Anda di halaman 1dari 10

Winda Mega Widianingrum, S.

Pd

BAB I SIFAT KOLIGATIF

3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku, dan tekanan osmotik).
3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit

4. Perhitungan sifat koligatif pada larutan Elektrolit

Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat
tidak dapat menghantarkan arus listrik dan menghantarkan arus listrik karena di
tidak terdapat ion-ion di dalamnya. dalamnya terdapat ion-ion
Contoh : Contoh :
• Urea CO(NH2)2, • NaCl
• Glukosa C6H12O6 • CaBr2
• Sukrosa C12H22O11 • KNO3
• Gliserol C3H5(OH)3 • Na2CO3
• Benzena C6H6 • K2SO4 dan seebagainya
• Alkohol C2H5OH dan sebagainya
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

5. Faktor Van’t Hoff


Sebelumnya, telah dibahas bahwa sifat koligatif hanya bergantung pada jumlah partikel
yang terlarut di dalamnya, dan tidak bergantung pada jenis zat yang terkandung di dalam
larutan.
Dalam konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah partikel yang
lebih banyak daripada larutan non elektrolit. Hal ini disebabkan di dalam larutan elektrolit, zat
terlarut akan terionisasi.

Contoh :

• Nilai faktor van’t hoff dari suatu elektrolit kuat HCl (α = 1)


HCl → H+ + Cl- (2 ion/ n =2)
i = 1 + (n-1) α Sehubungan dengan jumlah ion:
= 1 + ( 2-1) 1
= 2 ➢ Elektrolit biner → n=2
• Nilai faktor van’t hoff suatu elektrolit lemah HCN (α = 0,7) ➢ Eletrolit terner → n= 3
HCN → H+ + CN- (2 ion/ n =2) ➢ Elektrolit kuarterner →
n=4
i = 1 + (n-1) α

= 1 + ( 2-1) 0,7

= 1 + 0,7

= 1,7

a. Penurunan Tekanan Uap (ΔP) Larutan Elektrolit

𝒏𝒕 .𝒊 𝒏𝒑
∆P = ( ). Po P=( ). Po
𝒏𝒕 .𝒊 + 𝒏𝒑 𝒏𝒕 .𝐢 + 𝒏𝒑
Keterangan :
∆P = Penurunan tekanan uap larutan (mmHg/cmHg/atm/torr)
P = Tekanan uap larutan (mmHg/cmHg/atm/torr) ∆P = Po - P
Po = Tekanan uap pelarut murni (mmHg/cmHg/atm/torr)
Xt = fraksi mol terlarut
Xp = fraksi mol pelarut
i = Faktor van’t Hoff
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

Contoh soal :

1. Suatu larutan mengandung 10% NaOH dalam air. Jika tekanan uap air pada suhu tertentu
adalah 110 mmHg (Ar Na = 23, O = 16, H = 1), maka tekanan uap larutan sebesar ...... mmHg.
(NaOH adalah larutan elektrolit yang terionisasi sempurna).
A. 80
B. 90
C. 95
D. 100
E. 105
Diketahui :
Larutan NaOH 10%
Zat terlarut NaOH 10% = 10 gram Mr NaOH = 40
Zat pelarut Air 90% = 90 gram Mr Air = 18

𝑔𝑟 90
Mol zat pelarut air (np) = = = 5 mol
𝑀𝑟 18
𝑔𝑟 10
Mol zat terlarut NaOH (nt) = = = 0,25 mol
𝑀𝑟 40
tekanan uap jenuh air murni = Po = 110 mmHg

