Anda di halaman 1dari 9

4.

KOMUNIKASI NON VERBAL

Seorang manajaer dalam mengkomunikasikan produknya memakai komumikasi verbal dan


nonverbal, komunikasi verbal digunakan manajer untuk mempromosikan produknya secara
langsung kepada konsumen, sedangkan komunikasi nonverbal digunakan untuk manajer
mempromosikan produknya dalam bentuk iklan,brosur dan lainnya artinya nonverbal tidak
secara langsung mempromosikan prodaknya kepada konsumen tetapi melalui media.

4.1 Komunikasi Verbal


Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol verbal, baik
secara lisan maupun tertulis. Komunikasi verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita sadari
termasuk kedalam kategori  pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan
secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara verbal.
Komunikasi verbal ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
 Disampaikan secara lisan / bicara atau tulisan
 Proses komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah
 Kualitas proses komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal
(Herlina, tanpa tahun)
4.2 Komunikasi Nonverbal
Beberapa pengertian dan pendapat Komunikasi nonverbal dari beberapa ahli
diantaranya:
Menurut Edward Sapir, Komunikasi nonverbal adalah sebuah kode yang luas yang
ditulis tidak di mana pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua
(an elaborate code that is written nowhere, known to none, and understood by all).
Molandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi: komunikasi antar budaya
memberikan batasan-batasannya sebagai berikut :
1)      Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata.
2)      Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara
3)      Komunikasi nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi
makna oleh orang lain
4)      Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu, gerak,
isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain.
Adapun ciri-ciri komunikasi nonverbal diantaranya :
Disampaikan dengan menggunakan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement),
postur/lipologi, pembahasa, kinesic/sentuhan, penampilan fisik, ruang, jarak, waktu,
consumer product dan artefak
 Proses komunikasi implisit dan dapat terjadi dua arah maupun satu arah
 Kualitas proses komunikasi tergantung pada pemahaman terhadap persepsi orang lain
Tita Borshalina, S.E., M.S.M.
4.2.1 Jenis-Jenis Komunikasi Non-Verbal
Ada banyak petunjuk yang bisa diperhatikan pada seseorang untuk memahami
emosi, pesan yang ingin disampaikan, atau bahkan karakter orang tersebut. Beberapa
petunjuk itu antara lain:

- Ekspresi Wajah: Banyak informasi yang bisa disampaikan oleh wajah. Wajah
manusia merupakan bagian tubuh yang memiliki paling banyak gerakan otot.
Ribuan ekspresi bisa dihasilkan dari wajah manusia. Ekspresi wajah berfungsi
dalam proses interaksi sosial spesies manusia, maka dari itu ia berkembang jauh
lebih banyak dibandingkan pada makhluk lainnya dan mamalia lainnya. Beberapa
ekspresi wajah merupakan bawaan lahir, jadi sifatnya universal pada budaya
manapun.
- Ekspresi Mikro: Ekspresi mikro adalah ekspresi wajah yang muncul hanya
sepersekiandetik, diakibatkan oleh emosi yang disembunyikan. Studi terhadap
ekspresi mikro dipelopori oleh Dr. Paul Ekman dan menginspirasi dibuatnya serial
TV Lie To Me.
- Gestur: Gestur adalah sinyal-sinyal yang disampaikan melalui tindakan dan
gerakan bagian tubuh tertentu baik secara sadar ataupun tidak. Contohnya
melambaikan tangan atau menggosok hidung.
- Paralinguistik: Paralinguistik merupakan aspek komunikasi yang diucapkan,
namun bukan bagian dari bahasa yang diucapkan. Faktor yang dinilai di sini
adalah nada suara, keras-kecilnya suara, perubahan suara, dan pitch.
- Postur: Postur merupakan sikap tubuh ketika berada dalam situasi tertentu seperti
ketika sedang menunggu, berbicara, duduk, mengamati, dll.
- Respon Fisiologis: Respon fisiologis merupakan tanda non-verbal yang muncul
karena respon alami tubuh terhadap situasi tertentu. Misalnya berkeringat saat
sedang tegang atau gugup.
- Proksemika: Proksemika berbicara tentang jarak antarpribadi dalam percakapan,
semakin dekat posisi Anda maka Anda semakin memasuki wilayah privat orang
lain.
- Tatapan Mata: Mata merupakan bagian yang lumayan sering kita puji ketika
melihat keindahan seseorang. Terkadang kita juga berkata bahwa kita bisa melihat
perasaan orang lain dari tatapan matanya saja. Itu tidak sepenuhnya salah, namun
makna yang disampaikan oleh tatapan mata jauh lebih banyak dari yang kita tahu.
Mulai dari caranya menatap, kedipan mata, besar pupil, hingga pembesaran
kelopak mata.
- Haptik: Haptik adalah proses komunikasi yang terjadi melalui sentuhan kepada
lawan bicara. Ia berhubungan dengan emosi seperti afeksi, kefamiliaran, simpati,
dll.
- Penampilan: Ketika kita memilih baju tertentu untuk dipakai, warna rambut
tertentu untuk bulan ini, atau apakah memakai perhiasan atau tidak, kita
sebenarnya secara tidak sadar memilih sesuai kepribadian kita. Pilihan-pilihan itu
bisa saja memiliki makna tertentu.

