PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar)
koloid, dan protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup. Dalam kehidupan
sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran
dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata. Misalnya
saja saat kita membuat susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata
dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa
yang beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak
terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang
terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral –
mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan
juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi
untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak).
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi koloid
klorida mudah berdifusi sedangkan kanji, gelatin, dan putih telur sangat
lambat atau sama sekali tidak berdifusi. Zat-zat yang sukar berdifusi
zat yang terdispersi dalam medium pendispersi. Analogi dalam larutan, fase
pelarut. Sistem koloid termasuk salah satu sistem dispersi. Sistem dispersi
yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan antara
dispersi dengan partikel berukuran besar dan tersebar merata dalam medium
3
dan bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium untuk
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil
dan koloid liofob. Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-
menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil
berarti suka cairan (Yunani: lio = cairan, philia = suka). Sebaliknya, suatu koloid
disebut koloid liofob jika gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat
lemah. Liofob berarti tidak suka cairan (Yunani: lio = cairan, phobia = takut atau
benci). Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di
Contoh:
•Koloid hidrofob: sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan sol-sol logam.
cairan/air mediumnya. Hal ini disebut solvatasi/hidratasi. Dengan cara itu butir-
4
Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit.
Zat terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau
penguapan. Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali dengan air, maka
dapat membentuk kembali sol hidrofil. Dengan perkataan lain, sol hidrofil
penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi telah dipisahkan, tidak akan
Koloid gabungan atau amfifilik dicirikan oleh adanya dua daerah yang
molekul atau ion yang sama. Jika terdapat dalam suatu medium cair dengan
monomer atau lebih disebut misel. Konsentrasi monomer saat mulai membentuk
agregasi misel.
kosensetrasi akhirnya mencapai suatu titik ketika antarmuka atau fase bulk jenuh
oleh monomer. Titik inilah yang disebut CMC. Amfifil yang terus ditambahkan
melebihi konsentrasi ini akan beragregasi membentuk misel dalam fase bulk,
5
dengan cara ini energi bebas sistem dikurangi.Efek miselisasi pada beberapa
sifat fisika larutan yang mengandung bahan aktif permukaan dapat dilihat pada
gambar 1.
pada konsentrasi misel kritis (di modifikasi dari W.J . preston, phys. Coll. Chem.
1948).
ideal, maka CMC larutan dapat diprediksi dari nilai-nilai CMC amfifil murni
C. Jenis-Jenis Koloid
Telah kita ketahui bahwa sistem koloid terdiri atas dua fasa, yaitu fasa
6
Koloid yang mengandung fasa terdispersi padat disebut sol. Jadi, ada
tiga jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair),
dan sol gas (padat dalam gas). Istilah sol biasa digunakan untuk menyatakan
sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aerosol padat).
Koloid yang mengandung fasa terdispersi cair disebut emulsi. Emulsi juga
ada tiga jenis, yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam
cair), dan emulsi gas (cair dalam gas). Istilah emulsi biasa digunakan untuk
menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama
aerosol (aerosol cair). Koloid yang mengandung fasa terdispersi gas disebut
buih. Hanya ada dua jenis buih, yaitu buih padat dan buih cair. Mengapa tidak
ada buih gas? Istilah buih biasa digunakan untuk menyatakan buih cair.
1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas
disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat,
jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Aerosol padat
contohnya: asap dan debu di udara, aerosol cair contohnya: kabut dan awan.
7
Banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut
(hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut
sol. Koloid jenis sol banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari contohnya: sol
sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, air sungai berlumpur dan cat.
3. Emulsi
8
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut
emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling
melarutkan. Emulsi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak
dalam air atau emulsi air dalam minyak. Contoh emulsi minyak dalam air adalah
santan, susu, dan lateks. Contoh emulsi air dalam minyak adalah minyak ikan,
contoh emulgator adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak dalam air.
Contoh emulgator lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur
dalam mayonaise.
4. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.
Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih,
misalnya sabun, deterjen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan
suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada
berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat
yang dapat memecah atau mencegah buih,antara lain eter, isoamil alkohol, dan
lain-lain.
buih padat dengan medium pendispersi padat, contoh batu apung, karet busa,
dan styrofoam;
9
buih cair atau buih dengan medium pendispersi cair, contoh buih sabun dan
putih telur.
5. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh :
agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika. Gel dapat terbentuk dari
Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu sistem koloid, maka cahaya
Sedangkan jika cahaya dilewatkan pada larutan sejati maka cahaya tersebut akan
diteruskannya . Sifat koloid yang seperti inilah yang dikenal dengan efek tyndall
dan sifat ini dapat digunakan untuk membedakan koloid dengan larutan sejati.
lebih lanjut oleh John Tyndall (1820 – 1893), seorang ahli Fisikabangsa Inggris.
10
Hamburan dapat digambarkan dengan istilah turbiditas atau kekeruhan
cahaya yang terhambur, asalkan ukuran partikel lebih kecil dibandingkan dengan
𝑑𝑛
32𝜋 3 𝑛2 ( 𝑑𝑐 )2
𝐻=
3𝜆4 𝑁
Dengan n adalah indeks bias larutan yang memiliki konsentarasi c pada panjang
gelombang (𝜆), dn/dc adalah perubahan indeks bias sesuai dengan konsentrasi
11
Gambar 2. Plot Hc/τ terhadap konsentrasi polimer koloid
a. Gerak Brown
yang terus menerus dan hanya dapat diamati denganmikroskop ultra. Gerak
brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-
Brown karena ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya
setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown, tetapi tidak dapat
diamati. Semakin tinggi suhu, maka gerak brown yang terjadi juga semakin
partikel koloid dalam medium dispersinya. Gerak brown yang terus menerus
12
dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga partikel koloid tidak mengalami
sedimentasi (pengendapan).
b. Difusi
Difusi merupakan hasil dari gerak brown. Berdasarkan hukum fick pertama,
jumlah zat (dq) yang berdifusi dalam waktu (dt) melalui bidang seluas S
sebanding lurus dengan perubahan konsentrasi (dc) sesuai dengan jarak yang
𝑑𝑐
Dq =-DS 𝑑𝑥 𝑑𝑡 (3)
waktu melewati suatu satuan luas pada gradien konsentrasi (dc/dx) adlah satu.
dan einstein untuk menentukan jari-jari partikel dan berat partikel atu bobot
molekul:
𝑘𝑇
D = 6𝜋𝜂𝑟
Atau
𝑅𝑇
D = 6𝜋𝜂𝑟𝑁 (4)
yang diukur dapat digunakan untuk menghitung bobot molekul dari molekul-
13
molekul yang hampir bulat, seperti albumin telur dan hemoglobin dengan
menggunakan persamaan.
𝑅𝑇 4𝜋𝑁
D = 6𝜋𝜂𝑟𝑁 √ 3𝑀ῡ (5)
sama dengan volume 1 g zat terlarut dalam satuan cm3 yang diperoleh dari
pengukuran kerapatan).
b. Tekanan Osmotik
Van’t Hoff:
𝛑 = cRT (6)
c adalah konsentrasi molar zat telarut. Persamaan ini dapat digunakan untuk
menghitung bobot molekul suatu koloid dalam larutan encer. Apabila c dalam
persamaan 6 diganti dengan cg/M (cg adalah gram zat terlarut per liter larutan
Jadi
𝜋 𝑅𝑇
= (8)
𝑐𝑔 𝑀
14
Persamaan ini berlaku untuk larutan yang sangat encer. Besar 𝛑/cg untuk polimer
yang mempunyai bobot molekul, katakanlah 50000 sering kali merupakan fungsi
bergantung pada derajat interaksi antara molekul pelarut dan molekul zat
untuk larutan ideal, yaitu larutan yang mengandung koloid bulat (psherocolloid)
2), tergantung pada apakah sistem tersebut ideal (garis 1) atau nyata (garis 2 han
garis 2 dan 3.Perpotongan garis adalah RT/M dan jika suhu saat penentuan
diketahui maka bobot molekul zat terlarut dapat dihitung. Untuk garis 2 dan 3
sama dengan 0 dan merupakan ciri khas sistem koloid bulat encer. Garis 3
merupakan tipe koloid linear dalam pelarut yang mempunyai afinitas tinggi
yang baik untuk koloid tersebut. Terjadi penyimpangan yang nyata dari keadaan
yang lebih tinggi, atau apabila interaksi nyata tipe garis 3 dapat menjadi
nonlinear.
