Anda di halaman 1dari 15

Sifat Koligatif

Larut
Our Member

Jihan ayu m. Hafidz Dea safitri


Wardana d adrian
Putri rahuda hasibuan Andika rahman Nazwa alya
anggraini lubis gunawan
1.Pengertin sifat koligatif larutan

2.molaritas dan fraksi mol

Sifat 3.Penurunan tekanan larutan

Koligatif 4.penurunan titik beku

Laruta 5.Penurunan Titik didih

6.Tekanan osmotik
Pengertian Sifat Koligatif Larutan
Penemu sifat koligatif larutan
adalah Francois Marie Raoult.
Sifat larutan yang tidak
bergantung pada jenis zat
terlarut tetapi hanya bergantung
pada konsentrasi partikel zat
Molaritas dan Fraksi
Mol
Fraksi mol (x)
Fraksi mol menyatakan perbandingan jumlah mol
komponen suatu zat terhadap total mol semua komponen
yang terdapat dalam larutan.

Molaritas (m)
Banyaknya zat terlarut didalam satu kilogram (1000 gram)
pelarut.
Fraksi mol (x) : Tentukanlah kemolalan
nt
Xt 
nt  np larutan yang dibuat
Xp 
np dengan melarutkan 10
nt  np
gram urea dalam 100
Xp  Xt  1
n
gram air (Mr urea = 60).
Xi  i gr 1000
n total Penyelesaianmr:
m  .
P
Molaritas (m) : 10 1000
gr 1000 m  .
m  . 60 100
mr P m  1 , 67 m

Rumus Molaritas dan Fraksi Mol Contoh Molaritas dan Fraksi Mol
Penurunan Tekanan Uap
Larutan (∆P)
Terjadinya penuruan tekanan uap
larutan disebabkan oleh adanya zat
terlarut. Besarnya penuruan tekanan
uap larutan merupakan selisih dari
tekanan uap pelarut murni dengan
tekanan uap larutan.
Larutan non elektrolit : Hitunglah tekanan uap larutan 2
∆p = p˚×Xt
Larutan elektrolit :
mol asam sulfat dalam 10 mol air.
∆p = p˚×Xt ×i Pada suhu 250˚C. Jika tekanan
Larutan biner (n=2) : uap air murni pada suhu 250˚C
mol pelarut
∆p = p˚×Xt ×(1+ ) adalah 27,45 Xp mmHg.

mol terlarut  mol pelarut
 ( =1) :
Larutan elektrolit kuat iPenyelesaian
 1   ( n  1 ) Xp : 10
∆Tf = i  1  1( 3  1) 10  2
10
i  3 Xp 
∆p = p˚×Xt ×n 12
Xp  0 , 83
Dengan ;
∆p = tekanan uap jenuh  p  P   Xp  i
(mmHg)  p  27 , 45  0 , 83  3
P = tekanan uap pelarut murni  p  68 , 3 mmHg
(mmHg)
Kf = fraksi mol zat terlarut
Rumus Penurunan
i = fraksi Van’t Hoff Tekanan Uap Contoh Penurunan
Tekanan Uap
Penurunan Titik
Beku (∆Tf)
Penurunan titik beku adalah selisih
antara titik beku pelarut dengan titik
beku larutan. Penurunan titik beku
pelarut akibat penambahan zat
terlarut yang tidak mudah menguap.
Besarnya penurunan titik beku
larutan diberi lambang ∆Tf. Harga
∆Tf ditentukan oleh banyaknya
partikel zat terlarut dan tidak
ditentukan oleh sifat zat terlarutnya.
Larutan non elektrolit : Suatu larutan 3 gram zat
∆Tf = Kf×m nonelektrolit dalam 100 gram air
Larutan elektrolit : (Kf=1,86˚C/m) membeku pada
∆Tf = Kf×m×i 0,279˚C. hitunglah Mrgrzat1000
Larutan biner (n=2) : ΔTf  Kf 
nonelektrolit tsb. 
Mr P
∆Tf = Kf×m× (1+  ) 3 1000
 ( =1) : ∆Tf = Penyelesaian:
0 - (-0,279)  1,86  
Larutan elektrolit kuat Mr 100
Kf×m×n 55,8
0,279 
Dengan ; Mr
∆Tf = penurunan titik beku (c) 55,8
Mr 
m = molaritas larutan (m) 0,279
Kf = tetapan penurunan titik beku ΔTb  200 g/mol
(c/m)

Rumus penurunan titik Contoh penurunan titik beku


Kenaikan Titik Didih
Kenaikan titik didih adalah fenomena yang terjadi
untuk semua zat terlarut dalam semua larutan,
bahkan dalam larutan ideal, dan tidak bergantung
pada interaksi zat terlarut-pelarut tertentu.
Peningkatan titik didih terjadi baik ketika zat
terlarut adalah suatu elektrolit, seperti berbagai
garam, dan non elektrolit.
Larutan nonelektrolit : Natrium hidroksida 1,6 gram
ΔTb = Kb×m dilarutkan dalam 500 gram air.
Larutan elektrolit : Hitunglah titik didih larutan tsb! (Kb
ΔTb = Kb×m×i air= 0,52CmΔTb
-1
, Ar Na=23,
 Kb m Ar O=16,
Larutan biner (n=2) : Ar H=1) ΔTb  m  1000  Kb
ΔTb = Kb×m×(1+  ) Penyelesaian : Mr N a OH P
 1,6g 1000
Larutan elektrolit kuat Tb    0,52Cm 1
40 500 g
( =1) : Tb  0,04  2  0,52C
ΔTb = Kb×m×n Tb  0,0416C
Dengan ; Td  100C  bT
ΔTb = kenaikan titik didih Td  100C  0,0416C
(c) Td  100,0416C
Kb = tetapan kenaikan titik
didih (c/m)
Rumus Kenaikan
m = molaritas larutanTitik
(m) Didih Contoh Kenaikan Titik Didih
Tekanan Osmotik (π)
.

Tekanan osmotik adalah tekanan


yang dibutuhkan untuk
mempertahankan partikel zat pelarut
agar tidak berpindah kelarutan
konsentrasi tinggi.
.
Larutan non elektrolit : Sebanyak 38g elektrolit biner (Mr=95
π = m×R×T g/mol) dilarutkan dalam air sampai
Larutan elektrolit : dengan volume 1L pada suhu 27˚C dan
π = m×R×T×i memiliki tekanan osmotik 10 atm.
Larutan biner (n=2) : Hitunglah derajat ionisasi eleektrolit
π = m×R×T×(1+ ) biner tsb
 ( =1) : π  M  R  1  (n  1)α
Larutan elektrolit kuat Penyelesaian :
38g 1000
π = m×R×T×n 10    0,082  300 K  1  (2 - 1)α
95g/mol 1000
Dengan ; α  0,016
π = tekanan osmotik larutan
(atm)
m= molaritas (m)
R= tetapan gas (0,082 L∙ atm ∙
mol-1 ∙ k-1 )
T= suhu mutlak (k)
Rumus Tekanan Osmotik Contoh Tekanan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai