Pd
3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku, dan tekanan osmotik).
3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit
Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat
tidak dapat menghantarkan arus listrik dan menghantarkan arus listrik karena di
tidak terdapat ion-ion di dalamnya. dalamnya terdapat ion-ion
Contoh : Contoh :
• Urea CO(NH2)2, • NaCl
• Glukosa C6H12O6 • CaBr2
• Sukrosa C12H22O11 • KNO3
• Gliserol C3H5(OH)3 • Na2CO3
• Benzena C6H6 • K2SO4 dan seebagainya
• Alkohol C2H5OH dan sebagainya
Winda Mega Widianingrum, S.Pd
Contoh :
= 1 + ( 2-1) 0,7
= 1 + 0,7
= 1,7
𝒏𝒕 .𝒊 𝒏𝒑
∆P = ( ). Po P=( ). Po
𝒏𝒕 .𝒊 + 𝒏𝒑 𝒏𝒕 .𝐢 + 𝒏𝒑
Keterangan :
∆P = Penurunan tekanan uap larutan (mmHg/cmHg/atm/torr)
P = Tekanan uap larutan (mmHg/cmHg/atm/torr) ∆P = Po - P
Po = Tekanan uap pelarut murni (mmHg/cmHg/atm/torr)
Xt = fraksi mol terlarut
Xp = fraksi mol pelarut
i = Faktor van’t Hoff
Winda Mega Widianingrum, S.Pd
Contoh soal :
1. Suatu larutan mengandung 10% NaOH dalam air. Jika tekanan uap air pada suhu tertentu
adalah 110 mmHg (Ar Na = 23, O = 16, H = 1), maka tekanan uap larutan sebesar ...... mmHg.
(NaOH adalah larutan elektrolit yang terionisasi sempurna).
A. 80
B. 90
C. 95
D. 100
E. 105
Diketahui :
Larutan NaOH 10%
Zat terlarut NaOH 10% = 10 gram Mr NaOH = 40
Zat pelarut Air 90% = 90 gram Mr Air = 18
𝑔𝑟 90
Mol zat pelarut air (np) = = = 5 mol
𝑀𝑟 18
𝑔𝑟 10
Mol zat terlarut NaOH (nt) = = = 0,25 mol
𝑀𝑟 40
tekanan uap jenuh air murni = Po = 110 mmHg
Untuk menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit kita harus hitung nilai i (faktor van’t hoff)
terlebih dahulu,
NaOH→ Na+ + OH- (ada 2 ion)
Karena larutan elektrolit kuat maka i = jumlah ion = 2
Atau i = 1 + (n-1) α
= 1 + ( 2-1) 1
= 2
Jawab :
Ditanyakan tekanan uap jenuh larutan = P
𝒏𝒑 o 𝟓 𝟓
P=( ). P = ( ). 110 mmHg = ( ). 110 = 100 mmHg (D)
𝒏𝒕 .𝐢 + 𝒏𝒑 𝟎,𝟐𝟓 . 𝟐 + 𝟓 𝟓,𝟓
Diketahui
Gram zat terlarut (gr) = 17,4 gram karena pelarutnya air Kb = 0,52 0C/m.
Gram zat pelarut (p) = 250 gram Mr =174
Terurai sempurna = larutan elektrolit kuat (α=1)
Ditanyakan: kenaikan titik didih larutan (∆Tb) ?
Jawab :
Untuk menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit kita harus hitung nilai i (faktor van’t hoff)
terlebih dahulu,
K2SO4→ 2K+ + SO42- (ada 3 ion)
Karena larutan elektrolit kuat maka i = jumlah ion = 3
Atau i = 1 + (n-1) α
= 1 + ( 3-1) 1
= 3
∆Tb = m . Kb. i
𝑔𝑟 1000
= 𝑀𝑟 . . Kb .i
𝑝
17,4 1000
= 𝑥 . 0,52 . 3
174 250
= 0,624 0C
2.Sebanyak 13,5 g CH3COOH (Mr=60), dilarutkan dalam 250 gr air (Kb = 0,5) ternyata mendidih
pada suhu 100,5 oC, maka derajat disosiasi CH3COOH adalah ….
A. 0,06 D. 0,16
B. 0,08 E. 0,20
C. 0,11
Diketahui
Gram zat terlarut (gr) = 13,5 gram karena pelarutnya air Kb = 0,5 0C/m.
Gram zat pelarut (p) = 250 gram Mr =60
Titik didih (Tb) 100,5 oC Titik didih air murni (Tb0) = 100 oC
CH3COOH → CH3COO- + H+ (ada 2 ion)
Ditanyakan: derajat disosiasi (α) ?
