Anda di halaman 1dari 19

BAB X

KOLOID

MAKALAH KIMIA

1
Kamu tetunya sering mengonsumsi tahu untuk lauk pada saat makan. Tahu merupakan salah
satu produk olahan dari kedelai, dan banyak memiliki manfaat baik bagi kesehatan, seperti
menurunkan risiko kanker, anemia, osteoporosis, dan kadar kolesterol. Tahu juga merupakan
sumber protein yang baik untuk membantu menjaga kesehatan jantung. Bagaimana cara
membuat tahu? Tahukah kamu bahwa dalam proses pembuatan tahu menerapkan sifat
koloid?

Tahu dibuat dengan menghaluskan kacang kedelai yang bercampur dengan air, kemudian

disaring sehingga diperoleh filtrat susu kedelai. Dalam susu kedelai, ditambahkan zat
elektrolit CaSO,.2H,O atau dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan istilah batu tahu.
Penambahan batu tahu berfungsi untuk menggumpalkan protein yang ada pada susu kedelai
sehingga menjadi tahu. Proses penggumpalan ini disebut dengan koagulasi. Apa yang kamu
ketahui mengenai koagulasi?

Koagulasi merupakan salah satu sifat koloid. Untuk mengetahui pengertian koagulasi dan
sifat-sifat koloid yang lain, pelajarilah materi dalam bab ini dengan tekun!

2
SMAN 1 MANGGIS
TAHUN AJARAN 2023/2024

GURU PENDAMPING ;
I NYOMAN SULATRA

DISUSUN OLEH ;

KOMANG AYU AMERTE SARI (13)


KOMANG TRI SEPTYA SUGIANTARI (14)

I KADEK JULI SARASWATI. (17)

NI KADEK DWI FEBRIYANTI (15)

3
*KATA PENGANTAR*

Puji syukur ida shang hyang widhi wasa karena atas karunia-
Nya makalah ekonomi ini telah disusun secara serentak. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara lisan maupun secara tulisan.
Makalah kimia ini ditulis berdasarkan apa yang sudah
diterangkan dan didiskusikan dengan menggunakan
pendekatan komunikatif dan ketrampilan proses. Dengan
demikian tujuan merangkum makalah ini merupakan
ketrampilan kelas XI MIPA3
Kiranya tidak berlebihan jika makalah ini jadi pegangan setiap
kelompok dengan materi yang lengkap, penyajian yang runtut
dan bahasa yang sederhana, diharapkan dapat membantu dan
menguasai materi yang ada di dalam makalah ini sehingga
siswa dengan mudah belajar dan proses belajar mengajar
berjalan dengan baik.
Kami telah berusaha sesempurna mungkin menulis buku ini
tetapi "Tiada gading yang tak retak”, untuk itu saran, kritik,
maupun komentar yang ditujukan demi perbaikan makalah ini

4
sangat kami harapkan. Semoga makalah ini berguna bagi kita
semua.

