PENDAHULUAN
1
berjabat tangan sebentar dan menghindar tatapan mata (Deddy Mulyana,
2016).
Pesan-pesan nonverbal diperlukan pemahaman atas lingkungan
budaya tempat kita berkomunikasi. Tanpa memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang memadai ada kemungkinan komunikasi nonverbal
disalah artikan atau disalah tafsirkan. Dengan demikian pada makalah ini
akan mengulas mengenai bagaimana peran bahasa tubuh manusia untuk
membina hubungan sosial.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan bahasa tubuh
2. Bagaimana bahasa tubuh yang digunakan dalam komunikasi non
verbal ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bahasa tubuh manusia dalam komunikasi non verbal
dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
2. Memahami isyarat non verbal lewat bahasa tubuh yang dikirimkan
orang lain untuk menjalin hubungan yang harmonis.
1.4 Manfaat
Dengan mengetahui dan memahami berbagai bahasa tubuh dapat
meningkatkan kesadaran untuk mengenal diri sendiri dan orang lain
sehingga, dapat membina hubungan sosial yang harmonis. Apabila
dapat mengerti dan menerjemahkan bahasa tubuh, maka akan lebih teliti
dalam menangkap bahasa tubuh yang dikirimkan orang lain antara yang
asli dan palsu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
adalah kematian. Berikut ini akan diuraikan jenis dan bentuk bahasa tubuh
yang terdapat di lingkungan sekitar kita.
4
tangan dan maknanya jelas berlainan dari budaya kebudaya. Misalnya, cara
memanggil orang dengan menggunakan isyarat tangan, di Amerika seperti
Belanda, orang memanggil orang lain (“ke sini!”) untuk mendekat dengan
satu jari atau semua jari dengan telapak menghadap keatas, sementara
tangannya bergerak kearah pemanggil. Lalu menggerakan telunjuk untuk
memanggil seseorang di Amerika Serikat mirip dengan cara memanggil
hewan di beberapa negara Asia, dan Afrika. Di Ethiopia, menunjuk dan
memanggil “ke sini” dengan satu jari di anggap menghina dan hanya
digunakan terhadap anak-anak dan anjing.
Orang Korea menunjuk pada dirinya sendiri, ia akan menunjuk
dadanya dengan jari jempol, sedangkan orang Indonesia untuk menunjuk
pada dirinya sendiri menepuk atau menunjuk pada dadanya. Orang Jepang
menunjuk dirinya sendiri dengan menunjuk hidungnya menggunakan
telunjuk.
Sebagai tanda kesal atau marah atau untuk menyinggung perasaan
orang lain(Fuck You”), di Amerika orang menacungkan jari tengah dengan
ujung jari mengarah ke atas (jari lainnya ditekuk). Isyarat itu dianggap
kasar dan kurang ajar di Australia. Di Inggris, menggunakan tanda V
dibalik dengan telapak angan menghadap ke si pelaku
Untuk menunjukkan seseorang (kamu atau dia ) “gila” di Indonesia
dengan menempelkan telunjuk, pada posisi miring di kening. Sementara
itu di Jerman menempelkan telunjuk di pelipis atau menggoyang-goyang
kelima jari tangan di depan wajah dengan telapak tangan menghadap ke
wajah pelaku. Sedangkan di Australia, Amerika, Kanada, dan Malaysia
memutarkan telunjuk mereka disamping kepala sebelah kanan di depan
pelipis atau telinga.
Untuk mengisyaratkan bagus, oke di Indonesia dan Malaysia
menggunakan acungan jempol. Sedangkan, di Amerika dan Jerman
dengan sebuah lingkaran yang dibentuk oleh ibu jari dan telunjuk dengan
ketiga jari lainnya berdiri. Di Rusia isyarat yang bermakna OK adalah
mengangkat kedua tangan dengan telapak tangan saling dipertemukan.
5
3. Gerakan Kepala
Di beberapa Negara, anggukan kepala malah berarti “tidak”. Seperti
di Bulgaria, sementara isyarat untuk “ya” di negara itu adalah
menggelengkan kepala. Orang Inggris, seperti orang Indonesia,
menggangukan kepala untuk menyatakan bahwa mereka mendengar, dan
tidak berarti menyetujui. Gelengan kepala yang berarti “tidak “ di Indonesia
tapi di India Selatan justru berarti “ya”.
Dibanyak Negara, orang yang duduk sambil menegakkan kepala
dihadapan orang yang berbicara berarti memperhatikan si pembicara. Di
Australia, pembicara akan menyangka anda kecapean atau mengantuk bila
anda memejamkan mata anda. Akan tetapi, orang Jepang yang tampak
tertidur dan kepala menunduk ketika pebisnis asing sedang melakukan
presentasi, sebenarnya sedang menyimak presentasi tersebut dengan
sungguh-sungguh.
6
yang dianggap tidak demokratis, berlebihan, dan menjengkelkan oleh orang
Amerika. Status seseorang juga dapat terlihat lewat cara ia meletakan tangan
ketika berdiri dan berbicara dengan orang lain. Di Negara kita, orang yang
berbicara dengan merapakan kedua tangannya (telapak tangan menghadap
kedalam) dan meletakannya didepan selangkangannya hampir bisa
dipastikan adalah orang yang jabatannya lebih rendah dari pada orang yang
berdiri dengan meletakan kedua tangannya disamping atau dibelakang
punggungnya. Perhatikanlah situasi semacam ini ketika para pejabat Negara
berkumpul di istana, sehabis pelantikan pejabat tinggi misalnya.
