Anda di halaman 1dari 4

Pentingnya Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal merupakan proses komunikasi dimana pesan yang


disampaikan tidak menggunakan kata-kata, tetapi menggunakan bahasa tubuh
(body language), tanda (sign), tindakan/perbuatan (action) atau obyek. Dalam
hidup nyata komunikasi non-verbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi
verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi non-verbal ikut
terpakai. Karena itu, komunakasi non-verbal bersifat tetap dan selalu ada.
Komunikasi non-verbal lebih bersifat jujur mengungkapkan hal yang mau
diungkapkan karena spontan.

Melalui komunikasi non-verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan


mengenai perasaan orang, seperti rasa senang, benci, marah, perasaan lainnya.
Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal dapat membantu
komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan yang disampaikan.

Bentuk komunikasi non-verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat,


ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, warna dan intonasi suara. Berikut beberapa
contoh komunikasi non-verbal:

a) Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, mengelus,
memukul, dan lainnya.
b) Gerakan Tubuh (kinesik),
Dalam komunikasi non-verbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi
kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, serta sikap tubuh. Gerakan tubuh
biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya
mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau
menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan.
c) Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur non-verbal dalam suatu ucapan,
yakni cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras
atau lemah- nya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan
lain sebagainya.
d) Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam
komunikasi non-verbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi non-verbal
meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya
aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu,
serta ketepatan waktu (punctuality).

Fungsi Pesan Non-verbal Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994),


menyebut lima fungsi pesan non-verbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:

a. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara


verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan, komunikator
menggelengkan kepala.
b. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya pada
saat berdiskusi kita tidak mengungkapkan apapun, namun kita
menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
c. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain
terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ orang lain dengan
mencibirkan bibir, sembari berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
d. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan non-
verbal. Misalnya, air mata yang menunjukkan tingkat penderitaan yang
tidak terungkap dengan kata-kata.
e. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya.
Misalkan, mengungkapkan perasaan betapa kesalnya kita dengan cara
memukul meja.

Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Non-verbal Communication


Systems, menyebutkan ada enam alasan mengapa pesan non verbal sangat
signifikan, yaitu:

a. Faktor-faktor non-verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi


interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita
banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan non-
verbal. Pada sisi lain lawan bicara juga akan lebih banyak ’membaca’
pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk non-verbal yang diberikan.
b. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal
dibandingkan pesan verbal.
c. Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas
dari penipuan, distorsi, dan juga kerancuan. Pesan non-verbal jarang
dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
d. Pesan non-verbal memiliki fungsi metakomunikatif yang sangat
diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi
metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang
memeperjelas maksud dan makna pesan.
e. Pesan non-verbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien
dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat
tidak efisien. Dalam pemaparannya pesan verbal selalu terdapat
redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi. Maka dari itu diperlukan
lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
f. Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada
situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan
dan emosi secara tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan
sesuatu kepada orang lain secara implisit (tersirat).
Referensi
Kusumawati, T. I. (2019). Komunikasi verbal dan nonverbal. Al-Irsyad: Jurnal
Pendidikan dan Konseling, 6(2).
Fatmawati, E. (2010). Pentingnya komunikasi nonverbal saat pustakawan
melayani pemustaka. Buletin SANGKAKALA Badan Perpustakaan Daerah
Provinsi DIY.

Anda mungkin juga menyukai