Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI NONVERBAL


Komunikasi nonverbal merupakan proses komunikasi yang tidak dilakukan melalui bahasa dan
pengucapan kata-kata, tetapi melalui cara-cara lain seperti bahasa tubuh, mimik wajah,
sensitivitas kulit, dan lain-lain. Walaupun masih memiliki kekurangan-kekurangan tertentu,
komunikasi verbal, seperti bahasa, telah sanggup menyampaikan informasi kepada orang lain.
Hanya saja, pesan-pesan yang sifatnya non-verbal tentunya juga tetap dibutuhkan untuk
meperjelas informasi-informasi yang akan disampaikan oleh sender agar receiver dapat lebih
memahaminya, dan tidak terjadi salah persepsi.
Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-
kata, komunikasi ini menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, intonasi nada (tinggi-rendahnya
nada), kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, dan sentuhan-sentuhan. Atau dapat juga
dikatakan bahwa semua kejadian di sekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan
dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan.Tanda-tanda komunikasi nonverbal belum
dapat diidentifikasi seluruhnya, tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa cara kita duduk,
berjalan, berpakaian, semuanya itu menyampaikan informasi pada orang lain. Tiap-tiap gerakan
yang kita buat dapat menyatakan asal kita, sikap kita, kesehatan, atau bahkan keadaan psikologis
kita. Misalnya, gerakan-gerakan seperti mengerutkan alis, menggigit bibir, menunjuk dengan
jari, tangan di pinggang, dan melipat tangan bersilang di dada. Orang yang terampil memabaca
pesan nonverbal dari orang lain disebut intuitif, sedangkan yang terampil mengirimkannya
disebut eksresif. Edward T. Hall menamai bahasa nonverbal sebagai bahasa diam (silent
language)dan dimensi tersembunyi (hidden dimension). Disebut diam dan tersembunyi, karena
pesan-pesan noverbal tertanam dalam konteks komunikasi yang memberikan isyarat-isyarat
untuk dilakukan penafsiran dari seluruh makna pesan yang disampaikan.
B. FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL
Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah komunikasi penting. Periset nonverbal
mengidentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978) sebagai berikut:
1) Untuk menekankan, komunikasi nonverbal digunakan untuk menonjolkan atau menekankan
beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya saja, anda mungkin tersenyum untuk menekankan
suatu hal tertentu.
2) Untuk melengkapi (complement), komunikasi nonverbal digunakan untuk memperkuat warna
atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal.
3) Untuk menunjukkan kontradiksi., pesan verbal dapat bertentangan dengan gerakan nonverbal.
Sebagai contoh, anda dapat menyilangkan jari anda atau mengedipkan mata untuk menunjukkan
bahwa yang anda katakan adalah tidak benar.
4) Untuk mengatur, gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan
untuk mengatur arus verbal. Contohnya, mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan,
atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu.
5) Untuk mengulangi, misalnya, menyertai pernyataan verbal “Apa benar?” dengan mengangkat
alis mata.
6) Untuk menggantikan, misalnya, mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa yang
dapat digantikan dengan menganggukkan kepala untuk mengatakan “ya” atau menggelengkan
kepala untuk mengatakan “tidak”.
Rakhmat (1985) menjelaskan bahwa komunikasi nonverbal memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Repetisi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk mengulang kembali gagasan yang disajikan
secara verbal. Misalnya setelah seseorang menjelaskan penolakannya terhadap suatu hal, ia akan
menggelengkan kepalanya berulang kali untuk menjelaskan penolakannya.
2. Substitusi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menggantikan lambang-lambang verbal.
Misalnya tanpa sepatah katapun seseorang berkata, ia dapat menunjukkan persetujuan dengan
mengangguk-anggukkan kepala.
3. Kontradiksi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menolak pesan verbal atau memberikan
makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya seseorang memuji prestasi rekannya dengan
mencibirkan bibirnya sambil berkata: “Hebat, kau memang hebat”.
4. Komplemen
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk melengkapi dan memperkaya makna pesan
nonverbal. Misalnya air muka seseorang menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap
dengan kata-kata.
5. Aksentuasi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menegaskan pesan verbal atau
menggarisbawahinya. Misalnya seseorang mengungkapkan kejengkelannya sambil memukul
mimbar.

