ASUHAN KEPERAWATAN
KELOMPOK 2
YUSTINA IKA
MERLIANA ANASTASIA
INTAN DOMASSANG
NOVRIANI PATANDEAN
ARNI SILAMBI’
ORPI
ANGGITA LESTARI
MERSI SADI
DEWI DUMA’
NATALIA PALILING
YUSMIATI TODING
ELDI PAMEAN
ROBY MADALLO
DESI SALEMPANG
MELINDA LUSIANTI
RUT RANDE
ELDA
NOVIANI
MARKUT MAKUT
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena berkat,
perlindungan serta bimbingan-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Isi makalah ini bersumber dari internet dan buku NANDA NIC-NOC tahun 2015.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai
tambahan wawasan tentang bagaimana asuhan keperawatan HIV/AIDS pada anak dan
remaja.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………….…1
NAMA KELOMPOK………………………………………….……………………………………………………..2
KATA PENGANTAR………………………………………….……………………………………………………..3
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….………………………….....4
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..…………………………………………....5
A. Latar Belakang………….…………………………………………………………………………………………5
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………....5
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………….....5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………...6
F. KB Pria……………………………………………………………………………………………………………15
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………….20
B. Saran…………………………………………………………………………………………………....................20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………..21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perlu pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja sebab masa remaja
merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi perilaku seksual dewasa.
Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja amat merugikan bagi remaja
itu sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan
yang penting, yaitu kognitif, emosi, social dan seksual.
HIV/AIDS merupakan penyakit infeksi yang sangat berbahaya karena tidak saja
membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia, namun juga pada negara secara
keseluruhan.
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui pengertian, tanda dan gejala, penyebab, fase, pencegahan dan
pengobatan serta asuhan keperawatan HIV/AIDS pada anak dan remaja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HIV/AIDS
AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang
menyerang spesies lainnya. AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap
ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Tidak hanya pada orang
dewasa, penyakit ini juga menyerang anak dan remaja. M enurut data Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), sekitar 3,2 juta anak di bawah 15 tahun hidup dengan AIDS pada akhir 2013.
Banyak anak hidup dengan HIV/AIDS karena ibunya terinfeksi. Namun, infeksi tidak
mampu ditegakkan sampai anak itu lahir. Gejala HIV/AIDS bervariasi berdasarkan umur dan
individu masing-masing, namun berikut ini adalah beberapa gejala yang sering terjadi :
a. Gagal bertumbuh sesuai grafik standar untuk pertumbuhan.
b. Kegagalan mencapai perkembangan sesuai milestone (penanda jarak).
3
c. Masalah otak dan sistem saraf, seperti kejang, susah berjalan, nilai sekolah yang
buruk.
d. Sering mengalami sakit, seperti infeksi telinga, flu, perut sakit, demam, lebih
mudah mengalami memar, sakit kepala, nyeri otot dan diare.
Kebanyakan HIV/AIDS pada anak adalah diturunkan melalui ibu ke anak selama
kehamilan, persalinan dan menyusui. Namun, rejimen pengobatan bisa mencegahnya sehingga
insidensi penularan dari ibu ke anak menurun. Sejak pertengahan 1990, tes HIV dan rejimen obat
pencegahan memberikan hasil 90% penurunan jumlah anak yang terinfeksi HIV/AIDS di
Amerika Serikat. Kebanyakan kasus anak HIV/AIDS, terkontaminasi di kawasan Afrika Sub-
Sahara.
Penyebab lain HIV/AIDS, meliputi :
a. Transfusi darah menggunakan darah yang terinfeksi atau suntikan dengan jarum suntik
yang tidak steril mampu menyebabkan infeksi HIV/AIDS pada anak.
b. Penggunaan obat terlarang dengan cara suntikan. Pada area Eropa Timur dan Tengah,
penggunaaan obat suntik akan melanjutkan penyebaran HIV/AIDS di antara remaja yang
hidup di jalanan. Penelitian Ukraina, perilaku beresiko tinggi seperti penggunaan jarum
suntik bergantian, juga terjadi pada anak di bawah usia 10 tahun.
c. Transmisi seksual. Meskipun pada anak penularan dengan hubungan seks bukan
merupakan penyebab utama HIV/AIDS, penulara ini terjadi ketika anak dan remaja
menjadi aktif secara seksual di usia awal. Anak juga mampu terinfeksi melalui tindakan
kekerasan seksual atau pemerkosaan.
