Kelompok 1
A. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian bahasa tubuh.
2. Apa pegertian komunikasi nonverbal
3. Bagaimana fungsi bahasa tubuh dalam komunikasi interpersonal
4. Bagaimana komunikasi nonverbal dalam komunikasi interpersonal
B. Tujuan.
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini dibuat agar
pembaca dapat mengetahui apa pengertian bahasa tubuh,pengertian komunikasi
nonverbal,bagaimana fungsi bahasa tubuh dalam komunikasi interprsonal dan
bagaimana komunikasi nonverbal dalam komunikasi interpersonal.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Bahasa Tubuh Bahasa tubuh (body language) adalah komunikasi pesan
nonverbal (tanpa kata-kata). Bahasa tubuh adalah jenis komunikasi nonverbal berupa perilaku
fisik, bukan kata-kata, yang digunakan untuk mengungkapkan atau menyampaikan informasi.
Dalam kamus komunikasi dari Onong U. Effendy bahwa Kinesic Communication
atau komunikasi kial/komunikasi kinestik adalah komunikasi yang dilakukan dengan gerakan
tubuh: salah satu jenis komunkasi nonverbal. Menurut Alo Liliweri, bahasa tubuh adalah
gerakan tubuh yang merupakan sebagian perilaku nonverbal dapat disampaikan melalui
symbol komunikasi kepada orang lain. Perilaku itu sangat bergantung dari erat tidaknya
hubungan dengan orang lain. Sedangkan menurut Richard E. Potter dan Larry A. Samoval,
bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan di mana pesan yang
disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan,diam waktu,
suara, serta postur dan gerakan tubuh.
Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah (kinesics), suatu istilah yang diciptakan
seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell. Kinesics ini merupakan
perilaku nonverbal yang paling terkenal yang digunakan dalam studi mengenai gerakan tubuh
dalam komunikasi. Gerakan tubuh merupakan perilaku nonverbal dimana komunikasi terjadi
melalui gerakan tubuh seseorang atau bagian-bagian tubuh. Gerakan tubuh meliputi kontak
mata, ekspresi wajah, gerak-isyarat, postur atau perawakan, dan sentuhan.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwasannya bahasa tubuh
adalah bentuk dari komunikasi nonverbal, dimana penggunaan komunikasi yang lebih di
fokuskan pada gerakan tubuh sebagai ungkapan atau isyarat komunikasi, baik yang dilakukan
secara sadar maupun secara tidak sadar.
a.Batons=merupakan suatu gerakan yang menunjukkan suatu tekanan tertentu pada suatu
pesan yang disampaikan.
Mark L. Knapp menyebut lima fungsi pesan nonverbal (bahasa tubuh) yang
dihubungkan dengan pesan verbal:
a. Repetisi,yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya
setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.Fungsi Bahasa Tubuh
Dan Komunikasi Nonverbal Dalam Komunikasi Antar Pribadi
b. Substitusi,yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun
kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan megangguk-anggukkan kepala.
c. Kontradiksi,menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal.
Misalnya Anda ‘memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata
“Hebat, kau memang hebat”.
d. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air
mata Anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
e. Aksentuasi,yaitu menegaskan pesan verbal atau menggaris bawahinya. Misalnya, Anda
mengungkapkan betapa jengkelnya Anda dengan memukul meja.
