Komunikasi nonverbal merupakan proses komunikasi yang tidak dilakukan melalui bahasa dan pengucapan kata-kata, tetapi melalui cara-cara lain seperti bahasa tubuh, mimik wajah, sensitivitas kulit, dan lain-lain. Walaupun masih memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, komunikasi verbal, seperti bahasa, telah sanggup menyampaikan informasi kepada orang lain. Hanya saja, pesan-pesan yang sifatnya non-verbal tentunya juga tetap dibutuhkan untuk meperjelas informasi-informasi yang akan disampaikan oleh sender agar receiver dapat lebih memahaminya, dan tidak terjadi salah persepsi. Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata- kata, komunikasi ini menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, intonasi nada (tinggi-rendahnya nada), kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, dan sentuhan-sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian di sekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan.Tanda-tanda komunikasi nonverbal belum dapat diidentifikasi seluruhnya, tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa cara kita duduk, berjalan, berpakaian, semuanya itu menyampaikan informasi pada orang lain. Tiap-tiap gerakan yang kita buat dapat menyatakan asal kita, sikap kita, kesehatan, atau bahkan keadaan psikologis kita. Misalnya, gerakan-gerakan seperti mengerutkan alis, menggigit bibir, menunjuk dengan jari, tangan di pinggang, dan melipat tangan bersilang di dada. Orang yang terampil memabaca pesan nonverbal dari orang lain disebut intuitif, sedangkan yang terampil mengirimkannya disebut eksresif. Edward T. Hall menamai bahasa nonverbal sebagai bahasa diam (silent language)dan dimensi tersembunyi (hidden dimension). Disebut diam dan tersembunyi, karena pesan-pesan noverbal tertanam dalam konteks komunikasi yang memberikan isyarat-isyarat untuk dilakukan penafsiran dari seluruh makna pesan yang disampaikan. B. FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah komunikasi penting. Periset nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978) sebagai berikut: 1) Untuk menekankan, komunikasi nonverbal digunakan untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya saja, anda mungkin tersenyum untuk menekankan suatu hal tertentu. 2) Untuk melengkapi (complement), komunikasi nonverbal digunakan untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. 3) Untuk menunjukkan kontradiksi., pesan verbal dapat bertentangan dengan gerakan nonverbal. Sebagai contoh, anda dapat menyilangkan jari anda atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang anda katakan adalah tidak benar. 4) Untuk mengatur, gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan untuk mengatur arus verbal. Contohnya, mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu. 5) Untuk mengulangi, misalnya, menyertai pernyataan verbal “Apa benar?” dengan mengangkat alis mata. 6) Untuk menggantikan, misalnya, mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa yang dapat digantikan dengan menganggukkan kepala untuk mengatakan “ya” atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak”. Rakhmat (1985) menjelaskan bahwa komunikasi nonverbal memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1. Repetisi Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk mengulang kembali gagasan yang disajikan secara verbal. Misalnya setelah seseorang menjelaskan penolakannya terhadap suatu hal, ia akan menggelengkan kepalanya berulang kali untuk menjelaskan penolakannya. 2. Substitusi Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun seseorang berkata, ia dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala. 3. Kontradiksi Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya seseorang memuji prestasi rekannya dengan mencibirkan bibirnya sambil berkata: “Hebat, kau memang hebat”. 4. Komplemen Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya air muka seseorang menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata. 5. Aksentuasi Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya seseorang mengungkapkan kejengkelannya sambil memukul mimbar.
C. KLASIFIKASI KOMUNIKASI NONVERBAL
1. Komunikasi objek Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Contoh dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam. 2. Sentuhan Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif. 3. Ekspresi wajah Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang. 4. Kontak mata Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. 5. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya. 6. Sound (suara) Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. 7. Gerak isyarat Gerak isyarat dapat mempertegas pembicaraan, seperti mengetuk-ngetukkan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stres, bingung, atau sebagai upaya untuk menghilangkan stres. Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian, yaitu: 1) Bahasa tanda (sign language) 2) Bahasa tindakan (action language) 3) Bahasa objek (object language) Sedangkan menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter secara garis besar membagi pesan- pesan nonverbal menjadi dua kategori besar, yakni: 1. Berdasarkan perilaku, yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan, dan parabahasa 2. Berdasarkan lingkungan, yang terdiri dari ruang, waktu, dan diamDuncan (dalam Rakhmat, 1985) menyebutkan terdapat beberapa jenis pesan nonverbal, yaitu: 1. Pesan kinesik Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti. Pesan ini terdiri dari tiga kompunen utama yaitu: a. Pesan fasial (air muka) b. Pesan gestural (gerakan) c. Pesan postural (keseluruhan anggota badan) 2. Pesan proksemik Pesan ini disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Pada umumnya, dengan mengatur jarak, kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Pesan ini juga diungkapkan dengan mengatur ruangan objek dan rancangan interior. 