NPM : 202121047
Mata Kuliah : Pragmatik
Resume Materi
A. PENGERTIAN PRAGMATIK
Lahirnya kajian pragmatik tidak bisa dilepaskan dari pemikiran seorang filosofi
bahasa dari Britania yang bernama JL Austin dengan bukunya yang berjudul How to do
things with worlds (1962). Buku tersebut dianggap sebagai peletak dasar konsep
pragmatik. Namun, sebenarnya istilah pragmatik itu dicetuskan pertama kali bukan oleh
JL. Austin, melainkan oleh J. Morris seorang Amerika yang mengemukakan teori
tentang ilmu tanda yakni semiotik (semiotics) yang terdiri dari kajian semantik,
sintaksis, dan pragmatik. Istilah pragmatik dicetuskan pertama kali oleh Morris pada
1938, tetapi tetap saja selama hampir seperempat abad kajian pragmatik terkubur dan
tidak menjadi perhatian para linguis sampai akhir dasawarsa 1950-an.
Pragmatik sebagai ilmu juga bersumber pada beberapa ilmu lain yang
mengkaji bahasa dan faktor-faktor yang berkaitan dengan penggunaan bahasa, yaitu:
1. Falsafah kebahasaan
2. Sosiolinguistik
3. Antropologi
4. Etnografi berbahasa
5. Linguistik
A. KOMUNIKASI VERBAL
a. Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang
memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal,
lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan,
tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku
berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain
(Agus M. Hardjana, 2003: 23).
b. Kata
Kata merupakan unti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah
lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang,
barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang,
kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang.
Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan
langsung hanyalah kata dan pikiran orang (Agus M. Hardjana, 2003:
24).
a. Kesenjangan (Intentionality)
Perbedaan utama komunikasi verbal dan nonverbal adalah
persepsi mengenai niat (intent). Niat menjadi lebih penting ketika
kita membicarakan lambang atau kode verbal. Michael Burgoon
dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal
adalah komunikasi kalau pesan tersebut dikirimkan oleh sumber
dengan sengaja dan diterima oleh penerima secara sengaja pula.
Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. Komunikasi
nonverbal cenderung dilakukan dengan tidak sengaja.
b. Perbedaan simbolik (symbolic differences)
Niat dapat dipahami karena beberapa dampak simbolik dari
komunikasi. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model
tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu `pesan' oleh orang
lain (misalnya berpakaian dengan warna merah akan diberi makna
sebagai orang yang berani). Komunikasi verbal merupakan sebuah
bentuk komunikasi yang diantarai. Pada komunikasi verbal kita
mencoba mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang
diterapkan pada suatu pilihan kata.
c. Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)
Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui
otak, kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran
yang berfungsi mengendalikan perilaku-perilaku fisiologis (refleks)
dan sosiologis (perilaku yang dipelajari dan perilaku sosial). Satu
perbedaan utama dalam pemrosesan adalah dalam tipe informasi
pada setiap belahan otak. Belahan otak kiri adalah tipe informasi
yang lebih tidak berkesinambungan dan berubah-ubah, sedangkan
belahan otak kanan, tipe informasinya Iebih berkesinambungan dan
alami.
3. Menurut Malandro dan Barker
a. Struktur vs Nonstruktur
Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai
aturan-aturan tata bahasa. Komunikasi nonverbal tidak ada struktur
formal yang mengarahkan komunikasi karena terjadi secara tidak
disadari, tanpa urut-urutan kejadian yang dapat diramalkan
sebelumnya. Perilaku nonverbal yang sama dapat memberi arti
yang berbeda pada saat yang berlainan atau pada tempat yang
berbeda.
b. Linguistik vs Nonlinguistik
Linguistik mempelajari macam-macam segi bahasa verbal,
yaitu suatu sistem dari lambang-lambang yang sudah diatur
pemberian maknanya. Pada komunikasi nonverbal, sulit untuk
memberi makna pada lambang karena tidak memiliki struktur.
c. Continuous vs Discontinuous
Komunikasi nonverbal dianggap bersifat kontinyu,
sementara komunikasi verbal bersifatterputus-putus. Komunikasi
nonverbal baru berhenti bila orang yang terlibat di dalamnya
meninggalkan suatu tempat. Tetapi selama tubuh, wajah dan
kehadiran kita masih dapat dipersepsikan oleh orang lain atau diri
kita sendiri, berarti komunikasi nonverbal dapat terjadi. Tidak sama
halnya dengan kata-kata dan simbol dalam komunikasi verbal yang
mempunyai titik awal dan akhir yang pasti.
d. Dipelajari vs Didapat
Secara Ilmiah Komunikasi nonverbal sangat jarang untuk
dipelajari. Manusia lahir dengan naluri-naluri dasar nonverbal.
Sebaliknya komunikasi verbal adalah sesuatu yang harus dipelajari.
e. Pemrosesan Bagian Otak Kiri vs Pemrosesan Bagian Otak Kanan
Kebanyakan stimuli nonverbal diproses dalam bagian otak
sebelah kanan, sedangkan stimuli verbal yang memerlukan analisis
dan penalaran, diproses dalam bagian otak sebelah kiri.
D. FUNGSI KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL
Pragmatik dan sosiopragmatik pada dasarnya merupakan dua istilah yang berbeda di
bidang kajian linguistik. Secara umum sosiopragmatik digunakan untuk meneliti ungkapan
dan struktur bahasa secara eksternal, yaitu faktor sosial budaya sebagai penentu suatu
ungkapan tersebut dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur. Pragmatik adalah cabang
ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan
bahasa itu digunakan di dalam komunikasi Sejarah perkembangan pragmatik dimulai pada
tahun 1938. Charles Morris membagi ilmu semiotik menjadi tiga cabang kajian, yaitu
sintaksis, semantik, dan pragmatik.