Jawab :
Untuk menghitung nilai derajat disosiasi kita harus menghitung nilai i (faktor van’t hoff),
Sebelum menghitung i, cari nilai ∆Tb karena yang diketahui di soal adalah Titik didihnya (Tb)
∆Tb = Tb - Tb0
= 100,5 oC – 100 oC
= 0,5 oC
2. Gula 0,1 mol dan garam AB2 0,1 mol dengan derajat ionisasi 0,5 , masing - masing dilarutkan
dalam 1 liter air (р=1 g/mL). Jika penurunan titik beku larut gula t 0C, maka penurunan titik beku
larutan garam AB2 adalah ...
A. 1,5 0C
B. 2 t 0C
C. 2,5 t 0C
D. 3t 0C
E. 3,5 t 0C
Jawab :
Larutan gula termasuk larutan non elektrolit ∆Tf = m . Kf
∆Tf = t 0C
Mol gula = mol garam AB2 dan sama-sama dilarutkan dalam 1 liter air sehingga molalitasnya sama
Larutan garam AB2 termasuk larutan elektrolit dengan α = 0,5 ∆Tf = m . Kf. i
AB2 → A2+ + 2B- (Ada 3 ion)
∆Tf = m . Kf. i
= t 0C . (1 + (n-1) α) = t 0C . (1 + (3-1) 0,5) = t 0C . (1 +1)= 2 t 0C (B)
Winda Mega Widianingrum, S.Pd
d. Tekanan Osmotik/Osmosis
π= M . R . T. i
Keterangan :
π= tekanan osmotik (atm)
M = Molaritas (M)
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/mol K)
T = suhu mutlak (Kelvin)
i = Faktor van’t Hoff
Contoh Soal :
1. (SBMPTN 2017) Sebanyak 8 gram elektrolit kuat L2X dilarutkan dalam 1 liter air. Jika tekanan
osmotic larutan ini 4 atm pada 27 0C (R =0,082 L atm/mol K). Maka Mr L2X adalah… .
A. 49,2
B. 80
C. 120
D. 147,6
E. 221,4
Jawab :
Diketahui:
Massa zat terlarut (gr) = 8 gram
Volume larutan (ml) = 1 liter = 1000 ml
Suhu = 27 0C
= 27 0C + 273 = 300 kelvin
L2X → 2L+ + X2- (ada 3 ion)
i Larutan elektrolit kuat = jumlah ion i =3
atau i = 1 + (n-1) α
= 1 + ( 3-1) 1
= 3
π =M.R.T.i
𝑔𝑟 1000
4 =
𝑀𝑟
𝑥 𝑚𝑙
.R.T.i
4 = 𝑀𝑟8 𝑥 1000
1000
. 0,082 . 300. 3
8 𝑥 0,082 𝑥 300 𝑥 3
Mr = 4
Mr = 147,6 (D)
rata air laut hanya 3%. Kosentrasi zat terlarut di dalamnya semakin tinggi hingga sulit
menguap. Akibatnya, terjadilah penurunan tekanan uap.
Jika seseorang berenang di Laut Mati tidak akan tenggelam karena kosentrasi
zat terlarutnya sangatlah tinggi.Penerapan prinsip yang sama dengan Laut Mati juga
dapat kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia berupa kolam apung. Misal
kolam apung Atlantis Water Adventure di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
2) Mendapatkan Benzena Murni
Bahan bakar untuk pesawat terbang yaitu bernama avgas (aviation gasoline)
atau yang lebih dikenal dengan nama bensol. Nama lain dari bensol ialah benzena.
Benzena merupakan kandungan alami dari minyak bumi. Benzena biasanya tercampur
dengan toluena yang akan membentuk larutan benzena-toluena.
Untuk mendapatkan benzena murni yaitu menggunakan pemisahan campuran
dengan cara distilasi bertingkat, mengguakan prinsip berbedaan tekanan uap antara zat
pelarut dengan zat terlarut.
d. Tekanan Osmotik
1) Membuat Cairan Fisiologis
Larutan-larutan yang memiliki tekanan osmotik yang sama disebut isotonik.
Larutan-larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah daripada larutan lain
disebut hipotonik. Sementara itu, larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi
daripada larutan lain disebut hipertonik.
Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah.
Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmotik, baik ke
dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami
kerusakan.
Winda Mega Widianingrum, S.Pd
3) Pengawet Makanan
Garam dapur dapat membunuh mikroba penyebab busuknya makanan. Oleh karena itu,
garam dapur dapat digunakan sebagai bahan mengawetkan makanan seperti ikan.
8) Pengawetan Selai
Industri makanan ringan sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada proses
pengawetan selai. Gula dalam jumlah yang banyak ternyata berperan penting dalam
proses pengawetan, karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa
mengakibatkan botulisme. Botulisme adalah sebuah kondisi keracunan serius yang
disebabkan oleh racun yang dihasilkan bakteri Clostridium Botulinum. Bila sel bakteri
berada dalam larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel akan cenderung
untuk bergerak keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat. Proses ini kemudian
yang disebut krenasi (crenation), menyebabkan sel bakteri tersebut mengerut dan
akhirnya tidak berfungsi lagi.