4.2.3 Fungsi Komunikasi Nonverbal


Fungsi pesan nonverbal dalam hubungannya dengan pesan verbal menurut Mark L.
Knapp (1972: 9-12) dalam (Herlina Tanpa tahun) ada lima, yaitu:

Tita Borshalina, S.E., M.S.M.


 Repitisi, yaitu mengulang kembali pesan yang disampaikan secara verbal
 Subtitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal
 Kontradiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap
pesan verbal
 Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna nonverbal.
 Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal menggaris bawahinya.
 
4.3 Perbedaan Antara Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal
Untuk memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non verbal, kita
dapat melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini

Komunikasi

  Vokal Nonvokal

Komunikasi verbal Bahasa Lisan (spoken words) Bahasa Tertulis (written words)

Isyarat (gesture) gerakan


Nada Suara (tone of voice). (movement) penampilan
desah (sighs), jeritan (screams), (appearance), ekspresi wajah
Komunikasi nonverbal kualitas vokal (vocal quality) (facial expression)
Sumber : Ronald B. Adler, George Rodman, Understanding Human Communica tion, Second Edition, hal.96

Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, dalam arti. kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu
makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan- perbedaan. Dalam pemikiran Don
Stacks dan kawan-kawan, ada tiga perbedaan utama di antara keduanya yaitu kesengajaan
pesan (the intentionality of the message), tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the
degree of symbolism in the act or message), dan pemrosesan mekanisme (processing
mechanism). Kita mencoba untuk menguraikannya satu per satu. (Anonim, Tanpa tahun) :
4.4 Penggunaan Jarak yang Dapat dilakukan oleh Seseorang dalam Berkomunikasi
1. Jarak Intim (intimate distance)
Keterlibatan dengan tubuh orang lain dengan jarak yang berkisar antara 0-18 inci (0-45 cm)
dengan keterlibatan intensif dari pancaindera meliputi kontak mata, bau badan, suhu tubuh,
suara, sentuhan kulit, dan hembusan nafas. Biasanya, orang yang tidak saling mengenal
akan merasa risih berada pada jarak intim. Bisa diamati di tempat umum atau di dalam
angkutan kendaraan umum yang penuh sesak, orang akan berusaha saling membatasi
kontak mata dan sentuhan kulit.

2. Jarak pribadi (personal distance)


Jarak berkisar antara 4-12 kaki (45 cm-122 cm), interaksi yang terjadi antara orang
yang hubungannya telah dekat dan akrab, seperti interaksi suami-isteri, sahabat dekat, atau
sepasang kekasih.

Tita Borshalina, S.E., M.S.M.


3. Jarak sosial (sosial distance)
Jarak sosial berkisar antara 122 cm-366 cm, orang yang berinteraksi dapat berbicara
secara normal dan tidak saling menyentuh. Interaksi seperti ini dapat ditemui pada
pertemuan santai, diskusi informal, atau obrolan kelompok dalam sebuah acara atau pesta.

