Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi memiliki peran penting dalam dunia ini. Komunikasi bahkan
sanggup untuk menyentuh segala aspek kehidupan. Manusia sebagai makhluk
social, hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan
berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain dengan cara komunikasi.
Hampir sebagian besar kegiatan manusia selalu berkaitan dengan komunikasi.
Semuanya membutuhkan komunikasi.
Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan
simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam
lingkungan mereka1. Komunikasi merupakan proses memberi dan menerima
berbagai makna diantara dua orang2.
Komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar sesama manusia. Proses
komunikasi memiliki beberapa unsur, yaitu: pengirim pesan (komunikator);
penerima pesan (komunikan); saluran/media; pesan itu sendiri; timbal balik
terhadap pesan yang diterima. Hal ini sesuai dengan apa yang dibuat oleh David
K. Berlo ditahun 1960-an yang membuat formula komunikasi yang dikenal
dengan “SMCR”, yaitu Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran
media) dan Receiver (penerima)3.
Dalam elemen message, seseorang menyampaikan pesannya melalui verbal
maupun non verbal. Begitu pun dalam film, yang mana film menjadi sebuah
saluran untuk menyampaikan sebuah pesan. Dalam semua film akan selalu
memilki aspek komunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal.

1
Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi; Analisis dan Aplikasi, Jakarta:
Salemba Humanika, 200).
2
Muhammad Ahmad Al-‘Aththar, The Magic of Communication, Jakarta: Zaman, 2012

3
Marheni Fajar, Ilmu Komunikasi dan praktek, Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009
Sutradara film akan menyampaikan pesan nya melalui rangkaian cerita yang
sudah dibangun kemudian melakukan peng adeganan yang dilakukan oleh para
actor dan aktrisnya. Para pemeran tersebut harus bisa berakting, berkomunikasi
serta memahami mengenai pesan apa yang ingin disampaikan oleh sang
sutradara, agar pesan tersebut sampai kepada penonton.

1.2 Rumusan Masalah


Yang menjadi penelitian kali ini adalah aspek komunikasi verbal dan
nonverbal dalam film “keluarga cemara” merujuk pada formula komunikasi yang
dibuat oleh David K berlo atau lebih dikenal “SMCR”, yaitu Source (pengirim),
Message (pesan), Channel (saluran media) dan Receiver (penerima). Dalam
elemen message terdapat komunikasi verbal dan non verbal. Oleh karena yang
akan menjadi pembahasan diantaranya :
a. Apa itu komunikasi verbal?
b. Apa komunikasi non verbal?
c. Bagaimana analisa verbal dalam film keluarga cemara ?
d. Bagaimana analisa non verbal dalam film keluarga cemara ?
e. Apa Komunikasi Verbal Dan Non Verbal Film Keluarga Cemara

1.3 Tujuan Penulisan


a. Memahami komunikasi verbal
b. Memahami komunikasi non verbal
c. Menganalisa verbal dalam film keluarga cemara
d. Menganalisa non verbal dalam film keluarga cemara
e. Menganalisa Hubungan Verbal dan non verbal dalam film keluarga cemara

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Verbal


Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu
secara lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal paling banyak dipakai dalam
hubungan antar manusia, untuk mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran,
gagasan, fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar
perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar.
Unsur Komunikasi Verbal :
1. Kata
Kata merupakan lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakan lambang
yang mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan.
Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara
kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang. [10]
Komunikasi verbal merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantarai
(mediated form of communication).[11] Seringkali kita mencoba membuat
kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. kata
yang kita gunakan adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga
komunikasi verbal bersifat intensional dan harus 'dibagi' (shared) di antara orang-
orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
2. Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah
bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik.[6] Bahasa memiliki tiga
fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif.
Fungsi itu digunakan untuk mempelajari dunia sekitarnya, membina hubungan
yang baik antar sesame dan menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan
manusia.

3
Jenis Komunikasi Verbal :
Jenis komunikasi verbal ada beberapa macam, yaitu:
1. Berbicara dan menulis
Berbicara adalah komunikasi verbal vocal, sedangkan menulis adalah
komunikasi verbal non vocal. Presentasi dalam rapat adalah contoh dari
komunikasi verbal vocal. Surat menyurat adalah contoh dari komunikasi verbal
non vocal.
2. Mendengarkan dan membaca
Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang berbeda. Mendengar
mengandung arti hanya mengambil getaran bunyi, sedangkan mendengarkan
adalah mengambil makna dari apa yang didengar. Mendengarkan melibatkan
unsur mendengar, memperhatikan, memahami dan mengingat. Membaca adalah
satu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.

