NIM : 220502110129
KELAS : AKUNTANSI – D
Secara sederhana, CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah cara
perusahaan untuk menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi (mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya) dengan kepentingan lingkungan dan sosial. Sekaligus memenuhi harapan
para pemegang saham dan para pemangku kepentingan yang terkait.
Konsep CSR yang diterapkan dengan baik dan benar dapat membawa banyak
keuntungan kompetitif. Keuntungan itu antara lain peningkatan akses modal, peningkatan
penjualan yang akhirnya meningkatkan keuntungan, penghematan biaya operasional
perusahaan, peningkatan produktivitas dan kualitas, peningkatan citra brand yang positif,
pengambilan keputusan yang baik dan proses manajemen risiko.
Ada empat jenis Corporate Social Responsibility (CSR) yang diterapkan oleh
perusahaan, yaitu pelestarian lingkungan, praktik keragaman dan ketenagakerjaan, upaya
filantropi, dan kegiatan amal. Untuk lebih lengkapnya terkait penjelsan kegiatan perusahaan
sebagai tanggung jawab sosialnya dijabarkan sebagai berikut:
1. Pelestarian Lingkungan
Dapat juga dalam upaya penghijauan dan reboisasi lingkungan yang terkena dampak
usahanya. Misalnya dengan melibatkan masyarakat dalam penanaman kembali lingkungan
tandus dan gersang.
Protokol dan aturan keragmaan ketenagakerjaan ini harus ditangani dan diawasi
secara ketat agar produktivitas perusahaan tetap positif dan citra perusahaan tetap baik/positif
sembari tetap meningkatkan kualitas kerja dan hasil kerja para karyawannya.
Hal ini dapat berupa perekrutran tenaga kerja disabilitas, untuk bidang kerja yang
memungkinkan untuk mereka lakukan. Ini adalah salah satu upaya dalam keragaman tenaga
kerja di lingkungan kerja.
3. Upaya Filantropis
Upaya filantropi yang dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat
bisa dilakukan oleh perusahaan di semua level. Baik perusahaan yang besar maupun bisnis-
bisnis lokal. Misalnya perusahaan raksasa teknologi Microsoft dengan bekerja sama dengan
Bill an Melinda Gates Foundation telah memberikan sumbangan kepada seluruh komunitas
dunia kemanfaatan teknologi.
Perusahaan kecil, misalnya rumah makan memberikan makan gratis selama Ramadan
dan memberikan makanan Cuma-Cuma untuk masyarakat miskin. Tempat cuci mobil
memberikan pelatihan bagi lingkungan sekitarnya yang ingin membuka usaha cuci motor.
Hal ini dilakukan agar teknis pemasaran yang saling memberikan manfaat. Dengan
memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya, perusahaan akan dibandang sebagai
perusahaan dengan citra positif.
Sebuah bisnis, bisa bekerja sama dengan badan amal dan kerelawanan dalam
menyalurkan bantuan. Misalnya ketika ada bencana alam, perusahaan yang memiliki alat
berat bisa meminjamkan alat tersebut untuk evakuasi dan pembukaan jalur.
Perusahaan juga bisa menyediakan dana CSR untuk memberikan bantuan kepada
relawan baik yang dikoordinasikan oleh negara seperti PMI maupun badan amal yang
berbasis organisasi kemasyarakatan.
Dengan kegiatan amal ini, perusahaan dan pelaku bisnis turut serta membantu
meringankan beban masyarakat, sekaligus ambil bagian dalam menyelesaikan masalah
dengan menyisihkan sebagaian keuntungan perusahaan.
Etika Manajerial
Etika didefinisikan sebagai consensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk
suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi. Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah
pandangan, keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah.
Etika manajerial adalah suatu kode etik perilaku seoarang manajer atau pengusaha
berdasarkan nilai –nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku
dalam menjalankan kegiatan lembaga . Secara sederhana yang dimaksud dengan etika
manajerial adalah cara -cara untuk melakukan kegiatan seoarang manajer, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu , lembaga, sumber daya dan juga masyarakat.
Etika manajer dalam lembaga memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu lembaga yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai ( value – creation ) yang tinggi, diperlukan suatu landasan
yang kokoh. Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran
perilaku personal berdasarkan agama atau filosofi.
Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya standar yang berlaku bagi
seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan norma dan nilai- nilai budaya
berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan antara daerah geografis dan kelompok-
kelompok etnis dalam suatu negara. Selain faktor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu
sendiri, supervise dan budaya organisasi, perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap
perkembangan moral dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Sama seperti hirarki kebutuhan
Maslow, perkembangan moral terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai-
nilai universal.