Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamentalis dalam kehidupan
umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya diakui oleh hampir
semua agama telah ada sejak Tuhan menciptakan Adam dan Hawa di muka bumi.
Komunikasi non verbal sering kali kita lakukan pada kegiatan sehari-hari, tetapi kita
belum terlalu memahami bagaimana komunikasi non verbal tersebut terjadi. komunikasi non
verbal mempunyai peranan yang sangat besar bagi perkembangan komunikasi terutama bagi
orang yang mempunyai kekurangan dalam berkomunikasi seperti orang tuna rungu dan lainlain. Komunikasi nonverbal juga berguna dalam proses belajar mengajar juga dalam
kehidupan sehari-hari, oleh karena itu kita harus lebih memahami apa yang dimaksud dengan
komunikasi non verbal sehingga kita dapat lebih terampil dan memanfaatkan komunikasi non
verbal secara tepat.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa
tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan
sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya
emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak
menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi
nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena
menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi
verbal ataupun nonverbal.

Secara sederhana, nonverbal berasal dari kata Non yang berarti tidak dan verbal
yang berarti kata-kata (words). Dengan demikian, komunikasi nonverbal dimaknai sebagai
komunikasi tanpa kata-kata yang merupakan salah satu cara bagi seseorang untuk mengirim
pesan kepada orang lain.
Menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed. menyatakan bahwa: Komunikasi non
verbal yaitu komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata.
Sedangkan menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: Komunikasi non verbal yaitu
komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the object
1

language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), dan
komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, makhluk
yang suka tidak suka pasti berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia dalam melakukan
interaksi dengan manusia lain menggunakan komunikasi. Dimanapun kita berada pasti
berkomunikasi baik itu di rumah, sekolah, di kantor dan di manapun manusia itu berada.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi komunikasi nonverbal
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi
di luar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa
banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal.

Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh
bersifat nonverbal.
Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman
menjelaskan 5 fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku
mata, yakni sebagai berikut:
1. Fungsi pertama : Repetisi
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya anda
menganggukkan kepala ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala
ketika mengatakan "Tidak," atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke
mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.
2. Fungsi Kedua : Subtitusi
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa
berbicara anda bisa berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang
pengamen mendatangi mobil anda kemudian tanpa mengucapkan sepatah
katapun anda menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan mengarah
ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak"). Isyarat nonverbal yang
menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.
3. Fungsi Ketiga : Kontradiksi
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan
perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan verbal .
Misalnya, anda memuji prestasi teman sambil mencibirkan bibir.

4. Fungsi Keempat : Aksentuasi


Memperteguh,

menekankan

atau

melengkapi

perilaku

verbal.

Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika


berpidato. Isyarat nonverbal tersebut disebut affect display.
5. Fungsi Kelima : Komplemen

Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat


kuliah akan berakhir, anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen
segera menutup kuliahnya.

B.

Ciri ciri komunikasi nonverbal


a) Isyarat nonverbal bersifat komunikatif
Dalam satu interaksi, setiap perilaku nonverbal selalu mengkomunikasikan
sesuatu. Dengan kata lain, kita tidak mungkin tidak bertingkah laku, contoh diam.
Saat diam, kita juga sudah mengkomunikasikan sesuatu, duduk diam
mendengarkan musik. Apa yang sedang dilakukan atau tidak dilakukan, sengaja
atau tidak sengaja, di situ ada pesan yang dapat dibaca atau ditafsirkan oleh orang
lain. Devito menyebutkan gerakan otot di sekitar mata, tingkat kontak mata, atau
cara mereka saling memandang, semua memberikan petunjuk bagi kita untuk
memberi penilaian. Setiap perilaku itu mempunyai makna, masing-masing
melakukan komunikasi.
b) Isyarat nonverbal bersifat kontekstual
Artinya pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada
konteksnya (tempat, waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang wanita
di bis kota dan dimeja poker beda maknanya. Kedipan di meja poker akan
mendapat uang banyak, kedipan di bis kota, sifatnya menggoda.
c) Isyarat nonverbal bersifat paket
Perilaku nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh, biasanya
bersifat paket. Semua bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk komunikasikan
makna tertentu. Misalnya, kita ingin mengetahui seseorang sedang marah atau
tidak, maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata verbalnya diikuti isyarat
nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang memegang, dahi berkerut, dan sikap
yang sedang siap untuk berkelahi.
d) Isyarat nonverbal dapat dipercaya

