Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang 2022 Pesan Non Verbal 1.Fungsi Komunikasi Non Verbal Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan, ada juga yang mengartikan saling tukar-menukar pikiran atau pendapat. Komunikasi nonverbal adalah proses penyampaian pesan melalui gerakan- gerakan tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, gaya berbicara. dan bahasa tubuh kepada orang lain. komunikasi nonverbal memiliki fungsi sebagai berikut: a.Repetisi Repetisi atau pengulangan terjadi pada ketika verbal memiliki arti yang sama dengan nonverbal. Yaitu untuk mengulangi kembali maksud yang disampaikan dari komunikasi verbal. Menganggukkan kepala ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala ketika mengatakan "Tidak," b.Aksentuasi Aksentuasi atau tekanan adalah penggunaan isyarat nonverbal untuk memperkuat makna verbal. Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. c.Komplemen Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk melengkapi pesan verbal. Tetapi komplemen berbeda dengan subtitusi. Verbal dan kode nonverbal saling menambahkan makna satu sama lain. Nada suara, gestur dan gerakan tubuh dapat mengindikasikan perasaan seseorang yang melengkapi pesan verbal. d.Kontradiksi Kontradiksi dapat terjadi ketika pesan verbal dan nonverbal bertentangan. Seringkali fungsi ini terjadi secara tidak sengaja. Fungsi kontradiksi ini biasanya digunakan pada saat menyindir atau humor. Pesan verbalnya menyatakan satu makna, tetapi bahasa nonverbalnya menyatakan perasaan yang dirasakan sebenarnya. Seperti misalnya seseorang memuji prestasi temannya tetapi sambil mencibirkan bibir e.Subtitusi Komunikasi nonverbal disini memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan pada saat seseorang tidak menggunakan bahasa verbal. Pada beberapa kejadian, pesan nonverbal yang dimaksudkan dalam fungsi sangat jelas. Misalnya seseorang memuji sesuatu hanya dengan mengacungkan jempol tanpa menggunakan sepatah kata. f.Regulasi Pada fungsi ini komunikasi nonverbal bertugas untuk memonitor dan mengontrol ketika berinteraksi dengan seseorang. Contohnya seperti pada saat memberikan kontak mata ketika berbicara dengan seseorang
2.Komunikasi Non Verbal sebagai canel
a.Komunikasi dengan Bahasa Tubuh(Komunikasi dengan Body Language) Bahasa tubuh pada dasarnya penyampaian pesan dengan menggunakan tubuh kita sendiri sebagai penyampai pesannya di luar mulut kita. Dalam berkomunikasi melalui bahasa tubuh, manusia menggunakan semua unsure komunikasi, kecuali ungkapan lisan. Sebagai bagian dari komunikasi nonverbal, fungsi-fungsi komunikasi nonverbal pun melekat pada fungsi bahasa tubuh. Bahasa tubuh seperti halnya bahasa non verbal, sebagian besar diperoleh melalui hasil belajar sehingga terikat lingkungan kultur tempat pembelajaran itu dilakukan. Memang ada bahasa tubuh yang sifatnya naluriah seperti tersenyum dan menangis. Sejak manusia lahir kemampuan itu sudah dimiliki manusia. Namun, bahasa tubuh yang lain, seperti menggunakan isyarat tangan merupakan hasil kerja. Kita meniru apa yang dilakukan orang lain pada lingkungan sosial kita, sama halnya dengan saat kita pertama kali belajar bahasa non verbal. Nierenberg (2009:147-152) secara ringkas mengatakan beberapa bahasa tubuh yang cenderung mengisyaratkan sebuah penerimaan, antara lain posisi dan gerakan tangan, tindakan menyentuh, bergerak mendekat, dan posisi menghadap. Penjabaran dari setiap item tersebutadalah sebagai berikut: Intonasi Banyak komunikator yang tidak mempedulikan bagaimana bahasa tubuh atau intonasi mereka saat berkata-kata. Misalnya, apabila seseorang dalam berkomunikasi tangannya bergerak-gerak tidak beraturan sama sekali, maka seseorang yang diajak bicara akan cenderung mengabaikan gerakan tangannya. Dengan kata lain komunikator sudah menyia-nyiakan manfaat dari alat komunikasi tersebut. Sesuatu yang menarik bagi komunikator, akan disampaikan dengan intonasi yang khas. Maka, menjadi tantangan bagi sesorang untuk menguasai terlebih dahulu dan mempraktakkan bahasa tubuh dan intonasi tersebut agar dapat tampil dengan maksimal. Menggunakan bahasa tubuh dan intonasi pada saat pustakawan melakukan berbagai aktivitas, karena kegiatan perpustakaan hampir selalu berhadapan dengan manusia. Mulai dari menjalin kontak baru dengan seseorang, rapat, mendengarkan pertanyaan , menjalinkerjasama, lobi, presentasi, pidato, dialog, sampai dengan turun langsung ke masyarakat. Semuanya perlu keterampilan berkomunikasi. Pengetahuan bahasa tubuh misalnya berguna saat kita berkenalan dengan kontak baru. Pustakawan akan bisa mengakselerasi proses perkenalan menjadi lebih cepat akrab, sekaligus mengetahui seberapa jauh pihak lain merasa nyaman berkomunikasi dengan kita. Pada saat beraktivitas pustakawan bisa memperkirakankondisi pikiran pihak lain dengan cara memperhatikan bahasa nonverbalnya. Menggunakanintonasi untuk menunjukkan suatu poin pembicaraan sedemikian penting. b.Komunikasi Menggunakan Sentuhan Bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal disebut haptik. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing dari bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan masing-masing dari seseorang yang menyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif maupun negatif.