4
D. FASE INFEKSI HIV/AIDS
Infeksi HIV terdiri dari tiga fase, yaitu serokonversi, asimtomatik dan AIDS.
a. Serokonversi
Fase serokonversi terjadi di masa awal infeksi HIV. Pada fase ini, terjadi viremia
dengan penyebaran yang luas dalam tubuh, selama 4-11 hari setelah virus masuk melalui
mukosa tubuh. Kondisi ini dapat bertahan selama beberapa minggu, dengan gejala yang
cukup ringan dan tidak spesifik, umumnya berupa demam, flu-like syndrome,
limfedenopati dan ruam-ruam. Kemudian, keluhan akan berkurang dan bertahan tanpa
gejala mengganggu. Pada masa ini, umumnya akan mulai terjadi penularan CD4, dan
peningkatan viral-load.
b. Fase Asimtomatik
Pada fase asimtomatik, HIV sudah dapat terinfeksi melalui pemeriksaan darah.
Penderita infeksi HIV dapat hidup bebas gejala hingga 5-10 tahun walaupun tanpa
intervensi pengobatan. Pada fase ini, replikasi virus terus berjalan, virulensi, viral load
stabil tinggi, serta terjadi penurunan CD4 secara konstan.
c. Fase AIDS ( Acquired Immunodeficiency Syndrome)
Pada fase AIDS, umumnya viral-load tetap berada dalam kadar yang tinggi. CD4
dapat menurun hingga lebih rendah dari 200/µl. Infeksi oportunistik mulai muncul secara
signifikan. Infeksi oportunistik ini bersifat berat, meliputi demam, tuberculosis paru,
tuberculosis ekstra paru, sarcoma Kaposi, herpes requren, limfedenopati, candidiasis
orofaring, wasting syndrome dan mulai mengganggu berbagai fungsi organ dan system
dalam tubuh.
5
E. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Pengobatan HIV/AIDS pada anak dan remaja biasanya sama dengan pengobatan
HIV/AIDS pada orang dewasa. Ada beberapa pertimbangan khusus ketika mengobati anak,
misalnya saat anak takut saat anak sudah mengetahui penyakitnya. Untuk menghilangkan
ketakutan anak, diskusikan penyakit dengan cara yang sesuai dengan usia anak. Atau, jika anak
menolak mengonsumsi obat, ajarkan kepatuhan minum obat dengan cara :
a. Saat anak kehilangan selera makan, tawarkan berbagai makanan sepanjang hari. Hindari
makanan seperti minuman berkarbonasi yang dapat membuat gas di lambung dan
membuat anak merasa kembung.
b. Diare . Berikan anak banyak cairan termasuk sup, jus buah yang diencerkan dengan air
dan larutan rehidrasi oral. Menawarkan makanan yang lembut, basah seperti kentang
tumbuk, labu dan wortel. Hindari lemak dan makanan manis.
c. Batuk pilek. Biarkan anak beristirahat. Berikan banyak air dan cairan lainnya. Atasi
sumbatan hidung dengan mengisi mangkuk besar atau panik dengan air yang sangat
panas dan biarkan anak menghirup uap air panas tersebut.
Pengobatan lain dari HIV/AIDS, yaitu terapi antiretroviral (ART). Obat ini
biasanya digunakan untuk mengobati infeksi akibat HIV. Orang yang memakai ART
menggunakan kombinasi obat HIV (rejimen HIV) setiap harinya. ART tidak dapat
menyembuhkan , tetapi bias membantu orang dengan HIV hidup lebih lama dan lebih sehat.
Selain itu, ART juga membantu mengurangi resiko penularan HIV.
Tujuan utama ART adalah mencegah dan mengurangi HIV berkembang biak dan
membuat salinannya sendiri. Dengan begitu, jumlah virusnya di dalam tubuh tidak terus
bertambah. Berkurangnya virus HIV memberi kesempatan bagi system kekebalan tubuh untuk
bias pulih dan cukup kuat untuk melawan infeksi dan kanker.
Selain itu, ketika jumlah virus rendah dan tidak terdeteksi kemungkinan untuk
menularkan HIV ke orang lain berkurang. Saat terdeteksi HIV, biasanya pasien diminta untuk
6
minum ART sesegera mungkin. Apalagi jika pasien sedang dalam kondisi hamil, memiliki
infeksi oportunistik, memiliki gejala yang parah, jumlah sel T-CD4 di bawah 350, memiliki
penyakit ginjal akibat HIV dan sedang dirawat karena hepatitis B atau C.
Selain ART, ada banyak obat untuk HIV yang biasanya dikelompokkan dan
dikombinasikan sesuai dengan kegunaannya. Pemilihan rejimen ini akan berbeda pada tiap orang
karena biasanya disesuaikan dengan efek samping dan interaksi obat lain yang digunakan.