Hasil penelitian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan antara


bahasa verbal dan nonverbal pun berdusta. Hasil penelitian para ahli juga
menemukan, biasanya orang berbohong saat berbicara, menggunakan kata-kata
lebih sedikit. Orang yang berbohong cenderung menggunakan jeda (pause) yang
lebih lama, sebelum menjawab pertanyaan. Ciri lain orang berbohong, mereka
yang menggunakan kata-kata yang konkret. Mereka biasanya menggunakan
istilah-istilah yang umum seperti, Yah, seperti itulah. Mereka juga jarang
menyebutkan nama tempat atau nama orang secara spesifik. Ciri lainnya adalah
saat bicara sering menutup mulutnya dengan tangan yang posisi ibu jarinya di
pipi.
e) Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan
Ada beberap aturan-aturan yang berlaku dalam proses nonverbal. Hanya
memiliki kedudukan lebih tinggi yang boleh menyentuh pundak. Misal seorang
direktur menyentuh pundak bawahannya, bukan bawahannya yang menyentuh
pundak direkturnya, risikonya akan dipecat. Selain itu, bila atasannya ingin berdiri
di dekat bawahannya, maka posisinya cenderung lebih dekat dibanding bila sang
bawahan yang memiliki keinginan untuk mendekat, pasti jarak bawahan lebih
jauh.
f)

Isyarat nonverbal bersifat metakomunikasi


Antara pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal dengan
isyarat nonverbal, atau isyarat nonverbal dengan isyarat nonverbal) saling
berhubungan, saling mengkomunikasikan, dan saling menguatkan. Misalnya,
seorang sales sedang menawarkan produknya kepada calon customer-nya. Ia tidak
hanya berkomunikasi secara verbal, tetapi juga berkomunikasi nonverbal. Katakatanya, penampilan tubuh, gaya rambut, cara berpakaian, jam tangan,dan cara
berjalan, semua mengkomunikasikan dirinya serta produk yang ditawarkan.

C.

Jenis jenis komunikasi nonverbal


a) Komunikasi Tubuh (Gesture)
Jalan pertama di antara semua jalan komunikasi nonverbal adalah tubuh.
Manusia mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya seringkali dan secara
5

akurat melalui gerakan-gerakan tubuh, gerakan wajah, dan gerakan mata. Dalam
unit ini kita mengamati komunikasi tubuh dan menelaah berbagai cara di mana
tubuh, wajah, dan mata mengkomunikasikan makna-makna.
Untuk membahas gerakan tubuh, klasifikasi yang ditawarkan oleh Paul Ekman
dan Wallace V. Friesen (1969) sangat berguna. Kedua periset ini membedakan
lima kelas (kelompok) gerakan nonverbal berdasarkan asal-usul, fungsi, dan kode
perilaku ini:
a) Komunikasi Gesture yang meliputi:
1. Emblim (emblems)
Emblim adalah perilaku

nonverbal

yang

secara

langsung menerjemahkan kata atau ungkapan. Emblim


meliputi, misalnya; isyarat untuk oke. jangan ribut,
kemarilah, dan saya ingin menumpang. Emblim adalah
pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu.
Kita barangkali mempelajarinya dengan cara yang pada
dasarnya sama dengan kita mempelajari kata-kata tanpa
sadar, dan sebagian besar melalui proses peniruan.
Walaupun emblim bersifat alamiah dan bermakna,
mereka mempunyai kebebasan makna seperti sebarang kata
apa pun dalam sebarang bahasa. Oleh karenanya, emblim
dalam kultur kita sekarang belum tentu sama dengan emblim
dalam kultur kita 300 tahun yang lalu atau dengan emblim
dalam kultur lain.

