Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MUHAMMAD FIKA NURUL ILMI

NIM : 220502110129
KELAS : AKUNTANSI – D

Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajerial

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)


 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah konsep manajemen perusahaan yang mengintegrasikan masalah sosial dan
lingkungan dalam kegiatan bisnis mereka, serta interaksi dengan para pemangku kepentingan.

Secara sederhana, CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah cara
perusahaan untuk menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi (mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya) dengan kepentingan lingkungan dan sosial. Sekaligus memenuhi harapan
para pemegang saham dan para pemangku kepentingan yang terkait.

Konsep CSR yang diterapkan dengan baik dan benar dapat membawa banyak
keuntungan kompetitif. Keuntungan itu antara lain peningkatan akses modal, peningkatan
penjualan yang akhirnya meningkatkan keuntungan, penghematan biaya operasional
perusahaan, peningkatan produktivitas dan kualitas, peningkatan citra brand yang positif,
pengambilan keputusan yang baik dan proses manajemen risiko.

 Jenis Jenis CSR/ Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Ada empat jenis Corporate Social Responsibility (CSR) yang diterapkan oleh
perusahaan, yaitu pelestarian lingkungan, praktik keragaman dan ketenagakerjaan, upaya
filantropi, dan kegiatan amal. Untuk lebih lengkapnya terkait penjelsan kegiatan perusahaan
sebagai tanggung jawab sosialnya dijabarkan sebagai berikut:

1. Pelestarian Lingkungan

Pelestarian lingkungan atau konservasi lingkungan adalah kegiatan menjaga


lingkungan alam tetap lestari, terjaga, dan tetap nyaman ditinggali. Masalah lingkungan
(perubahan iklim) telah menjadi fokus dunia. Selain masalah global tersebut, masalah limbah
dan tumpahan bahan kimia juga menjadi masalah dalam skala lokal.

Perusahaan yang menyesuaikan diri dalam upaya membnatu meninimalkan dampak


lingkungan ini turut serta dalam langkah-langkah yang dapat mengurangi kerusakan
lingkungan, mislnya dengan mengurangi dampak karbon yang dihasilkan secara keseluruhan.
Perusahaan dan industri besar telah turut serta mengambil peran yang besar. Tapi
persuahaan-perusahaan lokal dan menengah juga bisa berperan serta, misalnya dengan
menggunakan energi ramah lingkungan untuk usahanya, atau juga dengan tata kelola ruang
yang hemat energi sehingga turut serta mengurangi dampak lingkungan dari karbon.

Dapat juga dalam upaya penghijauan dan reboisasi lingkungan yang terkena dampak
usahanya. Misalnya dengan melibatkan masyarakat dalam penanaman kembali lingkungan
tandus dan gersang.

2. Praktik Keragaman dan Praktik Ketenagakerjaan dalam Perusahaan

Para pemimpin perusahaan menyadari bahwasanya keragaman di tempat kerja


menajdi hal penting dan bermanfaat, terlebih ketika semua pihak bergaul dan dapat bekerja
sebagai tim yang solid. Maka dari itu, perlu adanya kebijakan ketenagakerjaan yang berlaku
bagi semua karyawan di semua level.

Protokol dan aturan keragmaan ketenagakerjaan ini harus ditangani dan diawasi
secara ketat agar produktivitas perusahaan tetap positif dan citra perusahaan tetap baik/positif
sembari tetap meningkatkan kualitas kerja dan hasil kerja para karyawannya.

Hal ini dapat berupa perekrutran tenaga kerja disabilitas, untuk bidang kerja yang
memungkinkan untuk mereka lakukan. Ini adalah salah satu upaya dalam keragaman tenaga
kerja di lingkungan kerja.

3. Upaya Filantropis

Upaya filantropi yang dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat
bisa dilakukan oleh perusahaan di semua level. Baik perusahaan yang besar maupun bisnis-
bisnis lokal. Misalnya perusahaan raksasa teknologi Microsoft dengan bekerja sama dengan
Bill an Melinda Gates Foundation telah memberikan sumbangan kepada seluruh komunitas
dunia kemanfaatan teknologi.

