Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DAN REMAJADENGAN HIV/AIDS

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES TANA TORAJA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


NAMA ANGGOTA KELOMPOK 5 :

YUSTINA IKA

MERLIANA ANASTASIA

NOVA WIDYAWATI KABANGA’

INTAN DOMASSANG

SINTHIA MAHARANI PAPPA

NOVRIANI PATANDEAN

JUAN ALVA KALVARI

ARNI SILAMBI’

ORPI

ANGGITA LESTARI

ELIVIA ARRANG BINTOEN

MERSI SADI

DEWI DUMA’

NATALIA PALILING

YUSMIATI TODING

ELDI PAMEAN

RODING BATO’ PARE

ROBY MADALLO

DESI SALEMPANG

MELINDA LUSIANTI

RUT RANDE

ELDA

NOVIANI

MARKUT MAKUT

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena berkat,
perlindungan serta bimbingan-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Makalah asuhan keperawatan HIV/AIDS pada anak dan remaja merupakan


makalah yang berfokus pada gerakan untuk membantu orang tua dan masyarakat yang
memiliki anak dengan HIV/AIDS.

Isi makalah ini bersumber dari internet dan buku NANDA NIC-NOC tahun 2015.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai
tambahan wawasan tentang bagaimana asuhan keperawatan HIV/AIDS pada anak dan
remaja.

Rantepao, 13 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………….…1

NAMA KELOMPOK………………………………………….……………………………………………………..2

KATA PENGANTAR………………………………………….……………………………………………………..3

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….………………………….....4

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..…………………………………………....5

A. Latar Belakang………….…………………………………………………………………………………………5

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………....5

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………….....5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………...6

A. Pengertian Keluarga Berencana………………………………………...…………………..................................6

B. Tujuan Keluarga Berencana…………………………………………………………………………………..….7

C. Sasaran dan Target Keluarga Berencana……….…………………………………………………………….....8

D. Manfaat Keluarga Berencana…………………………………………………………………………………….9

E. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi……………………………………………………………………………………..10

F. KB Pria……………………………………………………………………………………………………………15

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………….20

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………….20

B. Saran…………………………………………………………………………………………………....................20

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………..21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan


menjadi masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO (World Health
Organization) tahun 2012, penemuan kasus HIV di dunia pada tahun 2012 mencapai 2,3 juta
kasus, di mana sebanyak 1,6 juta penderita meninggal karena AIDS dan 210 ribu penderita di
bawah 15 tahun.

Perlu pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja sebab masa remaja
merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi perilaku seksual dewasa.
Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja amat merugikan bagi remaja
itu sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan
yang penting, yaitu kognitif, emosi, social dan seksual.

HIV/AIDS merupakan penyakit infeksi yang sangat berbahaya karena tidak saja
membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia, namun juga pada negara secara
keseluruhan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS?


2. Apa saja tanda dan gejala HIV/AIDS pada anak dan remaja ?
3. Apa saja penyebab HIV/AIDS pada anak dan remaja?
4. Bagaimana fase dari HIV/AIDS?
5. Bagaimana pencegahan dan pengobatan dari HIV/AIDS?
6. Bagaimana asuhan keperawatan HIV/AIDS pada anak dan remaja?

1
C. TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui pengertian, tanda dan gejala, penyebab, fase, pencegahan dan
pengobatan serta asuhan keperawatan HIV/AIDS pada anak dan remaja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang merusak sistem


kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah sehingga tubuh rentan diserang penyakit.
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).

AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang
menyerang spesies lainnya. AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap
ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Tidak hanya pada orang
dewasa, penyakit ini juga menyerang anak dan remaja. M enurut data Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), sekitar 3,2 juta anak di bawah 15 tahun hidup dengan AIDS pada akhir 2013.

B. TANDA DAN GEJALA HIV/AIDS

Banyak anak hidup dengan HIV/AIDS karena ibunya terinfeksi. Namun, infeksi tidak
mampu ditegakkan sampai anak itu lahir. Gejala HIV/AIDS bervariasi berdasarkan umur dan
individu masing-masing, namun berikut ini adalah beberapa gejala yang sering terjadi :
a. Gagal bertumbuh sesuai grafik standar untuk pertumbuhan.
b. Kegagalan mencapai perkembangan sesuai milestone (penanda jarak).

3
c. Masalah otak dan sistem saraf, seperti kejang, susah berjalan, nilai sekolah yang
buruk.
d. Sering mengalami sakit, seperti infeksi telinga, flu, perut sakit, demam, lebih
mudah mengalami memar, sakit kepala, nyeri otot dan diare.

C. PENYEBAB HIV/AIDS PADA ANAK

Kebanyakan HIV/AIDS pada anak adalah diturunkan melalui ibu ke anak selama
kehamilan, persalinan dan menyusui. Namun, rejimen pengobatan bisa mencegahnya sehingga
insidensi penularan dari ibu ke anak menurun. Sejak pertengahan 1990, tes HIV dan rejimen obat
pencegahan memberikan hasil 90% penurunan jumlah anak yang terinfeksi HIV/AIDS di
Amerika Serikat. Kebanyakan kasus anak HIV/AIDS, terkontaminasi di kawasan Afrika Sub-
Sahara.
Penyebab lain HIV/AIDS, meliputi :
a. Transfusi darah menggunakan darah yang terinfeksi atau suntikan dengan jarum suntik
yang tidak steril mampu menyebabkan infeksi HIV/AIDS pada anak.
b. Penggunaan obat terlarang dengan cara suntikan. Pada area Eropa Timur dan Tengah,
penggunaaan obat suntik akan melanjutkan penyebaran HIV/AIDS di antara remaja yang
hidup di jalanan. Penelitian Ukraina, perilaku beresiko tinggi seperti penggunaan jarum
suntik bergantian, juga terjadi pada anak di bawah usia 10 tahun.
c. Transmisi seksual. Meskipun pada anak penularan dengan hubungan seks bukan
merupakan penyebab utama HIV/AIDS, penulara ini terjadi ketika anak dan remaja
menjadi aktif secara seksual di usia awal. Anak juga mampu terinfeksi melalui tindakan
kekerasan seksual atau pemerkosaan.

4
D. FASE INFEKSI HIV/AIDS

Infeksi HIV terdiri dari tiga fase, yaitu serokonversi, asimtomatik dan AIDS.

a. Serokonversi
Fase serokonversi terjadi di masa awal infeksi HIV. Pada fase ini, terjadi viremia
dengan penyebaran yang luas dalam tubuh, selama 4-11 hari setelah virus masuk melalui
mukosa tubuh. Kondisi ini dapat bertahan selama beberapa minggu, dengan gejala yang
cukup ringan dan tidak spesifik, umumnya berupa demam, flu-like syndrome,
limfedenopati dan ruam-ruam. Kemudian, keluhan akan berkurang dan bertahan tanpa
gejala mengganggu. Pada masa ini, umumnya akan mulai terjadi penularan CD4, dan
peningkatan viral-load.
b. Fase Asimtomatik
Pada fase asimtomatik, HIV sudah dapat terinfeksi melalui pemeriksaan darah.
Penderita infeksi HIV dapat hidup bebas gejala hingga 5-10 tahun walaupun tanpa
intervensi pengobatan. Pada fase ini, replikasi virus terus berjalan, virulensi, viral load
stabil tinggi, serta terjadi penurunan CD4 secara konstan.
c. Fase AIDS ( Acquired Immunodeficiency Syndrome)
Pada fase AIDS, umumnya viral-load tetap berada dalam kadar yang tinggi. CD4
dapat menurun hingga lebih rendah dari 200/µl. Infeksi oportunistik mulai muncul secara
signifikan. Infeksi oportunistik ini bersifat berat, meliputi demam, tuberculosis paru,
tuberculosis ekstra paru, sarcoma Kaposi, herpes requren, limfedenopati, candidiasis
orofaring, wasting syndrome dan mulai mengganggu berbagai fungsi organ dan system
dalam tubuh.

5
E. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Pengobatan HIV/AIDS pada anak dan remaja biasanya sama dengan pengobatan
HIV/AIDS pada orang dewasa. Ada beberapa pertimbangan khusus ketika mengobati anak,
misalnya saat anak takut saat anak sudah mengetahui penyakitnya. Untuk menghilangkan
ketakutan anak, diskusikan penyakit dengan cara yang sesuai dengan usia anak. Atau, jika anak
menolak mengonsumsi obat, ajarkan kepatuhan minum obat dengan cara :
a. Saat anak kehilangan selera makan, tawarkan berbagai makanan sepanjang hari. Hindari
makanan seperti minuman berkarbonasi yang dapat membuat gas di lambung dan
membuat anak merasa kembung.
b. Diare . Berikan anak banyak cairan termasuk sup, jus buah yang diencerkan dengan air
dan larutan rehidrasi oral. Menawarkan makanan yang lembut, basah seperti kentang
tumbuk, labu dan wortel. Hindari lemak dan makanan manis.
c. Batuk pilek. Biarkan anak beristirahat. Berikan banyak air dan cairan lainnya. Atasi
sumbatan hidung dengan mengisi mangkuk besar atau panik dengan air yang sangat
panas dan biarkan anak menghirup uap air panas tersebut.

Pengobatan lain dari HIV/AIDS, yaitu terapi antiretroviral (ART). Obat ini
biasanya digunakan untuk mengobati infeksi akibat HIV. Orang yang memakai ART
menggunakan kombinasi obat HIV (rejimen HIV) setiap harinya. ART tidak dapat
menyembuhkan , tetapi bias membantu orang dengan HIV hidup lebih lama dan lebih sehat.
Selain itu, ART juga membantu mengurangi resiko penularan HIV.

Tujuan utama ART adalah mencegah dan mengurangi HIV berkembang biak dan
membuat salinannya sendiri. Dengan begitu, jumlah virusnya di dalam tubuh tidak terus
bertambah. Berkurangnya virus HIV memberi kesempatan bagi system kekebalan tubuh untuk
bias pulih dan cukup kuat untuk melawan infeksi dan kanker.

Selain itu, ketika jumlah virus rendah dan tidak terdeteksi kemungkinan untuk
menularkan HIV ke orang lain berkurang. Saat terdeteksi HIV, biasanya pasien diminta untuk
6
minum ART sesegera mungkin. Apalagi jika pasien sedang dalam kondisi hamil, memiliki
infeksi oportunistik, memiliki gejala yang parah, jumlah sel T-CD4 di bawah 350, memiliki
penyakit ginjal akibat HIV dan sedang dirawat karena hepatitis B atau C.

Selain ART, ada banyak obat untuk HIV yang biasanya dikelompokkan dan
dikombinasikan sesuai dengan kegunaannya. Pemilihan rejimen ini akan berbeda pada tiap orang
karena biasanya disesuaikan dengan efek samping dan interaksi obat lain yang digunakan.

7
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DAN REMAJA DENGAN HIV/AIDS
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Pengetahuan klien tentang AIDS
b. Data nutrisi, seperti cara makan, BB turun
c. Dispneu (serangan)
d. Ketidaknyamanan (lokasi, karakteristik, lamanya)
2. Data Objektif
a. Kulit, lesi, intergritas terganggu
b. Bunyi napas
c. Kondisi mulut dan genetalia
d. BAB (kondisi dan karakternya)
e. Gejala cemas
3. Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran TTV
b. Pengkajian Kardiovaskular
c. Suhu tbuh meningkat, nadi cepat, tekanan darah meningkat. Gagal jantung kongestif
sekunder akibat kardiomiopati karena HIV
d. Pengkajian Respiratori
e. Batuk lama dengan atau tanpa sputum,sesak napas, takipnea, hipoksia, nyeri dada,
napas pendek waktu istirahat,gagal napas.
f. Pengkajian Neurologik
g. Sakit kepala, somnolen, sukar konsentrasi, perubahan perilaku,nyeri otot, kejang-
kejang,enselofati,gangguan psikomotor,penurunan kesadaran,delirium,meningitis,
keterlambatan perkembangan
h. Pengkajian gastrointestinal
i. Berat badan menurun,anoreksia,nyeri menelan, kesulitan menelan, bercak putih
kekuningan pada mukosa mulut,faringitis, candidisiasis esofagus, candidisiasis
mulut, selaput lender kering, pembesaran hati, mual,muntah, colitis akibat diare
kronis, pembesaran limfa.
j. Pengkajian renal
k. Pengkajian musculoskeletal
l. Nyeri otot,nyeri persendian,letih, gangguan gerak (ataksia)
m. Pengkajian hematologi
n. Pengkajian endokrin
4. Kaji Status Nutrisi
a. Kaji adanya infeksi oportunistik
b. Kaji adanya pengetahuan tentang penularan