2. Ilustrator
Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan
secara harfiah mengilustrasikan pesan verbal. Dalam
mengatakan

Ayo,

bangun,

misalnya,

anda

mungkin

menggerakkan kepala dan tangan anda ke arah menaik. Dalam


menggambarkan lingkaran atau bujur sangkar anda mungkin
sekali membuat gerakan berputar atau kotak dengan anda.
Ilustrator bersifat lebih alamiah, kurang bebas. Dan lebih
universal ketimbang emblem. Mungkin sekali ilustrator ini

mengandung komponen-komponen yang sudah dibawa sejak


lahir selain juga yang dipelajari.
3. Regulator
Regulator adalah perilaku nonverbal yang mengatur,
memantau, memelihara, atau mengendalikan pembicaraan
orang lain. Ketika anda mendengarkan orang lain, anda tidak
pasif.

menganggukkan

kepala,

mengerutkan

bibir,

menyesuaikan fokus mata, dan membuat berbagai suara para


linguistik seperti mm-mm atau tsk. Regulator jelas terikat
pada kultur dan tidak universal.
4. Adaptor
Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan
secara pribadi atau di muka umum tetapi tidak terlihatberfungsi memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai
selesai. Misalnya, bila anda sedang sendiri mungkin anda akan
menggaruk-garuk kepala sampai rasa gatal hilang. Di muka
umum, bila orang-orang melihat, anda melakukan perilaku
adaptor ini hanya sebagian. Anda mungkin, misalnya, hanya
menaruh jari anda di kepala dan menggerakkannya sedikit,
tetapi barangkali tidak akan menggaruk cukup keras untuk
menghilangkan gatal.

b)

Komunikasi Wajah (Affect Display)


Gerakan wajah mengkomunikasikan macam-macam emosi selain juga

kualitas atau dimensi emosi. Kebanyakan periset sependapat dengan Paul


Ekman, Wallace V. Friesen, dan Phoebe Ellsworth (1972) dalam
menyatakan bahwa pesan wajah dapat mengkomunikasikan sedikitnya
kelompok

emosi

berikut:

kebahagiaan,

keterkejutan,

ketakutan,

kemarahan, kesedihan, dan kemuakan/penghinaan. Periset nonverbal Dele


Leathers (1986) mengemukakan bahwa gerakan wajah mungkin juga
7

mengkomunikasikan kebingungan dan ketetapan hati. Keenam emosi yang


diidentifikasi oleh Ekman dan rekan-rekannya secara umum dinamakan
affect display primer.
Ini merupakan emosi tunggal yang relatif murni. Keadaan emosi yang
lain dan tampilan wajah yang lain merupakan kombinasi dari berbagai
emosi primer ini, dan dinamakan bauran affect. Sekitar 33 bauran affect
(affect blend) telah diidentifikasi. Kita dapat mengkomunikasikan berbagai
affect ini dengan berbagai bagian dari wajah. Jadi, misalnya, anda
mungkin mengalami rasa takut dan rasa muak sekaligus. Mata dan kelopak
mata anda, mungkin mengisyaratkan ketakutan, sedangkan gerakan
hidung, pipi, dan daerah mulut anda mungkin mengisyaratkan rasa muak.
c)

Komunikasi Mata
Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata bervariasi bergantung

pada durasi, arah, dan kualitas dari perilaku mata. Bila kontak mata terjadi
lebih singkat, kita dapat mengira orang ini tidak berminat, rnalu, atau
sibuk. Bila waktu yang patut dilampaui, kita umumnya menganggap hal ini
menunjukkan minat yang berlebihan. Di antara periset-periset lain, Mark
Knapp (1978) mengemukakan empat fungsi komunikasi mata:

Mencari Umpan Balik


Kita seringkali menggunakan mata kita untuk mencari umpan
balik dari orang lain. Dalam berbicara dengan seseorang, kita
memandangnya

dengan

sungguh-sungguh,

seakan-akan

mengatakan, Nah, bagaimana pendapat anda? Seperti mungkin


anda duga, pendengar memandang pembicara lebih banyak
ketimbang pembicara memandang pendengar.

Menginformasikan Pihak Lain untuk Berbicara


Fungsi kedua adalah menginformasikan pihak lain bahwa
saluran komunikasi telah terbuka dan bahwa ia sekarang dapat
berbicara. Kita melihat ini dengan jelas di ruang kuliah, ketika
dosen mengajukan pertanyaan dan kemudian menatap salah
8

seorang mahasiswa. Tanpa mengatakan apa-apa, dosen ini jelas


mengharapkan

mahasiswa

tersebut

untuk

menjawab

pertanyaannya.

Mengisyaratkan Sifat Hubungan


Fungsi ketiga adalah mengisyaratkan sifat hubungan antara dua
orang -misalnya, hubungan positif yang ditandai dengan pandangan
terfokus yang penuh perhatian, atau hubungan negatif yang
ditandai dengan penghindaran kontak mata. Kita juga dapat
mengisyaratkan tata hubungan status dengan mata kita. Ini
khususnya menarik karena gerakan mata yang sama mungkin
mengisyaratkan subordinasi atau superioritas. Seorang atasan,
misalnya,

mungkin menatap bawahannya

atau tidak mau

melihatnya langsung. Demikian pula, bawahan mungkin menatap


langsung atasannya atau barangkali hanya menatap lantai.

