Anda di halaman 1dari 7

Winda Mega Widianingrum, S.

Pd

BAB I SIFAT KOLIGATIF

3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku, dan tekanan osmotik).
3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit

1. Pengertian Sifat Koligatif


Sifat koligatif adalah sifat larutan yang bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dan tidak
bergantung pada jenis zat terlarut.

Sifat koligatif larutan meliputi :


a. Penurunan tekanan uap (∆P)
b. Kenaikan titik didih (∆Tb )
c. Penurunan titik beku (∆Tf )
d. Tekanan Osmotik ()

2. Konsentrasi Larutan
Larutan terbentuk dari : Larutan garam ?
Zat terlarut : Garam

Zat Pelarut : Air


Zat terlarut Zat pelarut

Sebelum mempelajari contoh sifat-sifat koligatif, perlu memahami perhitungan konsentrasi


sebagai berikut :
a. Molaritas (M)
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut di dalam setiap 1 liter larutan dan dinyatakan
dengan rumus berikut.
Ada beberapa cara menghitung molaritas :

M= atau M= atau M=

Dimana :
M = Molaritas (Molar/M) gr = gram zat terlarut = massa jenis zat
n = mol (mol) ml = ml larutan (ml) % = kadar zat (%)
v = volume larutan (liter) Mr = Massa molekul relatif

Contoh Soal :
Hitung konsentrasi larutan NaOH yang dibuat dari 2 gram Suatu asam sulfat pekat mengandung 98% H2SO4 (Mr = 98)
kristal NaOH yang dilarutkan ke dalam air hingga dan memiliki massa jenis 1,8 gr/ml. Berapakah molaritas
volumenya 500 ml (Mr NaOH = 40) larutan asam sulfat tersebut ?
Diketahui : Diketahui :
gr = 2 gram Mr NaOH = 40 ml = 500 ml % kadar zat = 98 Mr H2SO4 = 98 𝜌=1,8 gr/ml
Jawab :
Dari data yang diketahui kita bisa menggunakan rumus yang Jawab:
kedua Dari data yang diketahui kita bisa menggunakan rumus yang
𝑔𝑟 ketiga.
M = 𝑥
𝑀𝑟 𝑚𝑙 𝜌
2 M=
𝑀𝑟
M = 𝑥 ,8 98
4 5 M= = 1,8 M
M = 0,1 M 98
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

b. Molalitas (m)
Molalitas adalah banyaknya mol zat terlarut di dalam setiap 1 kg pelarut

m= atau m=

Dimana :
M = Molalitas (m) gr = gram zat terlarut (gr)
n = mol (mol) p = gram zat pelarut (gr)
kg = massa pelarut (kg) Mr = Massa molekul relatif

Contoh Soal :
Hitung molalitas larutan yang terjadi apabila 24 gram kristal
MgSO4 dilarutkan dalam 400 gram air. (Mr MgSO4 = 120)
Diketahui :
gr ( gram zat terlarut) = 24 gram Mr NaOH = 120
p (gram zat pelarut) = 400 gram
Jawab :
Dari data yang diketahui kita bisa menggunakan rumus yang
kedua
𝑔𝑟
m = 𝑥
𝑀𝑟 𝑝
24
m = 𝑥
2 4
m = 0,5 m

c. Fraksi mol : Fraksi mol terlarut (Xt) dan Fraksi mol pelarut (Xp)

Xt = Xp = Xt + Xp = 1
: :