Oleh karena posisi pria dianggap lebih tinggi daripada posisi wanita,
tidak mengherankan bahwa pria lebih leluasa mengatur postur tubuhnya dari
pada wanita. Pria dapat duduk bebas diruangan kantornya, misalnya
menyandarkan badannya sepenuhnya kesandaran kursi, bersilang kaki atau
meletakan kedua kakinya diatas meja, dan sekaligus menaruh kedua
tangannya dibelakang kepala. Apa reaksi kita atas wanita yang berperilaku
demikian?
5. Ekspresi Wajah
Perilaku nonverbal yang paling banyak “berbicara” adalah ekspresi
wajah, khususnya pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-kata.
Okulesika (Oculesics) merujuk pada study tentang penggunaan kontak mata
(termasuk reaksi manik mata) daam berkomunikasi. Menurut Albert
Mehrabian, andil wajah dalam pengaruhi pesan adalah 55%, sementara
vocal 30%, dan verbal hanya 7%.
Kontak mata memiliki dua fungsi dalam komunikasi antarpribadi.
Pertama, fungsi pengatur, untuk memberitahu orang lain apakah anda akan
melakukan hubungan dengan orang itu atau menghindarinya. Kedua,
fungsi ekspresif, memberitahu orang lain bagaimana perasaan anda
terhadapanya. Pria menggunakan lebih banyak kontak mata dengan orang
yang mereka sukai, meskipun menurut penelitian, perilaku ini kurang ajeg
dikalangan wanita.
7
Pentingnya pandangan mata sebagai pesan nonverbal terlukis dalam
kalimat atau frase yang terdapat dalam banyak lagu: “Sepasag Mata Bola,”
“Dari Mata Turun ke Hati,” “Your eyes said more to that night than your
lips would ever say,” dan sebagainya. Juga dalam berbagai ungkapan
sehari-hari:mata yang cerdas, mata yang mempesona, mata yang sayu,
mata yang sedih, atau yang tajam, mata yang liar, mata yang penuh curiga,
mata yang licik, mata yang genit, mata yang sensual,mata keranjang (mata
yang nakal), mata duitan,mata iblis, dn sebagainya.
Perilaku mata orang Amerika Serikat terbiasa memandang orang lain
untuk menunjukkan niat baik dan menganggukan kepala atau
mengeluarkan sejenis gumaman tanda mengerti. Di Inggris menganggap
menatap lawan bicara berarti mendengarkan dengan baik dan
mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa mereka mengerti.
Sedangkan perilaku orang Jepang, mereka tidak berbicara dengan
memandang mata lawan bicara. Saat berbicara orang Jepang memandang
hidung atau leher lawan bicaranya. Hal ini sama dengan perilaku orang
Jawa dan Sunda tradisional.
Ekspresi wajah merupakan perilaku nonverbal utama yang
mengekspresikan keadaan emosional seseorang. Sebagaian pakar
mengakui, terdapat beberapa keadaan emosional yang dikomunikasikan
oleh ekspresi wajah yang tampaknya dipahami secara universal:
kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, keterkejutan, kemarahan, kejijikan,
dan minat. Ekspresi-ekspresi wajah tersebut dianggap “murni” sedangkan
keadaan emosional lainnya (misalnya malu, rasa berdosa, bingugn, puas)
dianggap “campuran” yang umunya lebih bergantung pada interpretasi.
Ketertarikan minat seseorang terlihat dari pembesaran manik-mata
(pupil dilatation). Semakin besar minat seseorang pada suatu objek,
smakin besar manik matanya. Hess berpendapat bahwa resons manit-mata
dipengaruhi leh porsi simpatetik system saraf otonomik sehingga
mencerminkan aktivitas kognitif dan emosional.
Secara umum dapat dikatakan bahwa makna ekspresi wajah dan
pandangan mata tidaklah universal, melainkan sangat dipengaruhi oleh
8
budaya. Lelaki dan perempuan punya cara berbeda dalam hal ini
perempuan cenderung lebih banyak senyum daripada lelaki tetapi
senyuman mereka sulit ditafsirkan.Senyuman lelaki umumnya berarti
perasaan posiif, sedangkan senyuma perempuan mungkin merupakan
respons terhadap afiliasi atau kemarahan..
9
BAB III
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Banyak interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam masyarakat
yang berwujud non-verbal. Komunikasi non-verbal ialah penyampaian arti
(pesan) tanpa kata-kata yang tercermin pada bahasa tubuh dan intonasi
verbal. Salah satu komunikasi non-verbal ialah bahasa tubuh. Bahasa
tubuh digunakan saat kata-kata tidak dapat mewakili perasaan atau situasi
yang ada sehingga bahasa tubuh menjadi penting untuk dipelajari.
Bahasa tubuh yang tidak sesuai penempatannya dapat menimbulkan
konflik, sehingga bahasa tubuh perlu dipelajari. Salah satu keuntungan
dari mempelajari bahasa tubuh adalah membangun suatu komunikasi yang
baik yang merupakan awal dari terciptanya suatu hubungan sosial yang
harmonis dengan orang lain.
3.2 Saran
Bahasa tubuh dalam percakapan memiliki peran yang penting
dalam menumbuhkan kepercayaan seseorang dan membangun sebuah
hubungan yang baik dengan orang lain, akan tetapi untuk mencapai hal
tersebut diperlukan keahlian dalam menggunakan dan menafsirkan bahasa
tubuh.
Untuk dapat menggunakan bahasa tubuh dengan baik, seseorang
sebaiknya wapada terhadap petunjuk non verbal palsu, menjaga jarak yang
wajar, menggunakan sentuhan yang tepat dengan lawan bicara,
menghormati status dengan kontak mata, serta menggunakan jabatan
tangan yang sesuai dengan kepribadian dan tujuan dari komunikasi yang
dilakukan. (Ida Yuhana dkk, 2006
10