Anda di halaman 1dari 23

Bab 14 Koloid, Suspensi, dan Larutan Sejati Tujuan Pembelajaran: 1.

Melalui kegiatan melakukan percobaan sifat-sifat larutan, siswa akan dapat menemukan menemukan perbedaan prinsip antara suspensi, larutan sejati, dan koloid. 2. Melalui kegiatan analisis data percobaan, siswa akan dapat mengelompokkan senyawa yang tergolong larutan, suspensi, dan koloid 3. Dengan diberikan beberapa literatur yang terkait dengan sifat-sifat koloid, siswa akan dapat menyebutkan sifat-sifat koloid 4. Dengan diberikan beberapa literatur yang terkait dengan sifat-sifat koloid, siswa akan dapat menyebutkan kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan sifat yang dimiliki oleh koloid tersebut

Bagi anda yang berkecimpung di dunia otomotif pasti pernah merasakan pedih dan menyesakkannya asap knalpot yang keluar dari suatu kendaraan. Walaupun kita sudah memakai masker, terkadang kita masih bisa membaui asap tersebut. Terkadang wajah kita menjadi hitam karena tertutup jelaga yang merupakan zat padat. Asap sebenarnya zat yang berwujud padat atau gas? Asap merupakan senyawa koloid . Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi.Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan
Kimia SMK -Koloid 1

sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia. A. PENGERTIAN KOLOID Sistem koloid pertama kali dipelajari oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Ia memasukkan berbagai zat seperti gula, garam,perekat,kanji dan gelatin ke dalam air. Zat-zat tersebut terlebih dahulu dimasukkan dalam kantung yang terbuat dari kulit biri-biri, kemudian kantung tersebut dimasukkan ke dalam air. Dari percobaan tersebut diperoleh hasil senyawa garam dan gula dapat menembus kantong sedangkan senyawa yang lain tidak. Graham menyebut zat yang tidak dapat menembus kantong itu dengan koloid. Koloid berasal dari bahasa Yunani yang berarti seperti lem. Untuk memahami lebih jauh tentang sistem koloid, lakukan kegiatan percobaan di bawah ini.

SIFAT-SIFAT CAMPURAN

Tujuan : Mempelajari sifat beberapa campuran Alat dan Bahan: Alat 12 buah gelas kimia 100 ml 1 buah batang pengaduk 1 buah corong 6 buah kertas saring Bahan 1 sdt gula pasir 1 sdt tepung terigu 1 sdt susu bubuk 1 sdt Kristal urea 1 sdt sabun cair 1 sdt serbuk belerang Air suling secukupnya

Cara Kerja: 1. Isilah 6 gelas kimia dengan air suing masing-masing 50 ml 2. Tambahkan sebanyak 1 sdt berturut-turut: Gelas I : gula pasir Gelas IV : kristal urea Gelas II : tepung terigu Gelas V : sabun cair Gelas III: susu bubuk Gelas VI: serbuk belerang 3. Aduk setiap campuran dan perhatikan apakah zat yang dicampurkan larut atau tidak larut 4. Diamkan campuran tersebut, catat pada tabel pengamatan apakah campuran tersebut memisah (tidak stabil) atau tidak memisah (stabil), bening atau keruh
Kimia SMK -Koloid 2

5. Saringlah setiap campuran. Manakah yang meninggalkan residu. Apakah hasil penyaringan bening atau keruh? Hasil Pengamatan
Sifat Campuran Kelarutan Kestabilan Bening/keruh Residu Filtrat bening/keruh gula terigu Campuran air dengan susu urea sabun belerang

Jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Kelompokkan zaat-zat di atas yang mempunyai kemiripan sifat dalam 3 kelompok Kelompok I Kelompok II Kelompok III

2. Berdasarkan data yang anda peroleh, bandingkan dengan literature di bawah dan kelompokkan manakah zat yang termasuk kedalam larutan, koloid, dan suspensi Data Referensi
Bentuk Kestabilan Jumlah fase Larutan Suspensi Koloid Homogen Heterogen homogen Stabil Tdk stabil Stabil Satu Dua dua Penyaringan (kertas saring) Tidak dapat Dapat Tidak dapat Sistem Dispersi Molekule r Padatan kasar Koloid 1 100 nm Ukuran partikel < 1 nm