Perusahaan kecil, misalnya rumah makan memberikan makan gratis selama Ramadan
dan memberikan makanan Cuma-Cuma untuk masyarakat miskin. Tempat cuci mobil
memberikan pelatihan bagi lingkungan sekitarnya yang ingin membuka usaha cuci motor.

Hal ini dilakukan agar teknis pemasaran yang saling memberikan manfaat. Dengan
memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya, perusahaan akan dibandang sebagai
perusahaan dengan citra positif.

4. Menggalang Kegiatan Amal dan Kerelawanan

Sebuah bisnis, bisa bekerja sama dengan badan amal dan kerelawanan dalam
menyalurkan bantuan. Misalnya ketika ada bencana alam, perusahaan yang memiliki alat
berat bisa meminjamkan alat tersebut untuk evakuasi dan pembukaan jalur.

Perusahaan juga bisa menyediakan dana CSR untuk memberikan bantuan kepada
relawan baik yang dikoordinasikan oleh negara seperti PMI maupun badan amal yang
berbasis organisasi kemasyarakatan.
Dengan kegiatan amal ini, perusahaan dan pelaku bisnis turut serta membantu
meringankan beban masyarakat, sekaligus ambil bagian dalam menyelesaikan masalah
dengan menyisihkan sebagaian keuntungan perusahaan.

Etika Manajerial

 Pengertian Etika Manajerial

Etika Manajerial adalah keputusan manajemen untuk memendu manajer


membicarakan apa yang baik dan buruk dan apa tugas dan kewajiban moral dan sebagai
sebuah studi bagaimana keputusan kita mempengaruhi orang lain dalam pekerjaan mereka
serta lingkungnnya.

Etika didefinisikan sebagai consensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk
suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi. Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah
pandangan, keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah.

Etika manajerial adalah suatu kode etik perilaku seoarang manajer atau pengusaha
berdasarkan nilai –nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku
dalam menjalankan kegiatan lembaga . Secara sederhana yang dimaksud dengan etika
manajerial adalah cara -cara untuk melakukan kegiatan seoarang manajer, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu , lembaga, sumber daya dan juga masyarakat.
Etika manajer dalam lembaga memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu lembaga yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai ( value – creation ) yang tinggi, diperlukan suatu landasan
yang kokoh. Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran
perilaku personal berdasarkan agama atau filosofi.

Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya standar yang berlaku bagi
seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan norma dan nilai- nilai budaya
berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan antara daerah geografis dan kelompok-
kelompok etnis dalam suatu negara. Selain faktor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu
sendiri, supervise dan budaya organisasi, perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap
perkembangan moral dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Sama seperti hirarki kebutuhan
Maslow, perkembangan moral terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai-
nilai universal.

 Faktor-faktor yang memengaruhi manajerial


1. Leadership
Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan keputusan yang
beretika dan perilaku yang beretika. Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah
membuat keputusan yang beretika dan berperilaku yang beretika pula.
2. Strategi dan Performasi
Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi
tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaa
terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi
etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan
target yang ingin dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan
strategi perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-
kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.
3. Karakter Individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak individu
dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini
tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan-tindakan mereka ditempat kerja atau dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu
Faktor –faktor tersebut yangpertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya ini adalah
pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya. Faktor yang kedua, perilaku ini akan
dipengaruhi oleh lingkunganya yang diciptakan di tempat kerjanya. Faktor yang ketiga adalah
berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum,
serta pengaruh–pengaruh perubahan ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan
status individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwujud dari
tingkah lakunya.
4. Budaya Perusahaan
Menurut Mangkunegara, (2005:113), budaya organisasi adalah seperangkat asumsi
atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang
dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi
eksternal dan integrasi internal. Budaya organisasi juga berkaitan dengan
bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait
dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah
suatu sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerja yang lebih bersifat evaluatif.

Anda mungkin juga menyukai