A.PRAGMALINGUISTIK
B.SOSIOPRAGMATIK
Istilah sosiopragmatik, pertama kali dikemukakan oleh Leech pada tahun 1993
ketika ia menjelaskan mengenai jangkauan pragmatik umum dalam bukunya yang berjudul
Pragmatics. Pakar bahasa menyebutkan bahwa, sosiopragmatik dipandang sebagai salah
satu sisi dari kajian pragmatik. Sosiopragmatik pada dasarnya merupakan titik temu antara
pragmatik dan sosiologi. Dengan kata lain, sosiopragmatik lebih mengarah pada kajian
pragmatik yang berkaitan dengan kondisi sosial tertentu, sedangkan pragmatik umum lebih
banyak mengkaji aspek linguistiknya yang disebut sebagai pragmalinguistik.
Seorang peneliti linguistik, Jenny Thomas (1983) dalam artikelnya yang berjudul
Cross Cultural Failure, mencoba membahas kegagalan pragmalinguistik dan
Sosiopragmatik. Menurutnya, kegagalan pragmalinguistik pada dasarnya berkaitan dengan
masalah bahasa yang disebabkan oleh berbagai macam perbedaan penyandian fungsi
bahasa, sedangkan kegagalan sosiopragmatik berkenaan dengan perilaku bahasa yang
disebabkan oleh pengertian lintas budaya (Cross Culture). Oleh karena itu, apabila ada
orang Indonesia yang mengajukan pertanyaan kepada orang Arab yang baru pertama kali
ditemuinya dengan pertanyaan “Hal ‘indak al fulus?” (Apakah Anda punya uang?)
misalnya, maka orang itu dianggap telah gagal berkomunikasi dalam kaitannya dengan
aspek sosiopragmatik, bukan pada aspek pragmalinguistik, karena secara tata bahasa
kalimat di atas tidak salah. Dalam contoh di atas, bukan bahasanya yang salah tetapi
pertanyaannya yang kurang tepat karena kurang sesuai dengan konteks dan situasi
tuturannya.
A. PRAANGGAPAN
1. Pengertian Praangapan
Praanggapan (presuposisi) berasal dari kata to pre- suppose, yang dalam bahasa
Inggris berarti to suppose beforehand (menduga sebelumnya), dalam arti sebelum
pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang
hal yang dibicarakan.
2. Jenis-jenis Praanggapan
Praanggapan dapat dibagi menjadi enam, yaitu (i) praanggapan eksistensial, (ii)
praanggapan faktif, (iii) praanggapan leksikal, (iv) praanggapan struktural, (v) praanggapan
nonfaktif, dan (vi) praanggapan kontrafaktual.
B. TINDAK TUTUR
Terdapat berbagai jenis tindak tutur, antara lain berdasarkan tujuan penuturannya,
tingkat derajat kelangsungannya, dan kelayakan/kompetensi penuturnya.
IMPLIKATUR PERCAKAPAN
A.Pengertian Implikatur
Implikatur merupakan salah satu kajian utama dalam pragmatik, Pragmatik
mengkaji perilaku yang dimotivasi oleh tujuan-tujuan percakapan. Aliran pragmatik adalah
tindakan aliran struktural yang melucuti kalimat yang pada hakikatnya berkonteks, dan yang
pada hakikatnya ada karena digunakan didalam komunikasi. Berdasarkan pengertian
pragmatik yang telah dijabarkan, dapat dilihat bahwa implikatur merupakan topik utama
kajian pragmatik. Implikatur merupakan komunikasi yang ditimbulkan karena adanya
tujuan-tujuan percakapan yang berkonteks.
B.Ciri-ciri Implikatur
Menurut Cruse (Sumarsono, 2009) ada empat kriteria khusus yang merupakan ciri
Implikatur Percakapan yaitu bergantung konteks, dapat dibatalkan, tidak dapat dilepaskan,
dan dapat diperhitungkan.
C.Jenis-jenis Implikatur
1. Implikatur konvensional
4. Implikatur berskala
MAKSIM
A.Pengertian
B.Jenis-jenis
Jenis maksim prinsip kerja sama ada empat di antaranya maksim kuantitas, maksim
kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan.
PRINSIP PERCAKAPAN
A.Prinsip Percakapan
Prinsip kerja sama adalah prinsip yang mengatur apa yang harus dilakukan oleh
peserta tutur agar percakapannya terdengar koheren. Menurut Rustono (1999:53) penutur
yang tidak memberikan kontribusi terhadap koherensi percakapan sama dengan tidak
mengikuti prinsip kerja sama. Jawaban seorang anak yang berbunyi “Besok hari Minggu,
Bu.” Atas pertanyaan ibunya “Sudah belajar?” sepintas tidak koheren dan tampak
melanggar prinsip kerja sama. Atas dasar makna luarnya jawaban anak itu tidak relevan
dengan pertanyaan ibunya karena menurut makna ini jawaban si anak mestinya “Sudah,
Bu.” Atau “Belum, Bu!”. Akan tetapi, seandainya diketahahui bahwa pertanyaan ibunya tadi
berupa peringatan supaya anak itu belajar percakapan ibu dan anaknya itu koheren.
2.Prinsip Kesantunan