Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si.
Oleh :
Kelompok 5
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
5.1 ISO 26000
ISO 26000 merupakan suatu standar internasional mengenai tanggung jawab sosial
yang menjadi pedoman setiap perusahaan untuk merencanakan, melaksanakan, memantau,
serta melakukan evaluasi pada program Social Responsibility ataupun Corporate Social
Responsibility. Standar ISO 26000 digunakan oleh sektor pemerintah, swasta, hingga
lembaga pelayanan masyarakat yang mempertimbangkan aspek sosial, lingkungan, legal,
budaya, politik, keragaman organisasi hingga aspek ekonomi.
2
Organisasi wajib menghargai, mempertimbangkan, serta memberikan respon
terhadap kepentingan stakeholders.
d) Akuntabilitas
Setiap organisasi harus bersikap akuntabel terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
aktivitas operasional, baik kepada masyarakat, ekonomi, maupun lingkungan.
e) Transparansi
Setiap organisasi wajib bersikap transparan atas segala keputusan maupun kegiatan
operasional yang berdampak terhadap masyarakat dan lingkungan.
f) Perilaku yang beretika
Setiap organisasi wajib memiliki etika baik ketika berbisnis.
g) Menghormati hak asasi manusia
Organisasi wajib menghargai serta mengakui pentingnya hak asasi manusia.
4) Subyek Inti ISO 26000
a) Tata kelola perusahaan
Organisasi harus memiliki tata kelola berdasarkan kondisi sosial. Ketika hendak
mengambil keputusan, organisasi perlu memperhatikan akuntabilitas, transparansi,
etika, maupun stakeholders.
b) Hak asasi manusia
Organisasi ikut serta mengurangi tindakan melanggar HAM, seperti diskriminasi,
penyiksaan, ataupun eksploitasi.
c) Praktik ketenagakerjaan
Organisasi harus memperhatikan setiap hak para tenaga kerja untuk mencegah
timbulnya persaingan tidak sehat yang dapat memunculkan tindakan eksploitasi
atau tindakan lain yang menyakiti tenaga kerja.
d) Lingkungan hidup
Organisasi mengupayakan pola produksi yang berkelanjutan agar tidak
menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan.
e) Praktik operasi secara adil
Praktik operasi yang sehat akan dapat membangung sistem sosial yang
berkelanjutan.
f) Isu-isu konsumen
Untuk menghindari isu buruk pada konsumen, organisasi perlu memberikan
pelayanan yang baik, seperti menyediakan informasi yang dapat dipercaya,
melindungi keamanan konsumen, serta melindungi privasi konsumen.
3
g) Keterlibatan dan pengembangan masyarakat
Kegiatan yang diciptakan sebaiknya dapat meningkatkan edukasi masyarakat, yang
nantinya dapat mendorong kemandirian masyarakat.
5) Manfaat Penerapan ISO 26000
ISO 26000 dapat membantu organisasi untuk berkontribusi dalam
pembangunan berkelanjutan. Kinerja organisasi yang baik pada tanggung jawab sosial
dapat mempengaruhi beberapa hal, yaitu :
a) Keunggulan kompetitif
b) Reputasi organisasi
c) Kemampuan menarik serta mempertahankan pekerja, pelanggan, hingga pengguna
d) Memelihara etika, komitmen, serta produktivitas karyawan
e) Meningkatkan persepsi investor, pemiliki, maupun sponsor organisasi
f) Membangun hubungan baik dengan perusahaan, pemerintah, maupun pemasok
5.2 OECD
OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) merupakan suatu
organisasi ekonomi internasional yang secara teratur menerbitkan laporan terkait analisis
serta perbandingan kebijakan ekonomi negara anggota. OECD merumuskan Corporate
Social Responsibility sebagai kontribusi bisnis bagi pembangunan berkelanjutan.
Organisasi bisnis memberikan perhatian terhadap berbagai hal yang dianggap penting bagi
masyarakat.