Untuk menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit kita harus hitung nilai i (faktor van’t hoff)
terlebih dahulu,
NaOH→ Na+ + OH- (ada 2 ion)
Karena larutan elektrolit kuat maka i = jumlah ion = 2
Atau i = 1 + (n-1) α
= 1 + ( 2-1) 1
= 2
Jawab :
Ditanyakan tekanan uap jenuh larutan = P
𝒏𝒑 o 𝟓 𝟓
P=( ). P = ( ). 110 mmHg = ( ). 110 = 100 mmHg (D)
𝒏𝒕 .𝐢 + 𝒏𝒑 𝟎,𝟐𝟓 . 𝟐 + 𝟓 𝟓,𝟓

b. Kenaikan Titik Didih (ΔTb) Larutan Elektrolit

∆Tb = m . Kb . i ∆Tb= Tb - Tb0


Tb = Tb0 + ∆Tb
Keterangan : Nilai Kb untuk setiap pelarut tidak sama.
∆Tb = Kenaikan titik didih (0C) Berikut nilai Kb untuk beberapa pelarut.
Tb = Titik didih larutan (0C)
Air Kb = 0,52 0C/m
Tb0 = titik didih pelarut murni (0C) Kb = 2,53 0C/m
Benzena
m = molalitas (m) Kloroform Kb = 3,63 0C/m
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (0C/m) Etanol Kb = 1,22 0C/m
i = Faktor van’t Hoff dan masih banyak lagi macam pelarut
Contoh Soal :
1. Besarnya kenaikan titik didih dari larutan yang terbentuk dari 17,4 gram K2SO4 (Mr =174)
yang terurai sempurna dalam 250 gram air (Kb= 0,52 0C/m) adalah… .
A. 0,124 0C
B. 0,208 0C
C. 0,444 0C
D. 0,624 0C
E. 0,676 0C
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

Diketahui
Gram zat terlarut (gr) = 17,4 gram karena pelarutnya air Kb = 0,52 0C/m.
Gram zat pelarut (p) = 250 gram Mr =174
Terurai sempurna = larutan elektrolit kuat (α=1)
Ditanyakan: kenaikan titik didih larutan (∆Tb) ?
Jawab :
Untuk menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit kita harus hitung nilai i (faktor van’t hoff)
terlebih dahulu,
K2SO4→ 2K+ + SO42- (ada 3 ion)
Karena larutan elektrolit kuat maka i = jumlah ion = 3
Atau i = 1 + (n-1) α
= 1 + ( 3-1) 1
= 3

∆Tb = m . Kb. i
𝑔𝑟 1000
= 𝑀𝑟 . . Kb .i
𝑝
17,4 1000
= 𝑥 . 0,52 . 3
174 250
= 0,624 0C

2.Sebanyak 13,5 g CH3COOH (Mr=60), dilarutkan dalam 250 gr air (Kb = 0,5) ternyata mendidih
pada suhu 100,5 oC, maka derajat disosiasi CH3COOH adalah ….
A. 0,06 D. 0,16
B. 0,08 E. 0,20
C. 0,11
Diketahui
Gram zat terlarut (gr) = 13,5 gram karena pelarutnya air Kb = 0,5 0C/m.
Gram zat pelarut (p) = 250 gram Mr =60
Titik didih (Tb) 100,5 oC Titik didih air murni (Tb0) = 100 oC
CH3COOH → CH3COO- + H+ (ada 2 ion)
Ditanyakan: derajat disosiasi (α) ?
Jawab :
Untuk menghitung nilai derajat disosiasi kita harus menghitung nilai i (faktor van’t hoff),
Sebelum menghitung i, cari nilai ∆Tb karena yang diketahui di soal adalah Titik didihnya (Tb)
∆Tb = Tb - Tb0
= 100,5 oC – 100 oC
= 0,5 oC

∆Tb = m . Kb. i i = 1 + (n-1) α


𝑔𝑟 1000
0,5 = 𝑀𝑟 . . Kb .i 1,11 = 1 + ( 2 – 1) α
𝑝
13,5 1000
0,5 = 𝑥 . 0,5 . i 1,11 – 1 = α
60 250
0,5 𝑥 60 𝑥 250
=i 0,11 =α
13,5 𝑥 1000 𝑥 0,5
1,11 =i
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

c. Penurunan Titik Beku (ΔTf)

∆Tf = m . Kf. i ∆Tf = Tf0- Tf


Tf = Tf0 - ∆Tf

Keterangan : Nilai Kf untuk setiap pelarut tidak sama.