7
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DAN REMAJA DENGAN HIV/AIDS
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Pengetahuan klien tentang AIDS
b. Data nutrisi, seperti cara makan, BB turun
c. Dispneu (serangan)
d. Ketidaknyamanan (lokasi, karakteristik, lamanya)
2. Data Objektif
a. Kulit, lesi, intergritas terganggu
b. Bunyi napas
c. Kondisi mulut dan genetalia
d. BAB (kondisi dan karakternya)
e. Gejala cemas
3. Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran TTV
b. Pengkajian Kardiovaskular
c. Suhu tbuh meningkat, nadi cepat, tekanan darah meningkat. Gagal jantung kongestif
sekunder akibat kardiomiopati karena HIV
d. Pengkajian Respiratori
e. Batuk lama dengan atau tanpa sputum,sesak napas, takipnea, hipoksia, nyeri dada,
napas pendek waktu istirahat,gagal napas.
f. Pengkajian Neurologik
g. Sakit kepala, somnolen, sukar konsentrasi, perubahan perilaku,nyeri otot, kejang-
kejang,enselofati,gangguan psikomotor,penurunan kesadaran,delirium,meningitis,
keterlambatan perkembangan
h. Pengkajian gastrointestinal
i. Berat badan menurun,anoreksia,nyeri menelan, kesulitan menelan, bercak putih
kekuningan pada mukosa mulut,faringitis, candidisiasis esofagus, candidisiasis
mulut, selaput lender kering, pembesaran hati, mual,muntah, colitis akibat diare
kronis, pembesaran limfa.
j. Pengkajian renal
k. Pengkajian musculoskeletal
l. Nyeri otot,nyeri persendian,letih, gangguan gerak (ataksia)
m. Pengkajian hematologi
n. Pengkajian endokrin
4. Kaji Status Nutrisi
a. Kaji adanya infeksi oportunistik
b. Kaji adanya pengetahuan tentang penularan
8
B. Diagnosa dan Intervensi
Diagnosa
NO Hasil yang dicapai (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1 Ketidakefektifan pola Respiratory Status : Airway management
napas berhubungan Ventilation Buka jalan napas
dengan jalan nafas Respiratory Status : Posisikan pasien untuk
terganggu akibat Airway patency memaksimalkan ventilasi
spasme otot-otot Vital sign Status Identifikasi pasien perlunya
pernapasan dan Criteria hasil : pemasangan alat jalan napas
penurunan ekspansi Mendemonstrasikan buatan
paru batuk efektif dan Lakukan fisioterapi dada jika
suara napas yang perlu
Definisi : bersih, tidak ada Keluarkan secret dengan
Inspirasi atau ekpirasi sianosis dan dispnea batuk atau SUCTION
yang tidak memberi (mampu Auskultasi suara napas, catat
ventilasi mengeluarkan adanya suara tambahan
sputum, bernapas
Berikan bronkodilator bila
dengan mudah, tidak perlu
pursed lips)
Berikan pelembap udara kasa
Menunjukkan jalan
basah NACl lembap
napas yang paten
Atur intake untuk cairan
(klien tidak meras
Monitor respirasi dan status
tercekik, irama
O2
napas, frekuensi
Pasang mayo bila perlu
pernapasan dalam
rentang normal, tidak Lakukan SUCTION pada
ada suara napas mayo
abnormal) Mengoptimalkan
TTV dalam rentang keseimbangan
normal Oxygen therapy
Bersihkan mulut, hidung dan
sekrte trakea
Pertahankan jalan napas yang
paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Observasi adanya tanda-tanda
hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan
9
pasien terhadap oksigenasi
Vital sign monitoring
Monitoring tekanan darah,
nadi, suhu dan RR
Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Auskultasi tekanan darah
pada kedua lengan dan
bandingkan
Monitor tekana darah, nadi,
RR, sebelum, selama dan
setelah aktivitas
Monitor frekuensi irama
pernapasan
Monitor kualitas dari nadi
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk atau berdiri
Monitor suara paru
Monitor suara pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna dan
kelembapan kulit
Monitor sianosi verifier
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
11
sehari-hariyang harus Energy psikomotor jadwal latihan di waktu luang
atau yang ingin Level kelemahan Bantu pasien/keluarga untuk
dilakukan Mampu berpindah; mengidentifikasi kekurangan
dengan atau tanpa dalam beraktivitas
alat bantuan Sediakan penguataan positif
Status bagi yang aktif beraktivitas
kardiopulmonari Bantu pasien untuk
adekuat mengembangkan motivasi
Sirkulasi status baik diri dan penguatan
Status respirasi; Monitor respon fisik, emosi,
pertukaran gas dan social dan spiritual
ventilasi adekuat
4 Ketidakseimbangan Nutritional status: Nutrition Management
nutrisi kurang dari food and fluid intake Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Nutritional status: Kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan dengan nutrient intake untuk menentukan jumlah
penurunan asupan oral Weight control nutrisi dan kalori yang
Definisi: Criteria hasil : dibutuhkan pasien
Asupan nutrisi tidak Adanya peningkatan Anjurkan pasien untuk