8
B. Diagnosa dan Intervensi

Diagnosa
NO Hasil yang dicapai (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1 Ketidakefektifan pola  Respiratory Status : Airway management
napas berhubungan Ventilation  Buka jalan napas
dengan jalan nafas  Respiratory Status :  Posisikan pasien untuk
terganggu akibat Airway patency memaksimalkan ventilasi
spasme otot-otot  Vital sign Status  Identifikasi pasien perlunya
pernapasan dan Criteria hasil : pemasangan alat jalan napas
penurunan ekspansi  Mendemonstrasikan buatan
paru batuk efektif dan  Lakukan fisioterapi dada jika
suara napas yang perlu
Definisi : bersih, tidak ada  Keluarkan secret dengan
Inspirasi atau ekpirasi sianosis dan dispnea batuk atau SUCTION
yang tidak memberi (mampu  Auskultasi suara napas, catat
ventilasi mengeluarkan adanya suara tambahan
sputum, bernapas
 Berikan bronkodilator bila
dengan mudah, tidak perlu
pursed lips)
 Berikan pelembap udara kasa
 Menunjukkan jalan
basah NACl lembap
napas yang paten
 Atur intake untuk cairan
(klien tidak meras
 Monitor respirasi dan status
tercekik, irama
O2
napas, frekuensi
 Pasang mayo bila perlu
pernapasan dalam
rentang normal, tidak  Lakukan SUCTION pada
ada suara napas mayo
abnormal)  Mengoptimalkan
 TTV dalam rentang keseimbangan
normal Oxygen therapy
 Bersihkan mulut, hidung dan
sekrte trakea
 Pertahankan jalan napas yang
paten
 Atur peralatan oksigenasi
 Monitor aliran oksigen
 Pertahankan posisi pasien
 Observasi adanya tanda-tanda
hipoventilasi
 Monitor adanya kecemasan
9
pasien terhadap oksigenasi
Vital sign monitoring
 Monitoring tekanan darah,
nadi, suhu dan RR
 Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
 Auskultasi tekanan darah
pada kedua lengan dan
bandingkan
 Monitor tekana darah, nadi,
RR, sebelum, selama dan
setelah aktivitas
 Monitor frekuensi irama
pernapasan
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk atau berdiri
 Monitor suara paru
 Monitor suara pola
pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna dan
kelembapan kulit
 Monitor sianosi verifier
 Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
 Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