15
Gambar 3. Penentuan bobot molekul dengan menggunakan metode tekanan
sini, harga M diperoleh. Makna garis I, II dan III dapat dilihat pada teks. Garis II
dan III diberikan untuk menggambarkan dua sampel suatu jenis hemoglobin.
Hal ini mengharuskan persamaan 9 diperluas dan ditulis sebagai deret pangkat:
𝜋 1
= 𝑅𝑇(𝑀 + 𝐵𝑐𝑔 + 𝐶𝑐𝑔2 + ⋯ ) (10)
𝑐𝑔
koloid yang sama terdapat dalam pelarut yang relatif buruk dan afinitasnya
perpotongan yang diekstrapolasi pada sumbu 𝛑/cg bernilai sama untuk garis 2
dan 3. Ini menunjukkan bahwa bahwa bobot molekul terhitung tidak bergantung
c. Sedimentasi
16
2𝑟 2 (𝜌−𝜌0 )𝑔
v= (11)
9𝜂0
batas bawah ukuran partikel yang memiliki persamaan Stokes kira-kira 0,5 μm.
kuantitatif dan dapat diukur. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan ini ω adalah kecepatan sudut dan x adalah jarak partikel dari pusat
𝑑𝑥 2𝑟 2 (𝜌−𝜌0 )𝑤 2 𝑥
v= 𝑑𝑡 = 9𝜂0
putaran per menit (rpm) yang biasa dinyatakan dalam bentuk percepatan sudut
(ω2x) atau bilangan yang menunjukan berapa kali lipat grafitasi terlampaui.
𝑑𝑥/𝑑𝑡
s= (12)
𝑤2𝑥
molekul besar lewat dari posisis x1 pada waktu t1 ke posisi x2 pada waktu t2.
17
ln(𝑋2/ 𝑋1
s= 𝜔2 (𝑡 (13)
2− 𝑡1
setelah kedua jarak x1 dan x2 diukur pada fotograf schlieren yang diperoleh pada
waktu t1 dan t2; kecepatan sudut (ω) sama dengan 2𝛑 kali kecepatan perputaran
rotor per detik. dengan mengetahui s dan memperoleh D dari data difusi, bobot
𝑠 𝑅𝑇
M= 𝐷(1−ῡ𝜌 (14)
0)
d. Viskositas
tekanan yang diberikan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang
diperlukan untuk membuat cairan tersebut dapat mengalir dengan laju tertentu.
𝜂=𝜂(1+2,5ϕ) (15)
persamaan ini, antara lain viskositas relatif (𝜂rel), viskositas spesifik (𝜂sp) dan
Dan
𝜂 𝜂−𝜂0
𝜂sp=𝜂 -1= = 2,5𝜙 (17)
0 𝜂0
18
Atau
𝜂𝑠𝑝
= 2,5 (18)
𝜙
pangkat:
𝜂𝑠𝑝
= 𝑘1 + 𝑘2 𝑐 + 𝑘3 𝑐 2 (20)
𝑐
Dengan menentkan 𝜂 pada berbagai konsentrasi dan mengetahui 𝜂0, kita dapat
Konstanta ini, biasanya dikenal sebagai viskositas intrinsik [𝜂] digunakan untuk
Houwink.
