Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul " Sistem Koloid " dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini.Semoga Allah SWT meridhai segala usaha kami
Amin.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….......1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………......2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………..3
B. Rumusan masalah…………………………………………………………….3
C. Tujuan makalah………………………………………………………………4
D. Manfaat makalah……………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem koloid……...........................................................................................5 - 6
B. Macam macam sistem koloid....…………………………………..................6 - 9
C. Sifat sifat sistem koloid...................................................................................9 - 13
D. Pembuatan sistem koloid................................................................................14 - 16
E. Komponen sistem koloid................................................................................16
F. Bentuk partikel sistem koloid.........................................................................16
G. Penggunaan sistem koloid..............................................................................16 - 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………….19
B. Saran………………………………………………………………………....19
DAFTAR PUSTAKA ......………………………………………………………….20
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang
merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/
homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu
bercampur secara merata dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa dikonsumsi oleh
orang mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es
agar tidak meleleh. Kesemuanya merupakan contoh koloid.
Udara mengandung juga sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi
(tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang
disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang terdispersi dalam tanah,
yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun
untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran
yang melekat (minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil
yang menghasilkan cahaya warna merah merupakan sistem koloid.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, makalah ini mempunyai
tujuan sebagaimana berikut :
3
1. Apa yang dimaksud sistem koloid ?
2. Jelaskan macam macam sistem koloid ?
3. Bagaimana sifat sifat sistem koloid ?
4. Bagaimana proses pembuatan sistem koloid ?
5. Apa saja komponen sistem koloid, bentuk partikel, dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari hari
C. TUJUAN MAKALAH
Dari latar belakang diatas, makalah ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan
sebagaimana berikut :
D. MANFAAT MAKALAH
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan makalah diatas, makalah
ini mempunyai manfaat sebagaimana yang berikut :
1. Pembaca mengetahui sistem koloid
2. Pembaca mengetahui macam macam sistem koloid
3. Pembaca mengetahui sifat sifat koloid
4. Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid
5. Pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel, dan
kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Koloid
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran
(sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel
terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat
homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasiatau gaya lain
yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen
ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Gas Gas
5
Cair Cair Emulsi Air santan, air susu,
mayones
1. Aerosol
Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat
terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang
memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam
udara).
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air
sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).
1. Tidak menarik molekul air tetapi Menarik molekul air hingga menyelubungi
mengadsorbsi ion partikel terdispersi
6
medium pendispersinya
3. Biasanya terdiri atas zat anorganik Biasanya terdiri atas zat organic
9. Contoh: sol logam, sol belerang, sol Contoh: sol kanji, sol protein, sol sabun,
Fe(OH)3, sol As2S3, sol sulfide sol gelatin
3. Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair
yang tidak dapat bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks,
minyak ikan. Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi.
Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang
dapat tertarik oleh kedua zat cair tersebut.
Contoh: sabun untuk mengemulsikan minyak dan air;kasein sebagai emulgator pada susu.
4. Buih
Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan
bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).
7
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan
medium pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara
atao karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh
dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan
mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan.
.Jika Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem
kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase
dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair
memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat
cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair
lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti bolakurang
dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah polihedral.
Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena: pemisahan medium
pendispersi (zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan zat cair yang
jauh berbeda,
terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar
akibat tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih
besar,
rusaknya film antara dua gelembung gas.
Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang
diberikan kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya
tersebut ditiadakan. Jika gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi
deformasi.
8
Buih hasil akibat pemadam kebakaran
b) Buih Padat
Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan
denganmedium pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat
pembuih juga (surfaktan). Contoh-contoh buih padatyang mungkin kita ketahui:
Roti
Batu apung
Styrofoam
5. Gel
Gel merupakan sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh:
agar-agar, Lem).
9
ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu
sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan
cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena
partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat
menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya
relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
2. Gerak Brown
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi.
Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang
terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak
ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown
juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar
energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak
Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula
sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
3. Adsorpsi
Kimia – Sistem Koloid
10
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan :
Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam
suatu partikel).
Contoh:
ü koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman
penyebab diare.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik.
Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan
positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan
terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
11
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik
dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
5. Koagulasi koloid
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
Perubahan suhu.
Pengadukan.
Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
b) Kimia
Contoh:
12
a) Koloid Liofil
b) Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid
stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni
pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
7. Emulasi
Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam
koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid stabil.
Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai
emulsifier.
8. Kestabilan Koloid
Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk
penggunaannya. Contoh: es krim, tinta, cat.
Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid
tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung.
Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat
tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi. Contoh: sabun deterjen sebagai
emulgator dari emulsi minyak dan air.
9. Pemurnian Koloid
Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka ion-ion
dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam
Kimia – Sistem Koloid
13
kantong. Proses dialisis akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang
disebut elektro dialisis.
Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk proses
dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang tersebut harus menjalani
“cuci darah” dengan mesin dialisator di rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan
dengan penyaring ultra.
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain
dari proses koagulasi.
11. Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut
proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui
membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable
ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan
akan berpisah.
a) Reaksi Pengendapan
b) Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat
dengan mereaksikan suatu zat dengan air.
Kimia – Sistem Koloid
14
Contoh: AlCl3 +H2O —> Al(OH)3(s) + HCl
c) Reaksi Redoks
Emas formaldehid
d) Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam laruatn
H3AsO3 encer pada suhu tertentu.
Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96%
ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.
2. Cara Dispersi
a) Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan
menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.