2 Ketidakefektifan  Hidration Temperature Regulation (


termoregulasi  Adherence behavior Pengaturan suhu)
berhubungan dengan  Immune status  Monitor suhu minimal taip 2
penurunan imunitas  Risk control jam
tubuh  Risk detection  Rencanakan monitoring suhu
Criteria hasil : secara continue
Definisi :  Keseimbangan antara  Monitor tekanan darah, nadi
Fruktuasi suhu diantara produksi panas,
10
hipotermi dan panas yang diterima dan rr
hipertermi dan kehilangan panas  Monitor warna dan suhu kulit
 Seimbangan antara  Monitor tanda-tanda
produksi panas, hipertermi dan hipotermi
panas yang diterima  Tingkatkan intake cairan dan
dan kehilangan panas nutrisi
selama 28 hari  Selimuti pasien untuk
pertama kehidupan mencegah hilangnya
 Keseimbangan asam kehangantan tubuh
basah bayi baru lahir  Ajarkan pada pasien cara
 Termperatur stabil : mencegah keletihan akibat
36,5-370c panas
 Tidak ada kejang  Dsikusikan tentang
 Tidak ada perubahan pentingnya pengaturan suhu
warna kulit dan kemungkinan efkek
 Glukosa darah stabil negative dari kedinginan
 Pengendalian resiko :  Beritahu tentang indikasi
hipertermia terjadinya keletihan dan
 Pengendalian resiko :
penanganan emergency yang
hipotermia diperlukan
 Pengendalian resiko :
 Ajarkan indikasi dari
proses menular
hiportermi dan penanganan
 Pengendalian resiko :
yang diperluakan
paparan sinar
 Berikan anti piretik jika perlu
matahari
3 Intoleransi aktivitas  Energy conservation Activity Therapi
berhubungan dengan  Activity tolerance  Kolaborasi dengan tenaga
keadaan mudah letih,  Self care : ADLs rehabilitasi medic dalam
kelemahan, malnutrisi, Criteria Hasil : merencanakan program terapi
gangguan  Berpartisipasi dalam yang teapt
keseimbangan cairan aktivits fisik tanpa di  Bantu klien untuk
dan elektrolit sertai peningkatan mengidentifikasi aktivitas
tekanan darah, nadi yang mampu dilakukan
Definifi : dan RR  Bantu untuk memilih
Ketidakcukupan  Mampu melakukan aktivitas konsisten yang
energy psikologis atau aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan
fisiologis untuk (ADLs) secara fisik, psikologi dan social.
melanjutkan atau mandiri  Bantu untuk mengidentifikasi
menyelesaikan  Tanda-tanda vital aktivitas yang di sukai
aktivitas kehidupan normal  Bantu klien untuk membuat

11
sehari-hariyang harus  Energy psikomotor jadwal latihan di waktu luang
atau yang ingin  Level kelemahan  Bantu pasien/keluarga untuk
dilakukan  Mampu berpindah; mengidentifikasi kekurangan
dengan atau tanpa dalam beraktivitas
alat bantuan  Sediakan penguataan positif
 Status bagi yang aktif beraktivitas
kardiopulmonari  Bantu pasien untuk
adekuat mengembangkan motivasi
 Sirkulasi status baik diri dan penguatan
 Status respirasi;  Monitor respon fisik, emosi,
pertukaran gas dan social dan spiritual
ventilasi adekuat
4 Ketidakseimbangan  Nutritional status: Nutrition Management
nutrisi kurang dari food and fluid intake  Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh  Nutritional status:  Kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan dengan nutrient intake untuk menentukan jumlah
penurunan asupan oral  Weight control nutrisi dan kalori yang
Definisi: Criteria hasil : dibutuhkan pasien
Asupan nutrisi tidak  Adanya peningkatan  Anjurkan pasien untuk
cukup untuk memenuhi berat badan sesuai meningkatkan intake Fe
kebutuhan metabolik dengan tujuan  Anjurkan pasien untuk
 Berat badan ideal meningkatkan protein dan
sesuai dengan tinggi vitamin C
badan  Berikan substansi gula
 Mampu  Yakinkan diet yang di makan
mengidentifikasi mengandung tinggi serat
kebutuhan nutrisi untuk mencegah konstipasi
 Tidak ada tanda-  Berikan makanan yang
tanda malnutrisi terpilih (sudah dikonsultasi
 Menunjukkan
dengan ahli gizi)
peningkatan
 Ajarkan pasien bagaimana
fungsipengecapan
membuat catatan makanan
dan menelan
harian
 Tidak terjadi
 Monitor jumlah nutrisi dan
penurunan berat
kandungan kalori
badan yang berarti
 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
12
Nutrion Monitoring
 BB pasien dalam batas
normal
 Monitor adanya penurunan
berat badan
 Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
 Moitor interaksi anak selama
makan
 Monitor lingkungan selama
makan
 Jadwalkan pengobatan dan
tindakan selama jam makan
 Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemarahan
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan intake
nutrisi
 Catat adanya edema ,
hiperemik, hipertonik, papilla
lidah dan cavitas oral
 Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
5 Resiko Infeksi  Immune Status Infection control (Kontrol Infeksi)
berhubungan dengan  Knowledge :  Bersihkan lingkungan setelah
kerusakan pertahanan infection control di pakai pasien lain
tubuh, adanya  Risk control  Pertahankan teknik isolasi
organism infeksius dan Kriteria Hasil:  Batasi pengunjung bila perlu

