu-rambu yang ditetapkan

dalam agama. Sehingga mereka melanggar rambu-rambu tersebut dan kemudian

sangat jauh sekali dari ajaran agamanya sendiri.

Agama dan negara merupakan dua institusi yang berbeda yang sama-sama

kuatnya. Agama mempengaruhi eksistensi negara juga mempengaruhi

keberlangsungan umat beragama. Dalam suatu negera tertentu agama kemudian

menjadi dasar bernegaranya dalam artian agama yang mengatur mekanisme suatu

negara tersebut termasuk hukum-hukum yang diberlakukan di dalamnya. Tetapi

2
pada negara yang lain cenderung untuk memisahkan agama dengan

negaranya, agama baginya adalah urusan keyakinan dan hal itu adalah urusan

individu sehingga negara tidak berhak untuk mengurus wargaya untuk memeluk

agama tertentu. Lagi pula agama merupakan urusan akhirat sedangkan negara

adalah urusan dunia.  Jadi bagi negara-negara yang sekuler seperti ini mereka

tidak mau mencampur adukkan antara agama yang ukhrawi dan negara yang

bersifat duniawi.1

B. Rumusan Maslah

1. Apa Pengertian Moral

2. Apa Saja Ruang Lingkup Moral

1
https://andrianoke.blogspot.com/2016/04/makalah-pengaruh-agama-terhadap.html

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Moral

Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang

berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan

sebagai susila. Moral adalah hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum

diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang buruk. Moral

juga bisa disebut dengan tindakan yang bernilai positif di mata manusia lain.

Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya tidak bermoral dan

tidak memiliki nilai positif di mata orang lain. Sehingga moral mutlak yang harus

dimiliki oleh setiap manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang

berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa

melakukan proses sosialisasi. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan

masyarakat setempat. Moral merupakan perbuatan, tingkah laku, ucapan

seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lain, apabila yang dilakukan

seseorang itu sudah sesuai dengan nilai dan rasa yang berlaku di masyarakat

tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan di lingkungan masyarakatnya,

maka orang tersebut dapat di nilai mempunyai moral yang baik. Begitu pula

sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama.

Pada umumnya setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya tumbuh

menjadi seseorang yang memiliki moralitas yang kuat dalam berhubungan dengan

orang lain. Karena moral yang baik dapat lebih dihargai oleh orang lain. Moral

dan etika memiliki karakteristik yang sama yaitu sama-sama membahas tentang

4
perbuatan manusia yang baik dan yang buruk. Perbedaan etika dan moral adalah

kalau etika dapat dikatakan untuk menentukan nilai perbuatan manusia yang baik

atau buruk menggunakan tolak ukur dengan norma-norma yang tumbuh dan

berkembang langsung di masyarakat, sedangkan moral muncul dalam tingkah

laku yang berkembang di masyarakat, dengan tolak ukur yang digunakan dalam

moral adalah untuk mengukur tingkah laku manusia dengan adat istiadat,

kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat. Moral juga bisa diartikan

sebagai budi pekerti. Budi pekerti adalah kata majemuk kata budi dan pekerti

merupakan gabungan kata yang berasal dari bahasa sangsekerta dan bahasa

Indonesia. Dalam bahasa sangsekerta budi artinya alat kesadaran (batin) dalam

bahasa Indonesia pekerti berarti kelakuan. Jadi budi pekerti adalah tingkah laku

manusia.2

B. Ruang lingkup Moral

Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu

jamak dari kata mos yang berarti adapt kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa

Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan

dan kelakuan.

Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan

yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.

2
http://reni-ariningsih.blogspot.com/2012/06/makalah-tentang-moralitas.html

5
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah

yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan

nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.

Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita

dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu

sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan

posisinya apakah baik atau buruk.

Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki

perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai

perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau

rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang

tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. Dengan demikian etika

lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan

etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang

berkembang di masyarakat.

Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur

tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di

masyarakat.

Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa

asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut

dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal. Pertama, perasaan

wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral. Kedua, kesadaran

moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang

6
secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan

dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap

waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis.

Ketiga, kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.

Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa

moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau

diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh

masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan

ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib,

rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah

daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri.

Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa

harus ada dorongan atau paksaan dari luar.3

3
http://dediwinong16.blogspot.com/2015/06/ruang-lingkup-akhlak-etika-moral-dan.html

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama adalah pedoman perilaku moral, maka agama adalah pemengaruh

perilaku moral manusia karena keyaqinan itu masuk ke dalam konstruksi

kepribadian, Dalam pengertian Agama merupakan pengabdian dan penyerahan,

mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan

tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut.

Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang yang

sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang

yang melakukannya.

Agama memepunyai pengaruh yang sangat besar pada pola hidup dan tingkah

laku pemeluknya, karena agama memberikan kedamaina dan ketentraman bagi

pemeluknya bila ia menjalankan aturan tersebut dengan sesungguhnya

mnejalankan dan bukan ahnaya karena menggugurkan kewajiban saja.

B. Saran

Diharapkan, dengan diselesaikanya makalah ini, baik pembaca maupun

penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan

ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://andrianoke.blogspot.com/2016/04/makalah-pengaruh-agama-
terhadap.html
http://reni-ariningsih.blogspot.com/2012/06/makalah-tentang-
moralitas.html
http://dediwinong16.blogspot.com/2015/06/ruang-lingkup-akhlak-etika-
moral-dan.html

Anda mungkin juga menyukai