Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENGANTAR BISNIS

TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS

Ananda Wulandari
2321102375

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN IMMANUEL
YOGYAKARTA
2023
TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS

A. Pengertian

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
bahasa Indonesia dikenal dengan tanggungjawab sosial perusahaan sedangkan di Amerika,
konsep ini seringkali disamakan dengan corporate citizenship ialah konsep manajemen
perusahaan yang mengintegrasikan masalah sosial dan lingkungan dalam kegiatan bisnis
mereka, serta interaksi dengan para pemangku kepentingan. Pada intinya, keduanya
dimaksudkan sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah
sosial dan lingkungan dalam kegiatan usaha dan juga pada cara perusahaan berinteraksi dengan
stakeholder (pihak yang memiliki kepentingan) yang dilakukan secara sukarela. Selain itu,
tanggungjawab sosial perusahaan diartikan pula sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan,
keluarga karyawan dan masyarakat setempat (lokal) dalam rangka meningkatkan kualitas
kehidupan.

Secara sederhana, CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan cara
perusahaan untuk menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi (mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya) dengan kepentingan lingkungan dan sosial. Sekaligus memenuhi harapan
para pemegang saham dan para pemangku kepentingan yang terkait.

Konsep CSR yang diterapkan dengan baik dan benar dapat membawa banyak
keuntungan kompetitif. Keuntungannya antara lain yaitu peningkatan akses modal,
peningkatan penjualan yang akhirnya meningkatkan keuntungan, penghematan biaya
operasional perusahaan, peningkatan produktivitas dan kualitas, peningkatan citra brand yang
positif, pengambilan keputusan yang baik dan proses manajemen risiko.

Dalam pengertian yang telah disebutkan, dapat dilihat bahwa penting untuk
membedakan CSR yang disalurkan dalam bentuk konsep manajemen bisnis srategis,
sponsorship, amal, dan filantropi.

Masing-masing jenis itu bisa mengurangi dampak negatif yang bisa timbul di lingkungan
usaha dan lingkungan sosial sekitarnya. Dengan demikian organisasi dapat berkelanjutan secara
finansial.

Bidang garap yang biasanya difasilitasi oleh CSR meliputi, eko-efisiensi, pengelolaan
lingkungan, sumber yang bertanggungjawab, standar ketenagakerjaan, keterlibatan para
pemangku kepentingan, hubungan baik antara karyawan dan masyarakat, keseimbangan
gender, kesetaraan sosial, tindakan anti-korupsi, hak asasi manusia, dan tata kelola yang baik.
B. Sejarah Singkat CSR

CSR baru populer digunakan di Indonesia pada tahun 1990-an. Beberapa perusahaan
sebetulnya sudah lama melaksanakan konsep CSR, tetapi mereka banyak menyebutnya CSA
atau Corporate Social Activity yang berarti aktivitas soisal perusahaan. Meskipun memiliki
istilah yang berbeda dengan CSR, beberapa kegiatan CSA yang dilakukan oleh perusahaan telah
mendekati konsep CSR,yaitu di mana perusahaan memperhatikan “peran serta” dan
“kepedulian” terhadap aspek sosial hingga lingkungan. Dengan menggunakan konsep investasi
sosial dari perusahaan, dimulai pada tahun 2003, Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga
pemerintah yang aktif dalam melakukan pengembangan terhadap konsep CSR dan melakukan
advokasi kepada beragam perusahaan nasional.

Kepedulian sosial dari sebuah perusahaan berdasarkan alasan bahwa kegiatan


perusahaan telah membawa dampak negatif bagi kondisi lingkungan dan sosial ekonomi
masyarakat, terutama daerah-daerah yang berada di sekitar perusahaan. Ditambah lagi, pemilik
perusahaan sesungguhnya bukan hanya para pemegang saham atau shareholder, namun juga
para stakeholder atau biasa disebut para pihak yang memiliki kepentingan terhadap
keberadaan dari perusahaan.

C. Prinsip-Prinsip CSR

CSR merupakan sebuah konsep yang memberikan pandangan baru terhadap bentuk
kepedulian perusahaan terhadap masyarakat. CSR digunakan sebagai bentuk alasan bahwa
kegiatan produksi yang dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung telah
membawa dampak for better or worse bagi situasi dan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan
di sekitar perusahaan berdiri dan beroperasi.

Selain itu, pemilik perusahaan sebetulnya tidak hanya para stakehoder dalam
komponen internal dari perusahaan. Stakeholder berarti juga semua pihak eksternal atau luar
perusahaan yang berkepentingan terhadap adanya perusahaan. Pihak-pihak luar perusahaan
yang sangat bergantung pada keberadaan sebuah perusahaan yaitu seperti karyawan,
pelanggan, konsumen, distributor, masyarakat luas hingga masyarakat sekitar, bahkan
pemerintah selaku pembuat kebijakan memiliki kepentingan terhadap berdiri sebuah
perusahaan.