Mengkompensasi Bertambahnya Jarak Fisik


Akhimya, gerakan mata dapat mengkompensasi bertambah
jauhnya jarak fisik. Dengan melakukan kontak mata, kita secara
psikologis mengatasi jarak fisik yang memisahkan kita. Bila kita
menangkap pandangan mata seseorang dalam sebuah pesta,
misalnya, secara psikologis kita menjadi dekat meskipun secara
fisik jarak di antara kita jauh. Tidaklah mengherankan, kontak mata
dan ekspresi lain yang menunjukkan kedekatan psikologis, seperti
pengungkapan-diri, berhubungan secara positif; jika yang satu
meningkat, begitu juga yang lain.

Fungsi Penghindaran Kontak Mata


Ahli sosiologi, Erving Goffman, dalam Interaction Ritual
(1967), mengatakan bahwa mata adalah pengganggu yang hebat.
Bila kita menghindari kontak mata atau mengalihkan pandangan
kita, kita membantu orang lain menjaga privasi (privacy) mereka.
Kita sering melakukan hal ini bila ada pasangan yang bertengkar di
muka umum.
9

Kita mengalihkan pandangan dari mereka (meskipun mungkin


mata kita terbuka lebar) seakan-akan mengatakan, Kami tidak
ingin mencampuri; kami menghormati hak anda. Goffman
menamai perilaku ini inatensi masyarakat (civil innatention).
Penghindaran kontak mata dapat mengisyaratkan tidak adanya
minat terhadap seseorang, pembicaraan, atau rangsangan visual
tertentu. Adakalanya, seperti burung unta, kita menyembunyikan
mata

kita

untuk

menghindari

rangsangan

yang

tidak

menyenangkan. Perhatikanlah, misalnya, betapa cepat orang


menutup mata mereka bila menghadapi hal yang sangat tidak
menyenangkan.
b) Komunikasi Ruang
a)

Proksemik/komunikasi jarak
yaitu jarak yang digunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain,

termasuk juga tempat atau lokasi posisi anda berada.

Intim (0-45cm),

Personal (75-120cm),

Sosial (120-210 atau 210-360 formal),

Publik (360-450 cm).

b)

Teritorial

c)

Estetika dan warna

a)

Memberi kesempatan berpikir,

b)

Menyakiti,

c)

Mengisolasi diri sendiri,

d)

Mencegah komunikasi,

c) Diam

10

e)

Mengkomunikasikan perasaan,

f)

Tidak menyampaikan sesuatupun.

d) Paralanguage
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari
percakapan, seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal:
tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh, dan sebagainya.
e) Komunikasi Temporal (Waktu)

D.

a)

Menujukkan status

b)

Waktu dan kesesuaian

Microexpression Contemp
Ekspresi wajah yang mencerminkan emosi seseorang, tetapi

tidak bisa lagi

dipalsukan dikenal dengan istilah microexpression.


Ada tujuh microexpression yang bersifat universal yakni:
1. disgust (rasa jijik),
2. anger (marah),
3. fear (takut),
4. sadness (sedih),
5. happiness (bahagia),
6. surprise (terkejut),
7. contempt (benci).
Anda bisa jadi sulit untuk mendeteksi microexpression tersebut karena biasanya
dilakukan dalam hitungan 1/15 to 1/25 detik. Cepat sekali tanpa orang tersebut
menyadarinya.
Yang menarik dari microexpression tersebut adalah ekspresi wajah contempt, yakni
ekspresi wajah yang biasa anda lakukan bila anda tidak suka dengan seseorang,
menggangap remeh orang tersebut atau menggangap bahwa orang tersebut tidaklah
penting.
Ekspresi wajah contempt terlihat dari posisi bibir dimana salah satu ujung bibir
anda tertarik keatas. Salah satu sudut bibir saja, tidak kedua-duanya. Itulah contempt.
Oleh karena keunikannya tersebut, biasanya ekspresi wajah contempt dijadikan
isyarat akan adanya ketidakjujuran seseorang.
E.

