Massa zat A
Persen (%) zat A = × 100%
Massa larutan
atau
mA
Persen (%) zat A = × 100%
mA + mP
Sebanyak 23,4 gram Nacl (Mr = 58,5) dilarutkan dalam
500 gram. Tentukan molalitas larutan NaCl.
Penyelesaian
g NaCl = 23,4 gram; Mr NaCl = 58,5
p air = 500 gram
g 1.000
m= M × p
r
23,4 g 1.000
= 58,5 g.mol–1 × 500 g
m = 0,8 m
Fraksi mol merupakan pernyataan konsentrasi suatu
larutan yang menyatakan perbandingan jumlah mol
zat terlarut terhadap jumlah mol total komponen
larutan (jumlah mol pelarut + jumlah mol zat terlarut).
Fraksi mol zat pelarut (xp) Fraksi mol zat terlarut (xt)
nP nt
xP = xt =
nP + n t nP + n t
Larutan
Cair
T Perubahan titik didih
1 atm d
d°
Tekanan
P = P° × xP
Diagram penurunan
tekanan uap
Pelarut murni
Penurunan tekanan dari
Larutan
P° ke P disebut
P°
penurunan tekanan uap,
Tekanan (mmHg)
P = P° – P
Suhu (°C)
Sebanyak 60 gram urea (Mr = 60) dilarutkan dalam 72 gram
air (Mr = 18). Jika tekanan uap air murni pada 20°C adalah
22,5 mmHg, tentukan tekanan uap larutan dan penurunan
tekanan uap larutan pada suhu itu.
Penyelesaian
P = P° × xP(air)
72 g
nair 18 g.Mol–1
xair = = = 0,8
nair + nurea 72 g 60 g
+
18 g.mol–1 60 g.mol–1
P = 22,5 mmHg × 0,8 = 18 mmHg,
∆ P = Po – P = 22,5 – 18 = 4,5 mmHg
2. Kenaikan Titik Didih Larutan
g 1.000
Tb = Kb× ×
Tb Mr p
T b° Tb
Suhu (°C)
3. Penurunan Titik Beku Larutan
Pelarut murni
Tf g 1.000
Tf = Kf × ×
Mr p
Tf Tf°
Suhu (°C)
Dari rumusan penuruan titik beku larutan
dan kenaikan titik didih larutan dengan
molal yang sama berlaku hubungan :
Tb Tf
=
Kb Kf
g 1.000 Tf P
Mr = Kf× × g = Mr× ×
Tf P Kf 1.000
Tentukan titik beku dan titik didih 0,54 molal (m) glukosa
dalam air. (Kb = 1,86°C.m–1, Kd = 0,52°C.m–1)
Penyelesaian
Titik beku Titik didih
Tb = T° – Tb Td = T° + Td
Tb= kb × m Td= kd × m
= 1,86°C.m–1 × 0,54 m = 0,52°C.m–1× 0,54 m
= 1°C = 0,28°C
Larutan infus
4. Tekanan Osmotik (𝝅)
= M× R × T
Dimana :
M = Molaritas larutan
R = tetapan gas 0,08206 L atm / mol K
T = Suhu ( derajat Kelvin )
Sebanyak 7,2 g glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam air
sampai volumenya 400 mL. Tentukan tekanan osmotik
larutan pada temperatur 27°C. (R = 0,0821 L.atm/K.mol)
Penyelesaian
T = 27°C = 300 K
=MRT
g 1.000
= × ×R×T
Mr V
7,2 g 1.000
= × × 0,082 L.atm/K.mol × 300 K
180 g . m–1 400 mL
= 2,46 atm
1. Sebanyak 18 g glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 72 g
air. Pada suhu tertentu, tekanan uap air murni = 20,1
cmHg. Tentuka penurunan tekanan uap larutan glukosa.
2. Suatu larutan glukosa (Mr = 180) dalam 100 g air (Kd =
0,52) mendidih pada 100,65°C. Tentukan massa glukosa
yang dilarutkan.
3. Sebanyak 1,8 g zat nonelektrolit dilarutkan ke dalam 200
g air. Jika penurunan titik beku larutan sebesar 0,93°C
(Kb air = 1,86°) maka tentukan massa molekul relatifnya.
4. Jika tekanan osmotik dari 500 mL larutan fruktosa,
C6H12O6, pada suhu 32°C sebesar 2 atm, tentukan
massa fruktosa yang terlarut.
Faktor van’t Hoff adalah faktor yang membandingkan
jumlah ion dari larutan elektrolit terhadap jumlah molekul
dari larutan nonelektrolit.
Keterangan :
i = { 1 + (n-1) α }
n = jumlah koefisien kation dan anion
α = derajat ionisasi elektrolit
Tentukan kenaikan titik didih larutan 17,4 gram K2SO4 (Mr =
174) dan mengurai sempurna dalam 250 gram air dengan
kenaikan titik didih molal air = 0,52°C.m–1
Penyelesaian
Td = kd× m × i
Nonelektrolit
terdiri atas
Penurunan tekanan uap
Tekanan osmotik
“Cara memulai adalah dengan berhenti
berbicara dan mulai melakukan.’’
Walt Disney