C. KLASIFIKASI KOMUNIKASI NONVERBAL


1. Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis
pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe.
Contoh dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
2. Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung,
mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan
pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu
perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
3. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.
4. Kontak mata
Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama
berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya
dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan.
5. Postur tubuh dan gaya berjalan.
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur
tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
6. Sound (suara)
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi.
7. Gerak isyarat
Gerak isyarat dapat mempertegas pembicaraan, seperti mengetuk-ngetukkan kaki atau
mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stres, bingung,
atau sebagai upaya untuk menghilangkan stres.
Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Bahasa tanda (sign language)
2) Bahasa tindakan (action language)
3) Bahasa objek (object language)
Sedangkan menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter secara garis besar membagi pesan-
pesan nonverbal menjadi dua kategori besar, yakni:
1. Berdasarkan perilaku, yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan postur tubuh,
ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan, dan parabahasa
2. Berdasarkan lingkungan, yang terdiri dari ruang, waktu, dan diamDuncan (dalam Rakhmat,
1985) menyebutkan terdapat beberapa jenis pesan nonverbal, yaitu:
1. Pesan kinesik
Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti. Pesan ini terdiri
dari tiga kompunen utama yaitu:
a. Pesan fasial (air muka)
b. Pesan gestural (gerakan)
c. Pesan postural (keseluruhan anggota badan)
2. Pesan proksemik
Pesan ini disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Pada umumnya, dengan mengatur
jarak, kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Pesan ini juga diungkapkan
dengan mengatur ruangan objek dan rancangan interior.
3. Pesan artifaktual
Pesan ini diungkapkan melalui penampilan, body image, pakaian, maupun kosmetik.
Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, yang berarti
menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang lain
sepatutnya memperlakukan kita.
4. Pesan paralinguistik
Merupakan pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu
pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara
yang berbeda. Hal-hal yang membedakan antara lain: nada, kualitas suara, volume,
kecepatan, dan ritme.
5. Pesan sentuhan dan bau-bauan
Berbagai pesan atau perasaan dapat disampaikan melalui sentuhan serta bau-bauan yang
telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar maupun tidak sadar. Saat ini
orang-orang telah mencoba menggunakan bau-bauan buatan seperti parfum untuk
menyampaikan pesan.
D. PERBEDAAN KOMUNIKASI NONVERBAL ANTAR GOLONGAN ATAU
SEKELOMPOK ORANG
Ada dugaan bahwa bahasa nonverbal sebangun dengan bahasa verbalnya. Artinya, pada dasarnya
suatu kelompok yang epunyai bahasa verbal khas juga dilengkapi dengan bahasa nonverbal khas
yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut. Sebagai contoh, seorang Sunda akan
membungkukkan badan bahkan terkadang disertai anggukan kepala ketika lewat di depan orang
lain (terutama yang lebih tua atau berstatus lebig tinggi), seraya mengucapkan “punten”.
Kejanggalan akan terjadi ketika orang mengucapkan “excuse me” seraya membungkukkan
badan.
Suatu perbedaan yang menonjol antara pesan verbal dengan nonverbal adalah bahwa pesan
verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal sinambung. Artinya, orang dapat mengawali
dan megakhiri pesan verbal kapanpun ia menghendakinya, sedangkan pesan nonverbalnya tetap
mengalir, sepanjang ada orang di dekatnya.
Perbedaan penafsiran pesan nonverbal bisa terjadi kapan saja dan dimana seseorang itu berada.
Di bawah ini akan dibandingkan beberapa makna pesan nonverbal:
1. Banyak orang dari berbagai bangsa menggunakan tanda ”V” (telunjuk dan jari tengah berdiri,
sedangkan jari lainnya ditekuk) sebagai tanda kemenangan atau perdamaian, termasuk juga di
Indonesia. Akan, tetapi, asyarat yang di beberapa negara berarti ”beri saya dua” tersebut
bermakna jorok.
2. Di Amerika dan Jerman, isyarat untuk ”beres”, ”oke”, atau ”bagus” adalah suatu lingkaran
yang dibentuk oleh ibu jari dan telunjuk dengan ketiga jari lainnya berdiri. Di Prancis Utara,
isyarat itu sama seperti di Amerika, sedangkan di Prancis Selatan mempunyai arti ”tidak ada”
atau ”nol”. Di Paris, isyarat ”OK” ala Amerika tersebut berarti ”kamu tidak berharga” dan di
Yunani itu berarti ajakan seksual yang tidak sopan, sedangkan di Jepang dan Filipina isyarat
tersebut berarti ”uang”.
3. Di Uni Emirat Arab, menggelengkan kepala berarti ”ya”. Maka seorang TKW Indonesia
bernama Kartini dituduh telah melakukan peinaan dengan seorang pekerja asal India dan
dinyatakan bersalah karena ia menggelengkan kepalanya ketika ia ditanya oleh jaksa dan hakim.
4. Orang Jawa dan orang Sunda tradisional tampaknya berperilaku mirip dengan orang Jepang,
sedangkan orang Batak seperti orang Amerika. Baik orang Jepang atau orang Jawa menganggap
menatap orang lain sebagai tidak sopan. Jadi, kalau mereka menundukkan kepala ketika
berbicara, itu dimaksudkan untuk menghormati lawan bicara yang biasanya orang tua atau yang
berstatus lebih tinggi. Kesalahpahaman terjadi ketika ada seorang pekerja asal Sumatra Utara
dipecat oleh majikannya (orang Sunda) karena saat dijelaskan mengenai suatu pekerjaan, si
pekerja menatap mata si majikan sehinggga salah tafsir pun terjadi.
E. PENTINGNYA KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM KEHIDUPAN SEHAI-HARI
Ada beberapa alasan mengapa komunikasi non-verbal memiliki peran yang sangat penting. Hal
ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976), yaitu:
1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal darpada pesan verbal
3. Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi, dan kerancauan
4. Pesan non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai
komunikasi yang berkualitas tinggi
5. Pesan non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan
pesan verbal
6. Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh. Komunikasi non verbal adalah proses
komunikasi dimana pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contohnya ialah
dengan menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh (body language), ekspresi wajah dan kontak
mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta
cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan gaya dalam berbicara.
Komunikasi nonverbal sering kurang disadari kehadirannya serta kurang dipahami maknanya,
padahal komunikasi nonverbal mendukung dan mempengaruhi keberhasilan penyampaian pesan.
Meski jarang disadari manfaatnya, Komunikasi non verbal menempati porsi penting. Banyak
komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi
non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa
mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan
orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
2. Saran
Diharapkan semua mahasiswa memiliki keterampilan dalam komunikasi nonverbal dan tidak
hanya pandai dalam berkomunikasi verbal. Karena di dalam komunikasi verbal pasti terdapat
pesan nonverbal yang bisa menjadi cermin dari apa yang telah diucapkan serta kepribadian dari
seseorang. Selain itu, kita semua harus benar-benar memahami makna dari pesan nonverbal itu
sendiri. Jangan sampai terjadi salah tafsir yang berujung pada keadaan yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad, Arni. 1989. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Depdikbud
2. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
3. Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books

Anda mungkin juga menyukai