Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan
manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan
manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali.
Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita
harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun
tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata,
entah lisan maupun tulisan mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau
maksud mereka untuk menyampaikan fakta, data, informasi serta menjelaskannya, saling
bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat dan bertengkar.
1. Bahasa dan
2. Kata
1) Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari
alat ucap manusia, yaitu mulut. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan
adalah bahasa verbal lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau
suku berasal dari interaksi antar warganya satu sama lain. Kemudian bahasa itu bersifat arbitrer
(bisa berubah-ubah atau tidak tetap), karena bahasa setiap bangsa atau suku berbeda-beda.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang
erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah
Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki
kemampuan berbahasa.
Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli
psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur
rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. teori ini
menyatakan bahwa jika satu organisme dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan
member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru
apa yang diucapkan oleh orang lain.
Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky. Menurutnya
kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari
lahir.
Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh Charles
Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya
berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga
dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.
2) Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang
merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari
segi bahasa, kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari
kalimat. Sedangkan morfem (suku kata) sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki
makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil lagi.
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non
verbal (tanpa kata-kata). Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi non verbal
ikut terpakai. Karena komunikasi non verbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi non
verbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.
1. Bahasa tubuh,
2. Tanda (sign),
4. Objek (object).
1) Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerak-gerik tubuh
mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan ekspresi.
2) Tanda
Dalam komunikasi non verbal tanda mengganti kata-kata, misalnya, bendera, rambu-
rambu lalu lintas darat, laut, udara, dan lain-lain.
3) Tindakan/perbuatan
4) Objek
Objek sebagai bentuk komunikasi non verbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat
menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, aksesori dan, rumah, perabot rumah, harta
benda, kendaraan, hadiah dan lain-lain.
Hal menarik dari komunikasi non verbal ialah studi Albert Mahrabian (1971) yang
menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa
verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika
terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain
cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal. Oleh sebab itu, Mark knapp (1978)
menyebut bahwa penggunaan kode non verbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk
b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata.
Oleh sebab itu, Mark knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode non verbal dalam
berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
(substitution)
Gagasan ini dicetuskan oleh Malandro dan Barker seperti yang dikutip dalam buku
Komunikasi Antar Budaya yang di tulisan oleh Dra. Ilya Sunarwinadi, M.A.
Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai hukum atau aturan-aturan tata
bahasa. sedangkan komunikasi non verbal terjadi secara tidak disadari, tanpa urut-urutan
kejadian yang dapat diramalkan sebelumnya. Tanpa pola yang jelas, perilaku non verbal yang
sama, dapat memberi arti yang berbeda pada saat yang berlainan.
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari asal usul, struktur, sejarah, variasi regional dan
ciri-ciri fonetik dari bahasa. Dengan kata lain, linguistik mempelajari macam-macam segi bahasa
verbal, yaitu suatu sistem dari lambang-lambang yang sudah diatur pemberian maknanya.
Sebaliknya, pada komunikasi non verbal, karena tidak adanya struktur khusus, maka sulit untuk
memberi makna pada lambang, walaupun kita ada usaha untuk memberikan arti khusus pada
ekspresi-ekspresi wajah seseorang. Karena setiap ekspresi wajah seseorang, berbeda-beda orang
menilainya.
c. Terputus-Putus X Sinambung
komunikasi verbal didasarkan pada unit-unit yang terputus-putus. Misalnya; pada saat
kita berbicara, kita berpisah dengan orang yang kita ajak berbicara sehingga komunikasi kita
terhenti (terputus). Sementara komunikasi non verbal dianggap bersifat berkesinambung karena
bisa (berkelanjutan atau terus-menerus). Maksudnya selama tubuh, wajah dan kehadiran kita
masih dapat dipersepsikan oleh orang lain atau diri kita sendiri, berarti komunikasi non verbal
dapat berkelanjutan atau terus-menerus kita gunakan.
d. Dipelajari X Alami
komunikasi verbal adalah sesuatu yang harus di pelajari. Misalnya seorang siswa SD
menghafal huruf abjad A s/d Z tujuannya agar dia bisa membaca. Sebaliknya komunikasi non
verbal Jarang sekali kita melihat individu yang diajarkan cara untuk berkomunikasi secara non
verbal. Bahkan ada yang berpendapat bahwa manusia lahir dengan naluri-naluri dasar non
verbal, seperi menangis dan tertawa.