Xt = fraksi mol terlarut


Xp = fraksi mol pelarut
nt = mol zat terlarut (mol) mol =
np = mol zat pelarut (mol) mol =
Contoh Soal :
Sebanyak 27,6 gram etanol C2H5OH (Mr = 46) dilarutkan Hitunglah fraksi mol glukosa di dalam larutan glukosa 36 %.
dalam 54 gram air (Mr air H2O = 18). Hitunglah fraksi mol (Mr glukosa = 180 dan Mr air = 18)
etanol dan fraksi mol air! Jawab :
Zat terlarut : glukosa
Diketahui :
36 % = 36 gram
Dari soal bisa kita pahami bahwa zat terlarutnya adalah Larutan
etanol dan zat pelarutnya air. Sehingga ditanyakan Xt dan glukosa 36 % Zat pelarut : air
64 % = 64 gram
Xp.
Di dalam larutan glukosa sudah tentunya di dalam
Hitung mol masing-masing zat terlarut terlebih dahulu.
𝑔𝑟 27,6 mengandung air dan glukosa. Kita misalkan total massa 100
Mol zat terlarut etanol (nt) = = = 0,6 mol gram maka massa glukosanya adalah 36 % x 100 gram= 36
𝑀𝑟 46
𝑔𝑟 54 gram dan massa airnya sisa dari (100% - 36 %) = 64 % x 100
Mol zat pelarut air (np) = = = 3 mol
𝑀𝑟 8 = 64 gram.
𝑛𝑡 ,6 ,6
Xt = = = = 0,1667 Menghitung fraksi mol glukosa (Xt)
𝑛𝑡:𝑛𝑝 ,6:3 3,6
𝑔𝑟 36
Mol zat terlarut glukosa (nt) = = = 0,2 mol
𝑀𝑟 8
Xt + Xp = 1 𝑔𝑟 64
Mol zat pelarut air (np) = = = 3,56 mol
𝑀𝑟 8
Xp = 1 – Xt = 1 – 0,1667 = 0,8333 𝑛𝑡 ,2
Xt = = = 0,053
𝑛𝑡:𝑛𝑝 ,2:3,56
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

3. Contoh Sifat Koligatif Larutan dan Perhitungan sifat koligatif pada larutan Non Elektrolit
a. Penurunan Tekanan Uap (ΔP)
Apakah yang terjadi jika semangkok air dibiarkan di udara terbuka ? Mengapa pakaian basah dapat
menjadi kering ? pada dua kejadian tersebut, air mengalami penguapan. Banyak sedikitnya uap di atas
permukaan cairan diukur berdasarkan tekanan uapnya. Semakin banyak uap yang berada diatas
permukaan cairan, tekanan uapnya semakin tinggi. Pada ruangan tertutup, jumlah uap cairan akan
mencapai kondisi maksimum. Tekanan uap pada kondisi terebut merupakan tekanan uap jenuh.

Sekarang ada pertanyaan ? air gula dan air aja, mudah menguap yang mana?

Penguapan air,

P0 = penguapan pada air murni (tidak


terhalang partikel)

P = penguapan pada larutan


(terhalang partikel zat terlarut gula)

Akibatnya pada larutan gula jumlah air diatas permukaan air menjadi berkurang sehingga tekanan
uapnya akan turun. Besarnya penurunan tekanan uap air akibat adanya zat terlarut disebut Penurunan
tekanan uap larutan ∆P.
Berdasarkan hukum Raoult rumus penurunan tekanan uap pada larutan non Elektrolit dapat
dituliskan sebagai berikut :
∆P = Xt . Po P= Xp . Po
atau atau

∆P = ( ). Po P=( ). Po
: :
Keterangan :
∆P = Penurunan tekanan uap larutan (mmHg/cmHg/atm/torr)
P = Tekanan uap larutan (mmHg/cmHg/atm/torr) ∆P = Po - P
Po = Tekanan uap pelarut murni (mmHg/cmHg/atm/torr)
Xt = fraksi mol terlarut
Xp = fraksi mol pelarut
Contoh soal :
Sebanyak 30 g urea (Mr = 60) dilarutkan dalam 180 g air (Mr air =18). Bila pada suhu percobaan
tekanan uap jenuh air murni adalah 210 mmHg, maka penurunan tekanan uap jenuh larutan adalah
….
A. 10 mmHg Diketahui :
𝑔𝑟 8
B. 20 mmHg Mol zat pelarut air (np) = = = 10 mol
𝑀𝑟 8
𝑔𝑟 3
C. 30 mmHg Mol zat terlarut urea (nt) = = = 0,5 mol
𝑀𝑟 6
D. 190 mmHg tekanan uap jenuh air murni = Po = 210 mmHg
E. 200 mmHg
Jawab :
Ditanyakan penurunan tekanan uap jenuh larutan = ∆P
∆P = Xt . Po

𝒏𝒕 𝟎,𝟓 𝟎,𝟓
∆P = ( ). Po = ( ). 210 mmHg= ( ). 210 = 10 mmHg (A)
𝒏𝒕 : 𝒏𝒑 𝟎,𝟓 : 𝟏𝟎 𝟏𝟎,𝟓
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

b. Kenaikan Titik Didih (ΔTb)


Pertanyaan lagi, menurut kalian air murni dan air gula kira-kira lebih mudah mendidih yang
mana ?