Kesimpulan Hasil Kegiatan Percobaan Berdasarkan data yang diperoleh pada kegiatan percobaan, maka dapat disimpulkan: a. zat yang tergolong larutan adalah............................................... b. zat yang tergolong suspensi adalah............................................... c. zat yang tergolong koloid adalah............................................... B. Jenis-jenis Koloid Pada Bab 9 kita sudah mempelajari tentang larutan homogen dan larutan heterogen. Partikel-partikel zat yang ada pada larutan homogen tidak dapat kita amati secara langsung karena ukurannya yang sangat

Kimia SMK -Koloid

kecil. Campuran yang homogen ini kita sebut dengan larutan. Dengan bantuan mikroskop elektron kita baru bisa mengamati partikel-partikel yang ada pada campuran homogen tersebut. Berbeda pada campuran heterogen, walaupun pada beberapa zat ada yang tercampur secara merata tetapi hal ini hanya bersifat temporer atau sementara. Faktanya, apabila campuran tersebut kita diamkan selama beberapa saat , maka akan terjadi pemisahan zat. Campuran yang demikian kita sebut dengan suspensi..

Gambar 14.2 Perbandingan Antara Suspensi dan Koloid

Pada beberapa campuran homogen kadang kita temui ada yang bening dan ada juga yang keruh. Campuran yang keruh sepertinya mengandung partikel padat, akan tetapi kalau kita saring filtratnya atau hasil saringannya tetap bersifat keruh. Campuran yang semacam ini kita sebut dengan koloid. Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi (dalam larutan disebut dengan solut atau zat yang terlarut) dan medium pendispersi. (dalam larutan disebut dengan solvent atau pelarut) .Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi . Misalnya pada lem kanji, fase terdisperisinya adalah tepung kanji, sedangkan medium pendispersinya adalah air. Koloid memiliki jenis bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid antara lain:

Kimia SMK -Koloid

Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Ada dua jenis aerosol yaitu aerosol cair dan aerosol padat.Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).

Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan). Pada umumnya sistem emulsi kurang stabil sehingga diperlukan zat penstabil atau pemantap yang disebut dengan emulgator. Deterjen adalah salah satu contoh zat emulgator.

Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem, kanji dan Gel silika).

Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).
Gambar 14.3 Pesawat Pemadam Kebakaran Menggunakan Buih Untuk Mengatasi Kebakaran Hutan (Sbr: fanear216)

Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).

Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal dua macam sol; a. Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya cinta cairan (Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat disebut gel. Contoh gel antara lain selai dan gelatin. b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan. Liofib artinya takut cairan (phobia=takut). Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas masing-masing disebut koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut

Kimia SMK -Koloid

air). Contoh koloid hidrofil adalah kanji, protein, lem, sabun, dan gelatin. Adapun contoh koloid hidrofob adalah sol-sol sulfida dan sol-sol logam Beberapa contoh koloid berdasarkan medium pendispersinya disajikan pada Tabel 14.1
Tabel 14.1 Jenis-jenis Koloid No 1 2 3 4 5 6 7 8 Fase terdispersi Padat Padat Paat Cair Cair Cair Gas Gas Fase Pendispersi Gas Cair Padat Gas Cair Padat Cair padat Nama Koloid Aerosol Sol Sol Padat Aerol Emulsi Emulsi padat Buih Buih padat Contoh Asap, debu di udara Sol belerang, tinta, cat Gelas berwarna Kabut Susu, santan Jeli, mutiara, keju, mentega Buih sabun,krim Karet busa, batu apung

C. Sifat-sifat Koloid
Bagaimanakah cara mengenali sistem koloid? Sifat-sifat koloid dapat dijelaskan berdasarkan ukuran partikel-partikel penyusunnya. Berdasarkan susunan partikel dan interaksi antar molekulnya pada sistem koloid, maka ada beberapa sifat koloid yang dapat dipelajari dan selanjutnya berdasarkan sifat yang dimilikinya dapat ditentukan kegunaannya. Beberapa sifat koloid yang sudah dapat ditemukan sampai saat ini adalah efek Tyndall, gerak brown, muatan listrik pada koloid, elektroforesis, dan koagulasi koloid. 1. Efek Tyndall Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas cahaya oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek Tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. Hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar
Kimia SMK -Koloid 6 Gambar 14.3 Asap menghamburkan cahaya

tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat kita amati seperti:

Di bioskop, jika ada asap mengepul maka cahaya proyektor akan terlihat lebih terang. Sinar matahari yang masuk melewati celah ke dalam ruangan berdebu, maka partikel debu akan terlihat dengan jelas. Di daerah berkabut, sorot lampu mobil terlihat lebih jelas

Gambar 14.3 Pada Daerah Berkabut Sorot Lampu Akan Terlihat Lebih Jelas (Sbr: Lembang214)

2. Gerak Brown

Sistem koloid juga mempunyai sifat kinetik selain sifat optik yang telah dijelaskan diatas. Sifat kinetik ini dapat terjadi karena disebabkan oleh gerakan termal dan gravitasi. Dua hal ini menyebabkan sistem koloid dapat bergerak zig-zag. Gerakan ini pertama ditemukan oleh seorang ahli biologi yang bernama Robert Brown yang melakukan pengamatan pada serbuk sari dengan menggunakan mikroskop, sehingga dinamakan gerak

Gb 14.4 Robert Brown

Brown.

Gerak Brown ialah gerakan partikelpartikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan).
14.5 Gerak Koloid Jika kita amati koloid dibawah mikroskop Gambar ultra, maka kitaBrown akanPartikel melihat

bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak

Kimia SMK -Koloid

termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat. 3. Muatan Listrik Pada Koloid Bagaimana partikel koloid mendapat muatan? Partikel-partikel koloid mendapat muatan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel. a. Proses Adsorpsi Proses adsorpsi ini merupakan peristiwa dimana partikel koloid menyerap partikel bermuatan dari fase pendispersinya sehingga partikel koloid menjadi bermuatan. Jenis muatannya tergantung pada jenis partikel bermuatan yang diserap apakah anion atau kation. Sebagai contoh: partikel sol Fe(OH)3 (bermuatan positif) mempunyai kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium pendispersinya sehingga sol Fe(OH) 3 bermuatan positif, sedangkan partikel sol As2S3 (bermuatan negatif) mengadsorpsi anion dari
Gambar 14.6 Sol As2S3 yang Bermuatan Negatif 8

Kimia SMK -Koloid

medium pendispersinya sehingga bermuatan negatif. Partikel koloid sol tersebut tidak selalu mengadsorpsi ion yang sama. Hal itu tergantung pada muatan yang berlebih dari medium pendispersinya. Misalnya, jika sol AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan kation Ag+ berlebih, maka AgCl akan bermuatan positif. Sedangkan jika AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan anion Cl berlebih, maka sol AgCl akan bermuatan negatif. b. Proses Ionisasi Gugus Permukaan Partikel Beberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus yang ada pada permukaan partikel koloid. Contohnya adalah koloid protein dan koloid sabun/ deterjen. 1) Pada koloid protein: Koloid ini adalah jenis sol yang mempunyai gugus yang bersifat asam (-COOH) dan basa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi dan memberikan muatan pada molekul-molekul protein. Pada pH rendah (konsentrasi H+ tinggi), gugus basa NH 2 akan menerima proton (H+) dan membentuk gugus NH3+ NH2 gugus + H+ -NH3+ Pada pH tinggi, -COOH akan mendonorkan proton H + dan membentuk COOCOOH + H+ COOMaka, partikel sol protein bermuatan positif pada pH rendah dan bermuatan negatif pada pH tingi. Pada titik pH isoelektrik, partikel-partikel protein bermuatan netral karena muatan -NH3+ COO- saling meniadakan menjadi netral. 2) Pada koloid sabun / deterjen Molekul sabun dan deterjen lebih kecil daripada molekul koloid. Pada konsentrasi relatif pekat, kedua molekul ini dapat bergabung dan membentuk partikel-partikel berukuran koloid yang disebut misel. Lalu zat-zat yang
9 Gambar 14.7 Misel

Kimia SMK -Koloid

tergabung dalam suatu fase pendispersi dan membentuk koloid partikel-partikel disebut koloid berukuran terasosiasi. Sabun adalah garam karboksilat dengan partikel R-COO -Na+. R merupakan gugus hidrofob berupa rantai lurus alkil dan bagian hidofilnya berupa ion natrium. Di dalam air, partikel ini akan mengalami R-COO-Na+ R-COO- + Na+ Anion Anion-anion R-COO- akan bergabung membentuk misel. Gugus R- tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat, sedangkan COO - larut dalam air sehingga berada di permukaan yang bersentuhan dengan air. Pada saat mencuci pakaian dengan menggunakan deterjen/sabun, noda lemak akan tertarik ke bagian ekor yag bersifat hidrofob dan larut dalam air. Hal tersebut dikarenakan bagian kepalanya tertarik molekul air yang bersifat hidrofil (ingat prinsip pelarutan pada bab 7).
Kotoran/ lemak Ion sabun
Kotoran bersama misel

ionisasi

sabun

air

kain

Partikel koloid dapat juga mengadsorpsi zat lain yang berupa molekul netral, selain mengadsorpsi ion atau muatan listrik. Hal ini dimanfaatkan untuk proses pemutihan gula, pembuatan obat norit, dan penjernihan air yang akan dibahas lebih lanjut pada sub bab kegunaan koloid. 4. Elektroforesis Jika arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan dalam dispersi koloid maka partikel-partikel koloid akan bergerak menuju elektrode positif

Kimia SMK -Koloid

10

atau negatif. Hal ini membuktikan bahwa partikel-partikel koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik. Peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektrode disebut dengan elektroforesis. Untuk memperjelas pemahaman anda tentang proses elektroforesis, perhatikan Gambar 14.8. Pada gambar, terlihat bahwa partikelpartikel koloid bermuatan positif tersebut bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan, yaitu elektrode negatif. Jika sistem koloid bermuatan negatif, maka partikel itu akan menuju elektrode positif.
Gambar 14.8 Proses Elektroforesis Pada Koloid

Elektroforesis

dapat

digunakan

untuk

mendeteksi muatan koloid.

Jika partikel koloid berkumpul di elektrode positif, berarti koloid bermuatan negatif dan sebaliknya. Prinsip elektroforesis digunakan untuk memisahkan partikel dalam suatu campuran, misalnya untuk memisahkan debu hasil pembakaran di industri yang akan dibahas lebih dalam pada bagian kegunaan koloid. 5. Koagulasi koloid Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid, tetapi bergabung menjadi partikel yang lebih besar sehingga mengendap atau menggumpal. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan. Koagulasi secara kimia dapat terjadi dengan yang mengandung ion-ion dengan muatan yang berlawanan dengan muatan partikel koloid. Adanya muatan yang berlawanan akan terjadi penetralan muatan koloid sehingga partikel-partikelnya tidak lagi bemuatan. Hal ini menyebabkan kestabilan koloi akan terganggu dan terjadi pengendapan. Terjadinya delta (tanah endapan berbentuk segitiga) di muara sungai dapat dijelaskan dengan ketidakstabilan koloid. Air sungai mengandung partikel-partikel koloid yang bermuatan. Ketika bertemu
Kimia SMK -Koloid 11

dengan air laut yang merupakan elektrolit (mengandung ion negatig dan ion positif) akan terjadi penetralan muatan koloid dan terjadi pengendapan.Endapan inilah yang lambat laun akan membentuk delta di muara sungai. Sifat koagulasi dalam kehidupan seharihari dapat dimanfaatkan dalam proses penjernihan air. Kotoran pada air keruh yang berukuran koloid dan sukar mengendap, dapat dinetralkan muatannya dengan menambahkan tawas (yang mempunyai rumus kimia K Al(SO4)2. 12 H2O) mengandung ion Al 3+ sehingga terjadi penetralan dan mudah mengendap. Ada beberapa golongan masyarakat yang menggunakan filter keramik untuk pengolahan air siap minum. Filter keramik ini terbuat dari tanah liat merah yang dibakar pada suhu 850oC dan tanah liat putih yang dibakar pada suhu 1250oC. Setelah pembakaran keramik direndam dalam 3 ml koloid perak dan 250 ml air suling. Koloid tersebut akan merembes masuk ke pori-pori sehingga dinding keramik akan berfungsi menangkap bakteri air yang melalui keramik.
Gambar 14.10 Filter Keramik yang Digunakan Untuk Mengolah Air Siap Minum (Sbr. Propeti.com) Gambar 14.9 Tawas Digunakan Untuk Menjernihkan Air Berdasarkan Proses Koagulasi Koloid

Pengolahan air secara massal yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama di daerah perkotaan juga menggunakan prinsip koagulasi koloid. Proses pengolahan air ini disajikan secara lengkap pada Gambar 14.11.
Ventury akselerator

Stasiun Pompa

Saringan

Kimia SMK -Koloid Konsumen Reservoir siphon

12

Gambar 14.11 Skema Penjernihan Air Secara Massal

Berdasarkan skema pengolahan air pada Gambar 14.10, sumber air yang akan diolah dari sungai setelh melalui proses penyaringan kotoran (sampah), maka air masuk pada tahap ventrury. Pada tahap ini, ke dalam air ditambahkan tawas untuk mengendapkan kotoran, kaporit untuk membunuh kuman dan bakteri serta karbon aktif sebagai absorben. Pada tahap akselerator terjadi proses koagulasi. Lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok. Selanjutnya masuk ke tahap penyaringan (pada bak saringan pasir). Sisa-sia flok akan tertahan pada bak saringan ini. Proses selanjutnya air akan masuk pada tahap siphon. Pada tahap ini ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas kloin untuk memtaikan kuman yang tersisa. Air yang telah jernih dan bebas hama tersebut ditampung di reservoir untuk didistribusikan ke konsumen. 6. Dialisis

Pada pembuatan kolod sering terdapat ion-ion yang dapat

mengganggu kestabilan koloid. Ion pengganggu ini dapat dipisahkan dengan cara memasukkan koloid ke dalam kertas/membran semipermiable kemudian dialiri air yang mengalir. Ion pengganggu akan merembes melalui pori-pori kertas sedangkan partikl koloid akan tertinggal. Poses ini disebut dengan dialisis. Jadi dialisis adalah suatu proses untuk menghilangkan ion-ion yang dapat menghilangkan kestabilan koloid. Kerja organ ginjal merupakan salah satu contoh proses dialisis. Darah yang mengangkut sisa metabolisme masuk ke ginjal yang berselaput semipermiabel. Molekul dan ion-ion yang kecil akan keluar bersama air dibuang melalui urine, sedangkan sel-sel darah yang
Kimia SMK -Koloid Gambar 14.12 Hemodialisa memanfaatkan sifat 13

berukuran partikel koloid tertahan di ginjal dan merupakan darah yang bersih.Prinsip dialisis juga digunakan dalam proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal dimana fungsi ginjal digantikan oleh mesin dialisator.

SIFAT-SIFAT KOLOID

Tujuan : Mempelajari beberapa sifat koloid Alat dan Bahan :


Alat 1 buah senter 8 buah tabung reaksi 1 buah rak tabung reaksi Bahan 10 ml air + pasir 10 ml air gula 10 ml air sabun 10 ml koloid Fe2O3 10 ml sol Fe(OH)3 10 ml susu 10 ml tinta

Cara Kerja : 1. Siapkan 10 ml suspensi, larutan dan koloid, seperti yang tertera pada alat dan bahan, pada tabung reaksi yang berbeda, diaduk rata, didiamkan sebentar. Kemudian mengamati apakah zat tersebut homogen/heterogen dan stabil atau tidak selama didiamkan. 2. Sinari setiap tabung reaksi dengan menggunakan senter dan amati apakah berkas sinarnya dihamburkan atau tidak oleh larutan atau koloid 3. Saring isi masing-masing tabung reaksi , dan amati mana yang meninggalkan residu. Tabel hasil pengamatan Kelarutan No Campuran Ya 1 2 Tdk Stabil Tidak Kestabilan Menghamburkan cahaya Ya Tidak Residu Ada Tidak

Kimia SMK -Koloid

14

3 4 5 6 7 8 Berdasarkan hasil pengamatan anda, campuran manakah yang menghamburkan cahaya? Mengapa demikian? ................................................................................................. ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................

D. Pembuatan Koloid Ukuran partikel koloid (1-100 nm) berada diantara ukuran partikel larutan sejati (< 1 nm) dan ukuran partikel suspensi (>100 nm). Karena itu pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan cara memperbesar ukuran partikel larutan (cara kondensasi) atau memperkecil ukuran partikel suspensi (cara dispersi).
LARUTAN Kondensasi KOLOID Dispersi SUSPENSI

1) Cara Kondensasi Cara kondensasi pada umumnya dilakukan melalui reaksi kimia yaitu reaksi redoks, reaksi hidrolisis, reaksi substitusi, dan reaksi penggantian pelarut. Prinsip umumnya adalah terjadinya kondensasi partikel molekular membentuk partikel koloid. a. Reaksi Redoks Reduksi SO2 terlarut dalam air dengan dialiri gas H2S dapat menghasilkan sol belerang 2H2S(g) + SO2(aq) 3S(s) + 2H2O(l)

Kimia SMK -Koloid

15

b. Reaksi Hidrolisis Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan cara hidrolisis FeCl3 melalui proses pemanasan larutan Gambar 14.13 Pemanasan FeCl3 FeCl3 .
Untuk Membuat Sol Fe(OH)3

FeCl3(aq) + 3 H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3 Bagaimana cara mengetahui apakah larutan FeCl3 tersebut sudah berubah sifatnya menjadi koloid? Cara yang paling mudah dilakukan adalah dengan melihat sifat zat yang terbentuk apakah sudah mempunyai sifat koloid atau belum. Misalnya dengan menguji sifat efek tyndall dan elektroforesis.

Gambar 14.14 Efek Tyndall Pada Sol Fe(OH)3

Gambar 14.15 Sol Fe(OH)3 mempunyai sifat elektroforesis

c. Reaksi Substitusi/Agregasi Ionik Pembuatan sol As2S3 dilakukan dengan cara mengalirkan gas H2S pada larutan H3AsO3 2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) As2S3(s) + 6 H2O(l) d. Penggantian Pelarut Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fase terdispersi yang semula larut menjadi berukuran koloid. Misalnya belerang dilarutkan dalam etanol akan menjadi larutan sejati, jika larutan ini dimasukkan dalam air, maka partikel-partikel belerang akan terkondensasi membentuk partikel koloid yaitu sol belerang. 2) Cara Dispersi

Kimia SMK -Koloid

16

Pembuatan koloid dengan cara dispersi dilakukan secara fisis yaitu dengan cara mekanik, homogenisasi, peptisasi, dan cara loncatan bunga listrik (busur bredig) a. Cara mekanik Partikel koloid dibuat dengan cara menghaluskan partikel kasar, misalnya menggunakan penggiling koloid atau penumbuk. Partikel yang telah halus didispersikan pada medium yang sesuai. Contoh pembuatan koloid melalui cara mekanik ini adalah pembuatan pelumas dari koloid grafit, pembuatan cat, dan pembuatan tinta cetak. b. Cara Homogenisasi Cara ini dilakukan dengan menggunakan alat atau mesin homogenisasi untuk membuat partikel yang berukuran sama. Misalnya pada pembuatan ice cream. Partikel lemak susu dilewatkan pada celah dengan lubang halus dan bertekanan tinggi sehingga partikel pada susu sesuai dengan ukuran koloid. Yang selanjutnya didispersikn pada air dan menjadi koloid.
Gambar 14.17 Mesin Pembuat Ice Cream (Sumber: Indonetwork.co.id) Gambar 14.16 Cat Merupakan Koloid Yang Dibuat Dengan cara Mekanik

c. Cara Peptisasi Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau suatu endapan dengan bantuan suatu zat peptisasi (pemecah). Contoh: Pada pembuatan agar-agar

Kimia SMK -Koloid

17

Partikel tepung agar-agar dipeptisasi air menjadi partikel koloid agar-agar. Pembuatan sol belerang dapat membentuk sol belerang Pembuatan koloid Al(OH)3 Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3 menjadi koloid Al(OH)3 d. Cara Busur Bredig Busur Bredig digunakan untuk membuat sol logam, seperti sol emas, sol perak, atau sol platina dalam air dengan cara mencelupkan dua buah elektrode logam yang dialiri listrik bertegangan tinggi. Kemudian, kedua elektrode didekatkan sehingga terjadi loncatan api listrik yang menguapkan logam. Uap logam akan masuk ke dalam air dan terdispersi sebagai koloid sol logam.
Gambar 14.18 Agar-agar dibuat dengan cara peptisasi Sbr:eldesfiera.blogspot

Endapan NiS dipeptisasi gas H2S menghasilkan belerng yang

E. Kegunaan Koloid Dalam kehidupan Manusia


Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya.

Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid: Jenis industry Contoh aplikasi Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad Industri kosmetika dan perawatan Krim, pasta gigi, sabun tubuh Industri cat
Kimia SMK -Koloid

Cat
18

Industri kebutuhan rumah tangga Industri pertanian Industri farmasi 1. Pemutihan Gula

Sabun, deterjen Peptisida dan insektisida Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Berikut ini akan diberikan penjelasan lebih dalam mengenai aplikasi koloid: Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih. 2. Penggumpalan Darah Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ionion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan. 3. Penjernihan Air. 4. Pembentukan delta di muara sungai. Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na +, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta. 5. Pengambilan endapan pengotor. Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untuk memisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.
Arus Listrik Kimia SMK -Koloid 19

Udara bersih Pelat elektrode

Asap yang penuh dengan jelaga

Pelat logam ground Partikel jelaga berkumpul disini

Rangkuman: Koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel antara larutan sejti dan suspense (1-100 nm). Koloid yang bersifat homogen terdiri dari dua fase yaitu fase terdispersi dan medium pendispersinya. Koloid dapat dibuat dengan cara kondensasi dan dispersi. Jenis koloid dibedakan menurut fase terdispersi dan fase ukuran dan sifat partikelnya, yaitu efek tyndal, gerak

Soal SISTEM KOLOID pendispersinya yaitu sol, emulsi, aerosol, dan busa. Sifat koloid
SISTEM berdasarkan KOLOID

brown, dan adsorpsi. Partikel koloid bermuatan dapat rusak kestabilannya dengan cara elektroforesis dan koagulasi antara anion dan kationnya. Sistem koloid dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada bidang pangan, kosmetika, obat-obatan, eni, dan estetika. Latihan Soal Ulangan

1. Hal-hal berikut merupakan ciri-ciri sistem koloid,kecuali a. tidak dapat disaring d.homogen b. stabil e.menghamburkan cahaya c.terdiri dari dua fase 2. Yang bukan merupakan sisitem koloid adalah a. lateks d. margarine b. alkohol 70% e. batu apung c. tinta gambar 3. Dispersi zat cair atau zat padat dalam gas disebut
Kimia SMK -Koloid 20

a. sol b. buih c. emulsi

d.suspensi e.aerosol

4. Buih dalam sistem dispersi terjadi pada keadaan a. zat padat terdispersi dalam zat cair b. zat cair terdispersi dalam gas c. gas terdispersi dalam zat cair d. zat cair tedispersi dalam zat cair e. zat padat terdispersi dalam zat padat 5. Cat yang digunakan untuk finishing pada bangunan merupakan sistem koloid a. padat dalam cair d.gas dalam cair b. cair dalam gas e.gas dalam padat c. cair dalam padat 6. Yang termasuk koloid padat dalam gas adalah a. kabut c.buih b. embun d.batu apung 7. Sistem berikut tergolong emulsi,kecuali a. santan d.mayones b. minyak ikan e.alkohol 70% c. air susu 8. Penghamburan berkas sinar oleh system koloid disebut a. gerak brown d.efek tyndall b. koagulasi e.elektroforesis c.osmosis 9. Tinta merupakan system koloid yang fasa terdispersinya dan medium pendispersinya adalah a. tidak dapat disaring d.homogen b. stabil e.menghamburkan cahaya c. cair padat 10. Sistem koloid yang dibuat dengan mendispersikan zat padat ke dalam cairan adalah a. aerosol d.sol b. emulsi e.gel c. buih 11. Koloid dibawah ini yang tidak dapat dibuat dengan cara kondensasi adalah a. sol belerang d.sol emas b. sol amilum e.sol Fe(OH)3 c. sol AgCl 12. Contoh koloid yang mendium pendespersinya padat dan fase terdispersinya cair adalah
Kimia SMK -Koloid 21

e.asap

a. asap b. awan c. agar-agar

d.mutiara e.batu apung

13. Gerak Brown terjadi karena a. gaya gravitasi b. tarik menarik antra partikel koloid yang berbeda muatan c. tolak-menolak antara partikel koloid yang bermuatan sama d. tumbukan antara partikel koloid e. tumbukan molekul medium dengan partikel koloid. 14. Kelebihan elektrolitdalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan cara a. elekrolisis c. dialisis e. presipitasi b. elektroforesis d. dekantasi 15. Peristiwa koagulasi dapat ditemukan pada peristiwa a. pembuatan agar-agar d. pembuatan cat b. terjadinya delta di muara sungai e. terjadinya berkas sinar c. pembusukan air susus 16. Cara pembuatan sistem koloid dengan jalan mengubah partikel-partikel kasar menjadi partikel-partikel koloid disebut cara a. disperse c. koagulasi e. elektrolisis b. kondensasi d. hidrolisis 17. Yang termasuk koloid hidrofob a. amilum dalam air d. putih telur dalam air b. agar-agar dalam air e. protein dalam air c. lemak dalam air. 18. Sistem koloid yang partikel-partikelnya tidak menarik molekul pelarutnya disebut a. liofil b. hidrofil c. liofob d. dialisis e. elektrofil 19.Bahan-bahan berikut yang merupakan dispersi koloid adalah a. Santan, air, kecap b. Sirup, cuka dapur, air kelapa c. Mentega, selai, es krim d. Lumpur, pasir, semen e. Agar-agar, gula, santan 20. Sifat adsorpi dari koloid dimanfaatkan pada hal hal berikut, kecuali a. peminum gula b. pengobatan rasa sakit perut c. penggumpalan karet d. pemakaian deodorant e. pencucian dengan sabun
Kimia SMK -Koloid 22

21. Contoh koloid aerosol cair adalah . . . . a. busa deterjen d. mentega b. kabut e. asap c. batuan berwarna 22. Sifat koloid yang menyebabkan terbentuknya delta pada muara sungai adalah .. . a. Efek Tyndall b. Gerak Brown c. Elektroforesis d. Adsorpsi Koloid e. Koagulasi 23. Zat yang merupakan sistem koloid dari gas dalam gas ialah . . . . . a. kabut c. embun b. busa padat d. asap e.debu 24. Pemisahan koloid dengan cara penyaringan, yaitu dengan menggunakan membran yang diletakkan dalam air yang mengalir disebut proses . . . . a. Dispersi d. elektrofores b. kondensi e. Khromatografi c. dialisa 25. Koloid berikut yang fase terdispersinya berbentuk cair adalah a. Mutiara c. Debu b. Asap d. Kaca berwarna e. cat

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini ! 1. Jelaskan bagaimana cara membuat sistem koloid! 2. Bagaimanakah mekanisme kerja sabun sebagai pembersih? 3. Sebutkan macam-macam koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya!
4. Jelaskan penggunaan koloid berdasarkan sifat yang dimilikinya dalam

berbagai bidang yang anda ketahui !

Kimia SMK -Koloid

23

Anda mungkin juga menyukai