Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH Etika bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial

BAB I
PNEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apakah bisnis merupakan profesi etis? Atau sebaliknya ia menjadi profesi kotor? Kalau
profesi kotor penuh tipu menipu, mengapa begitu banyak orang yang menekuninya bahkan
bangga dengan itu? Lalu kalau ini profesi kotor betapa mengerikan masyarakat modern ini
yang didominasi oleh kegiatan bisnis ini (Sony Keraf:2000).
Bisnis modern merupakan realitas yang amat kompleks. Banyak faktor turut
mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis. Antara lain faktor organisatoris manajerial,
ilmiah teknologis, dan politik-sosial-kultural, Kompleksitas bisnis itu kegiatan sosial, bisnis
dengan kompleksitas masyarakat modern sekarang. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan
banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern itu. Semuan faktor yang
membentuk kompleksitas bisnis modern sudah sering dipelajari dan dianalisis melalui
pendekatan ilmiah, khususnya ilmu ekonomi dan teori manajemen
sedangkan banyak perusahaan bisnis tidak mempunyai tanggung jawab, baik dengan
keryawanya, lingkungan seperti membuang limbah dengan sembarangan. Hal inilah yang
dapat menjadikan prusahaan itu tidak eksis, bahkan menjadi bangkrut, itu disebabkan
mengindahkan hal –hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. bagaimana pengertian etika bisnis?
2. apa saja yang mempengaruhi keputusan berbisnis?
3. apa saja manfaat dari perusahaan yang melakukan etika binis?
4. bagaimana tangguang jawab perusahaan terhadap sosial?
A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Penggunaan istilah Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau atau Corporate Social
Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer dengan semakin meningkatnya praktek
tanggung jawab sosial perusahaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan nasional tentang
CSR .
Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini menjadi salah satu bentuk
inovasi bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak
diterapkan baik oleh perusahaan multi-nasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR
adalah tentang nilai dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan
dalam suatu masyarakat. CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara
legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan
pembangunan berkelanjutan.
CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan dan dimasyarakat.
Etika yang dianut merupakan bagian dari budaya (corporate culture); dan etika yang dianut
masyarakat merupakan bagian dari budaya masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas yang
berlaku di masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan regulasi pemerintah sebagai
bagian dari sistem ketatanegaraan.
Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai membuat keputusan atau
bertindak etis bila:
1. Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau standar yang diterima dan
berlaku pada lingkungan organisasi yang bersangkutan.
2. Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada seluruh pihak yang terkait.
3. Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau keputusan tersebut mungkin
diterima dengan alasan etis.
Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk keuntungan sebanyak mungkin, tetapi
juga mempunyai etika dalam bertindak menggunakan sumberdaya manusia dan lingkungan
guna turut mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pengukuran kinerja yang semata
dicermati dari komponen keuangan dan keuntungan (finance) tidak akan mampu
membesarkan dan melestarikan , karena seringkali berhadapan dengan konflik pekerja,
konflik dengan masyarakat sekitar dan semakin jauh dari prinsip pengelolaan lingkungan
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

B.PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Tanggung jawab sosial suatu perusahaan atau Corporate Social Responsibility merupakan
suatu komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi
untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan
komunitas lokal. Selain itu, Corporation Social Responsibility juga merupakan konsep bahwa
organisasi dan perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
Bentuk tanggung jawab yang ada disesuaikan dengan objeknya masing-masing.
ASPEK PENDORONG TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah
bisnis sebagai berikut:
1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyk (saklek), birokratik, dan
otoriter
Manfaat Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan

– Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas
kerja.
– Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi
manajemen Partisipatif
– Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan
kerja yang menyenangkan dan baik.
– Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
– Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan
selanjutnya dari perusahaan.

2. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan


Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam
lingkungannya banyak di pengaruhi oleh proses produksi.
3. Penghematan energi
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi.
Kesadaran bahwa sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong
dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.
4. Partisipasi pembangunan bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan.
Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani
masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang
ada.
5. Gerakan Konsumerisme
Awal perkembangannya tahun 1960-an di negara barat yang berhasil memberlakukan
Undang-undang Perlindungan Konsumen yang meliputi beragam aspek.