c.Komunikasi dan simbol-simbol
Simbol adalah tanda – tanda yang mempunyai arti yang digunakan dalam suatu komunitas atau kumpulan, dimana dalam komunitas tersebut telah mengetahui arti simbol yang digunakan. Sehingga simbol itu nantinya berfungsi sebagai penyampai pesan, informasi dalam kelompok tersebut. simbol atau tanda nonverbal seperti mimic, gerak-gerik serta suara. Terbangunnya relasi kebersamaan ini bukan selalu sebagai hubungan yang positif seperti keakraban atau keintiman melainkan terbentuknya kontak hubungan antara pengirim pesan dengan penerima pesan melalui simbol atau tanda-tanda tertentu yang bersifat verbal atau nonverbal. Aplikasi kontak simbol ini baik dilakukan dengan diri sendiri (intrapersonal) maupun dengan pihak lain (antarpersonal). Komunikasi adalah suatu kegiatan yang membutuhkan simbol – simbol atau nonverbal yang memiliki makna yang dipahami oleh komunikan dan komunikator. Sehingga simbol – simbol untuk penyampaian pesan dapat berfungsi secara tepat. Jadi terdapat relasi antara komunikasi, simbol, dan makna.
d.Komunikasi dengan Ekspresi Wajah
Ilmu yang mempelajari tentang postur tubuh, gerakan, gesture, dan ekspresi wajah disebut dengan kinesik. Kinsesik berasal dari bahasa Yunani yaitu kinesis yang berarti gerakan. Ekman dan Friesen mengkategorikannya berdasarkan fungsi, asal, dan makna yaitu sebagai berikut: 1) Emblems adalah gerakan yang menggantikan kata dan kalimat. Contohnya seperti meletakkan jari telunjuk di depan mulut yang berarti “harap diam”. Penggunaan emblems harus diperhatikan karena biasanya akan memiliki arti berbeda di suatu kebudayaan. 2) Ilustrators gerakan yang mendampingi untuk memperkuat pesan verbal. Contohnya seperti menganggukan kepala saat mengucapkan kata “Ya” dan menggelengkan kepala saat berkata “Tidak”. Isyarat nonverbal ini lebih bersifat universal daripada keempat kategori yang ada. 3) Affect displays gerakan dari wajah dan tubuh yang digunakan untuk menunjukkan emosi. Seperti misalnya ekspresi dan gerakan seseorang yang sedang menyaksikan tim favoritnya memenangkan suatu pertandingan atau seseorang yang menutup pintu dengan keras ketika sedang marah. 4) Regulators adalah gerakan nonverbal yang mengontrol kecepatan gerakan ketika berkomunikasi. Contoh dari regulator misalnya melihat jam tangan ketika bosan dan pergi meninggalkan seseorang saat mengobrol ketika ingin menghentikan pembicaraan. 4) Adaptors adalah gerakan yang mungkin dilakukan pada waktu yang privasi tapi hanya sebagian dilakukan pada saat berada di depan publik. Seperti misalnya mengupil pada saat sendirian dan ketika berada di ruang publik, yang dilakukan hanya mengusap hidung.
e.Ragam Bahasa dan Suasana Diam
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda- beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik , yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi Dalam komunikasi non verbal, seseorang yang tidak suka terhadap sesuatu yang sedang dibicarakan bisa menunjukkannya dengan cara diam. Diam disini dimaksudkan supaya pembicaraannya tidak berlanjut lagi alias sudah cukup, tidak usah dibahas lagi.
f.Komunikasi dan Waktu
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu. g.Komunikasi dan Kontak Mata setianti (2007:16) mengatakan bahwa posisi menghadap ke arah lawan bicara adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang menunjukkan apresiasi dan fokus pada topic pembicaraan. Dalam hal ini kontak mata menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Yang menjadi perhatian dari lawan bicara adalah arah sorotan mata. Selain itu menghadap sambil berkontak mata kepada lawan bicara menunjukkan bahwa komunikasi tersebut cukup intim dan sukar dimasuki oleh pihak lain. Masing-masing orang yang terlibat dalam komunikasi ini biasanya terbatas hanya pada dua orang saja, sehingga menunjukkan bahwa komunikasi ini benar-benar efektif.
h.Komunikasi dan Ruang
1). Proxemics atau Komunikasi Jarak
2). Teritorial 3). Estetika dan Warna
Ilmu yang menggunakan jarak dan ruang disebut dengan
proksemik. Hall mengkategorikan jarak menjadi empat, yakni : a) Jarak Intim Jarak ini berkisar antara 18 inchi dan biasanya digunakan kepada orang-orang terdekat saja. b) Jarak Personal Berkisar antara 18 inchi sampai 4 kaki. Umumnya digunakan seseorang pada saat bercakap-cakap. c) Jarak Sosial Berkisar antara 4 hingga 12 kaki. Pada umumnya digunakan di tempat kerja pada waktu yang formal. Seseorang yang memiliki status tinggi memiliki jarak yang lebih besar. d) Jarak Publik Jaraknya lebih dari 12 kaki dan biasanya digunakan pada saat berbicara di depan publik. Contohnya ceramah atau seminar