4. Jarak publik (public distance)


Jarak berkisar di atas 122-366 cm, merupakan interaksi antara orang dengan orang
lain secara formal atau di depan umum. Semakin jauh jarak, semakin bersifat publik dan
formal. Biasanya jarak ini dipakai di forum resmi oleh politikus, aktor, guru besar, dan lain
sebagainya yang melibatkan lawan bicara dalam jumlah banyak dan tidak melibatkan emosi
kedekatan secara personal dalam berkomunikasi
4.5 Komunikasi menggunakan Simbol
Kadang-kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa dampak simbolik dari
komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model tertentu, mungkin
akan dipahami sebagai suatu `pesan’ oleh orang lain (misalnya berpakaian dengan warna
hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita).
Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang
diantarai (mediated form of communication). Dalam arti kita mencoba mengambil
kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-kata yang kita
gunakan adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga komunikasi verbal
bersifat intensional dan harus ‘dibagi’ (shared) di antara orang-orang yang terlibat dalam
tindak komunikasi. Sebaliknya, komunikasi nonverbal lebih alami, isi beroperasi sebagai
norma dan perilaku yang didasarkan pada norma. Mehrabian menjelaskan bahwa komunikasi
verbal dipandang lebih eksplisit dibanding bahasa nonverbal yang bersifat implisit. Artinya,
isyarat-isyarat verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat
aturan-aturan sintaksis (kalimat), namun hanya ada penjelasan yang samar-samar dan
informal mengenai signifikansi beragam perilaku nonverbal.
Mengakhiri bahasan mengenai perbedaan simbolik ini, kita mencoba untuk melihat
ketidaksamaan antara tanda (sign) dengan lambang (symbol). Tanda adalah sebuah
representasi alami dari suatu kejadian atau tindakan. la adalah apa yang kita lihat atau
rasakan. Sedangkan lambang merupakan sesuatu yang ditempatkan pada sesuatu yang lain.
Lambang merepresentasikan tanda melalui abstraksi. Contoh, tanda dari sebuah kursi adalah
kursi itu sendiri, sedangkan lambang adalah bagaimana kita menjelaskan kursi tersebut
melalui abstraksi. Dengan perkataan lain, apa yang secara fisik menarik bagi kita adalah
tanda (sign) dan bagaimana menciptakan perbedaan yang berubah-ubah untuk menunjukkan
derajat ketertarikan tersebut adalah lambang (symbol). Komunikasi verbal lebih spesifik dari
bahasa nonverbal, dalam arti is dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam
sebuah cara yang berubah-ubah, sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah pada reaksi-
reaksi alami seperti perasaan atau emosi.
Satu perbedaan utama dalam pemrosesan adalah dalam tipe informasi pada setiap belahan
otak. Secara tipikal, belahan otak sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak
berkesinambungan dan berubah-ubah, sementara belahan otak sebelah kanan, tipe
informasinya Iebih berkesinambungan dan alami (pada uraian di bawah, Malandro dan
Barker juga menjelaskan mengenai hal ini).

Tita Borshalina, S.E., M.S.M.


Berdasarkan pada perbedaan tersebut, pesan-pesan verbal dan nonverbal berbeda dalam
konteks struktur pesannya. Komunikasi nonverbal kurang terstruktur. Aturan-aturan yang ada
ketika kita berkomunikasi secara nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi
verbal yang mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis. Komunikasi nonverbal
secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung. Tidak seperti
komunikasi verbal, bahasa nonverbal tidak bisa mengekspresikan peristiwa komunikasi di
masa lalu atau masa mendatang. Selain itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah
pemahaman mengenai konteks di mana interaksi tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi
verbal justru menciptakan konteks tersebut.