Tujuan dari gerakan konsumerisasi:


– Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangna bisnis terhadap keluhan
konsumen atas praktek bisnisnya.
– Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak
menyesatkan masyarakat.
– Diselenggarakan panel-panel diskusi antara wakil konsumen dengan produsen.
– Pelayanan purna jual yang lebih baik.

– Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan
konsumen daripada promosi semata

2.
Tanggung Jawab Sosial Kepada Karyawan
Karyawan merupakan salah satu faktor penunjang terpenting dalam perusahaan. Agar
perusahaan dapat berjalan dengan baik, keharmonisan antara pihak perusahaan dengan
karyawan haruslah terjaga. Oleh karena itu, pihak perusahaan haruslah memperlakukan
karyawan dengan baik sesuai dengan hak mereka. Berikut ini adalah bentuk tanggung jawab
yang dapat dilakukan pihak perusahaan kepada karyawan:

 Memberikan gaji sesuai dengan jam kerja yang dihabiskan karyawan.


 Memberikan asuransi kesehatan beserta tunjangan kepada karyawan.
 Memberikan kenaikan gaji apabila terjadi laju inflasi di negara tempat perusahaan
tersebut berdiri.

3. Tanggung Jawab Sosial Kepada Pemegang Saham

Pemegang saham juga merupakan faktor penunjang yang penting dalam berdiri dan
berjalannya suatu perusahaan karena merekalah yang memberikan modal agar perusahaan
tersebut dapat terus beroperasi. Pemegang saham mendapat keuntungan melalui deviden yang
diterima pada saat pelaporan keuangan perusahaan di setiap tahunnya. Berikut ini adalah
bentuk tanggung jawab sosial yang dapat dilakukan perusahaan kepada para pemegang
saham:

 Memberikan laporan keuangan secara jujur dan transparan.


 Tidak menggelapkan laba perusahaan dan tidak mengurangi keuntungan para
pemegang saham.

4. Tanggung Jawab Sosial Kepada Lingkungan

Selain kepada manusia yang terlibat dalam berdiri dan berjalannya sebuah perusahaan,
perusahaan juga mempunyai tanggung jawab kepada lingkungan yang ada di sekitar
perusahaan tersebut. Tindakan perusahaan terhada lingkungan dapat dijadikan sebuah
parameter baik atau tidaknya sebuah perusahaan. Tanggung jawab sosial yang dapat
dilakukan perusahaan terhadap lingkungan adalah sebagai berikut:

 Membuang limbah perusahaan dengan metode yang baik dan benar serta tidak
mencemari lingkungan sekitar.
 Melakukan rehabilitasi yang secara tidak sengaja rusak akibat kegiatan perusahaan.
(misalnya perusahaan kertas yang dalam produksinya terus-menerus menebang
pohon, mereka harus menanam ulang pohon tersebut dengan pohon baru yang lebih
muda).

Semua bentuk tanggung jawab tersebut harus dilakukan oleh sebuah perusahaan apabila
mereka ingin dikenal sebagai perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan pribadi, tapi
juga dikenal sebagai perusahaan yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan
disekitarnya.

Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia
adalah:
– Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan di tuangkan dalam buku.
– Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga
lingkungan.
– Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi
menjaga Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat.
– Sistem Bapak Angkat – Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai
mitra kerja yang harus mereka bina.

TUJUAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

1. Agar perusahaan dapat mendasarkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan norma-
norma moral dan etika.
2. Agar perusahaan meluncurkan produk yang mampu memenuhi kebutuhan para
penggunanya.
3. Perusahaan menyediakan informasi dan melakukan promosi yang jujur dan faktual
tentang produk yang dihasilkan.
4. Agar perusahaan memberikan informasi mengenai komposisi, takaran manfaat,
tanggal kadaluwarsa produk, kemungkinan efek samping, cara penggunaan yang
tepat, kuantitas, mutu, dan harga dalam kemasan produknya untuk memungkin
konsumen mengambil keputusan rasional dalam mempergunakan suatu produk.
5. Agar perusahaan memperhatikan keselamatan dan keamanan konsumen ketika
menggunakan produk tersebut.

PENERAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Tanggung jawab sosial perusahaan sering didefinisikan secara sempit sebagai akibat belum
tersosialisasinya standar baku bagi perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan masih
anggap sebagai suatu kosmetik belaka untuk menaikkan pamor perusahaan atau menjaga
reputasi perusahaan di masyarakat. Oleh karenanya ada asumsi jika perusahaan sudah
memberikan sumbangan atau donasi kepada suatu institusi sosial berarti sudah melakukan
tanggung jawab sosial sebagai sebuah perusahaan.

Penerapan dan isu tanggung jawab sosial perusahaan yang saat ini baru dilakukan diantaranya
adalah :

1. Pengaruh dari globalisasi dan internasionalisasi yang memaksa perusahaan untuk


dapat menerapkan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan. Bentuk globalisasi dan
internasionalisasi ini dapat berupa tekanan dari pihak ketiga (distributor, buyer, client,
dan shareholder) yang menjadi bagian atau mitra kerja dari perusahaan lokal. Mereka
dapat menetapkan suatu kondisi yang harus diikuti oleh perusahaan lokal dalam
memenuhi tanggung jawab sosialnya. Kondisinya ini biasanya dialami oleh
perusahaan yang berada di negara miskin dan berkembang dimana memiliki tingkat
ketergantungan yang tinggi kepada investor dari negara maju.

2. Ditinjau dari jenis perusahaan, umumnya yang menjalankan fungsi tanggung jawab
sosial adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha ekplorasi alam (tambang,
minyak, hutan). Perusahan tambang lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat
dibandingkan dengan perusahaan non tambang (terutama LSM). Perusahaan tersebut
diwajibkan untuk melakukan penyeimbangan sebagai dampak dari eksplorasi yang
dilakukan seperti melakukan reklamasi alam, reboisasi, mendukung pencinta alam,
berpartisipasi dalam pengolahan limpah dan sebagainya.

3. Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang biasanya dilakukan adalah


pemberian fasilitas kepada para pekerja atau buruh. tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap para buruh didasarkan sebagai suatu negosiasi antara manajemen
dengan para buruh.

4. Bentuk lainya dari tanggung jawab sosial perusahaan sebatas pemberian sumbangan,
hibah, bantuan untuk bencana alam yang sifatnya momentum. Musibah, bencana, atau
malapetaka yang terjadi dapat dijadikan sebagai momentum bagi perusahaan yang
membentuk citra dan reputasi baik di mata masyarakat.

Kritik terhadap Tanggung jawab sosial perusahaan

1. Perspektif tanggung jawab sosial perusahaan sering dijadikan atribut bagi perusahan
untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan caranya mengikuti peraturan
yang ditetapkan oleh masyarakat, asosiasi, dan pemerintah. Seperti perusahaan
tambang, perusahan kayu, perusahaan pengelola hasil bumi, dan sejenisnya. Dampak
yang ditimbulkan perusahan tidak seimbang dengan usaha untuk merehabilitasi alam.
2. Untuk bisnis tertentu, tanggung jawab sosial perusahaan dapat dijadikan perisai
sebagai penetralisir dampak dari bisnis yang dijalankan sekalipun bertentangan,
misalkan perusahaan rokok sebagai sponsor event olah raga. Sekalipun masyarakat
mengetahui bahayanya rokok di lain pihak masyarakat membutuhkan olahraga dan
panitia event memerlukan sponsor.
3. Ada kalanya tanggung jawab sosial perusahaan dapat menjadi bumerang bagi
perusahaan itu sendiri walaupun sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Misalkan yang terjadi pada perusahaan fast food Mc Donal, pada awalnya tanggung
jawab sosial perusahaan disosialisasikan secara menyeluruh kepada dunia mengenai
keterlibatan Mc Donal dalam memperhatikan anak-anak, pendidikan dan kehidupan
sosial di masyarakat. Tetapi Mc Donal justru menuai demo dari para pencinta
binatang karena dianggap pembunuh ayam yang kejam, iklan yang menyesatkan, dan
praktek bisnis yang tidak sehat.
4. Bagi perusahaan investor dari negara maju, adanya regulasi mengenai tanggung jawab
sosial perusahaan yang ketat dapat menjadi alternative untuk berpindah ke negara
yang memiliki regulasi tanggung jawab sosialnya lebih longgar. Dilema ini yang
dihadapi oleh negara miskin dan berkembang, jika terlalu ketat maka otomatis
investor akan mengurungkan niatnya berinvestasi tetapi sebaliknya jika terlalu
longgar akan merugikan rakyat dan lingkungan alam.