Setelah kita lihat percobaan di atas, air gula memiliki titik didih yang lebih tinggi dibanding
air murni dalam hal ini terjadi karena di dalam air gula terdapat partikel-partikel gula sebagai
zat terlarut sehingga lebih susah mendidih maka membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk
mendidih.
Titik didih adalah suhu ketika tekanan uap di atas permukaan zat cair sama dengan tekanan
udara luar.
Air murni mendidih pada suhu 100 0C, jika ke dalam air murni dilarutkan suatu zat yang sukar
menguap contoh gula (larutan gula) maka titik didih berubah menjadi lebih dari > 100 0C.
Besarnya kenaikan suhu itulah disebut dengan Kenaikan Titik Didih (ΔTb)
Kenaikan titik didih larutan non elektrolit dirumuskan sebagai berikut:

∆Tb = m . Kb ∆Tb= Tb - Tb0


Tb = Tb0 + ∆Tb
Keterangan : Nilai Kb untuk setiap pelarut tidak sama.
∆Tb = Kenaikan titik didih (0C) Berikut nilai Kb untuk beberapa pelarut.
Tb = Titik didih larutan (0C)
Air Kb = 0,52 0C/m
Tb0 = titik didih pelarut murni (0C)
Benzena Kb = 2,53 0C/m
m = molalitas (m) Kloroform Kb = 3,63 0C/m
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (0C/m) Etanol Kb = 1,22 0C/m
Contoh Soal : dan masih banyak lagi macam pelarut

Sebanyak 9 gram glukosa dilarutkan dalam 100 gram air. Hitung titik didih larutan yang terjadi jika
0
diketahui Mr glukosa 180 dan tetapan kenaikan titik didih molal air 0,52 C/m.
Diketahui
0
Gram zat terlarut (gr) = 9 gram karena pelarutnya air Kb = 0,52 C/m.
0 0
Gram zat pelarut (p) = 100 gram titik didih air murni (Tb ) selalu = 100 C
Mr glukosa =180
Ditanyakan: titik didih larutan (Tb) ?
Jawab :
Untuk menghitung titik didih larutan glukosa, dari data yang diketahui kita harus menghitung dulu ∆Tb
nya.
∆Tb = m . Kb Tb = Tb0 + ∆Tb
𝑔𝑟
= 𝑀𝑟 𝑥 . Kb = 100 0C + 0,26 0C
𝑝
9
= 𝑥 . 0,52 = 100, 26 0C
8
= 0,26 0C
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

c. Penurunan Titik Beku (ΔTf)


Proses pembekuan adalah merapatnya partikel-partikel zat cair sehingga akan terjadi gaya
tarik menarik antarmolekul zat cair yang sangat kuat dan akhirnya terbentuklah zat padat.
Adanya zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang
sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk mendekatkan jarak antarmolekul agar
terjadi proses pembekuan.
Dengan demikian, adanya zat terlarut pada suatu zat cair mengakibatkan penurunan titik beku
zat cair tersebut. Besarnya penurunan suhu itulah disebut dengan Penurunan Titik Beku
(ΔTf)
Penurunan titik beku larutan non elektrolit dirumuskan sebagai berikut:

∆Tf = m . Kf ∆Tf = Tf0- Tf


Tf = Tf0 - ∆Tf

Keterangan : Nilai Kf untuk setiap pelarut tidak sama.


