Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK

Etika Bisnis,Tanggung Jawab Sosial dan Keberlansungan


Lingkungan
Dosen pengampu :

Ir. Irwansyah, SE. MSi

Kelompok 12

Nama :

Hedi Devita Sari C1C017018

Anisa Gita Hursain Saelangi C1C017147

Chrisma Berninda C1C017119

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI

S1 AKUNTASI

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak orang, contohnya , menganggap bahwa tidak etis bagi suatu perusahaan untuk
tidak bertanggung jawab sosial (social Responsibility) merujuk pada tindakan yang
diambil suatu organisasi. Tanggung jawab sosial (social responsibility) merujuk kepada
tindakan yang diambil suatu organisasi melebihi apa yang secara hukum dibutuhkan untuk
melindungi atau meningkatkan kesejahteraan makhluk hidup. Sifat berkelanjutan
(sustainbility) merujuk kepada sejauh mana operasi organisasi dan tindakan perusahaan
dalam melindungi , memperbaiki, serta memelihara dan tidak membahayakan atau
menghancurkan lingkungan. Mengotori lingkungan, contohnya, dalah tidak etis, tidak
bertanggung jawab, dan dalam banyak kasus, melawan hukum. Etika bisnis, tanggung
jawab sosial, dan isu-sisu berkelanjutan untuk itu saling terkait dan berdampak pada
seluruh area dari model manajemen strategis komprehensif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu etika bisnis? Jelaskan!
2. Apa itu tanggung jawab sosial? Jelaskan!
3. Apa itu keberlangsungan lingkungan? Jelaskan!

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami etika bisnis.
2. Mengetahui dan memahami tanggung jawab sosial
3. Mengetahui dan memahami keberlangsungan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

Etika Bisnis
Etika bisnis adalah prinsip-prinsip dalam organisasi yang menjadi pedoman dalam
pengambilan keputusan dan perilaku. Etika bisnis yang baik merupakan salah satu
prasyarat bagi manajemen strategis yang baik, etika yang baik sama dengan bisnis yang
baik. Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia,
indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan
tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan
perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan
tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak
secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara
bermoral. Para manajer dan karyawan sebaiknya berhati-hati agar tidak menjadi kambing
hitam atas kesalahan pengambilan keputusan contohnya pelanggaran lingkungan hidup
oleh perusahaan karena merusak lingkungan hidup merupakan tindakan yang tidak etis.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh.

Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik,sistem prosedur


yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan
yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :

 Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik


intern perusahaan maupun dengan eksternal.
 Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
 Melindungi prinsip kebebasan berniaga
 Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakanpemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi
dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai
perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada
umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi
pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya
diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.Perlu dipahami, karyawan yang
berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.

Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka


nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen
korporasi yakni dengan cara :

 Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)


 Memperkuat sistem pengawasan

Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
dapat didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal
perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan,
norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial
lainnya.Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen
perusahaan dalam pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya
dengan karyawan beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada
umumnya, dengan tujuan peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002).

Sedangkan menurut Commission of The European Communities, 2001,


mendefinisikan CSR sebagai aktifitas yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan
perusahaan untuk mengintegrasikan penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam
operasi bisnis mereka dan interaksi dengan stakeholder.

Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan


CSR sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :

1. Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang


berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang
dianggap baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas
jasa.
2. Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan
berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena
tindakan yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
4. Mempertahankan otonomi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap
stakeholder untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada
didalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan manajemen
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

1. Manfaat bagi Perusahaan

Tanggung jawab sosial perusahaan tentunya akan menimbulkan citra positif


perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.

2. Manfaat bagi Masyarakat

Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan


perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution.

3. Manfaat bagi Pemerintah

Dalam hal ini pemerintah merasa memiliki partner dalam menjalankan misi sosial
dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.

Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1. Strategi Reaktif

Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung
menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.

2. Strategi Defensif

Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait
dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau
menolak tanggung jawab sosial .

3. Strategi Akomodatif

Strategi Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan


dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut

4. Strategi Proaktif

Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab
untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap
perusahaan akan terbangun.
Keberlangsungan Lingkungan
Lingkungan organisasi secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak
berhingga (infinite) dan mencakup seluruh elemen yang terdapat di luar suatu organisasi.
Dalam kenyataannya, tidak semua elemen lingkungan tersebut berpengaruh secara
langsung terhadap organisasi. Karena itu, definisi sebelumnya bisa dipersempit. Untuk
keperluan analisis, lingkngan bisa diartikan sebagai seluruh elemen yang terdapat di luar
batas-batas organisasi, yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi bagian ataupun
organisasi secara keseluruhan. Adapun arti lain dari lingkungan organisasi adalah segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan, eksistensi, keberadaan,dll yang
menyangkut organisasi baik dari dalam maupun dari luar. Sebagai suatu sistem, organisasi
akan berinteraksi dengan lingkungannya. Apabila ingin hidup dan bertahan, maka
organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kegagalan
menyesuaikan diri terhadap lingkungan akan berakibat fatal. Organisasi tersebut akan
mati.
Lingkungan organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam: eksternal dan internal.
Lingkungan eksternal merupakan elemen-elemen di luar organisasi yang relevan tehadap
kegiatan organisasi. Organisasi memperoleh input dari lingkungannya (bahan baku,
karyawan), memprosesnya menjadi output (produk: barang/jasa). Lingkungan internal
berada dalam organisasi, misal: karyawan, direksi, pemegang saham.
Lingkungan Eksternal adalah ingkungan yang berada di luar organisasi saling
mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama
lain, perusahaan yang berpengaruh tidak langsung terhadap kegiatan perusaan. Lingkungan
eksternal meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan umum
dan tren di dalam lingkungan societal ataupun faktor-faktor spesifik yang beroperasi di
dalam lingkungan kerja (industri) organisasi. Variabel-variabel eksternal ini terbagi
menjadi dua jenis, yaitu ancaman dan peluang.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam analisis akhi, standar etika berasal dari sejarah warisan budaya. Pendahulu
kita telah mewariskan kita dengan dasar etika untuk dikebangkan. Karyawan, pelanggan
dan pemegang saham telah menjadi semakin kurang toleran dalam pelanggaran etika bisnis
di perusahaan, dan semakin menghargai model perusahaan beretika. Pembagian informasi
di seluruh internet menambah pengungkapan model perusahaan seperti ini melawan
perusahaan yang tidak bertanggung jawab.

Pelanggan di seluruh negara dan di seluruh dunia menhargai perusahaan yang


melakukan usaha lebih secara hukum dibutuhkan untuk bertanggung jawab secara sosial.
Tetapi, bertahan dalam bisnis sambil mengikuti seluruh hukum dan regulasi harus menjadi
sasaran utama dari bisnis apa pun. Salah satu cara terbaik untuk bertanggung jawab secara
sosial adalah perusahaan secara proaktif melestarikan dan memelihara lingkungan alam.

Anda mungkin juga menyukai