2.2 Komunikasi Nonverbal


Manusia berkomunikasi menggunakan kode verbal dan nonverbal. Kode
nonverbal disebut isyarat atau bahasa diam (silent language). Melalui komunikasi
nonverbal kita bisa mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang
bahagia, marah, bingung, atau sedih. Kesan awal kita mengenal seseorang sering
didasarkan pada perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal
lebih jauh.
Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.
Pesanpesan nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau
simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol verbal.
Bahasa verbal sealur dengan bahasa nonverbal, contoh ketika kita mengatakan
“ya” pasti kepala kita mengangguk. Komunikasi nonverbal lebih jujur
mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.[11] Komunikasi

4
nonverbal jauh lebih banyak dipakai dari pada komunikasi verbal. Komunikasi
nonverbal bersifat tetap dan selalu ada.
Komunikasi nonverbal meliputi semua aspek komunikasi selain kata-kata
sendiri seperti bagaimana kita mengucapkan kata-kata (volume), fitur,
lingkungan yang mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan bendabenda
yang mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian, perhiasan, mebel).
[12]
Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan
bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa
verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan
bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan
perbuatannya, orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal
[11]
Jenis Komunikasi Nonverbal
1. Sentuhan (haptic)
2. Komunikasi Objek
3. Kronemik
4. Gerakan Tubuh
5. Proxemik
6. Lingkungan
7. Vocalic
Fungsi Komunikasi Nonverbal
1. Repeating (Repetisi)
2. Substituting (Substitusi)
3. Contradicting (Kontradiksi)
4. Complementing (Komplemen)
5. Accenting (Aksentuasi)

5
2.3 Analisa Komunikasi Verbal Film Keluarga Cemara
Dalam Film keluarga cemara, ada adegan dimana keluarga ab
A. Penggambaran Dialog
B. Penggunaan Intonasi Suara, Kecepatan Bicara Dan
Pilihan Kata Verbal
C. Penggunaan Bahasa Kiasan, Hunor Dan Gaya Bahasa
Mempengaruhi Penonton

2.4 Analisa Komunikasi Non Verbal Keluarga Cemara


A. Ekspresi Karakter
B. Gerakan Tubuh
C. Setting Kamera, Lighting Dan Set Lokasi
D. Mimik, Bahasa Tubuh Dan Kontak Mata

2.5 Hubungan Komunikasi Verbal dan Non Verbal Dalam Film


A. Apakah komunikasi verbal dan non verbal dalam adegan tersebut
saling mendukung atau bertentangan?
B. Bagaimana penggunaan kedua jenis komunikasi ini menciptakan
nuansa atau atmosfer tertentu dalam adegan?

C. Seberapa efektif kombinasi komunikasi verbal dan non verbal dalam


menyampaikan informasi kepada penonton?

6
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bagian ini berisi ringkasan dan simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dipaparkan di BAB II. Dalam kesimpulan tidak perlu memasukkan kutipan apapun.
Panjang kesimpulan dibatasi maksimal sebanyak 2 lembar. Kesimpulan dan seluruh
isi BAB III Penutup diketik dengan format margin 4 cm (kiri), 4 cm (atas), 3 cm
(kanan), dan 3 cm (bawah). font yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 12
pt. dengan spasi ukuran 1.5. Judul BAB dan setiap sub-judul yang ada dalam BAB III
Penutup wajib diketik cetak tebal (bold).

7
DAFTAR PUSTAKA

Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam isi makalah harus didaftarkan di bagian
Daftar Pustaka. Isi daftar pustaka minimal harus memuat pustaka-pustaka acuan yang
berasal dari sumber yang direkomendassikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
Sangat dianjurkan untuk menggunakan sumber acuan atau literatur yang diterbitkan
selama 10 tahun terakhir.
Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi
seperti Mendeley atau References Ms. Word. Bentuk font yang digunakan adalah
Times New Roman ukuran 12 pt. Spasi untuk daftar referensi adalah 1 spasi. Daftar
pustaka ditulis dengan model paragraf Hanging. Format penulisan yang digunakan
adalah sesuai dengan format APA 6th Edition (American Psychological Association).
Berikut adalah contoh penggunaan beberapa referensi.
Catatan: Penjelasan ini tidak perlu dimasukkan dalam penulisan daftar pustaka yang
sebenarnya. Demikin juga dengan tulisan bertanda *) tidak perlu dimasukkan pada
daftar pustaka sebenarnya.