∆Tf = Kenaikan titik beku (0C) Berikut nilai Kf untuk beberapa pelarut.
Tf = Titik beku larutan (0C)
Air Kf = 1,86 0C/m
Tf0 = titik beku pelarut murni (0C)
Benzena Kf = 5,10 0C/m
m = molalitas (m) Kloroform Kf = 4,680C/m
Kf = tetapan kenaikan titik beku molal (0C/m) Etanol Kf = 1,99 0C/m
dan masih banyak lagi macam pelarut
Contoh Soal :
Sebanyak 6 gram urea dilarutkan ke dalam 200 gram air. Jika tetapan kenaikan titik beku molal air
0
1,86 C/m dan Mr urea = 60. Hitung titik beku larutan yang terjadi.
Diketahui
0
Gram zat terlarut (gr) = 6 gram karena pelarutnya air Kf = 1,86 C/m.
0 0
Gram zat pelarut (p) = 200 gram titik beku air murni (Tf ) selalu = 0 C
Mr urea =60
Ditanyakan: titik beku larutan (Tf) ?
Jawab :
Untuk menghitung titik beku larutan urea, dari data yang diketahui kita harus menghitung dulu ∆Tf
nya.
∆Tf = m . Kf Tf = Tf0 - ∆Tf
𝑔𝑟
= 𝑀𝑟 𝑥 . Kf = 0 0C - 0,93 0C
𝑝
6
=6 𝑥 . 1,86 = - 0, 93 0C
2
= 0,93 0C

DIAGRAM FASE (DIAGRAM P-T)


Winda Mega Widianingrum, S.Pd

d. Tekanan Osmotik/Osmosis
Peristiwa bergeraknya partikel (molekul atau ion) dari suatu larutan yang lebih encer atau
pelarut murni ke larutan yang lebih pekat melalui dinding semipermeable disebut dengan
osmosis.

Tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan agar tidak terjadinya peristiwa osmosis
atau untuk mengimbangi tekanan yang diakibatkan oleh gerak molekul pelarut menuju
larutan melewati membrane semipermeabel.
Berikut rumusan tekanan osmotik pada larutan non elektrolit :

π= M . R . T

Keterangan :
π= tekanan osmotik (atm)
M = Molaritas (M)
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/mol K
T = suhu mutlak (Kelvin)

Contoh Soal :
Hitung tekanan osmotik larutan 3,6 gram glukosa yang terlarut di dalam 500 ml larutan pada suhu
0
27 C. (Mr glukosa = 180)
Jawab :
Diketahui:
Massa zat terlarut (gr) = 3,6 gram
Volume larutan (ml) = 500 ml
0
Suhu = 27 C
0
= 27 C + 273 = 300 kelvin

π =M.R.T
𝑔𝑟
=
𝑀𝑟
𝑥 𝑚𝑙
.R.T
3,6
= 8
𝑥 5
. 0,082 . 300
= 0,984 atm
Winda Mega Widianingrum, S.Pd

LATIHAN SOAL

(wajib dikerjakan untuk latihan tapi tidak perlu dikumpulkan)

1. Fraksi mol glukosa (Mr=180) dalam larutan glukosa 80% massa di dalam air adalah...
A. ¼
B. 2/7
C. 4/9
D. 5/9
E. 5/7
2. Jika tekanan uap jenuh pelarut murni pada suhu 30oC adalah 16 mmHg, sedangkan Fraksi mol zat
nonelektrolit adalah 0,4, maka besarnya tekanan uap larutan tersebut adalah ….
A. 6,4 mmHg
B. 9,6 mmHg
C. 12,8 mmHg
D. 19,2 mmHg
E. 20,4 mmHg
3. Kenaikan titik didih dari 9,8 gr H2SO4 yang dilarutkan dalam 250 gr air adalah…. (Kb= 0,52 0C, Ar H=1, Ar
S=32, Ar O=16)
A. 0,156 D. 0,547
B. 0,123 E. 0,624
C. 0,208
4. Sebanyak 18 gram glukosa (C6H12O6) dilarutkan ke dalam 500 gram air. Jika tetapan kenaikan titik beku
molal air (Kf = 1,80C/mol dan Ar C =12, H = 1, O = 16) maka titik beku larutan tersebut adalah…
A. 0,36
B. 0,72
C. -0,36
D. -0,72
E. -3,6
5. Sebanyak 1,8 gram glukosa (Mr = 180 gram/mol) dilarutkan ke dalam air sampai volumenya 500 mL pada
suhu 27oC. Larutan tersebut mempunyai tekanan osmotik sebesar….atm. (R= 0,082)
A. 4,492
B. 3,492
C. 2,492
D. 1,492
E. 0,492

Anda mungkin juga menyukai