3. Pesan artifaktual Pesan ini diungkapkan melalui penampilan, body image, pakaian, maupun kosmetik. Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, yang berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang lain sepatutnya memperlakukan kita. 4. Pesan paralinguistik Merupakan pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda. Hal-hal yang membedakan antara lain: nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme. 5. Pesan sentuhan dan bau-bauan Berbagai pesan atau perasaan dapat disampaikan melalui sentuhan serta bau-bauan yang telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar maupun tidak sadar. Saat ini orang-orang telah mencoba menggunakan bau-bauan buatan seperti parfum untuk menyampaikan pesan. D. PERBEDAAN KOMUNIKASI NONVERBAL ANTAR GOLONGAN ATAU SEKELOMPOK ORANG Ada dugaan bahwa bahasa nonverbal sebangun dengan bahasa verbalnya. Artinya, pada dasarnya suatu kelompok yang epunyai bahasa verbal khas juga dilengkapi dengan bahasa nonverbal khas yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut. Sebagai contoh, seorang Sunda akan membungkukkan badan bahkan terkadang disertai anggukan kepala ketika lewat di depan orang lain (terutama yang lebih tua atau berstatus lebig tinggi), seraya mengucapkan “punten”. Kejanggalan akan terjadi ketika orang mengucapkan “excuse me” seraya membungkukkan badan. Suatu perbedaan yang menonjol antara pesan verbal dengan nonverbal adalah bahwa pesan verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal sinambung. Artinya, orang dapat mengawali dan megakhiri pesan verbal kapanpun ia menghendakinya, sedangkan pesan nonverbalnya tetap mengalir, sepanjang ada orang di dekatnya. Perbedaan penafsiran pesan nonverbal bisa terjadi kapan saja dan dimana seseorang itu berada. Di bawah ini akan dibandingkan beberapa makna pesan nonverbal: 1. Banyak orang dari berbagai bangsa menggunakan tanda ”V” (telunjuk dan jari tengah berdiri, sedangkan jari lainnya ditekuk) sebagai tanda kemenangan atau perdamaian, termasuk juga di Indonesia. Akan, tetapi, asyarat yang di beberapa negara berarti ”beri saya dua” tersebut bermakna jorok. 2. Di Amerika dan Jerman, isyarat untuk ”beres”, ”oke”, atau ”bagus” adalah suatu lingkaran yang dibentuk oleh ibu jari dan telunjuk dengan ketiga jari lainnya berdiri. Di Prancis Utara, isyarat itu sama seperti di Amerika, sedangkan di Prancis Selatan mempunyai arti ”tidak ada” atau ”nol”. Di Paris, isyarat ”OK” ala Amerika tersebut berarti ”kamu tidak berharga” dan di Yunani itu berarti ajakan seksual yang tidak sopan, sedangkan di Jepang dan Filipina isyarat tersebut berarti ”uang”. 3. Di Uni Emirat Arab, menggelengkan kepala berarti ”ya”. Maka seorang TKW Indonesia bernama Kartini dituduh telah melakukan peinaan dengan seorang pekerja asal India dan dinyatakan bersalah karena ia menggelengkan kepalanya ketika ia ditanya oleh jaksa dan hakim. 4. Orang Jawa dan orang Sunda tradisional tampaknya berperilaku mirip dengan orang Jepang, sedangkan orang Batak seperti orang Amerika. Baik orang Jepang atau orang Jawa menganggap menatap orang lain sebagai tidak sopan. Jadi, kalau mereka menundukkan kepala ketika berbicara, itu dimaksudkan untuk menghormati lawan bicara yang biasanya orang tua atau yang berstatus lebih tinggi. Kesalahpahaman terjadi ketika ada seorang pekerja asal Sumatra Utara dipecat oleh majikannya (orang Sunda) karena saat dijelaskan mengenai suatu pekerjaan, si pekerja menatap mata si majikan sehinggga salah tafsir pun terjadi. E. PENTINGNYA KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM KEHIDUPAN SEHAI-HARI Ada beberapa alasan mengapa komunikasi non-verbal memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976), yaitu: 1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal 2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal darpada pesan verbal 3. Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancauan 4. Pesan non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi 5. Pesan non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal 6. Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh. Komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contohnya ialah dengan menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh (body language), ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan gaya dalam berbicara. Komunikasi nonverbal sering kurang disadari kehadirannya serta kurang dipahami maknanya, padahal komunikasi nonverbal mendukung dan mempengaruhi keberhasilan penyampaian pesan. Meski jarang disadari manfaatnya, Komunikasi non verbal menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. 2. Saran Diharapkan semua mahasiswa memiliki keterampilan dalam komunikasi nonverbal dan tidak hanya pandai dalam berkomunikasi verbal. Karena di dalam komunikasi verbal pasti terdapat pesan nonverbal yang bisa menjadi cermin dari apa yang telah diucapkan serta kepribadian dari seseorang. Selain itu, kita semua harus benar-benar memahami makna dari pesan nonverbal itu sendiri. Jangan sampai terjadi salah tafsir yang berujung pada keadaan yang tidak diinginkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Muhammad, Arni. 1989. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Depdikbud 2. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya 3. Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books