Buku 1 Penulis*)
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Buku 2 Penulis*)
Tubagus, A, & Wijonarko. (2009). Langkah-Langkah Memasak. Jakarta: PT
Gramedia.

Buku 3 Penulis*)
Leen, B., Bell, M., & McQuillan, P. (2014). Evidence-Based Practice: a Practice
Manual. USA: Health Service Executive.
8
Buku Lebih Dari Satu Edisi*)
Prayitno, & Amti, E. (2012). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Edisi ke-10).
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Penulis Dengan Beberapa Buku*)


Soeseno, S. (1980). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: PT Gramedia.
Soeseno, S. (1993). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk
Majalah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nama Penulis Tidak Diketahui / Lembaga*)


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2003). Panduan Teknis Penyusunan
Skripsi Sarjana Ekonomi. Jakarta: UI Press.

Buku Terjemahan*)
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). (Terj. P.
Winarno, & L. Yuwono). Jakarta: PT. Indeks.

Buku Kumpulan Artikel/Memiliki Editor*)


Ginicola, M. M., Filmore, J. M., Smith, C., & Abdullah, J. (2017). Physical and
Mental Health Challenges Found in the LGBTQI+ Population. In M. M.
Ginicola, C. Smith, & J. M. Filmore (Eds.), Affirmative Counseling with
LGBTQI+ People (pp. 75 - 85). Alexandria, VA: American Counseling
Association.

Artikel Jurnal / Ensiklopedi*)


Ruini, C., Masoni, L., Otolini, F., & Ferrari, S. (2014). Positive Narrative Group
Psychotherapy: The Use of Traditional Fairy Tales to Enhance Psychological
Well-Being and Growth. Journal Psychology of Well-Being, 4 (13), 1-9.
9
Artikel Jurnal dengan Lebih dari 7 Penulis*)
Gilbert, D. G., Mcclernon, J. F., Rabinovich, N. F., Sugai, C., Plath, L. C.,Asgaard,
G., … Botros, N. (2004). Effects of quitting smoking on EEG activation and
attention last for more than 31 days and are more severe with stress,
dependence, DRD2 Al allele, and depressive traits. Nicotine and Tobacco
Research, 6, 249—267

Artikel Jurnal dengan DOI*)


Herbst-Damm, K. L., & Kuhk, J. A. (2005). Volunteer support marital status, and the
survival times of terminally ill patients. Health Psychology, 24, 225-229. doi:
10.1037/0278-6133.24.2.225

Artikel dalam Prosiding Online*)


Herculano-Houzel, S., Collins, C. E., Wong, R, Kaas, J. H., & Lent R. (2008). The
basic nonuniformity of the cerebral cortex. Proceedings of the National
Academy of Sciences, 105, 12593—12598. doi:1 0. 1 073/pnas.Q80541 7105

Artikel dalam Prosiding Cetak*)


Katz, I., Gabayan, K., & Aghajan, H. (2007). A multi-touch surface using multiple
cameras. In J. Blanc-Talon, W. Philips, D. Popescu, & P. Scheunders (Eds.),
Lecture Notes in Computer Science: Vol. 4678. Advanced Concepts for
intelligent Vision Systems (pp. 97—108). Berlin, Germany: Springer-Verlag.

Majalah*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.

Majalah Online*)
10
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17. Diakses
dari: http//majalahmarketing.com//

Surat Kabar*)
Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan Manajemen Logistik Baru”.
Koran Tempo, A11.

Skripsi/Tesis/Disertasi Tidak Terpublikasi*)


Nurgiri, M. (2010). Antropologi Indonesia (Skripsi Tidak Terpublikasi). Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta.

Skripsi/Tesis/Disertasi dari Sumber Online*)


Haryadi, R. (2017). Pengembangan Model Evidence-Based Community Counseling
untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada Subyek Eks-Pecandu
NAPZA di Kota Semarang (Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang). Diakses dari: http//pps.unnes.ac.id//tesis/rudiharyadi/

Video*)
American Psychological Association. (Produser). (2000). Responding therapeutically
to patient expressions of sexual attraction [DVD]. Tersedia di
http://www.apa.org/videos/

Serial Televisi
Egan, D. (Penulis), & Alexander, J. (Pengarah). (2005). Failure to communicate
[Episode Seri Televisi]. In D. Shore (Produser Pelaksana), House. New York,
NY: Fox Broadcasting.

11
Musik Rekaman*)
Lang, K.D. (2008). Shadow and the frame. On Watershed [CD]. New York, NY:
Nonesuch Records.

12

Anda mungkin juga menyukai