Konstanta ini, yang sebenarnya tidak bergantung pada bobot molekul, diperoleh
yang bobot molekulnya sudah ditentukan dengan metode lain, seperti metode
19
menggunakan metode lain. Viskositas intrinsik [𝜂] dan konstanta interaksi (k’)
Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel koloid
bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut
elektroforesis. Jika dua batang elektrode dimasukkan kedalam sistem koloid dan
kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan
Bidang geser partikel yang terletak pada batas luar lapisan yang terikat
kuat, potensial penentu laju disebut dengan potensial zeta. Dengan mengetahui
arah dan kecepatan perpindahan,tanda dan besar potensial zeta dalam suatu
𝑣 4𝑣𝑣
ζ=𝑣 𝑣 𝑣 (9𝑣104 ) (22)
𝑣
yang menghasilkan potensial zeta (ζ=volt) memerlukan data kecepatan migas sol
(𝜂) dan gradien potensial E (volt/cm). Bentuk v/E dikenal sebagai mobilitas.
20
Analisis dimensi untuk persamaan 22 sebaiknya dilakukan. Dalam salah
satu sistem satuan elektris dasar, kuat medan listrik (E) dapat dinyatakan dalam
persamaan:
𝑣 4𝑣𝑣
ζ=𝑣 (23)
𝑣
statvolt. Karena 1 statvolt = 300 volt praktis, persamaan (24) dikalikan dengan
300 untuk menghasilkan konversi ini, yaitu statvolt x 300 volt praktis/statvolt =
300 statvolt praktis. Selanjutnya,E biasanya diukur dalam volt praktis/cm dan
bukan dalam statvolt/cm; konversi ini dibuat dengan sekali lagi mengalikan
sisikanan persamaan 24 dengan 300. Hasil akhir adalah persamaan 22; dalam
persamaan ini, faktor 300 x 300 = 9 x 104 mengubah satuan elektrostatik menjadi
volt.
Untuk suatu sistem koloid pada 200 C dengan medium dispersi air,
koefisiaen 141 pada suhu 200C berubah menjadi 128 pada suhu 250C.
21
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika
d. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat
lain, seperti ion H+ dan OH– dari medium pendispersi. Untuk berlangsungnya
adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat yang tertarik disebut
adsorbat, dan zat yang menarik disebut adsorban. Apabila terjadi penyerapan
ion ada permukaan partikel koloid maka partikel koloid dapat bermuatan listrik
22
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
pada permukaan ini disebut dengan adsorpsi. Contohnya sol Fe(OH)3 dalam air
mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif dan sol As2S3 mengadsorpsi
ion negatif sehingga bermuatan negatif. Pemanfaatan sifat adsorpsi koloid dalam
kehidupan antara lain dalam proses pemutihan gula tebu, dalam pembuatan norit
(tablet yang terbuat dari karbon aktif) dan dalam proses penjernihan air dengan
penambahan tawas.
e. Koagulasi
distabilkan oleh muatannya. Jika muatan koloid dilucuti atau dihilangkan, maka
atau jika elektrolit ditambahakan ke dalam system koloid. Apabila arus listrik
dialirkan cukup lama kedalam sel elektroforesis, maka partikel koloid akan
elektrolit terjadi karena koloid bermuatan positif menarik ion negative dan
membentuk selubung lapisan kedua. Jika selubung itu terlalu dekat, maka
23
– Pembentukan delta di muara sungai karena koloid tanah liat dalam air
laut.
menambahkan tawas
– Asap atau debu pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari
cottrel.
Koloid Pelindung
Ada koloid yang bersifat melindungi koloid lain supaya tidak mengalami
muatan koloid tersebut. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat
2. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid
pelindung.
24
3. Zat-zat pengemulsi seperti sabun dan detergen juga tergolong koloid
pelindung.
