PENDAHULUAN
Dewasa ini, sering kali kita temui aktivitas bisnis dilakukan tanpa mempertimbangkan
keseimbangan ekosistem kehidupan dan melanggar nilai-nilai etika bisnis. Oleh karena itu
mendorong individu, masyarakat, korporasi yang perduli akan kelestarian lingkungan dan
pemerintah membuat suatu gerakan dan membuat suatu perundang undangan berkaitan dengan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau yang dikenal dengan Corporate Social Responsibility
(CSR) bukan sekedar trend social namun membentuk sinergitas dari upaya yang berkelanjutan
untuk menginformasi program-program sosial demi menciptakan ekonomi yang lebih ramah
lingkungan dengan melibatkan para pelaku bisnis bekerjasama dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang selama ini mengalami kerusakan akibat aktivitas bisnis yang
tidak etis sehingga terjadi kerusakan lingkungan sosial dan lingkungan alam
Permasalahan lingkungan hidup merupakan salah satu subjek dan tidak bisa berdiri
sendiri, namun berkaitan dengan persoalan-persoalan lain seperti kemiskinan, tidak
terlaksananya good corporate governance, ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu, penanganannya
membutuhkan kontribusi dari berbagai pihak, baik pemerintah, dunia usaha, maupun kelompok
atau komunitas masyarakat serta dunia usaha / industri.
Memperhatikan hal tersebut di atas diharapkan dunia usaha, bukan lagi sebagai pihak
pencemar atau perusak lingkungan hidup namun menjadi mitra strategis dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai bentuk komitmen Perusahaan terhadap Pemerintah
(Kementerian Lingkungan Hidup), konsumen dan masyarakat harus terus berusaha untuk lebih
aktif berkontribusi di bidang perbaikan lingkungan hidup dan lingkungan sosial dengan
berprilaku hidup sehat dan bersih. Semua pihak bersinergi sehingga menjadi ekologis.
1. Prinsip Otonomi
Otonomi adalah suatu kewajiban dan wewenang lembaga/organisasi untuk mengatur
kehidupan sesuai peraturan dengan ketentuan yang berlaku.
2. Prinsip Kejujuran
Niat . Ucapan dan tindakan menjadi satu kesatuan kebaikan
3. Prinsip Keadilan
Kesesuaian antara hak dan kewajiban
1. Degradable, yaitu polutan yang dapat diuraikan kembali atau dapat diturunkan sifat
bahayanya ke tingkat yang dapat diterima oleh proses alam (kotoran manusia atau hewan dan
limbah tumbuhan)
2. Non-Degradable, yaitu polutan yang tidak dapa diuraikan oleh kemampuan proses alam itu
sendiri. Contohnya merkuri, timah hitam, arsenik, dan lain-lain.
APA ITU CSR ????
Ernst and Young mengemukakan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab utama
yaitu terhadap karyawan, konsumen, masyarakat, lingkungan dan pemerintah Keempat hal
tersebut bisa menjadi dasar pertimbangan bagi perusahaan untuk menetapkan program inti dalam
melaksanakan CSR
JENIS-JENIS CSR
Rehabilitasi Alam
Filantropi
Kegiatan Volunteering
2. Environment Programs
7. Supplier Programs
9. Shareholder Programs
DASAR HUKUM PELAKSANAAN CSR
1. Konsep CSR erat kaitannya dengan konsep pengembangan masyarakat atau community
development (Comdev), dimana Comdev merupakan bagian penting dalam proses
implementasi kegiatan CSR. Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), sebagaimana
termaktub dalam Pasal 74 UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas merupakan
kepatuhan perusahaan kepada peraturan sektoral yang sudah ada.
2. TJSL bersifat wajib dimana dalam pelaksanaanya, perusaah harus mengacu kepada semua
peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan
lingkungan hidup, antara lain UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH); UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, PP No.
82/2001 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
3. Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan Perseroan Terbatas (“PP 47/2012”) mengatur bahwa setiap PT selaku
subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan
4. CSR dimana perusahaan mengandung dampak negatif yang timbul dari bisnisnya dan
meningkatkan dampak positif bisnisnya.
5. CSR sebagai suatu sistem yang terintegrasi dalam perencanaan bisnis perusahaan
2. Berkontribusi pada keberlanjutan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagai bagian
dari proses pembangunan berkelanjutan.
CSR menurut World Business Council For Sustainable Development (WBCSD)
merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi pada komonitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup karyawan beserta seluruh
keluarganya.
Menurut ISO 26000: Karakteristik dari Social Responbility adalah kemauan sebuah
organisasi untuk mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan dalam pengambilan
keputusan dan bertanggung jawab atas dampak dari keputusan sarta aktivitas yang
mempengaruhi masyarakat dan lingkungan.
3. Ketenagakerjaan,
4. Lingkungan,
Prinsip 2 Memastikan perusahaannya tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
2. Ketenegakerjaan
Prinsip 3 Pelaku bisnis harus menjunjung tinggi kebebasan para karyawannya untuk berserikat
dan mengadakan perundingan
3. Lingkungan
4. Anti Korupsi
Prinsip 10 Pelaku bisnis harus melawan korupsi dalam segala bentuk, termasuk
pemerasan dan penyuapan.
1. Perencanaan
– Mempersiapkan target dan tujuan dari pelaksanaan CSR untuk perusahaan.
– Mempersiapkan perangkat alat ukur kinerja dan alat ukur status dari CSR.
– Mengidentifikasi inovasi dan/atau intervensi terhadap sistem yang sedang diterapkan.
– Mengidentifikasi tingkat kesiapan pelaksanaan CSR, baik dengan unit organisiasi, dan/atau
dari kematangan CSR itu sendiri.
2. Persiapan aktivitas
– Proses pengambilan keputusan dan pengesahan program-program CSR
– Sumber daya internal perusahaan dari perusahaan (sumber daya manusia, modal, dll).
3. Pengungkapan
– Menghubungkan program-program CSR dengan para stakeholders, yang keterlibatannya
akan ditentukan berdasarkan kondisi, prioritas dan anggaran perusahaan.
– Mengungkapkan program
4. Evaluasi
– Metode pengawasan dan perangkatnya.
5. Pelaporan
– Mekanisme dan sistem pelaporan internal dan eksternal.
– Laporan verifikasi
a. Loyalitas karyawan
b. Kualitas karyawan
2. Reorganisasi Pengelolaan
a. Proses Produksi
b. Aliran Bahan Baku
c. Hubungan Suplayer
(Merupakan Performa Perusahaan , mengganti bahan baku yang ramah
Lingkungan , menyusun strategi konprehenship mencegah polusi)
3. Meningkatkan Sumber daya CSR
4. Peningkatan Kinerja Keuangan
ALTERNATIF BIDANG KEGIATAN CSR