Selain itu, Paul Ekman juga menambahkan satu fungsi lagi mengenai pesan
nonverbal, yaitu regulasi (pengaturan). Fungsi regulasi ini adalah mengatur komunikasi
verbal. Pesan-pesan nonverbal berfungsi untuk mengendalikan sebuah interaksi dalam suatu
cara yang sesuai dan halus, seperti misalnya anggukan kepala selama percakapan
berlangsung. Sehingga terdapat enam fungsi dalam hubungannya dengan pesan verbal, yaitu:
pengulangan (repetition), berlawanan (contradiction), pengganti (substition), pengaturan
(regulation), penekanan (accentuation) dan pelengkap (complementation). Menurut
Verdeberet komunikasi nonverbal (bahasa tubuh) memilk ilima fungsi sebagai berikut:
1. Melengkapi informasi. Kebenyakan informasi atau isi sebuah pesan disampaika nsecara
nonverbal. Isyarat-isyarat nonverbal kita dapat mengulang, mensubsitusi, menguatkan
atau mempertentangkan pesan verbal kita. Kita dapat menggunakan isyarat-isyarat
nonverbal untuk mengulangi apa yang telah kita katakana secara verbal. Apabila anda
mengatakan “tidak” dan menggelengkan kepala Anda pada saat yang sama, Anda telah
menggunakan isyarat nonverbal untuk mengulang apa yang telah Anda katakana secara
verbal. Coba bayangkan semua perilaku nonverbal yang melengkapi secara sekunder
mengenai mengatakan sesuatu sebagai tambahan untuk kata-kata kita. Beberapa isyarat
nonverbal dapat sebagai pengganti untuk kata-kata. Lambaian tangan misalnya, dapat
menjadi pegganti untuk kata “halo” atau “selamat jalan”. Pada budaya Barat
membengkokkan jari telunjuk sambil digerak-gerakkan dapat sebagai pengganti untuk
kata “kemari”, tetapi pada budaya Asia dengan cara yang sama itu hanya untuk
memanggil anjing dan bukan untuk orang. Bagi orang Asia termasuk Indonesia,
menggerak-gerakkan telapak tangan ke bawah sebagi pengganti kata “kemari” untuk
memanggil seseorang supaya datang. Sedangkan pada budaya Barat cara yang sama
adalah sebagai pengganti kata “diam ditempat”. Anda dapat membuat daftar yang
panjang mengenai lambang-lambang nonverbal sebagai pengganti kata-kata atau
ungkapan-ungkapan yang sering kita gunakan. Misalnya, mengangkat kedua bahu dapat
berarti ”mungkin”, “tidaktahu”, “masabodoh”. Cara lain dimana isyarat-isyarat
nonverbal melengkapi informasi dengan memperkuat pesan-pesan verbal. Perilaku
nonverbal dapat member tekanan, melengkapi, atau menambah informasi kepada kata-
kata. Seorang guru bisa tersenyum, bertepuk tangan, atau menepuk punggung seorang
siswa sambilmengatakan, “Hebat, hasil teskamu amat bagus”. Ekspresi wajah, gerak
tubuh, dan volume suara member tekanan pernyataan verbal mengenai pujian. Isyarat-
isyarat nonverbal biasa juga bertentangan dengan pesan verbal. Dalam hal lain,
nonverbal tetap memberikan informasi, tetapi informasi yang diberikan mengarah kepada
kebingungan dan bukan kepada kejelasan. Ketika Yono berkata pelan dengan nada yang
monoton, “Saya benar-benar tertarik dengan proyek Anda”, sambil melengos dan pergi,
dimana pesan nonverbalnya bertentangan dengan pesan verbalnya. Hasil dari pesan-
pesan verbal dan nonverbal yang bertentangan berupa pesan campuran. Hanya karena
orang lebih bergantung kepada komunikasi nonverbal daipada bentuk kata-kata sebuah
pesan untuk menentukan makna emosional, maka orang lebih banyak bergantung kepada
isyarat-isyarat nonverbal untuk memahami pesan campuran atau mixed massage. Ingat
bahwa adalah mudah bagi Yono untuk berbohong dengan kata-katanya, tapi sulit baginya
untuk menipu perilaku nonverbalnya.