Salah seorang pakar tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yaitu Alyson Warhurst dari
University Of Bath Inggris, pada tahun 1998 menjelaskan ada 16 (enam belas) Prinsip
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Adapun prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:

1. Prioritas korporat. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat
dan penentu utama pembangunan berkelanjutan, dengan begitu korporat bisa membuat
kebijakan, program, dan praktek dalam menjalankan operasi bisnisnya dengan cara yang
bertanggung jawab secara sosial.
2. Manajemen terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke dalam setiap
kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.

3. Proses perbaikan. Secara bersinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja


sosial korporat, berdasar temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta
menerapkan kriteria sosial tersebut secara internasional.

4. Pendidikan karyawan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta memotivasi


karyawan.

5. Pengkajian. Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru
dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan lokasi pabrik.

6. Produk dan jasa. Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak negatif secara
sosial.

7. Informasi publik. Memberi informasi dan (bila diperlukan) mendidik pelanggan,


distributor, dan publik tentang penggunaan yang aman, transportasi, penyimpanan dan
pembuangan produk, dan begitu pula dengan jasa.

8. Fasilitas dan operasi. Mengembangkan, merancang dan mengoperasikan fasilitas serta


menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak sosial.

9. Penelitian. Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk,
proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian yang menjadi
sarana untuk mengurangi dampak negatif.

10. Prinsip pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau penggunaan produk atau
jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir, untuk mencegah dampak sosial yang bersifat
negatif.

11. Kontraktor dan pemasok. Mendorong penggunaan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial
korporat yaang dijalankan kalangan kontraktor dan pemasok, disamping itu bila
diperlukan mensyaratkan perbaikan dalam praktik bisnis yang dilakukan kontraktor dan
pemasok.

12. Siaga menghadapi darurat. Menyusun dan merumuskan rencana mennghadapi keadaan
darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerja sama dengan layanan gawat darurat,
instansi berwenang dan komunitas lokal. Sekaligus mengenali potensi bahaya yang
muncul.

13. Transfer best practice. Berkontribusi pada pengembangan dan transfer praktik bisnis yang
bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor public
14. Memberi sumbangan. Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik
dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta lembaga
pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.

15. Keterbukaan. Menumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan publik,
mengantisipasi dan memberi respons terhadap potencial hazard, dan dampak operasi,
produk, limbah atau jasa.

16. Pencapaian dan pelaporan. Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara
berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan
perundangundangan dan menyampaikan informasi tersebut pada dewan direksi, pemegang
saham,
pekerja dan publik.

Kemudian adapun beberapa prinsip dari CSR yang dapat bermanfaat bagi lingkungan
dan sosial ekonomi masyarakat menurut Pearce II dan Robinson,yaitu:

1. Mengidentifikasi Misi Jangka Panjang yang Tahan Lama


Perusahaan memberikan kontribusi sosial terbesar jika mengidentifikasi tantangan kebijakan
yang penting dan berlangsung lama serta berpartisipasi pada solusinya dalam jangka panjang.

2. Mengontribusikan yang telah dilakukan


Perusahaan memaksimalkan manfaat dan kontribusi perusahaannya jika perusahaan itu dapat
meningkatkan kemampuan inti serta mengontribusikan produk dan jasa yang didasarkan pada
keahlian yang digunakan dalam atau yang dihasilkan dari operasi normalnya.

3. Mengontribusikan Jangka Khusus Skala Besar


Perusahaan memiliki dampak sosial terbesar ketika perusahaan memberikan kontribusi khusus
kepada usaha kooperasi berskala besar.

4. Menimbang Pengaruh Pemerintah


Dukungan pemerintah bagi partisipasi perusahaan dalam CSR atau paling tidak kerelaannya
untuk menghilangkan hambatan sehingga dapat memberikan pengaruh positif yang penting.

5. Menyusun dan Menilai Total Paket Manfaat


Perusahaan memperoleh manfaat terbesar dari kontribusi sosialnya jika memberikan harga
pada total paket manfaat. Penilaian ini sebaiknya mencakup kontribusi sosial yang diberikan
maupun dampak reputasi yang memperkuat atau memperkaya posisi perusahaan di mata para
konstituennya.
D. Jenis-Jenis Kegiatan CSR

Dalam proses pelaksanaannya, jenis kegiatan CSR terbagi menjadi lima. Kelima jenis
kegiatan CSR adalah sebagai berikut ini:

1. Cause Promotion

Jenis Corporate Social Responsibility ini bisa kita artikan sebagai suatu upaya
perusahaan dalam meningkatkan tingkat kesadaran atas suatu masalah. Tujuan lainnya dari
jenis CSR ini adalah sebagai suatu media promosi untuk perusahaan. Dalam melakukan jenis
Corporate Social Responsibility ini, nantinya pihak perusahaan akan memberikan sejumlah dana
dan juga sumber daya dalam mendukung kegiatan sosial, seperti kegiatan donasi dan juga
kegiatan community service.