*DAFTAR ISI*

DAFTAR ISI

PETA KONSEP

BAB X

A.SISTEM DAN JENIS KOLOID

1) Aerosol 3)Buih

2)Sol 4) Emulsi

B.SIFAT-SIFAT KOLOID

1)Efek Tyndall 4)Koloid pelindung 7)Adsorpsi

2) Dialisis 5)Koagulasi

3)Gerak Brown 6)Elektroforesis

C.PEMBUATAN KOLOID

1)Dispersi

2) Kondensasi

D.KOLOID LIOFIL DAN LIOFOB

1)Koloid liofil 2)Koloid liofob

E.KOLOID DALAM KEHIDUPAN

1)Industri later 3)Proses pewarnaan

2)Proses pemutihan 4)Industri kosmetik 5) Industri sabun dan


gula pasir deterjen

5
6) Kelestarian lingkungan 7)Proses Penjernihan air

F.RANGKUMAN

A. Sistem dan Jenis-Jenis Koloid


Pernahkah kamu mencampurkan air dengan tepung kanji? Pada saat kamu mencampurkan air
dengan tepung kanji, maka akan terbentuk larutan keruh dan tidak ada endapan. Campuran
ini disebut koloid. Koloid berasal dari bahasa Yunani yang berarti lem. Sistem koloid pertama
kali dipelajari oleh Thomas Graham pada tahu 1961. Graham mempelajari 'sifat difusi
beberapa larutan yang berdifusi melalui membran perkamen.
Graham menemukan bahwa zat-zat seperti kanji, gelatin, dan putih telur sangat lambat atau
sama sekali tidak berdifusi. Zat yang sukar berdifusi ini disebut koloid. Selain koloid,
campuran antara dua zat dapat membentuk suspensi dan larutan. Apakah perbedaan antara
ketiga jenis campuran tersebut? Bagaimana cara membedakannya? Coba cari tahu
jawabannya melalui kegiatan berikut ini!
Pada saat melarutka gula ke dalam air, gula sebagai zat terlarut akan tersebar dalam bentuk
partikel yang sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan lagi dengan pelarutnya. Larutan
gula merupakan larutan homogen dengan ukuran zat partikel kurang dari 1 nm. Campuran
antara gula dengan air disebut larutan. Sedangkan pada saat mencampurkan air dengan tanah
akan terbentuk campuran heterogen dan ada endapan.
Campuran ini disebut suspensi. Untuk menambah pengetahuanmu mengenai ketiga jenis
campuran di atas, perhatikan tabel berikut dengan cermat! Sistem koloid terdiri atas dua fase,
yaitu fase terdispersi da fase pendispersi. Fase terdispersi merupakan fase zat terlarut
sedangkan fase pendispersi merupakan fase zat pelarut. Apa saja jenis-jenis koloid
berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya? Lakukan kegiatan berikut untuk
menjawab pertanyaan tersebut!

Berdasarkan jenis fasenya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi berikut;

6
1. Aerosol

Sistem koloid degan fase terdispersi padat dan fase


pendispersi gas disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat
adalah asap dan debu di udara. Sedangkan sistem koloid
dengan fase terdispersi cair dan fase pendispersi gas
disebut aerosol cair. Contoh aerosol cair yang sering
digunakan adalah hair spray, parfum, dan cat semprot.

2.Sol

Sistem koloid dengan fase terdispersi padat dan fase


pendispersi cair disebut sol. Contoh sol yang banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah sol
sabun, sol kanji, sol air sungai (lempung dalam air), tinta,
dan cat. Jika fase terdispersinya merupakan zat padat
dan medium pendispersinya juga zat padat disebut sol padat. Sol yang lebih kental dan agak
kaku disebut gel. Contoh gel adalah selai dan agar-agar.

3. Buih

7
Sistem koloid degan fase terdispersi gas dan fase pendispersi
cair disebut buih. Contoh buih adalah buih sabun dan krim kocok.
Jika medium pendispersinya berupa zat padat disebut buih
padat. Contoh buih padat adalah karet busa dan batu apung.
Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya buih sabun pada
pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. Adakalanya buih tidak
dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah atau mencegah buih antara lain eter, isoamil alkohol, dan
sebagainya.

4.Emulsi

Sistem koloid dengan fase terdispersi cair dengan fase pendispersi cair disebut emulsi. Contoh
emulsi adalah susu, santan, dan minyak ikan. Jika fase pendispersinya berupa zat padat, disebut
emulsi padat. Contoh emulsi padat adalah jeli, mutiara, keju, dan mentega. Syarat terjadinya emulsi
adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan.

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun
yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok,
akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika
sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, diperoleh campuran yang stabil yang kita
sebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayones.

B. Sifat-Sifat Koloid
Suatu laruta digolongkan ke dalam sistem koloid jika memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan
larutan. Apa saja yang termasuk sifat-sifat koloid? Coba cari tahu mengenai sifat koloid
dengan melakukan kegiatan berikut ini bersama dengan kelompokmu!epar
Berdasarka Kegiatan 10.3 di atas, kamu dapat memahami terjadinya efek Tyndall dalam
sistem koloid. Secara umum, sifat koloid dapat dijelaskan berdasarkan ukuran partikel-
partikel penyusun campuran tersebut. Sifat-sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown,
dialisis, elektroforesis, koloid pelindung, adsorpsi, dan koagulasi.

1. Efek Tyndall

8
Cara yang paling sederhana untuk mengenali sistem koloid adalah terjadinya penghamburan
cahaya pada sistem koloid. Efek Tyndall terjadi disebabkan oleh partikel-partikel koloid yang
cukup besar untuk memantulkan dan menghamburkan sinar ke sekelilingnya. Contoh efek
Tyndall adalah pada warna langit siang hari. Penghamburan cahaya oleh molekul udara di
atmosfer menyebabkan langit berwarna biru. Contoh
lainnya adalah pada saat kamu mengendarai
kendaraan bermotor dan lewat jalan yang berkabut,
maka cahaya kendaraan bermotor akan dihamburkan
oleh kabut sehingga cahaya lampu tampak lebih
terang.

2. Dialisis

Pada proses pembuatan koloid, sering dijumpai adanya ion pengganggu yang mengganggu
kestabilan koloid. Ion-ion pengganggu tersebut dapat dihilangkan melalui proses dialisis.
Dialisis merupakan proses pemurnian koloid dari muatan- muatan yang menempel pada
permukaannya. Dalam proses dialisis, koloid dimasukkan ke dalam kertas selofan (membran
semi permeabel), kemudian dialiri air. Ion pengganggu akan melewati pori-pori kertas selofan
karena diameter ion pengganggu jauh lebih kecil dari koloid, sedangkan partikel koloid akan
tertinggal.
Contoh proses dialisis yang terjadi dalam tubuh manusia adalah kerja ginjal. Darah yang
mengangkut hasil atau sisa metabolisme akan masuk ke gijal yang berselaput semipermeabel.
Molekul dan ion-ion yang kecil akan keluar bersama air (dibuang melalui urine), sedangkan
sel- sel darah yang berukuran partikel koloid
tertahan di ginjal menjadi bersih.

3.Gerak Brown

Jika suatu koloid diamati dengan mikroskop ultra, dengan seberkas sinar yang dipusatkan
pada dispersi koloid, maka akan terlihat partikel-
partikel koloid sebagai partikel kecil yang memantulkan sinar dan bergerak secara acak (zig-
zag). Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut gerak Brown.
Gerak Brown terjadi karena adanya tumbukan antara molekul partikel pendispersi terhadap
partikel koloid. Banyaknya tumbukan oleh partikel pendispersi pada satu sisi partikel koloid
tidak sama dengan tumbukan pada sisi yang lain sehingga dihasilkan gerak yang tidak

9
beraturan dari partikel koloid. Kecepatan gerak partikel koloid berbanding terbalik dengan
ukuran partikel koloid, Makin besar partikelnya makin berkurang kecepatannya. Gerak Brown
juga dipengaruhi oleh suhu sistem koloid. Kenaikan suhu dari sistem koloid akan
meningkatkan kecepatan gerak partikel pendispersi. Akibatnya gerakan partikel koloid juga
akan semakin cepat.Gerak Brown bermanfaat untuk menjaga kestabilan partikel koloid dalam
medium pendispersinya sehingga tidak akan terjadi pengendapan partikel koloid yang
disebabkan oleh adanya gaya gravitasi.

4. Koloid Pelindung

Suatu koloid membutuhkan koloid lain untuk menjaga kestabilannya. Koloid yang digunakan
untuk menjaga kestabilan disebut koloid
pelindung. Koloid pelindung akan membungkus
partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi
mengelompok. Contoh koloid pelindung yaitu pada
pembuatan es krim digunakan gelatin untuk
mencegah pembentukan kristal besar es
atau gula.

5. Koagulasi

Telah dijelaska sebelumnya, bahwa partikel- partikel koloid bersifat stabil karena memiliki
muatan listrik sejenis. Jika muatan listrik hilang, partikel-partikel tersebut akan bergabung
membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel-partikel koloid dan membentuk
endapan dalam suatu sistem koloid disebut koagulasi.
Koagulasi terjadi karena adanya pengaruh fisis, seperti pemanasan, pendinginan, dan
pengadukan. Secara kimiawi, koagulasi dapat terjadi karena adanya penambahan elektrolit
yang mengandung ion-ion dengan muatan yang berlawanan dengan muatan partikel koloid.
Adanya muatan yang berlawanan akan menyebabkan terjadinya penetralan muatan koloid
sehingga partikel-partikelnya tidak lagi bermuatan. Hal ini mengakibatkan kestabilan koloid
terganggu dan akan terbentuk endapan.

10
Contoh koagulasi yang melalui proses kimia
adalah peristiwa penggumpalan sol Fe(OH),
yang bermuatan positif ketika
ditambahkan larutan elektrolit Na,PO,. Sol
Fe(OH), yang bermuatan positif akan
mengadsorpsi ion PO, dari elektrolit sehingga muatannya menjadi netral (partikel koloid tidak
bermuatan).
Prinsip koagulasi sering dijumpai pada pembentukan delta muara sungai. Partikel lumpur
koloid dalam air sungai akan dinetralkan oleh ion dalam air laut sehingga partikel koloid
tersebut mengendap dan membentuk delta. Selain itu, koagulasi juga dijumpai dalam proses
penggumpalan latek dengan menambahkan asam format.

6. Elektroforesis

Tahukah kamu jika sistem koloid mengandung muatan listrik? Jika arus listrik dengan
tegangan rendah dialirkan ke dalam dispersi koloid,
partikel- partikel koloid bergerak menuju
elektrode positif atau negatif. Koloid
bermuatan negatif akan bergerak ke anode
(elektrode positif), sedangkan koloid yang
bermuatan positif bergerak ke katode
(elektrode negatif). Hal ini membuktikan bahwa
partikel koloid bermuatan listrik pada medium
pendispersinya. Cotoh elektroforesis adalah
pada
pencampuran koloid Fe(OH), yang berwarna merah dengan As,S, yang berwarna kuning. Jika
suatu elektrode yang bermuatan listrik dimasukkan pada campuran tersebut, maka dapat
diamati pergerakan Fe(OH), menuju katode, menyebabkan Fe(OH), bermuatan negatif. As,S,
mengumpul di anode dan menyebabkan As,S, bermuatan positif.
Elektroforesis digunakan dalam industri, misalnya pelapisan antikarat (cat) pada badan mobil.
Partikel-partikel cat yang bermuatan listrik dioleskan pada badan mobil yang dialiri muatan
listrik berlawanan dengan muatan cat. Pelapisan logam dengan cat secara elektroforesis lebih
kuat dibandingkan cara konvensional seperti menggunakan kuas. Selain itu, prinsip
elektroforesis juga digunakan untuk membersihkan asap dan jenis aerosol yang lain dalam
suatu industri menggunakan alat yang disebut alat Cottrell.

11
7. Adsorpsi

Kamu sudah mengetahui bahwa partikel koloid mengandung muatan listrik. Muatan listrik ini
diperoleh dengan cara menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Kemampuan
yang dimiliki partikel koloid disebut adsorpsi. Contoh peristiwa adsorpsi adalah penyerapan
air oleh kapur tulis. Contoh lainnya yaitu sol Fe(OH), dalam air mengadsorpsi ion positif
sehingga koloid bermuatan positif, sedangkan sol As,S, mengadsorpsi ion negatif sehingga
koloid bermuatan negatif. Hal ini menyebabkan partikel- partikel koloid dalam suatu sistem
koloid memiliki muatan yang sejenis. Oleh karena muatannya sejenis, maka partikel tersebut
akan saling tolak- menolak. Akibatnya,
mereka tidak akan pernah bergabung satu
sama lain sehingga sistem koloid menjadi
stabil. Adsorpsi koloid digunakan dalam proses
pemurnian gula tebu, pembuatan obat norit,
dan proses penjernihan air minum.

C.Pembuatan Koloid

1. Dispersi
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pembuatan koloid meliputi dua cara, yaitu dispersi dan
kondensasi. Untuk memahami proses pembuatan koloid dengan cara dispersi, lakukan
kegiatan berikut ini bersama dengan kelompokmu! Berdasarka percobaan pada Kegiatan 10.5
diatas, kamu dapat menyimpulkan bahwa pembuatan sistem koloid dilakukan dengan cara
memperbesar partikel larutan atau memperkecil partikel suspensi karena ukuran partikel
koloid yang berada di antara partikel larutan dan suspensi. Pembuatan partikel- partikel
koloid dengan cara menghaluskan partikel yang lebih besar (suspensi) menjadi ukuran partikel
koloid disebut dispersi. Pembuatan koloid secara dispersi dilakukan secara fisis dengan cara
mekanik, homogenisasi, peptisasi, dan cara busur Bredig (loncatan bunga listrik). Berikut ini
penjelasan proses pembuatan koloid cara dispersi.

a.Cara Mekanik

12
Pembuatan partikel koloid dibuat dengan
menghaluskan partikel suspensi dengan cara
digerus/digiling. Partikel yang telah halus didispersikan pada medium yang sesuai. Contoh
cara mekanik adalah pada pembuatan sol belerang yang dibuat dengan menggerus serbuk
belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur
serbuk halus itu dengan air.
Pembuata koloid dengan cara mekanik ini biasanya digunakan dalam bidang industri sebagai
berikut.
1) Industri farmasi untuk membuat obat- obatan dalam bentuk sirop dan sebagainya.
2) Industri bahan-bahan kimia untuk membuat pasta gigi, detergen, semir sepatu, tinta, cat,
bahan pelumas, dan sebagainya.
3) Industri makanan untuk membuat jus buah,
sirop, selai, es krim, dan sebagainya.

B.Cara Homogenisasi

Pembuatan koloid dengan cara homogenisasi menggunakan alat atau mesin homogenisasi.
Contoh pembuatan koloid dengan cara homogenisasi yaitu pada proses pembuatan susu.
Partikel lemak dari susu diperkecil sampai berukuran koloid dengan cara melewatkan melalui
lubang berpori dengan tekanan tinggi. Jika ukuran partikel sudah sesuai ukuran koloid,
selanjutnya didispersikan ke dalam medium pendispersi.

13
C.Cara Peptisasi

Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah dengan memecah partikel-partikel suspensi
secara kimia dengan bantuan zat pemecah (zat pemeptisasi). Zat pemecah dapat berupa
elektrolit, terutama yang mengandung ion sejenis atau pelarut tertentu. Contoh proses
peptisasi adalah sebagai berikut.
1) Agar-agar dipeptisasi oleh air.
2) Sol NiS dibuat dengan cara menambahkan gas HS ke dalam endapan NiS.
3) Sol Al(OH), dibuat dengan cara menambahkan AICI, ke dalam endapan Al(OH),.
4) Sol AgCl dibuat dengan cara menambahkan HCl ke dalam endapan AgCl.
5) Karet dibuat menjadi sistem koloid dengan menambahkan bensin.

d. Cara Busur Bredig

Cara busur Bredig (loncatan bunga listrik) digunakan dalam pembuatan sol logam, seperti sol perak,
emas, atau platina. Pada proses busur Bredig, logam yag akan diubah menjadi partikel-partikel koloid
digunakan sebagai elektrode. Dua elektrode logam dicelupkan ke dalam medium pendispersi (air
dingin) dengan kedua ujung saling berdekatan dan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul
menyebabkan logam tersebut menguap. Uap yang dihasilkan akan terkondensasi dalam medium
pendispersinya dan membentuk partikel-partikel koloid.

14
2. Kondensasi
Sebelum mempelajari materi mengenai pembuatan koloid secara kondensasi, ayo, cari tahu
terlebih dahulu proses pembuatan koloid secara kondensasi melalui percobaan berikut ini!
Berdasarka kegiatan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan koloid dengan cara
memperbesar partikel-partikel yang berukuran atom, ion, dan molekul pada larutan sejati
disebut kondensasi. Pada umumnya, cara kondensasi dilakukan melalui proses kimia, seperti
reaksi substitusi, reaksi hidrolisis, reaksi reduksi-oksidasi (redoks), dan penggantian pelarut.
a. Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi terjadi karena adanya pertukaran ion dalam zat-zat pereaksinya. Contoh
pembuatan koloid dengan reaksi substitusi adalah pada proses pembuatan sol As,S, dari
larutan asam arsenit (H,ASO,) dengan mengalirkan gas H,S ke dalam larutan tersebut sampai
terbentuk sol As,S, yang berwarna kuning terang.
2H,ASO,(aq) + 3H,S(g)→ As,S,(s) +6H2O(1)
b. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis merupakan reaksi antara zat- zat pereaksi dengan air. Reaksi hidrolisis dapat
dipakai untuk membuat koloid basa logam seperti Al, Fe, dan Cr karena basa logam tersebut
berbentuk koloid. Contoh pembuatan koloid dengan reaksi hidrolisis yaitu pada proses
pembuatan sol Fe(OH), dengan cara memasukkan FeCl, ke dalam air panas kemudian
mengaduknya sampai larutan berwarna merah cokelat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut.
FeCl(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH), (s) + 3HCl(aq)

C.Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks)


Reaksi reduksi-oksidasi (redoks) merupakan reaksi disertai dengan perubahan bilangan yang
oksidasi. Koloid yang terbentuk merupakan hasil reduksi atau hasil oksidasi. Contoh
pembuatan koloid melalui reaksi oksidasi adalah pada proses pembuatan sol belerang. Sol
belerang dapat dibuat dengan mengalirkan gas H,S ke dalam larutan SO,. Pada reaksi tersebut,
SO, dioksidasi menjadi S. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. 2H,S(g) + SO2(aq) →
2H,O(1)+3S (koloid)
Contoh pembuatan koloid melalui reaksi reduksi yaitu pembuatan sol logam dari logam Pt, Ag,
dan Au dengan cara mereaksikan larutan logam dengan zat pereduksi misalya FeSO, dan
formaldehid, Perhatikan reaksi pembuatan sol emas dengan formaldehid berikut.
2AuCl, (aq) + HCOH(aq) + 3H,O(l) →>2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq).
d. Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan untuk menurunkan kelarutan suatu zat terlarut dengan cara mengganti
medium pendispersinya sehingga fase terdispersi yang semua larut menjadi berukuran koloid.
Misalnya pada proses pembuatan sol belerang. Belerang dapat larut dalam etanol
membentuk larutan. Supaya terbentuk sol belerang, belerang harus dilarutkan dalam air
sehingga partikel-partikel belerang akan terkondensasi membentuk partikel koloid (sol
belerang).

15
D.Koloid Liofil dan Liofob
Dalam sistem koloid yang berupa sol terjadi interaksi antara fase terdispersi yang berupa
padatan dengan medium pendispersi yang berupa air. Berdasarkan interaksi tersebut, sol
dibagi ke dalam dua golongan liofil utama, yaitu koloid liofil (koloid hidrofil) dan koloid liofob
(koloid hidrofob).

1.Koloid Liofil

Sistem koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya disebut koloid
liofil. Koloid ini pada umumnya agak kental dibandingkan dengan medium pendispersinya. Hal
ini disebabkan oleh gaya tarik yang kuat antara fase terdispersi dengan medium
pendispersinya. Koloid liofil biasanya terdiri atas zat-zat organik, seperti lem karet, kanji, dan
sabun.

2.Koloid Liofob
Sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya disebut
koloid liofob. Koloid ini mempunyai kekentalan yang hampir sama dengan medium
pendispersinya. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya gaya tarik antara fase terdispersi
dengan medium pendispersinya. Koloid
liofob umumnya terdiri atas zat-zat
anorganik, seperti sol AgCl, sol CaCO, sol
Fe(OH), sol belerang, dan sebagainya.Peristiwa-
peristiwa yag berhubungan dengan
sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu penerapan sistem
koloid dalam kehidupan dapat dijumpai pada proses penjernihan air. Dengan semangat
wirausaha yang kita miliki, kita dapat menerapkan sifat koloid untuk membuat alat penjernih
air. Bagaimana cara membuat alat penjernih air dengan menerapkan sifat-sifat koloid? Ayo,
lakukan kegiatan berikut ini bersama teman kelompokmu untuk mendapatkan jawabannya!
E. Koloid dalam Kehidupan

16
Peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan sistem koloid banyak dijumpai dalam
kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kegunaan koloid baik langsung maupun
tidak langsung. Beberapa kegunaan koloid adalah sebagai berikut.
1. Industri Lateks
Sifat elektroforesis koloid digunakan dalam industri lateks, untuk melapisi logam-logam
dengan lateks koloid (karet), atau mengecatkan anti karat pada badan mobil. Partikel-partikel
lateks yang bermuatan, cat, dan sebagainya tertarik dan menempel pada logam akibat logam
diberi muatan listrik yang berlawanan dengan muatan lateks koloid.
2. Proses Pemutihan Gula Pasir
Gula pasir yang masih kotor (berwarna cokelat) dilarutkan dalam air panas, lalu dialirkan
melalui sistem koloid yang berupa tanah diatomik (mineral harus berpori), dan arang tulang.
Kotoran pada gula akan diadsorpsi oleh tanah diatomik dan tulang sehingga larutan gula
menjadi bersih. Larutan gula diuapkan sehingga terbentuk gula kembali (rekristalisasi).
3. Proses Pewarnaan
Serat yang akan diwarnai dicampur dengan garam Al(SO), lalu dicelupkan ke dalam larutan zat
warna. Koloid Al(OH), yang terbentuk karena hidrolisis Al(SO), akan mengadsorpsi zat warna.
4. Industri Kosmetik
Bahan kosmetik seperti foundation, finishing cream, dan deodorant berbentuk koloid dan
umumnya sebagai emulsi.
5. Idustri Sabun dan Detergen
Sabun dan detergen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak)
dengan air.
6. Kelestarian Lingkungan
Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan suatu alat
yang disebut cotrell. Alat ini berfungsi untuk menyerap partikel-partikel koloid yang terdapat
dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap pabrik. 7. Proses Penjernihan Air
Air yang keruh dapat dijernihkan dengan menambahkan tawas (K,SO,.Al,(SO),.24H,O). Koloid
Al(OH), yang terbentuk akan mengadsorpsi, menggumpalkan, dan mengendapkan kotoran-
kotoran dalam air.
Rangkuman
1. Koloid adalah zat yang sukar berdifusi.
2. Jenis-jenis koloid meliputi aerosol, sol, emulsi, dan buih.
3. Sifat-sifat koloid meliputi gerak Brown, dialisis, efek Tyndall, elektroforesis, koloid
pelindung, adsorpsi, dan koagulasi.
4. Proses pembuatan koloid meliputi dua cara, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi.
5. Cara dispersi yaitu pembuatan partikel-partikel koloid dengan cara menghalus-
kan partikel yang lebih besar (suspensi) menjadi ukuran partikel koloid. Pembuatan koloid
secara dispersi dilakukan secara fisis dengan cara mekanik, homogenisasi, peptisasi, dan cara
busur Bredig (loncatan bunga listrik).
6. Cara kondensasi yaitu proses pembuatan koloid dengan cara memperbesar partikel-partikel
yang berukuran atom, ion, dan molekul pada larutan sejati. Cara kondensasi dilakukan melalui

17
proses kimia, seperti reaksi substitusi, reaksi hidrolisis, reaksi reduksi-oksidasi (redoks), dan
penggantian pelarut.
7. Koloid liofil yaitu sistem koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium
pendispersinya.
8. Koloid liofob yaitu sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium
pendispersinya.
9. Koloid banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain pada proses penjernihan
air, industri lateks, pemutihan gula pasir, industri kosmetik, proses pewarnaan, industri sabun
dan detergen, kelestarian lingkungan, dan sebagainya.

18
SEKIAN MAKALAH DARI
KELOMPOK KAMI,
KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH
🙏🙏

19

Anda mungkin juga menyukai