∆Tf = Kenaikan titik beku (0C) Berikut nilai Kf untuk beberapa pelarut.
Tf = Titik beku larutan (0C)
Air Kf = 1,86 0C/m
Tf0 = titik beku pelarut murni (0C) Kf = 5,10 0C/m
Benzena
m = molalitas (m) Kloroform Kf = 4,680C/m
Kf = tetapan kenaikan titik beku molal (0C/m) Etanol Kf = 1,99 0C/m
i = Faktor van’t Hoff dan masih banyak lagi macam pelarut
Contoh Soal :
1. Hitunglah titik beku larutan NaCl 0,15 m. Jika tetapan kenaikan titik beku molal air 1,86 0C/m
dan α=1
Diketahui :
m =0,15 molal karena pelarutnya air Kf = 1,86 0C/m.
0 0
titik beku air murni (Tf ) selalu = 0 C
NaCl α=1 berarti elektrolit kuat i = jumlah ion = 2
NaCl → Na +Cl+ -
(ada 2 ion)
Atau i = 1 + (n-1) α
= 1 + ( 2-1) 1
= 2

Ditanyakan: titik beku larutan (Tf) ?


Jawab :
Untuk menghitung titik beku larutan urea, dari data yang diketahui kita harus menghitung dulu ∆Tf
nya.

∆Tf = m . Kf.i Tf = Tf0 - ∆Tf


= 0,15 . 1,86. 2 = 0 0C - 0,558 0C
=.0,558 0C = - 0, 558 0C

2. Gula 0,1 mol dan garam AB2 0,1 mol dengan derajat ionisasi 0,5 , masing - masing dilarutkan
dalam 1 liter air (р=1 g/mL). Jika penurunan titik beku larut gula t 0C, maka penurunan titik beku
larutan garam AB2 adalah ...
A. 1,5 0C
B. 2 t 0C
C. 2,5 t 0C
D. 3t 0C
E. 3,5 t 0C
Jawab :
Larutan gula termasuk larutan non elektrolit ∆Tf = m . Kf

∆Tf = t 0C

Mol gula = mol garam AB2 dan sama-sama dilarutkan dalam 1 liter air sehingga molalitasnya sama

Larutan garam AB2 termasuk larutan elektrolit dengan α = 0,5 ∆Tf = m . Kf. i
AB2 → A2+ + 2B- (Ada 3 ion)
∆Tf = m . Kf. i
= t 0C . (1 + (n-1) α) = t 0C . (1 + (3-1) 0,5) = t 0C . (1 +1)= 2 t 0C (B)
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

d. Tekanan Osmotik/Osmosis

π= M . R . T. i

Keterangan :
π= tekanan osmotik (atm)
M = Molaritas (M)
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/mol K)
T = suhu mutlak (Kelvin)
i = Faktor van’t Hoff

Contoh Soal :

1. (SBMPTN 2017) Sebanyak 8 gram elektrolit kuat L2X dilarutkan dalam 1 liter air. Jika tekanan
osmotic larutan ini 4 atm pada 27 0C (R =0,082 L atm/mol K). Maka Mr L2X adalah… .
A. 49,2
B. 80
C. 120
D. 147,6
E. 221,4
Jawab :
Diketahui:
Massa zat terlarut (gr) = 8 gram
Volume larutan (ml) = 1 liter = 1000 ml
Suhu = 27 0C
= 27 0C + 273 = 300 kelvin
L2X → 2L+ + X2- (ada 3 ion)
i Larutan elektrolit kuat = jumlah ion i =3
atau i = 1 + (n-1) α
= 1 + ( 3-1) 1
= 3

π =M.R.T.i
𝑔𝑟 1000
4 =
𝑀𝑟
𝑥 𝑚𝑙
.R.T.i
4 = 𝑀𝑟8 𝑥 1000
1000
. 0,082 . 300. 3
8 𝑥 0,082 𝑥 300 𝑥 3
Mr = 4
Mr = 147,6 (D)

6. Sifat Koligatif Larutan Dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Penurunan Tekanan Uap
1) Laut Mati/ Kolam Apung
Contoh dari penurunan tekanan uap yaitu
terdapat pada Laut Mati. Laut Mati terletak di daerah
gurun yang sangat panas dan juga kering, yaitu antara
Yordania dan Palestina serta tidak berhubungan
dengan laut bebas. Laut Mati memiliki kadar garam
sangat tinggi, yaitu 32% sementara kadar garam rata-
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

rata air laut hanya 3%. Kosentrasi zat terlarut di dalamnya semakin tinggi hingga sulit
menguap. Akibatnya, terjadilah penurunan tekanan uap.
Jika seseorang berenang di Laut Mati tidak akan tenggelam karena kosentrasi
zat terlarutnya sangatlah tinggi.Penerapan prinsip yang sama dengan Laut Mati juga
dapat kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia berupa kolam apung. Misal
kolam apung Atlantis Water Adventure di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
2) Mendapatkan Benzena Murni
Bahan bakar untuk pesawat terbang yaitu bernama avgas (aviation gasoline)
atau yang lebih dikenal dengan nama bensol. Nama lain dari bensol ialah benzena.
Benzena merupakan kandungan alami dari minyak bumi. Benzena biasanya tercampur
dengan toluena yang akan membentuk larutan benzena-toluena.
Untuk mendapatkan benzena murni yaitu menggunakan pemisahan campuran
dengan cara distilasi bertingkat, mengguakan prinsip berbedaan tekanan uap antara zat
pelarut dengan zat terlarut.

b. Kenaikan Titik Didih


1) Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan senyawa dalam
suatu larutan dengan cara pendidihan. Larutan yang akan
dipisahkan dengan zat terlarutnya, suhunya dinaikkan
secara perlahan agar zat terlarut menguap dan dapat
dipisahkan dengan pelarutnya. Jadi sangat penting sekali
mengetahui titik didih zat terlarut agar waktu yang
diperlukan untuk mendidihkan larutan tersebut dapat
diketahui. Kenaikan titik didih juga digunakan untuk
mengklasifikasikan bahan bakar yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari

c. Penurunan Titik Beku


1) Membuat Campuran Pendingin sebagai Bahan Pembuat Es Puter
Campuran pendingin adalah larutan yang memiliki titik beku jauh di bawah 0
derajat Celcius. Campuran pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk
membuat es puter. Campuran pendingin
dibuat dengan melarutkan berbagai garam ke
dalam air.
Sebagai contoh, campuran pendingin
dalam pembuatan es krim dibuat dari
campuran garam dapur dengan kepingan es
batu dalam bejana. Pada campuran tersebut,
es batu akan mencair sedangkan suhu
campuran turun.

2) Membuat Zat Anti Beku pada Radiator Mobil


Pada daerah yang beriklim dingin, air radiator di kendaraan mudah membeku.
Jika keadaan ini dibiarkan, radiator kendaraan akan cepat rusak. Oleh karena itu,
ditambahkanlah etilen glikol sebagai zat anti beku ke dalam air radiator.
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

3) Mencairkan Salju di Jalan Raya


Di daerah yang mengalami musim salju,
setiap terjadi hujan salju maka jalanan akan
dipenuhi es salju. Lapisan salju di jalan raya tersebut
dapat mengakibatkan kendaraan tergelincir
sehingga perlu dibersihkan. Untuk mengatasinya,
jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam
NaCl dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat
mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, semakin banyak pula salju
yang mencair.

4. Antibeku dalam Tubuh Hewan


Hewan-hewan yang tinggal di
daerah beriklim dingin, seperti beruang
kutub memanfaatkan prinsip sifat koligatif
larutan yaitu penurunan titik beku untuk
bertahan hidup.
Darah ikan-ikan laut mengandung
zat antibeku yang mampu menurunkan titik
beku air hingga 0,8 derajat Celcius. Dengan
demikian, ikan laut dapat bertahan pada
musim dingin yang suhunya mencapai 1,9 derajat Celcius. Zat antibeku dalam tubuh ikan
tersebut dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya.

5. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)


Pengakuan sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa
relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada
kosentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut serta nilai penurunan titik
bekunya maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.

d. Tekanan Osmotik
1) Membuat Cairan Fisiologis
Larutan-larutan yang memiliki tekanan osmotik yang sama disebut isotonik.
Larutan-larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah daripada larutan lain
disebut hipotonik. Sementara itu, larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi
daripada larutan lain disebut hipertonik.
Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah.
Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmotik, baik ke
dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami
kerusakan.
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

2) Membasmi Keong Mas, Belut, Lintah


Garam dapur (NaCl) yang ditaburkan pada tubuh keong mas, lintah, belut mampu
menyerap air yang ada pada jaringan tubuh sehingga keong mas, lintah, belut akan
kekurangan air dalam tubuhnya. Oleh karena itu, garam dapur juga digunakan untuk
membasmi binatang lunak seperti keong mas.

3) Pengawet Makanan
Garam dapur dapat membunuh mikroba penyebab busuknya makanan. Oleh karena itu,
garam dapur dapat digunakan sebagai bahan mengawetkan makanan seperti ikan.

4) Pembuat Obat Tetes Mata


Cairan obat tetes mata dibuat hingga mendekati isotonis terhadap cairan mata.
Hal ini agar obat tetes mata dapat diterima oleh mata tanpa rasa nyeri dan tidak
menyebabkan keluarnya air mata yang
dapat mencuci keluar obat tersebut dari
mata. Beberapa larutan obat mata
perlu dibuat hipertonik terhadap cairan
mata untuk meningkatkan daya serap
sehingga mempercepat efek obat.

5) Penyerapan Air oleh Akar Tanaman


Tanaman menyerap air tanah melalui akar untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sel-sel penyusun akar tanaman mengandung
zat-zat terlarut sehingga kosentrasinya lebih tinggi daripada air di
sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh
tanaman.

6) Pengolahan Air Limbah


Air limbah yang mengandung zat-zat pencemar lingkungan dihubungkan dengan cairan
hipertonis melalui membran semipermebel. Akibatnya, kandungan air dalam air limbah
mengalami osmosis ke cairan hipertonis. Dengan demikian, zat-zat pengotor yang
mulanya terlarut dalam air limbah tertinggal dan dapat diolah lebih lanjut.

7) Mesin Cuci Darah


Pasien penderita gagal ginjal harus
menjalani terapi yang bernama cuci
darah. Terapi cuci darah
menggunakan metode dialisis, yaitu
proses perpindahan molekul kecil-
kecil seperti urea melalui membran
semipermeabel dan masuk ke cairan
lainnya, kemudian dibuang. Membran
tidak dapat dapat ditembus oleh
molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

8) Pengawetan Selai
Industri makanan ringan sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada proses
pengawetan selai. Gula dalam jumlah yang banyak ternyata berperan penting dalam
proses pengawetan, karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa
mengakibatkan botulisme. Botulisme adalah sebuah kondisi keracunan serius yang
disebabkan oleh racun yang dihasilkan bakteri Clostridium Botulinum. Bila sel bakteri
berada dalam larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel akan cenderung
untuk bergerak keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat. Proses ini kemudian
yang disebut krenasi (crenation), menyebabkan sel bakteri tersebut mengerut dan
akhirnya tidak berfungsi lagi.

9) Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik (Reverse Osmosis)


Seiring perkembangan masusia yang pesat, sulit untuk akan mencari sumber air
bersih secara alami. Apalagi era sekarang, beberapa negara dibelahan dunia sulit
mendapatkan air bersih. Untuk itu manusia mencoba memanfaatkan laut sebagai
sumber air bersih dengan metode osmosis balik. Osmosis balik adalah perembesan
pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih
encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari
tekanan osmotiknya. Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut.
Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan
osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput
yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut.

Anda mungkin juga menyukai