Pendekatan neurofisiologik melihat perbedaan dalam pemrosesan verbal dan non verbal
pada diri manusia. Pendekatan ini menjelaskan bagaimana komunikasi verbal memerlukan
analisis dan penalaran, sehingga diproses bagian otak sebelah kiri contohnya seperti guru
bertanya pada muridnya “2x3+6-1:3x10=....” pasti dalam pertanyaan ini muridnya masih
menganalisis jawaban apa yang akan di berikan kepada gurunya.
Sedangkan kebanyakan komunikasi non verbal di proses bagian otak sebelah kanan,
karena tidak memerlukan analisis dan penalaran, karena mereka sudah pernah mengalaminya,
seperti tertawa, menangis, dan lain-lain. Dengan adanya perbedaan ini, maka kemampuan untuk
mengirim dan menerima pesan berbeda pula.
Secara historis, kode non verbal sebagai suatu multi saluran akan mengubah pesan verbal
melalui beberapa fungsi;
1. Pengulangan (Repetition)
2. Pengganti (Substitution)
3. Pengaturan (Regulation)
komunikasi non verbal mengganti pesan verbal. Misalnya, kita tidak perlu secara verbal
menyatakan kata "menang", namun cukup hanya mengacungkan dua jari kita membentuk huruf
`V' (victory) yang bermakna kemenangan.
Fungsi lain dari komunikasi non verbal adalah mengatur pesan verbal. Pesan-pesan non
verbal berfungsi untuk mengendalikan sebuah interaksi dalam suatu cara yang sesuai dan halus,
seperti misalnya senyum, menatap mata pembicara, dan lain-lain. selama percakapan itu
berlangsung.
Selain itu, komunikasi non verbal juga memberi penekanan kepada pesan verbal, seperti
mengacungkan kepalan tangan.
Dan akhirnya fungsi komunikasi non verbal adalah pelengkap pesan verbal dengan
mengubah pesan verbal, seperti tersenyum untuk menunjukkan rasa bahagia kita.
a. Perilaku non verbal memberi aksen atau penekanan pada pesan verbal.
Misalnya menyatakan terima kasih dengan tersenyum.
Misalnya menyatakan arah tempat dengan menjelaskan "saya pergi ke kerumah dia untuk
menggambil buku saya yang ketiggalan kemarin", kemudian mengulang pesan yang sama
dengan menunjuk arahnya.
Misalnya menyatakan rasa haru tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata yang
berlinang-linang atau berkaca-kaca.
Komunikasi non verbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang sebenarnya dari
pesan-pesan verbal dapat dimengerti atau bahkan tidak dapat dipahami, Keduanya. komunikasi
verbal dan non verbal, kurang dapat beroperasi secara terpisah, satu sama lain saling
membutuhkan guna mencapai komunikasi yang efektif.
Kesimpulan
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan.
Sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non
verbal, tanpa kata-kata, lebih ke ekspresi.
Dalam komunikasi verbal terdapat dua unsur penting, yaitu bahasa dan kata. Dalam
komunikasi non verbal terdapat beberapa unsur penting, yaitu: bahasa tubuh, tanda (sign),
tindakan/perbuatan (action) dan objek (object).
Lalu dalam hal penggunaannya komunikasi verbal dan non verbal memiliki perbedaan,
komunikasi verbal bersifat Terstruktur, Linguistik, Terputus-putus, Di pelajari, Pemrosesan Otak
Sebelah Kiri. Sedangkan komunikasi non verbal sifatnya kebalikan dari sifat komunikasi
verbal.
c. Fungsi lain dari komunikasi non verbal adalah mengatur pesan verbal
Inti dari kesimpulan di atas pada dasarnya ialah; komunikasi verbal dan non verbal
kurang dapat beroperasi secara terpisah satu sama lain saling, karena kedua komunikasi tersebut
harus di gunakan bersama-sama mencapai komunikasi yang efektif.