Perusahaan yang berhasil dalam penerapan tanggung jawab sosial jumlahnya relatif sedikit
karena mendapatkan kepercayaan dari para stakeholder harus diuji melalui waktu. Komitmen
dan konsistensi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosial
akan terlihat hasilnya secara bertahap bukan secara instan. Best practice perusahaan yang
berhasil adalah The Body Shop, justru karena berfokus kepada kepentingan public, kekerasan
dalam keluarga, kesehatan ibu dan anak, bencana alam, dan kegiatan sosial lainnya,
perusahan ini sukses merebut perhatian dari para pelangganannya.
Mencari Bentuk Ideal Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Bagaimana mencari format ideal tanggung jawab sosial perusahaan sehingga dapat diperoleh
mutual benefit antara perusahan dengan stakeholdernya?. Untuk mendapatkan format ideal
tanggung jawab sosial perusahaan, beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Perusahan harus melakukan gap analisis antara apa yang ideal harus dilakukan dengan
apa yang telah dilakukan (existing) saat ini. Hasil dari gap analisis ini dapat menjadi
acuan bagi perusahaan untuk mendapatkan solusi yang benar-benar dibutuhkan
sehingga kehadiran perusahaan tersebut memberikan dampak positif bagi stakeholder.
2. Konsistensi dalam menjalankan komitmen harus menjadi bagian dan gaya hidup dari
semua level manajemen perusahaan. Oleh karenanya tanggung jawab sosial
perusahaan harus menjadi bagian dalam strategic plan perusahaan mulai di mulai dari
penentuan visi, misi, strategi, core belief, core value, program, penyusunan anggaran
sampai kepada evaluasi. Tujuan dengan adanya strategic plan ini adalah untuk
menjaga kesinambungan perusahaan di masa yang akan datang. Di dalam strategic
plan faktor tanggung jawab sosial harus menjadi bagian dari road map perusahaan
dalam rangka mencapai good corporate governance (GCG). Untuk mengevalusi
penerapan strategic plan ini diperlukan tool yang dapat menjadi dashboard
perusahaan di dalam menilai kinerja yang dihasilkan. Tool yang digunakan dapat
berupa metode balanced scorecard atau hanya penerapan key performance indicator
disetiap objektif yang ingin dicapai.
3. Sudah saatnya tanggung jawab sosial perusahaan dikelola oleh suatu divisi tersendiri
secara professional sehingga pertanggungajawaban terhadap manajemen dan
stakeholder dapat transparan dan terukur kinerjanya. Divisi ini diberikan otoritas
untuk dapat memutuskan secara cepat dan tuntas semua perkara (isu) yang
berhubungan dengan para stakeholder. Divisi ini harus dapat menjalin hubungan yang
harmonis dengan pemerintah sebagai regulator, lembaga swadaya masyarakat,
asosiasi yang berhubungan, dan masyarakat sehingga keputusan yang diambil dapat
mengakomodir semua kepentingan. Dalam prakteknya staff dari divisi ini dapat diisi
oleh personal dari berbagai perwakilan yang ada di stakeholder.
4. Idealnya, pemerintah juga harus memiliki department yang berfokus untuk menagani
regulasi tanggung jawab sosial perusahaan sehingga dapat menjadi mediator dan
fasilitator bagi semua pihak yang berkepentingan. Fungsi lainnya dari department ini
adalah sebagai auditor yang memberikan rangking dalam periode tertentu bagi semua
perusahaan sesuai dengan bidang dan kelasnya, dengan adanya ranking ini memicu
perusahaan untuk serius menangani masalah tanggung jawab sosial perusahaan.
Departemen ini harus juga melibatkan institusi pendidikan dan akademisi untuk
menjaga transparansi dalam proses audit.
5. Pada era teknologi saat ini, peranan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah
menjadi keharusan bukan lagi sebagai pendukung perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan dapat memanfaatkan TIK semaksimal mungkin untuk menciptakan proses
yang efisien, efektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Misalkan dengan
menggunakan software, internet, portal, dan teleconference sebagai alat komunikasi
dengan stakeholder yang terintegrasi dengan proses bisnis yang ada dalam
perusahaan.