2. Cause Related Marketing

Pihak perusahaan yang melakukan program CSR jenis ini memiliki tujuan untuk terus
berkomitmen memberikan sejumlah keuntungan berdasarkan hasil penjualan atas suatu
produk tertentu agar bisa mendukung kegiatan sosial masyarakat.

3. Corporate Societal Marketing

Corporate Societal Marketing adalah Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh
perusahaan dengan bentuk kampanye. Umumnya, bentuk kampanye yang dilakukan oleh
perusahaan berbentuk lingkungan, kesehatan, atau berbagai isu lainnya. Tujuan dari CSR ini
adalah agar bisa membantu mendukung terjadinya perubahan masyarakat ke arah yang lebih
baik lagi.

4. Corporate Philanthropy

Jenis Corporate Social Responsibility ini dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk
kontribusi yang dilakukan secara langsung dengan mencairkan dana. Beberapa contoh dari jenis
CSR ini adalah program charity, sumbangan, dan pemberian bantuan dalam bentuk apapun.

5. Community Volunteering

Jenis Corporate Social Responsibility Volunteering adalah CSR yang dilakukan oleh
perusahaan dalam bentuk layanan secara gratis terhadap lingkungan. Umumnya, perusahaan
akan melibatkan setiap pegawainya untuk mau menyisihkan waktu secara sukarela dalam
berbagai kegiatan yang mampu mendukung keberlangsungan lingkungan di sekitarnya.

E. Faktor Penting CSR


Dalam penelitian Sulistyaningtyas yang terbit pada tahun 2006 menyatakan bahwa ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan CSR atau tanggung jawab sosial dari sebuah
perusahaan menjadi sangat penting untuk dilaksanakan dengan sesuai. Berikut ini adalah
beberapa faktor pentingnya CSR, di antaranya yaitu:

1. Adanya arus globalisasi, yang memberikan gambaran tentang hilangnya garis pembatas
diantara berbagai wilayah di dunia sehingga menghadirkan universalitas. Dengan demikian
menjadi sangat mungkin perusahaan multinasional dapat berkembang dimana saja sebagai
mata rantai globalisasi.

2. Konsumen dan investor sebagai public primer organisasi profit membutuhkan gambaran
mengenai tanggung jawab organisasi terhadap isu sosial dan lingkungannya.
3. Sebagai bagian dalam etika berorganisasi, maka dibutuhkan tanggung jawab organisasi untuk
dapat mengelola organisasi dengan baik (lebih layak dikenal dengan good corporate
governance).

4. Masyarakat pada beberapa negara menganggap bahwa organisasi sudah memenuhi standar
etika berorganisasi, ketika organisasi tersebut peduli pada lingkungan dan masalah sosial.

5. Tanggung jawab sosial setidaknya dapat mereduksi krisis yang berpotensi terjadi pada
organisasi.

6. Tanggung jawab sosial dianggap dapat meningkatkan reputasi organisasi.

F. Tujuan CSR

Berdasarkan Harvard Business Review, CSR yang dilakukan oleh perusahaan memiliki
tujuan utama untuk melakukan penyelarasan sebuah kegiatan sosial dan lingkungan
perusahaan dengan tujuan dan nilai bisnisnya.

Selain itu, sebuah perusahaan yang melakukan CSR harus diarahkan kepada upaya untuk
meningkatkan triple bottom line (TBL) perusahaan, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Tujuan CSR adalah agar perusahaan dapat melakukan pembangunan dan peningkatan pada tiga
dimensi tersebut. Tiga dimensi kinerja CSR sering juga disebut dengan istilah three pillars di
antaranya yaitu:

1. People atau Sosial

People atau masyarakat mengacu kepada beragam inisiatif sosial yang membentuk
strategi CSR dari perusahaan. Sebagai contoh, pemberian yang dilakukan perusahaan,
keterlibatan masyarakat, dan berbagai upaya perusahaan untuk melakukan peningkatan
kualitas hidup pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal.
2. Planet atau Lingkungan

Planet mengacu kepada dampak ekologis atau lingkungan dan praktik lingkungan dari
sebuah perusahaan. Sebagai contoh, melakukan upaya reboisasi di daerah perusahaan
beroperasi, menutup lubang-lubang bekas galian tambang, hingga pengembalian fungsi tanah
bekas tambang.