Dialisis
kelebihan ini dapat mengendapkan fase terdispersi dari koloid itu. Hal ini akan
hanya dapat dilalui oleh ion-ion, sedang partikel koloid tidak dapat melaluinya,
dengan demikian akan diperoleh koloid yang murni. Ion-ion yang keluar melalui
selaput semipermeabel ini kemudian larut dalam air. Dalam proses dialisis
hilangnya ion-ion dari sistem koloid dapat dipercepat dengan menggunakan air
yang mengalir. Peristiwa dialisis ini diaplikasikan dalam proses pencucian darah
di dunia kedokteran.
25
E. Peranan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi
dengan menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Prinsip kerja alat ini
Asap dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-
ujung logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai
dalam udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi
bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada
elektrode yang lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri
untuk dua tujuan, yaitu mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan
26
b. Penggumpalan lateks
Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol,
yaitu dispersi koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat
yang molekulnya sangat besar (polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai
partikel koloid dalam sol getah karet. Untuk mendapatkan karetnya, getah karet
formiat; HCOOH atau asam asetat; CH3COOH. Larutan asam pekat itu akan
menggumpal.
Selanjutnya, gumpalan karet digiling dan dicuci lalu diproses lebih lanjut
sebagai lembaran yang disebut sheet atau diolah menjadi karet remah (crumb
rubber). Untuk keperluan lain, misalnya pembuatan balon dan karet busa, getah
karet tidak digumpalkan melainkan dibiarkan dalam wujud cair yang disebut
lateks. Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah karet dicampur dengan larutan
amonia; NH3. Larutan amonia yang bersifat basa melindungi partikel karet di
dalam sol lateks dari zat-zat yang bersifat asam sehingga sol tidak menggumpal.
adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan
27
akhir proses pada kantung hanya tersisa koloid saja. Dengan melakukan cuci
darah yang memanfaatkan prinsip dialisis koloid, senyawa beracun seperti urea
dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan. Darah yang
d. Penjernihan air
Kadang-kadang air dari mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak dapat
dipakai sebagai air bersih jika tercemari. Air permukaan perlu dijernihkan
sebelum dipakai. Upaya penjernihan air dapat dilakukan baik skala kecil (rumah
tangga) maupun skala besar seperti yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Pada dasarnya penjernihan air itu dilakukan secara bertahap.
dengan saringan pasir. Kemudian air yang telah disaring ditambah zat kimia,
misalnya tawas atau aluminium sulfat dan kapur agar kotoran menggumpal dan
selanjutnya mengendap, dan kaporit atau kapur klor untuk membasmi bibit-bibit
penyakit. Air yang dihasilkan dari penjernihan itu, apabila akan dipakai sebagai
air minum, harus dimasak terlebih dahulu sampai mendidih beberapa saat
lamanya.
28
Proses pengolahan air tergantung pada mutu baku air (air belum diolah), namun
yaitu air baku dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda yang tak larut
mengendap. Pengendapan ini memerlukan tempat yang luas dan waktu yang
lama. Benda-benda yang berupa koloid tidak dapat diendapkan dengan cara itu.
Pada tahap kedua, setelah suspensi kasar terendapkan, air yang mengandung
koloid diberi zat yang dinamakan koagulan. Koagulan yang banyak digunakan
partikel koloid, juga untuk menjadikan pH air sekitar 7 (netral). Jika pH air
sedangkan untuk senyawa besi sulfat dapat digunakan pada pH air 3,5–5,5.
Pada tahap ketiga, air yang telah diberi koagulan mengalami proses
penyaring pasir sehingga sisa endapan yang masih terbawa di dalam air akan
29
Pada tahap terakhir, air jernih yang dihasilkan diberi sedikit air kapur untuk
e. Sebagai deodoran
kerja kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.
Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam bentuk
Ada berbagai bahan kosmetik kosmetik berupa padatan, tetapi lebih baik
digunakan dalam bentuk cairan. Untuk itu biasanya dibuat berupa koloid dengan
tertentu.
Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan
30
Soal-soal
Jawaban:
Dik, CMC1=8,1x10-5 M 1 𝑥1 𝑥2
CMC2=15 x 10-5 M = +
𝐶𝑀𝐶 𝐶𝑀𝐶1 𝐶𝑀𝐶2
x1=0,75
dit, CMC
penyelesaian, 0,75
CMC = 8,1 𝑥 10−5 +
0,25
1 𝑥1 𝑥2
= + 15 𝑥 10−5
𝐶𝑀𝐶 𝐶𝑀𝐶1 𝐶𝑀𝐶2
CMC = 1/ 10926
x2 = (1-x1) = (1-0,75) = 9,15 x 10-5
= 0,25
(293 K) adalah 1,7 x 10-13 detik. Koefisien difusi (D) bernilai 15 x 10-7
cm2/detik. Volume spesifik parsial (ῡ) gom ini adalah 0,72 cm3/g dan
densitas air pada 20oC adalah 0,998 g/cm3. Hitunglah bobot molekul
Jawaban :
Dik, s =1,7 x 10-13 detik
D = 15 x 10-7 cm2/detik
ῡ = 0,72 cm3/g
ρ0 =0,998 g/cm3
R = 8,31 x 107 erg/(derajat mol)
T = 293 K
Dit, M =?
𝑠 𝑅𝑇 8,31 x 107 x 293 x 1,7 x 10−13
Penyelesaian: M =𝐷 (1−ῡ𝜌 =
0 15 x 10−7 [1−(0,72x0,998)]
= 9800g/mol
31
3. Suatu sentrifuga berotasi dengan kecepatan 1500 rpm. Titik tengah sel yang
berisi sampel terletak pada 7,5 cm dari pusat rotor (artinya x= 7,5 cm).
tersuspensi?
Jawaban :
Dik, percepatan sudut = ω2x
1500 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 2𝜋 2
Maka, ( 𝑥 ) x 7,5 cm =1,851 x 105 cm/det2
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 60
4. Koefisien difusi suatu protein berbentuk bulat pada 200C adalah 7,0 x 10-7
cm2/detik dan volume spesifik parsial adalah 0,75 cm3/g. Viskositas pelarut
a. Bobot molekul
b. Jari-jari partikel
Jawaban :
1 1 𝑅𝑇
a. M = 162ῡ(𝜋𝑁)2(𝐷𝜂)3
1 1 (8,31𝑥107 )𝑥 293
= 162 𝑥 0,75 ( 3,14 𝑥 (6,02 𝑥 1023 ) )2((7,0𝑥10−7 )𝑥 0,01)3
= 100000 g/mol
𝑅𝑇 (8,31𝑥107 )𝑥 293
b. r = 6𝜋𝜂𝑁𝐷 = 6 𝑥 3,14 𝑥 (6,02 𝑥 1023 )𝑥 (7,0𝑥10−7 )
= 31 x 10-8 cm
= 31 Å
= 31 nm
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Tipe sistem koloid terbagi atas 3 yaitu: liofob, liofil dam amfifil
3. Sifat-sifat dari koloid terdiri atas: 1. Sifat optik; 2. Sifat kinetik; dan
3.Sifat elektris.
33
B. Saran
harus tetap berpegang teguh pada prinsip agar apapun yang nantinya akan
sertabtidak merugikan pihak lain. Dengan begitu semua pihak akan merasa
34
DAFTAR PUSTAKA
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC. Giancoli. 2001. Fisika
Edisi ke-5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC. Giancoli. 2001. Fisika
Edisi ke-5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Grolimund D., Borkovec M., Barmetller K., and Sticher H., “Colloid Facilitated
Transport in Natural Porous Media” Environ. Sci.Technol. 1996, 30,
3118-3123.
Ibrahim, Solihin. 2000. Fisika. erlangga: Jakarta Kanginan, Marthen. Physics for
Senior High School 2nd Semester Grade XI. 2010. Jakarta: Erlangga
35