Hambatan komunikasi internal dan eksternal


a) Hambatan internal
11

Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang
terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami gangguan
pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula
seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi
dengan baik.
b) Hambatan eksternal
Hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara
gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan
lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat
menyebabkan salah pengertian.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya Ilmu, Teori, dan
Filasafat Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu:
1) Gangguan
Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya
dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantik.
a. Gangguan mekanik
Gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau
kegaduhan yang bersifat fisik.
b. Gangguan semantik
Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi
yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke
dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan
mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada
komunikator, akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya.
Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian.
2) Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau
menghayati suatu pesan.
3) Motivasi terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar
dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi

12

dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat


diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan.
Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai
dengan motivasinya.
4) Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi
suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum
apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak
melancarkan komunikasi.
Menurut Dr. Erliana Hasan, Msi dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan,
ada beberapa faktor yang memengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif:
a. Perbedaan latar Belakang
Setiap orang ingin diperlakukan sebagai pribadi, dan memang setiap
orang berbeda, berkaitan dengan perbedaan itu merupakan tanggung jawab
komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan menyesuaikan isi pesan
yang hendak disampaikan dengan kondisi penerima pesan secara tepat, dan
memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon yang
diharapkan dapat dicapai. Makin besar persamaan orang-orang yang terlibat
dalam pembicaraan makin besar kemungkinan tercapainya komunikasi yang
efektif. Perbedaan yang mungkin dapat menimbulkan kesalahan dalam
berkomunikasi antara lain:

Perbedaan persepsi,

Perbedaan pengalaman dan latar belakang,

Sikap praduga/stereotip.

b. Factor bahasa
bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa
tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunikasi antara lain:
13

Perbedaan arti kata,

Penggunaan istilah atau bahasa tertentu,

Komunikasi nonverbal.

c. Sikap pada waktu berkomunikasi.


Hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor utama, sikap-sikap
seseorang yang dapat menghambat komunikasi tersebut antara lain:

Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar,

Mengadakan penilaian terhadap pembaca,

Sibuk mempersiapkan jawaban,

Bukan pendengar yang baik,

Pengaruh faktor emosi,

Kurang percaya diri,

Gaya/cara bicara dan nada suara.

d. Factor lingkungan
lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut
menentukan proses maupun hasil komunikasi tersebut, hal-hal yang
berpengaruh antara lain:

Faktor tempat,

Faktor situasi/ waktu.

Menurut Wahyu Ilaihi, MA dalam bukunya Komunikasi Dakwah. Faktor


penghambat komunikasi, yaitu:
a) Hambatan sosiologis,antropologis,dan psikologis
14

Konteks

komunikasi

berlangsung

dalam

konteks

situasional.

Komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi berlangsung,


sebab situasi mata berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi terutama
situasi yang berhubungan dengan faktor - faktor sosiologis, antropologis,
psikologis.

Hambatan sosiologis
Dalam kehidupan masyarakat terjadi dua jenis pergaulan yaitu
gemeinschaft dan gesellschaft. Perbedaan jenis pergaulan tersebutlah
yang

menjadikan

perbedaan

karakter

sehingga

kadang-kadang

menimbulkan perlakuan yang berbeda dalam berkomunikasi.

Hambatan antropologis
Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia seperti dalam
postur, warna kulit, dan kebudayaan.

Hambatan psikologis
Umumnya disebabkan komunikator dalam melancarkan komunikasi
tidak mengkaji dulu diri dari komunikan.

b) Hambatan semantik
Hambatan ini menyangkut bahasa yang digunakan komunikator
sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya pada komunikan.
c) Hambatan mekanik
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi.
F. Komunikasi Nonverbal dalam Film Action
Setelah memahami apa itu komunikasi nonverbal maka kita dapat dengan
mudah mengetahui contoh contoh komunikasi nonverbal yang tersirat di dalam
sebuah film action yang berjudul The Avenger Age Of Ultron .
15

Berikut contoh contoh komunikasi nonverbal yang telah kita temukan pada
film tersebut :

1) Ekspresi yang di keluarkan oleh Tony Stark


menandakan bahwa dia merasa jijik karena
lelucon

yang

di

buat

oleh

temannya

membosankan, hal ini dapat terlihat jelas dari


bibirnya yang melebar sebelah ke samping.