3. Profit atau Keuntungan

Profit memuat tidak hanya keuntungan yang didapatkan oleh sebuah perusahaan.untuk
pemegang sahamnya, namun, keuntungan yang juga dirasakan oleh masyarakat secara lebih
umum. Sebagai contoh, perusahaan dan masyarakat sama-sama mendapatkan keuntungan dari
keberhasilan perusahaan, masyarakat sekitar bisa membuka usaha di sekitar perusahaan, dan
lain sebagainya.

G. Manfaat CSR

CSR memiliki beberapa keuntungan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari Corporate
Social Responsibility, di antaranya yaitu:

1. Bagi Lingkungan Hidup

Pertama, CSR dapat memberikan manfaat untuk membantu melakukan upaya


pelestarian lingkungan hidup bahkan seharusnya perusahaan dapat mencegah segala potensi
kerusakan alam. Dalam konsep CSR, sebuah perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan
dalam jangka waktu tertentu saja, melainkan harus berperan serta dan berkontribusi aktif
terhadap kualitas lingkungan melalui dana CSR perusahaan.

2. Bagi Masyarakat

Kedua, CSR bisa memberikan manfaat untuk memberikan kontribusi kepada


masyarakat. Konsep CSR mengharuskan perusahaan dapat memberikan kenyamanan dan
keamanan kepada masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, dalam CSR, perusahaan juga dapat
menyerap tenaga kerja dari warga sekitar atau lingkungan perusahaan beroperasi.

3. Bagi Perusahaan

Ketiga, manfaat CSR yang didapatkan perusahaan adalah untuk memberikan citra baik
perusahaan di mata masyarakat. Jika perusahaan memiliki kesan baik di mata masyarakat,
maka proses keberlangsungan jangka panjang dan branding dari perusahaan juga akan lebih
mudah. Kegiatan CSR yang sering dilakukan perusahaan untuk meningkatkan citra yaitu seperti
beasiswa sepak bola, pendirian sumur di daerah kering, pemberdayaan masyarakat, dan lain
sebagainya.
4. Bagi Pemerintah

Keempat, CSR terbukti sangat bermanfaat untuk pemerintah sebagai pembuat


kebijakan. CSR dapat ikut serta dalam mendukung program-program dari pemerintah dalam
melakukan pembangunan daerah. CSR telah berhasil memberikan kontribusi dalam
pembangunan daerah seperti pelestarian lingkungan, pengurangan pengangguran,
pengentasan kemiskinan, pembangunan fasilitas kesehatan, pembangunan lembaga
pendidikan, dan lain sebagainya.

H. Contoh CSR
Berikut ini adalah contoh-contoh penerapan CSR dari berbagai perusahaan. Saat ini,
banyak perusahaan yang membuat program CSR dengan baik dalam berbagai tujuan dan
bentuk kegiatan. Berikut ini adalah contoh program CSR yang telah dilaksanakan oleh berbagai
perusahaan, dari besar hingga kecil di Indonesia dan dunia, di antaranya adalah:

1. Google

Perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Google memiliki banyak program
CSR. Beberapa program CSR dari Google seperti Google AdGrant dan Google Green. Program
AdGrant telah memuat Google dapat memberikan hibah untuk memberdayakan lebih dari 20
ribu organisasi nirlaba di 50 negara

2. Lego

Lego sebagai perusahaan yang yang bergerak di bidang produksi mainan edukasi
memiliki dua program CSR, yaitu Sustainable Materials Center dan Build the Change. Dalam
melaksanakan program CSR, Lego bekerja sama dengan WWF dan memiliki komitmen untuk
memproduksi mainan dari bahan yang ramah lingkungan.

3. PT Telkom Indnesia

Telkom Indonesia sebagai perusahaan jaringan miliki negara memiliki program CSR yang
bernama Indonesia Digital Learning (IDL). Indonesia Digital Learning berupaya untuk
mendorong perubahan paradigma digital bagi seluruh guru di tanah air. Program CSR ini juga
berhasil meningkatkan kompetensi, keterampilan, dan kualitas guru dalam memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.

4. PT unilever Indonesia

Unilever Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi produk


kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini memiliki banyak program CSR melalui produk-
produknya, di antaranya adalah kampanye cuci tangan dengan sabun (Lifebuoy), pelestarian
kuliner nusantara (kecap Bango), dan edukasi kesehatan gigi dan mulut (Pepsodent).

5. PT Pembangkitan Jawa Bali

Dalam melaksanakan program CSR, perusahaan pembangkitan Jawa Bali ini


meluncurkan program CSR Akademi Komunitas yang memberikan beasiswa D1 Kelistrikan
kepada masyarakat di sekitar unit pembangkit. Harapan para penerima beasiswa yang telah
lulus tersebut akan dipekerjakan di unit pembangkit.

Anda mungkin juga menyukai