Sudah saatnya setiap perusahaan memberikan perhatian yang serius kepada masalah
tanggung jawab sosial, karena terbukti tanggung jawab sosial perusahaan memiliki peranan
yang signifikan dalam keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang. Disamping itu,
tanggung jawab sosial perusahaan dapat menyeimbangkan perusahaan dalam mencapai
tujuan komersil dan tujuan non komersial.

PENERAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Tanggung jawab sosial perusahaan sering didefinisikan secara sempit sebagai akibat belum
tersosialisasinya standar baku bagi perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan masih
anggap sebagai suatu kosmetik belaka untuk menaikkan pamor perusahaan atau menjaga
reputasi perusahaan di masyarakat. Oleh karenanya ada asumsi jika perusahaan sudah
memberikan sumbangan atau donasi kepada suatu institusi sosial berarti sudah melakukan
tanggung jawab sosial sebagai sebuah perusahaan.
Penerapan dan isu tanggung jawab sosial perusahaan yang saat ini baru dilakukan diantaranya
adalah :

1. Pengaruh dari globalisasi dan internasionalisasi yang memaksa perusahaan untuk


dapat menerapkan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan. Bentuk globalisasi dan
internasionalisasi ini dapat berupa tekanan dari pihak ketiga (distributor, buyer, client,
dan shareholder) yang menjadi bagian atau mitra kerja dari perusahaan lokal. Mereka
dapat menetapkan suatu kondisi yang harus diikuti oleh perusahaan lokal dalam
memenuhi tanggung jawab sosialnya. Kondisinya ini biasanya dialami oleh
perusahaan yang berada di negara miskin dan berkembang dimana memiliki tingkat
ketergantungan yang tinggi kepada investor dari negara maju.

2. Ditinjau dari jenis perusahaan, umumnya yang menjalankan fungsi tanggung jawab
sosial adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha ekplorasi alam (tambang,
minyak, hutan). Perusahan tambang lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat
dibandingkan dengan perusahaan non tambang (terutama LSM). Perusahaan tersebut
diwajibkan untuk melakukan penyeimbangan sebagai dampak dari eksplorasi yang
dilakukan seperti melakukan reklamasi alam, reboisasi, mendukung pencinta alam,
berpartisipasi dalam pengolahan limpah dan sebagainya.

3. Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang biasanya dilakukan adalah


pemberian fasilitas kepada para pekerja atau buruh. tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap para buruh didasarkan sebagai suatu negosiasi antara manajemen
dengan para buruh.
4. Bentuk lainya dari tanggung jawab sosial perusahaan sebatas pemberian sumbangan,
hibah, bantuan untuk bencana alam yang sifatnya momentum. Musibah, bencana, atau
malapetaka yang terjadi dapat dijadikan sebagai momentum bagi perusahaan yang
membentuk citra dan reputasi baik di mata masyarakat.

DAMPAK TANGGUNG JAWAB TERHADAP ETIKA BISNIS

Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics
International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader
Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam
membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap
karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan &
brand image-lah yang akan paling memengaruhi kesan mereka.
Hasil survey ini menunjukan bahwa tanggung jawab sosial sangat berperan dalam
pembentukan opini sebesar 60% dan salah satunya merupakan etika bisnis. Tanggung jawab
sosial perusahaan sangat mempengaruhi kinerja segala aspek misalnya lingkungan, karyawan
sehingga mendorong etika bisnis dalam perusahaan tersebut.
Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun
secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di
dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan
komunitas. CSR bukanlah sekedar kegiatan amal, melainkan CSR mengharuskan suatu
perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh
memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan,
termasuk lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai