Anda di halaman 1dari 28

Bab 7

Sistem Koloid
Pengertian Koloid
Sistem koloid terdiri dari fase terdispersi dan medium
pendispersi

Fase terdispersi : zat yang didispersikan dengan ukuran


tertentu

Medium pendispersi : medium yang digunakan untuk


mendispersikan
Perbedaan antara Larutan,
Koloid, dan Suspensi
No Larutan Koloid Suspensi

Ukuran partikel kurang dari 10–7 cm Ukuran partikel antara 10–7 – 10–5 cm Ukuran partikel lebih besar dari 10–5 cm
1.
Homogen Antara homogen dan heterogen Heterogen

2. Satu fase Dua fase Dua fase

3. Jernih Keruh Keruh

4. Tidak memisah jika didiamkan Tidak memisah jika didiamkan Memisah jika didiamkan

5. Tidak dapat disaring dengan saringan Tidak dapat disaring dengan saringan Dapat disaring dengan sa-ringan
biasa biasa biasa
6.
Tidak dapat disaring dengan membran Dapat disaring dengan membran Dapat disaring dengan mem-bran perkamen
perkamen perkamen
7. Partikel besar
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan zat yang tergolong

larutan, koloid, dan suspensi.

Contoh larutan :

larutan gula, larutan garam dapur, larutan cuka, larutan alkohol, dan

udara.

Contoh koloid :

susu, santan, busa sabun, krim salad, margarin, lateks, dan asap.

Contoh suspensi :

air sungai yang keruh, tanah liat dengan air, pasir dengan air, dan air
Jenis Dispersi Koloid
No Fase Medium Fase Nama Contoh
Terdipersi Pendispersi Koloid Koloid

1. Gas Cair Cair Busa/buih Busa sabun

2. Gas Padat Padat Busa padat Karet busa

3. Cair Gas Gas Aerosol cair Embun

4. Cair Cair Cair Emulsi Susu

5. Cair Padat Padat Emulsi padat (gel) Mentega

6. Padat Gas Gas Aerosol padat Asap, debu

7. Padat Cair Cair Sol Cat


Busa

Sistem koloid yang fase terdispersinya

berupa gas dan medium pendispersinya

berupa zat cair. Bila medium

pendispersinya berupa zat padat disebut

busa padat.
Aerosol

Sistem koloid yang medium

pendispersinya berwujud gas,

sedangkan fase terdispersinya berupa

zat cair yang disebut aerosol cair atau

zat padat yang disebut aerosol padat.


Emulsi

Sistem koloid yang fase terdispersi

berupa zat cair dan medium

pendispersinya berupa zat cair. Bila

medium pendispersinya berupa zat

padat, disebut dengan emulsi padat.

.
Sol

Sistem koloid yang fase terdispersinya

berupa zat padat dan medium

pendispersinya berupa zat cair. Bila

medium pendispersinya berupa zat

padat, disebut sol padat.


Gel

Sistem koloid yang fase terdispersi zat

cair dan medium pendispersinya zat

padat
Koloid dalam Industri
Salah satu ciri khas koloid, yaitu partikel padat dari suatu zat dapat

tersuspensi dalam zat lain, terutama dalam bentuk cairan. Hal ini

merupakan dasar dari berbagai hasil industri yang dibutuhkan manusia.

Penggunaan koloid juga dapat menghasilkan campuran hasil industri tanpa

saling melarutkan secara homogen. Di samping itu juga bersifat stabil,

sehingga dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama. Koloid yang

dapat menstabilkan hasil industri ini dinamakan koloid pelindung.

Misalnya, es krim yang ditambah gelatin. Adanya gelatin dalam es krim

menyebabkan es krim tidak cepat meleleh.


Koloid dalam Industri
Sifat-Sifat Koloid
Koloid mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat tersebut sangat berguna

dan sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat tersebut antara

lain efek Tyndall dan Gerak Brown. Sifat-sifat koloid ini hanya berlaku untuk

sistem koloid sol.

Sifat-sifat koloid yang dibahas adalah:

1. Efek Tyndall
2. Gerak Brown
3. Adsorbsi
4. Elektrolisis
Efek Tyndall
Bila suatu larutan (larutan

sejati) disinari dengan

seberkas sinar tampak maka

berkas sinar tadi akan diserap

dan hanya sebagian kecil yang

dipancarkan. Bila seberkas

sinar dilewatkan pada sistem

koloid maka sinar tersebut

akan dihamburkan oleh

partikel koloid, sehingga sinar


Gerak Brown
Partikel koloid dapat bergerak lurus

tetapi arahnya tidak menentu

(gerak zig-zag). Penemu gerakan

partikel koloid seperti itu adalah

Robert Brown dan gerak zig-zag

partikel koloid disebut gerak Brown.

Gerak Brown adalah gerak zig-zag

dari partikel koloid yang hanya

dapat diamati dengan mikroskop

ultra. Gerak Brown itu disebabkan

adanya tumbukan dari partikel


Adsorpsi
Partikel koloid dapat mengadsorpsi

ion atau muatan listrik. Adsorpsi

adalah proses penyerapan di

permukaan. Partikel koloid dari

Fe(OH)3 bermuatan positif dalam air


Fe(OH)3 As2S3
karena mengadsorpsi ion positif,

sedangkan partikel koloid As2S3

dalam air bermuatan negatif karena

mengadsorpsi ion negatif. Proses

penyerapan di permukaan partikel

koloid disebut adsorpsi koloid.


Elektrolisis
Untuk membuktikan bahwa. partikel

koloid bermuatan, dapat dilakukan

melalui eksperimen elektroforesis

Kutub positif (+) dan kutub (–)

dihubungkan dengan sumber arus Merah dari


Kuning Fe(OH)3
listrik searah. Dari percobaan yang dari As2S3

telah dilakukan, ternyata daerah

kutub (+) menjadi berwarna kuning

dan daerah kutub (–) menjadi

berwarna merah.
Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Dispersi koloid biasanya

mengadsorpsi ion yang sejenis. Oleh karena itu, diperlukan konsentrasi

tertentu larutan elektrolit yang bermuatan lawan, yang akan menetralkan

muatan koloid sehingga partikel koloid dapat bergabung menjadi partikel

besar. Bila larutan elektrolit tersebut mencukupi maka elektrolit tersebut

akan menggumpalkan koloid. Penggumpalan partikel koloid dapat

dilakukan secara mekanis, fisis, dan kimia.


KOAGULASI CARA MEKANIS

Cara mekanis adalah cara koagulasi koloid

dengan menggumpalkan koloid dengan

pemanasan, pengadukan, atau pendinginan.

Proses ini akan mengurangi jumlah air atau ion

di

sekeliling koloid sehingga koloid akan

mengendap.

Contoh:

1. Bila larutan dari protein yang merupakan


KOAGULASI CARA FISIS
Gas tanpa asap
Contoh penggumpalan koloid cara fisis

adalah penggunaan alat cottrel, pada

cerobong asap

Asap atau debu dari pabrik dialirkan

melalui ujung-ujung logam tajam dan


Gas + asap
bermuaan pada tegangan tinggi.

Ujung-ujung itu akan mengionkan

molekul-molekul dalam udara, yang

akan diadsorbsi oleh partikel asap dan

menjadi bermuatan. Selanjutnya,

partikel bermuatan itu akan tertarik


KOAGULASI CARA KIMIA
Pengumpalan ini dilakukan dengan

menambahkan zat elektrolit bermuatan

lawan ke dalam koloid. Koloid yang

bermuatan negatif menarik ion positif

(kation), sedangkan koloid yang

bermuatan menarik ion negatif

(anion). Ion-ion tersebut akan

membentuk lapisan Jika selubung lapis

kedua itu terlalu dekat maka selubung

itu akan menetralkan muatan koloid,

sehingga terjadi koagulasi. Makin besar


Koloid Pelindung
Koloid pelindung merupakan sifat koloid

yang dapat melindungi koloid lain,

sehingga menyebabkan terjadinya

emulsi. Untuk pembentukan emulsi

tersebut dibutuhkan suatu zat yang

dinamakan emulgator. Emulgator adalah

zat yang dapat menjadikan emulsi dua

zat cair yang semula tidak bercampur,

misalnya air dan minyak tumbuhan dapat

berubah menjadi emulsi bila ditambah air

sabun. Koloid pelindung membentuk


Dialisis
Pemurnian koloid disebut dialisis. Dialisis

dilakukan dengan cara memasukkan

koloid yang akan dimurnikan ke dalam

kantung yang dibuat dari selaput Membran

semipermeabel.
Partikel koloid
Partikel lain
Prinsip dialisis saat ini digunakan sebagai

proses cuci darah bagi penderita gagal

ginjal, yang dikenal dengan blood


Air Koloid
dialysis. Ginjal yang berfungsi sebagai murni

selaput permeabel dapat melewatkan

ion-ion atau molekul-molekul sederhana


Pembuatan Sistem Koloid
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dengan

partikel suspensi. Oleh karena itu, pembuatan sistem koloid dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kondensasi dan cara dispersi.

Kondensasi Dispersi

Larutan Koloid Suspensi


Cara Kondensasi
Cara kondensasi adalah pembuatan sistem koloid dengan

menggabungkan ion-ion, atom-atom, molekul-molekul, atau partikel

a. Reaksi hidrolisis

FeCl3(aq) + 3 H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)

b. Reaksi Redoks

2 H2S(g) + SO2 (aq) 2 H2O(l) + 2 S(s)


Cara Dispersi
Cara dispersi adalah cara pembuatan sistem koloid dengan menghaluskan

butir-butir zat yang bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir zat

yang bersifat mikroskopis (halus), sesuai dengan ukuran partikel koloid.

a. Cara Mekanik

Cara mekanik adalah

penghalusan partikel-partikel

kasar zat padat dengan

proses penggilingan untuk

dapat membentuk partikel-


b. Cara Peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid atau sistem koloid dari butir-

butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan zat pemeptisasi

(pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya

yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.


c. Cara Busur Brediq Sumber listrik

Elektrode
Cara ini biasanya digunakan untuk logam

membuat sol-sol logam, seperti Ag,

Au, dan Pb. Logam yang akan diubah

menjadi partikel koloid digunakan

sebagai elektrode. Dua logam


Es Air
dicelupkan ke dalam medium batu suling

pendispersi (air suling dingin) sampai

kedua ujungnya berdekatan. Kemudian,

kedua elektrode itu diberi loncatan

Anda mungkin juga menyukai