Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si.
Oleh :
Kelompok 5
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
1. Pemikiran Filosofis Sustainable Development
Konsep Sustainable Development diperkenalkan sebagai tujuan sosial pada
konferensi pertama PBB di Stocklom tahun 1972. Konferensi ini diadakan karena
timbulnya kekhawatiran dunia terhadap kemiskinan, meningkatnya ketidakadilan
sosial, kebutuhan pangan yang membludak, masalah lingkungan global, dan kesadaran
bahwa ketersediaan sumber daya alam untuk pembangunan ekonomi terbatas.
Pada sekitar tahun 1960-an, pergerakan perlawanan terhadap polusi lingkungan
industri lebih memperhatikan pada relasi aktivitas manusia serta lingkungan alam. Pada
tahun 1972, muncul “Limit of Growth”, yang mengkaji interaksi antara populasi,
pertumbuhan industry, produksi pangan, dan keterbatasan ekosistem di bumi. Pada
tahun 1980-an, The International Union for The Conservation of Nature Influential
World Conservation Strategy mengajukan konsep pembangunan berkelanjutan, yaitu
pembangunan yang mempertimbangkan fungsi ekosistem dan keanekaragaman hayati.
Pada laporan komisi Brundtland tahun 1987, tertera bahwa pembangunan
berkelanjutan merupakan sebuah pembangunan yang memenuhi kebutuhan di masa
kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi di masa depan untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Dalam laporan tersebut, terdapat prinsip -prinsip pembangunan
berkelanjutan yaitu :
1) Kepercayaan publik : negara wajib mengelola sumber daya alam untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
2) Kehati-hatian : munculnya tindakan mencegah kerusakan yang tidak dapat
dipulihkan kembali, serta pencegahannya tidak dapat ditunda hanya karena
keterbatasan pengetahuan ilmiah.
3) Keadilan antargenerasi : generasi masa depan tidak dapat dirugikan atas
keputusan saat ini.
4) Subsidiaritas : keputusan harus diterapkan dengan mempertimbangkan
saran dari lembaga maupun pemangku kepentingan.
5) Pencemar membayar : biaya kerusakan lingkungan harus ditanggung oleh
pihak yang merusak lingkungan tersebut.