13
imobilisasi  Klien bebas dari  Instruksikan pada
tanda dan gejala pengunjung untuk mencuci
Definisi : infeksi tangan saat berkunjung dan
Mengalami  Mendeskripsikan setelah berkunjung
peningkatan resiko proses penularan meninggalkan pasien
terserang organisme penyakit, factor yang  Guakan sabun anti mikroba
patogenik mempengaruhi untuk cuci tangan setiap
penularan serta sebelum dan sesudah
penatalaksanaannya tindakan keperawatan
 Menunjukkan  Gunakan baju, sarung tngan
kemampuan untuk sebagai alat pelindung
mencegah timbulnya  Pertahankan lingkungan
infeksi aseptic selama pemasangan
 Jumlah leukosit alat
dalam batas normal  Ganti letak IV Perifer dan
 Meunjukkan perilaku lain sentral dan draising
hidup sehat sesuai dengan petunjuk
umum
 Gunakan kateter ntermitten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
 Tingkatkan intake nutrisi
 Berikan terapi anti biotic bila
perlu invection protection (
proteksi terhadap infeksi )
 Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lolak
 Monitor hitung granulosit,
WBC
 Monitor kerentanan terhadap
infeksi
 Batasi pengunjung
 Pertahankan teknik aspesis
pada pasien yang berisiko
 Pertahankan teknik isolasi
 Berikan perawatan kulit pada
area epidema
 Inspeksi kulit dan membrane
mukosa terhadap

14
kemerahan,panas,drenase
 Inspeksi kondisi luka/insisi
bedah
 Dorong masukan nutrisi yang
cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic sesuai resep
 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari
infeksi
 Laporan kecurigaan infeksi
 laporkan
6 Defisiensi  Knowledge : disease Teaching : desiase process
pengetahuan process  Berikan penilaian tentang
berhubungan dengan  Knowledge : health tingkat pengetahuan pasien
cara-cara mencegah behavior tentang proses penyakit yang
penularan HIV dan Criteria Hasil : spesfik
perawatan mandiri  Pasien dan keluarga  Jelaskan patofisiologi dari
menyatakan penyakit dan bagaimana hal
Definisi : pemahaman tentang ini berhubungan dengan
Ketiadaan atau penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi dengan
defisiensi informasi prognosis, dan cara yang tepat
kognitif yang berkaitan program pengobatan  Gambarkan tanda dan gejala
dengan topic tertentu  Pasien dan keluarga yang biasa muncul pada
mampu penyakit, dengan cara yang
melaksanakan tepat
prosedur yang di  Gambarkan proses penyakit
jelaskan secara benar dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga  Identifikasi kemungkinan
mampu menjelaskan penyebab dengan cara yang
kembali apa yang tepat
dijelaskan perawat  Sediakan informasi pada
atau tim kesehatan pasien tentang kondisi,
lainnya dengan cara yang tepat
 Hindari jaminan yang kosong
 Sediakan bagi keluarga atau

15
SO info tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
 Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
 Dukung pasien pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
 Rujuk pasien pada grup atau
agensidi komunitas local
dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala


(sindrom) dan infeksi yang timbul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia yang
disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau infeksi virus-virus
lain. Tidak hanya orang dewasa, penyakit ini juga menyerang anak dan remaja sehingga perlunya
pemahaman dini bagi orang tua agar mengajari dan membimbing anak untuk tetap menjaga
kesehatan.

B. SARAN

a. Masyarakat membutuhkan edukasi tentang bahaya penyakit HIV/AIDS dan


bagaimana cara penularannya yang benar agar stigma dan diskriminasi terhadap
ODHA dapat diluruskan. Untuk itu, perlu diadakannya seminar dan penyuluhan
tentang HIV/AIDS.
b. ODHA butuh mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah.
Selain itu, dukungan kawan sebaya dan orang tua juga dapat memberikan semangat
hidup bagi penderita HIV/AIDS.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Hardhi, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction.

Citra, Kirana. 2010. HIV/AIDS pada anak dan remaja. Tersedia : https ://makalah-
update.blogspot.com.

Suhartono. 2009. Makalah HIV/AIDS pada anak dan remaja. Tersedia :https:
//www.academia.edu.com.

18

Anda mungkin juga menyukai