Di tahun 2000, OECD melakukan revisi The Guidelines for Multinational Enterprise,
yang juga digunakan oleh negara anggota OECD. Berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas
Corporate Social Responsibility (CSR), panduan ini bertujuan untuk meningkatkan
transparansi maupun akuntabilitas perusahaan, terutama pada bidang tertentu seperti :
a) Pengungkapan informasi yang material
Organisasi mengungkapkan segala material yang berkaitan dengan
setiap aktivitas, struktur, peforma keuangan maupun non keuangan, juga
mengungkapkan informasi tentang hubungan bisnis serta aktivitas dan dampak
hubungan tersebut.
b) Hubungan ketenagakerjaan dan industrial
Perusahaan harus menghormati standar dasar hak pekerja dan
menyediakan kondisi kerja yang layak, serta upah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasar pekerja.
c) Manajemen lingkungan hidup
4
Perusahaan harus mengidentifikasi, mencegah, dan memitigasi dampak
yang berbahaya bagi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan keamanan.
Penetapan sistem manajemen lingkungan hidup harus dilaksanakan dan secara
berkesinambungan meningkatkan peforma lingkungan, termasuk mengurangi
emisi gas rumah kaca.
d) Penyuapan dan korupsi
Perusahaan wajib memiliki etika yang tepat serta program yang sesuai,
dan kondisi internal yang digunakan untuk mencegah atau mendeteksi suap.
Perusahaan harus bersikap transparan dalam menunjukkan upaya
pemberantasan korupsi.
e) Kompetisi
Organisasi patuh pada hukum atau regulasi, serta tidak terlibat dalam
perilaku anti-kompetisi.
f) Kepentingan pelanggan
Organisasi menjalankan pemasaran yang adil, memastikan kualitas dan
ketahanan produk, maupun layanan infromasi yang akurat serta dapat
diverifikasi.
g) Penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
Organisasi berkontribusi terhadap pengembangan inovasi melalui
transfer teknologi, penganugrahan hak kekayaan intelektual, serta
mempekerjakan staf lokal.
h) Perpajakan
Organisasi berkontribusi pada keuangan negara melalui pembayaran
pajak yang tepat waktu, disertai dengan berkas dan loyalitas pada hukum
maupun regulasi pajak.
1) Poin Kontak Nasional
Pemerintah yang berkaitan dengan OECD wajib menetapkan NCP (National
Contact Point) untuk mempromosikan panduan serta menangani pengaduan tentang
dakwaan penyimpangan pelaksanaan oleh perusahaan. Jika hal tersebut gagal
dilakukan, NCP dapat membuat pernyataan untuk menentukan apakah panduan telah
dilanggar, serta membuat rekomendasi untuk pelaksanaan panduan yang lebih baik.
NCP yang berfungsi dengan baik dianggap sebagai ahli independen eksternal yang
mampu memberikan pengawasan. Seluruh NCP harus mudah diakses, terlihat,
transparan, serta bertanggung jawab.
5
2) OECD Watch
Organisasi ini terdiri dari masyarakat sipil yang terikat pada komitmen mereka
untuk memastikan bahwa aktivitas bisnis berkontribusi pada pengembangan yang
berkelanjutan dan memberantas kemiskinan, juga untuk menjaga tanggung jawab
perusahaan atas dampaknya terhadap seluruh dunia. Sebagai pemegang kepentingan
yang diakui, OECD Watch bertindak sebagai perantara yang membawa perspektif dan
kepentingan LSM serta komunitas yang dirugikan ke dalam diskusi kebijakan pada
Komite Investasi OECD. OECD Watch mengembangkan rekomendasi kebijakan bagi
topik yang beragam, seperti kebijakan sosial, lingkungan hidup, hingga ekonomi yang
berkaitan dengan investasi internasional dan aktivitas bisnis. OECD Watch juga
mendukung peningkatan pengetahuan dan keahlian, meneliti dan menganalisis berbagai
dampak implementasi OECD, serta berkontribusi untuk menguatkan akuntabilitas
perusahaan di dunia.
5.3 SA-8000
SA 8000 adalah sebuah program sertifikasi swasta sukarela yang telah disusun oleh
organisasi non pemerintah Social Accountability International (SAI) yang bertujuan untuk
menciptakan kondisi kerja yang lebih baik. SA8000 menyederhanakan kompleksitas di
dalam industri dan perusahaan untuk menciptakan bahasa dan standar umum dalam
mengukur kepatuhan sosial. SA8000 merupakan sistem yang sangat berguna untuk
mengukur, membandingkan, dan memverifikasi pertanggungjawaban sosial di tempat
kerja, karena dapat diterapkan di seluruh dunia ke dalam perusahaan manapun dalam
industri apa pun. SA 8000 menentukan standar minimum yang harus dipenuhi berkaitan
dengan kondisi kerja guna menjamin lingkungan kerja yang aman dan sehat, kebebasan
berserikat dan mengadakan perjanjian kerja kolektif dan strategi perusahaan guna mengatur
berbagai permasalahan sosial yang terjadi di tempat kerja. Juga terdapat berbagai peraturan
mengenai jam kerja, upah, pencegahan diskriminasi, dan penggunaan pekerja anak atau
kerja paksa.