15
Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian
didispersikan dalam air.
b) Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan
menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah.
Contoh:
d) Cara Ultrasonik
Yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)
e) Campuran homogen
Campuran homogen disebut larutan, contoh: larutan gula dalam air. Campuran
homogen dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: Sistem koloid termasuk dalam
bentuk campuran. Campuran terbagi menjadi 2, yaitu:
16
2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
F. Bentuk Partikel Koloid
1. Bulatan : misalnya virus, silika.
2. Batang : misalnya virus.
3. Piringan : misalnya globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya selulosa.
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang
tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala
besar. Berikut contoh penggunaan sistem koloid dalam kehidupan sehari hari.
1. Bidang Industri
Sistem koloid digunakan di bidang industri di antaranya daiam industri karet, cat,
pemutihan gula, pembentukan delta di muara sungai, pengambilan endapan pengotor
udara, dan penjernihan air.
a.) Karet
Contoh koloid yang digunakan di bidang industri adalah getah karet. Getah
karet merupakan koloid tipe sol, yaitu dispersi koloid fase padat daiam cairan.
Partikel karet alam terdispersi sebagai partikel koloid daiam sol getah karet. Karet
alam dengan rumus kimia (C5H8)x merupakan zat padat dengan mOlekul raksasa.
Karet alam dianggap sebagai polimer dari C5H8 (isoprena) yang saling berikatan
membentuk rantai atom C yang sangat panjang melalui reaksi adisi.
b.) Cat
Cat merupakan koloid tipe sol cair. Dalam pembuatan cat, partikel-partikel
padat didispersikan daiam suatu pelarut berwujud cair. Partikel-partikel ini berupa
zat warna, oksida logam, bahan penstabil, bahan pengawet, zat pencemerlang, dan
zat pereduksi yang dihaluskan hingga berukuran partikel koloid. Agar kestabilan
cat tetap terjaga dan bahan-bahan yang didispersikan tidak menggumpal atau
mengendap, ke daiam cat ditambahkan emulgator. Jenis emulgator ini tergantung
dari jenis medium pendispersinya. Apabila medium pendispersinya berupa senyawa
Kimia – Sistem Koloid
17
polar, misal air dan alkohol, emulgatomya harus dapat larut daiam pelarut polar.
Sebaiiknya, jika medium pendispersinya bersifat nonpolar seperti minyak,
emulgatomya harus dapat larut daiam pelarut nonpolar.
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang
bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2
yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari
air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi
yang akan membentuk suatu delta.
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali
mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan
pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang
bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu,
untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar
partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara
menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan
terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui
reaksi:
Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+
18
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel
koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut
kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh
gravitasi.
2. Bidang Kosmetik
Bagi kalian para wanita, mungkin tak ada yang asing dengan kosmetik. Bahkan,
saat ini kosmetik tidak hanya digunakan oleh kaum wanita saja, akan tetapi kaum pria
pun mulai menggunakannya. Hal ini ditunjukkan dengan beragamnya kosmetik yang
diperuntukkan khusus pria maupun khusus wanita. Dalam bidang kosmetik, kita sering
menggunakan koloid dalam pelarut tertentu seperti pembersih muka, pewangi badan
berbentuk spray, semprot rambut, jell untuk rambut, dan produk kosmetik lainnya.
3. Bidang Farmasi
Seperti halnya makanan, obat pun ada yang berwujud padatan (tablet) sehingga
bagi anak-anak sulit untuk menelannya. Untuk mengatasinya, obat tersebut dikemas
dalam bentuk koloid sehingga mudah diminum Contohnya obat batuk yang berbentuk
sirup.
4. Bidang Makanan
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari ada yang berbentuk padatan ataupun
cairan. Akan tetapi, terkadang beberapa makanan yang berbentuk padatan sulit untuk
dicerna. Sehingga oleh pabrik, produk-produk makanan dibuat dalam bentuk koloid.
Produk-produk makanan yang menggunakan sistem koloid antara lain kecap, saus, keju,
mentega, dan krim.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
Sistem koloid adalah merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau
lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup
besar. Macam-macam sistem koloid : Aerosol, sol, buih, emulsi dan gel. Sifat-sifat sistem
koloid : Efek Tyndall, Gerak Brown, muatan listrik, kestabilan koloid, koloid liofil dan
liofod. Pembuatan sistem koloid dibedakan menjadi 2 yaitu dengan cara kondensi dan
dispepersi. Komponen penyusun koloid dibedakan menjadi 2 yaitu fase kontinyu dan fase
diskontinyu. Bentuk- bentuk sistem koloid antara lain bulatan, batang, serat dam piringan.
Kegunaan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang industri,
makanan, kosmetik, farmasi dan sebagainya.
B. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari koloid sangat bermanfaat bagi kita. Khususnya dalam
bidang kosmetik. Akan tetapi banyak jenis kosmetik yang berbahaya bagi kesehatan karena
mengandung zat kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam
memilih dan menggunakan kosmetik.
20
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
http://verliany.wordpress.com/2008/03/16/27/
http://nuranimahabbah.wordpress.com/2009/05/16/koloid-suspensi-larutan-kimia/
http://www.nafiun.com/2013/07/peranan-manfaat-koloid-dalam-industri-dan-
kehidupan.html
http://www.pelajaran.co.id/2016/07/penggunaan-sistem-koloid-dalam-kehidupan-sehari-
hari.html
Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta :
Yudhistira. Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.
21