2. Mengatur interaksi. Kita mengelola sebuah interaksi melalui cara-cara yang tidak kentara
dan kadang-kadang melalui isyarat nonverbal yang jelas. Kita gunakan perubahan atau
pergeseran dalam kontak mata, gerakan kepala yang perlahan, bergeser dalam sikap
badan, mengangkat alis, mengaggukkan kepala memberitahukan pihak lain kapan boleh
melanjutkan, mengulang, menguraikan, bergegas, atau berhenti. Ingatakan saat-saat di
mana Anda telah memberi isyarat secara nonverbal kepada pihak lain bahwa Anda harus
meninggalkan interaksi. Anda dapat mengurangi jumlah kontak mata yang Anda lakukan
dengan orang lain, berikan atau respon satu jawaban singkat, kurangi ekspresi muka,
berpaling atau bergeser dari orang lain. Mahasiswa di ruang kelas memberikan isyrat
secara teratur kepada guru bahwa waktu belajar sudah habis dan mulai membereskan
peralatan tulis dan buku-bukunya, duduknya mulai gelisah, mulai berkomat-kamit
kepada teman-temannya. Komunikator yang efektif belajar menyesuaikan apa yang ia
katakan dan bagaimana mengatakannya atas dasar isyarat-isyarat nonverbal orang lain.
3. Mengekspresikan atau menyembunyikan emosi dan perasaan. Kita telah menjelaskan
bahwa kebanyakan dari aspek-aspek emosional dari komunikasi disampaikan melalui
cara-cara nonverbal. Camkan bagaimana Anda menunjukkan secara nonverbal kepada
pihak lain bahwa Anda peduli kepadanya. Anda bisa tersenyum, merangkul, mencium,
duduk berdekatan, menatap kepadanya, menyediakan lebih banyak waktu dengan siapa
Anda amat peduli. Secara alternative kita dapat gunakan perilaku nonverbal untuk
menutupi perasaan kita yang sebenarnya. Namun demikian, lebih sering dari pada tidak,
kita menunjukkan emosi kita yang sebenarnya secara nonverbal dari pada menjelaskan
emosi kita dengan kata-kata. Adakalanya kita mencoba menyembunyikan emosi dan
perasaan kita, tetapi secara tidak di sengaja suka bocor atau terbaca orang. Muka merah
karena malu merupakan contoh yang terbaik berupa penampilan yang kurang hati-hati
mengenai emosi.
4. Menyajikan sebuah citra. Manusia mencoba menciptakan kesan mengenai dirinya
melalui cara-cara dia tampil dan bertindak. Kebanyakan pengelolaan kesan terjadi
melalui saluran nonverbal. Manusia dapat secara hati-hati mengembangkan citra melalui
pakaian, merawat diri, perhiasan, dan milik pribadi lainnya. Orang tidak hanya
menggunakan komunikasi nonverbal untuk mengomunikasikan citra pribadi, tetapi dua
orang dapat menggunakan isyarat-isyarat nonverbal untuk menyajikan citra atas identitas
hubungan. Pada sebuah pesta, Mariana dan Yusuf dapat member isyarat pada pihak lain
bahwa mereka dalam kebersamaan dengan menampilkan isyaratisyarat nonverbal seperti
berbicara dalam nada berbisik dan saling menyentuh satu sama lain. Pasangan suami istri
yang berada di ambang perpecahan dapat memperlihatkan di hadapan umum citra yang
positif dengan saling bergandeng tangan, atau menunjukkan penuh perhatian terhadap
satu sama lain di perlihatkan melalui ekspresi wajah yang cerah.
5. Memperlihatkan kekuasaan dan kendali. Banyak perilaku nonverbal merupakan isyarat
darike kuasaan, terlepas dari apakah mereka bermaksud menunjukkan kekuasaan dan
kendali. Coba bayangkan bagaimana manager tingkat tinggi memperlihatkan status dan
bagaimana karyawan bawahan mengakui status itu melalui perilaku nonverbal. Manager
mengenakan baju gaya eksekutif, perabotan kantor seperti mejakursi yang besar dan
mahal, berjalan dan berbicara dengan penuh berwibawa, bawahan menunjukkan rasa
hormat dengan menatap dan mendengarkan dengan penuh perhatian apabila manager
berbicara, tidak menginstruksi, memohon izin atau meminta waktu untuk memasuki
ruang kerja manager.