Standar SA8000 didasarkan pada standar pekerjaan layak yang diakui secara
internasional, termasuk Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, konvensi ILO, dan hukum
nasional. SA8000 menerapkan pendekatan sistem manajemen untuk kinerja sosial dan
menekankan peningkatan berkelanjutan. Elemen-elemen dari SA8000 mencakup:
a) Pekerja anak
b) Kerja paksa atau wajib
c) Kesehatan dan keselamatan
6
d) Kebebasan berserikat dan hak untuk perundingan Bersama
e) Diskriminasi
f) Praktik disiplin
g) Jam kerja
h) Remunerasi
i) Sistem manajemen
7
3) Manfaat Umum Diterapkannya SA 8000:
a) Mewujudkan kondisi lingkungan kerja yang sehat, aman dan sesuai dengan
perikemanusiaan berdasarkan pada norma-norma sosial.
b) Komitmen terhadap standar-standar sosial dan etika akan membantu perusahaan
untuk menarik tenaga kerja yang terlatih dan terampil serta dapat mempertahankan
para pekerja.
c) Komitmen perusahaan untuk kesejahteraan karyawan akan meningkatkan loyalitas
dan komitmen terhadap perusahaan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan
produktivitas organisasi, tetapi akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif, menarik pelanggan baru dan memasuki pasar yang baru.
Juga menjadikann hubungan pelanggan yang lebih baik dalam jangka panjang.
d) Menerapkan standar akan menyebabkan keyakinan lebih besar bahwa produk dan
jasa yang dihasilkan dari sebuah lingkungan kerja yang adil dan aman.
Persyaratanpeningkatan yang berkelanjutan, kebutuhan audit reguler pihak ketiga
dan sertifikasi adalah dasar untuk meningkatkan reputasi perusahaan dan citra
perusahaan yang lebih baik.
5.4 OJK
1) Pedoman Pengungkapan CSR menurut OJK
b. Dalam hal laporan keberlanjutan disusun secara terpisah dari laporan tahunan,
harus memuat informasi paling sedikit:
8
b) Ikhtisar aspek keberlanjutan (ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup)
d) Penjelasan direksi
f) Kinerja keberlanjutan
c. Dalam hal laporan keberlanjutan disusun sebagai bagian yang tidak terpisah dari
laporan tahunan, laporan keberlanjutan harus memuat informasi sebagaimana
dimaksud pada bagian b.
9
penelitian adalah teori legitimasi dan teori stakeholder. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan terindeks SRI-KEHATI di Bursa Efek Indonesia tahun laporan keuangan
2017-2019. Teknik penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling
dengan jumlah sampel yang didapat sebanyak 75 amatan. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis regresi moderasi murni (pure moderator). Hasil penelitian
menunjukkan semakin tinggi pengungkapan CSR, maka nilai perusahaan semakin
tinggi, terutama pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dan ukuran
perusahaan besar.
10
DAFTAR PUSTAKA
OECD.org (2012). Menurut OECD, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan melalui
penanaman modal, perdagangan dan reformasi subsidi.
https://www.oecd.org/newsroom/menurutoecdindonesiadapatmeningkatkanketahananpangan
melaluipenanamanmodalperdagangandanreformasisubsidi.htm (diakses 2 September 2022)
Mahendra, Rendi (2016). ISO 26000 sebagai Standar Global dalam Pelaksanaan CSR.
https://isoindonesiacenter.com/sekilas-tentang-iso-26000/ (diakses 2 September 2022)
https://www.gip-system.com/index.php/hrm/94-training-sdm-services/82-training-social-
accountability-sa-8000
https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/akuntansi-keperilakuan/penduan-
pengungkapan-
csr/14675901&ved=2ahUKEwikhbGo7_r5AhUjxHMBHZSJD3gQFnoECAUQAQ&usg=A
OvVaw1xE3wwnL6ATT_9hmfcxJLp
11