2) Ekspresi yang di keluarkan oleh teman Tony


Stark ini adalah ekspresi sedih, karena dia
merasa kecewa bahwa Tony Stark dan Thor
tidak menghargai leluconnya, hal ini terlihat
jelas dari bibirnya

yang

terlihat

menjadi

melengkung ke bawah, kelopak matanya terlihat


lebih sayu, dan matanya terlihat lebih tidak
fokus.
3) Pada adegan ini wanita ini terlihat ketakutan saat
melihat

pasukan robot

milik

Tony Stark

memperingati akan adanya bahaya, hal ini


terlihat dari mulut dan matanya yang sedikit
terbuka.
4) Pada adegan ini terlihat jelas ekspresi benci
yang di keluarkan oleh orang tersebut, karena
sudah terlihat jelas dari wajahnya terlihat dari
mulutnya yang sebelah melebar.
5) Pada adegan ini terlihat temannya Tony Stark
mengeluarkan ekspresi bahagia karena berhasil
membuat orang lain tertawa dengan leluconnya.

16

Hal ini terlihat jelas dari mulutnya yang tersenyum lebar dan matanya yang
menyipit.
6) Pada adegan ini sangat terlihat jelas bahwa Hulk
mengeluarkan ekspresi marah saat bertarung
melawan Iron Man, hal ini dapat di lihat dari
alisnya yang mengkerut, serta bibirnya yang
melengkung ke bawah.
7) Pada adegan ini Thor terlihat mengeluarkan
ekspresi Heran karena dia tidak menyangka ada
yang mampu menggeser palu miliknya, terlihat
jelas dari raut wajahnya yang langsung berubah
menjadi serius sesaat di iringi dengan mata yang
terlihat lebih fokus dan bibir terlihat lebih kaku.
8) Pada adegan ini terlihat bahwa para Avenger
terlihat diam dan mengeluarkan ekspresi heran,
hal ini merupakan komunikasi nonverbal yang
bersifat paket dimana raut wajah serta bahasa
tubuhnya secara spontan saling berhubungan, jadi
walaupun

mereka

hanya

diam

kita

dapat

mengetahui dari bahasa tubuh mereka bahwa


mereka itu heran karena di kejutkan oleh sebuah hal.
9) Pada adegan ini dapat diketahui bahwa lelaki ini
merasa kesakitan karena terlihat dari ekspresinya
yang terlihat kesakitan, hal ini terlihat jelas dari
dahinya terlihat sangat mengkerut dan mulutnya
yang terbutka.
10) Adegan ini merupakan contoh dari fungsi
Aksentuasi, karena terlihat dari bahasa tubuhnya
kalau dia sedang mengumpulkan tenaga untuk
mengangkat palu milik Thor.
17

11) Adegan ini merupakan contoh dari fungsi


Subtitusi

dimana

mengangkatnya

kata
hanya

aku
di

tidak

wakili

bisa

dengan

mengangkat kedua telapak tangan.

12) Pada adegan ini terlihat komunikasi nonverbal


yang bersifat paket, maksudnya ekspresi dan
bahasa

tubuhnya

secara

spontan

saling

berhubungan, misal pada adegan ini si penjahat


yang hendak kabur di kejutkan oleh Captain
America sehingga dia mengeluarkan ekspresi
terkejut tetapi secara spontan dia mengeluarkan
bahasa tubuh seperti pada gambar di samping, terlihat tangannya menjadi lebih
terbuka dan pundak terlihat lebih seperti di tarik ke belakang, hal ini di sebabkan
rasa kaget yang di alaminya.

18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamentalis dalam kehidupan
umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya diakui oleh hampir
semua agama telah ada sejak Tuhan menciptakan Adam dan Hawa di muka bumi.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat,
bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan
rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan,
kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Komunikasi nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman menjelaskan 5
fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni Repetisi,
Fungsi Subtitusi, Fungsi Kontradiksi, Fungsi Aksentuasi, Fungsi Komplemen.
Komunikasi nonverbal juga mempunyai ciri ciri sebagai beikut :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
B.

bersifat komunikatif,
bersifat kontekstual,
bersifat paket,
dapat dipercaya,
dikendalikan oleh aturan,
bersifat metakomunikasi.

Saran

19

Diharapkan setelah mempelajari dan memahami makalah ini, mahasiswa dapat


mengetahui lebih jelas apa itu komunikasi nonverbal agar mahasiswa bisa berkomunikasi
lebih baik di dalam lingkungan sosial.

20

Anda mungkin juga menyukai