cukup untuk memenuhi berat badan sesuai meningkatkan intake Fe
kebutuhan metabolik dengan tujuan Anjurkan pasien untuk
Berat badan ideal meningkatkan protein dan
sesuai dengan tinggi vitamin C
badan Berikan substansi gula
Mampu Yakinkan diet yang di makan
mengidentifikasi mengandung tinggi serat
kebutuhan nutrisi untuk mencegah konstipasi
Tidak ada tanda- Berikan makanan yang
tanda malnutrisi terpilih (sudah dikonsultasi
Menunjukkan
dengan ahli gizi)
peningkatan
Ajarkan pasien bagaimana
fungsipengecapan
membuat catatan makanan
dan menelan
harian
Tidak terjadi
Monitor jumlah nutrisi dan
penurunan berat
kandungan kalori
badan yang berarti
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
12
Nutrion Monitoring
BB pasien dalam batas
normal
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
Moitor interaksi anak selama
makan
Monitor lingkungan selama
makan
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan selama jam makan
Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemarahan
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nutrisi
Catat adanya edema ,
hiperemik, hipertonik, papilla
lidah dan cavitas oral
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
5 Resiko Infeksi Immune Status Infection control (Kontrol Infeksi)
berhubungan dengan Knowledge : Bersihkan lingkungan setelah
kerusakan pertahanan infection control di pakai pasien lain
tubuh, adanya Risk control Pertahankan teknik isolasi
organism infeksius dan Kriteria Hasil: Batasi pengunjung bila perlu
13
imobilisasi Klien bebas dari Instruksikan pada
tanda dan gejala pengunjung untuk mencuci
Definisi : infeksi tangan saat berkunjung dan
Mengalami Mendeskripsikan setelah berkunjung
peningkatan resiko proses penularan meninggalkan pasien
terserang organisme penyakit, factor yang Guakan sabun anti mikroba
patogenik mempengaruhi untuk cuci tangan setiap
penularan serta sebelum dan sesudah
penatalaksanaannya tindakan keperawatan
Menunjukkan Gunakan baju, sarung tngan
kemampuan untuk sebagai alat pelindung
mencegah timbulnya Pertahankan lingkungan
infeksi aseptic selama pemasangan
Jumlah leukosit alat
dalam batas normal Ganti letak IV Perifer dan
Meunjukkan perilaku lain sentral dan draising
hidup sehat sesuai dengan petunjuk
umum
Gunakan kateter ntermitten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
Tingkatkan intake nutrisi
Berikan terapi anti biotic bila
perlu invection protection (
proteksi terhadap infeksi )
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lolak
Monitor hitung granulosit,
WBC
Monitor kerentanan terhadap
infeksi
Batasi pengunjung
Pertahankan teknik aspesis
pada pasien yang berisiko
Pertahankan teknik isolasi
Berikan perawatan kulit pada
area epidema
Inspeksi kulit dan membrane
mukosa terhadap
14
kemerahan,panas,drenase
Inspeksi kondisi luka/insisi
bedah
Dorong masukan nutrisi yang
cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
Laporan kecurigaan infeksi
laporkan
6 Defisiensi Knowledge : disease Teaching : desiase process
pengetahuan process Berikan penilaian tentang
berhubungan dengan Knowledge : health tingkat pengetahuan pasien
cara-cara mencegah behavior tentang proses penyakit yang
penularan HIV dan Criteria Hasil : spesfik
perawatan mandiri Pasien dan keluarga Jelaskan patofisiologi dari
menyatakan penyakit dan bagaimana hal
Definisi : pemahaman tentang ini berhubungan dengan
Ketiadaan atau penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi dengan
defisiensi informasi prognosis, dan cara yang tepat
kognitif yang berkaitan program pengobatan Gambarkan tanda dan gejala
dengan topic tertentu Pasien dan keluarga yang biasa muncul pada
mampu penyakit, dengan cara yang
melaksanakan tepat
prosedur yang di Gambarkan proses penyakit
jelaskan secara benar dengan cara yang tepat
Pasien dan keluarga Identifikasi kemungkinan
mampu menjelaskan penyebab dengan cara yang
kembali apa yang tepat
dijelaskan perawat Sediakan informasi pada
atau tim kesehatan pasien tentang kondisi,
lainnya dengan cara yang tepat
Hindari jaminan yang kosong
Sediakan bagi keluarga atau
15
SO info tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
Dukung pasien pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Rujuk pasien pada grup atau
agensidi komunitas local
dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, Hardhi, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction.
Citra, Kirana. 2010. HIV/AIDS pada anak dan remaja. Tersedia : https ://makalah-
update.blogspot.com.
Suhartono. 2009. Makalah HIV/AIDS pada anak dan remaja. Tersedia :https:
//www.academia.edu.com.
18