4.6 Nada Suara dan Penekanan pada Kata akan Memberi Arti yang Berbeda terhadap
Suatu Kalimat
Terdapat aspek lain dari bahasa selain dari kata-kata. Biasanya pngertian suatu kata
akan tergantung pada cara seseorang mengucapkan bukan hanya pada definisi yang terkadang
dalam kata tersebut dikamus.Untuk menyadari pentingnya hal ini dapat dilakukan suatu
latihan berikut ini. Cobalah ucapkan kaliat berikut ini dengan peyampaian yang berbeda-beda
berdasarkan kata yang dengan penekanan yang di garis bawahi:
a. Baik saya akan mengerjakannya secepat mungkin
b. Baik saya akan mengerjakannya secepat mungkin
c. Baik saya akan mengerjakannya secepat mungkin
d. Baik saya akan mengerjakannya secepat mungkin
e. Baik saya akan mengerjakannya secepat mungkin
f. Baik saya akan mengerjakannya secepat mungkin

Dari latihan diatas, Kita dapat merasakam bahwa Kita memberikan pesan yang
berbeda dengan menggunakan kalimat yang sama dan respon yang akan diberikan oleh lawan
bicara Kita juga akan berbeda.
Volume suara dan nada yang diunakan dalam pengucapan juga akan memberikan arti
berbeda dan menunjukan perasaan seseorang. Seorang pimpinan yag mengatakan kalimat
“Saya ingin berbicara dengan Anda di kantor Saya nanti” dengan suara yang keras akan
memberi arti bahwa ada hal yang penting atau ia sedang marah terhada karyawanya. Akan
tetapi bila penyampaian yang dilakukan oleh pemimpin mengguakan suara yang lembut akan
berbeda artinya.
Irama dan nada yang berbeda akan terlibat melalui perubahaan yang terjadi anatara
suara normal dari percakapan kita. Nada yang lebih tinggi dari nada yang biasanya digunakan
menunjukan kecenderungan kegelisahan,atau kemarahaan.

4.7 Hambatan dalam Proses Komunikasi


Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis
sebagai berikut:
a.       Hambatan Teknis

Tita Borshalina, S.E., M.S.M.


Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap
kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan
peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang
teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media
komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
b.      Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea
secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat
bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya
transmisi.

Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:

1.      Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.

contoh: partisipasi menjadi partisisapi.

2.      Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama.

Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki).

3.      Adanya pengertian konotatif

Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang berbulu,
berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang menganggap anjing sebagai
binatang piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.

Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-
kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan
mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata
yangdigunakannya.

c.       Hambatan Manusiawi

Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang
yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.

Tita Borshalina, S.E., M.S.M.


Ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1.      Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang
ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi
yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

2.      Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.


3.      Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang
memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.

4.      Persepsi yang berbeda.


Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama
dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran,
diantara pengirim dan penerima pesan.

5.      Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.


Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita.
Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi
orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit,
setengah jam atau satu jam kemudian.

6.      Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.


Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap
dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi
porses komunikasi yang berlangsung.

7.      Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun
berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.

8.      Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang
jauh, dan lain sebagainya.

10.1 Keunggulan komunikasi nonverbal dibandingkan komunikasi verbal :

Tita Borshalina, S.E., M.S.M.


1. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang
pesan verbal.

2. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari
penipuan, distorsi, dan kerancuan. Sehingga pesan nonverbal memiliki kesahihan
( realiabilitas) tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang
disampaikan.

3. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk


mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya
memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan.

4. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan


dengan pesan verbal. Karena pesan non verbal tidak harus berpikir panjang dan para
audiens dapat menangkap artinya dengan cepat.

5. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.

6. Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal.

7. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi


interpersonal.

8. Pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan


aksentuasi.

Kekurangan komunikasi verbal :

1. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi
2. Adanya keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
3. Kata-kata mengandung bias budaya.
4. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
Sehingga dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien.
5. Kata-kkata yang disampaikan dalam suatu percakapan hanya membawa sebagian dari
pesan.

4.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Nonverbal


Komunikasi nonverbal dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya: latar belakang
budaya, latar belakang sosial ekonomi, pendidikan, gender, usia, dan juga kecenderungan

Tita Borshalina, S.E., M.S.M.


pribadi. Artinya tidak semua orang dalam budaya tertentu melakukan tindakan non verbal
yang sama.
Contoh, cara perusahaan dalam menghadapi konsumen yang marah adalah harus bisa
memberikan penjelasan apa penyebab konsumen marah dan perusahaan juga harus
menghadapi dengan ekspresi wajah yang tidak emosi atau tidak enak di pandang.

Tita Borshalina, S.E., M.S.M.

Anda mungkin juga menyukai