Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA

“ SISTEM KOLOID “

DISUSUN OLEH :

FIRLAN

XI MIPA 3

T.P 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa

karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan susunan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun isi dari

makalah ini yakni membahas tentang “Sistem Koloid”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak

yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya

mendapat balasan yang setimpal dari Allah Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu kritik dan

saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan

makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada

kita semua.

Larodangge, 17 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER……………………………….…………………….………………i

KATA PENGANTAR………….………………………………………….ii

DAFTAR ISI………………………………………………..……………..iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………..……………

A. Latar Belakang…………………………………………..…………

B. Rumusan Masalah……………………………………….…..……..2

C. Tujuan Penulisan……………………………………….

…………..2

D. Manfaat Penulisan………………………………………….………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………...………3

A. Pengertian Sistem Koloid………………………………….…….…

B. Jenis-jenis Koloid…………………………………………….

…….4

C. Cara Pembuatan Koloid……………………………………....……5

D. Kegunaan Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari…………….……8

BAB IV PENUTUP…………………………………………………….…14

A. Kesimpulan…………………………………………….…………14

B. Saran………………………………………………...……………14

DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang

mencakup berbagai bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan

(dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh, terlebih dahulu

diproses sehingga berbentuk koloid, dan protoplasma dalam sel – sel

makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui

beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi

zat tersebut dapat bercampur secara merata. Misalnya saja saat kita

membuat susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata

dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi,

mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut haruslah disimpan

dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu merupakan contoh

sistem koloid.

Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat

yang terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air
yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem

koloid. Mineral – mineral yang terdispersi dalam tanah, yang

dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan koloid.

Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk

membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak).

B. Rumusan Masalah2

1. Apa yang dimaksud dengan Koloid ?

2. Apa saja jenis-jenis koloid ?

3. Bagaimana sifat koloid ?

4. Bagaimana cara pembuatan koloid ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :

- Menjelaskan pengertian koloid

- Menjelaskan jenis-jenis koloid

- Menjelaskan sifat-sifat koloid

- Menjelaskan cara pembuatan koloid

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami apa itu koloid,

jenis-jenis koloid, sifat-sifat koloid, dan cara mpembuatan koloid, serta

mengetahui contoh kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Koloid

- Thomas Graham (1861)


Menemukan bahwa larutan natrium klorida mudah berdifusi
sedangkan pati, gelatin, dan putih telur sangat lambat atau tidak
sama sekali menyebar. Zat yang sulit untuk berdifusi disebut koloid.
- Ostwald (1907)
Sistem koloid merupakan campuran heterogen antara dua atau lebih
zat partikel berukuran zat koloid (fase terdispersi) tersebar merata
dalam zat lain (penyebaran media).

Jadi, Koloid adalah suatu keadaan materi yang memiliki ukuran di


antara ukuran partikel dan suspensi. Dalam larutan, suatu zat
disebarkan/dilarutkan ke dalam pelarut membentuk campuran
homogen, dimana partikel-partikel zat terlarut bercampur sempurna
dengan pelarut sehingga tidak terlihat adanya perbedaan. Dengan cara
yang mirip, partikel koloid disebarkan/didispersikan ke dalam suatu
medium, dan menghasilkan sistem koloid. Partikel koloid yang
didispersikan disebut dengan zat terdispersi, dan medium tempat
partikel didispersikan disebut medium pendispersi.

Pada dasarnya campuran koloid itu bersifat homogen, dan unsur-

unsur pembentuk campuran itu sudah menyatu dan sulit dibedakan.

Hanya saja campuran itu tidak dibentuk oleh sebaran-sebaran

molekuler, melainkan berupa gabungan dari beberapa molekul.

B. Jenis-Jenis Koloid

Sistem koloid tersusun atas fase terdispersi yang tersebar merata

pada medium pendispersi. Fase terdispersi maupun medium pendispersi

dapat berupa gas, cair, atau padat. Tetapi campuran gas dengan gas

tidak membentuk sistem koloid, sebab semua gas akan bercampur

homogen dalam segala perbandingan.

Sistem koloid dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Sol

Sol mempunyai fase terdispersi padat. Sol terdiri atas

1) Sol padat dengan medium pendispersi padat, contoh paduan

logam, gelas berwarna, dan intan;

2) Sol cair atau sol dengan medium pendispersi cair, contoh cat,

tinta, tepung dalam air, tanah liat;

3) Sol gas atau aerosol padat dengan mediumpendispersi gas,

contoh asap, debu di udara.


2. Emulsi

Emulsi mempunyai fase terdispersi cair. Emulsi terdiri atas

1) Emulsi padat atau gel dengan medium pendispersi padat,

contoh keju, mentega, agar-agar.

2) Emulsi cair atau emulsi dengan medium pendispersi cair,

contoh susu, mayones, dan krim tangan.

3) Emulsi gas atau aerosol cair dengan medium pendispersi

gas, contoh kabut, awan, dan hairspray.

3. Buih

Buih mempunyai fase terdispersi gas. Buih terdiri atas

1) Buih padat dengan medium pendispersi padat, contoh batu

apung, karet busa, dan styrofoam

2) Buih cair atau buih dengan medium pendispersi cair, contoh

buih sabun dan putih telur.

C. Sifat-Sifat Koloid

- Efek Tyndall

Efek Tyndal adalah kemampuan koloid untuk

menghamburkan cahaya ke segala arah. Fenomena ini dapat juga

digunakan untuk membedakan larutan dengan koloid, sebab larutan

tidak memiliki sifat menghamburkan cahaya dan dapat menjelaskan


buramnya dispersi koloid (minyak zaitun dan air dapat tembus

cahaya, namun jika keduanya dicampur akan membentuk koloid

yang nampak seperti susu).

- Gerak Brown

Jika suatu sistem koloid diamati menggunakan mikroskop

optik, dengan arah tegak lurus terhadap berkas cahaya dan latar

belakang yang gelap, maka akan nampak partikel-partikel yang

berbentuk seperti bintik-bintik berkilauan. Jika gerakan bintik-bintik

tersebut diikuti, maka terlihat bahwa bintik-bintik tersebut bergerak

secara acak ke segala arah. Gerakan acak ini disebut gerakan

Brown. Hal ini terjadi karena banyaknya tabrakan molekul pada

satu sisi molekul tidak sama pada sisi yang lain.

- Adsorpsi

Adsorpsi disebabkan oleh adanya gaya Van der Waals di

permukaan partikel yang dapat menarik atom-atom (molekul/ion)

dari zat lain. Padatan dapat bersifat sebagai adsorben (penyerap),

namun kemampuan koloid dalam mengadsorpsi lebih tinggi


daripada padatan, karena koloid memiliki luas permukaan lebih

besar.

Contoh:

(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya

menyerap ion H+.

(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap

ion S2.

- Muatan koloid

Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan

koloid bermuatan negatif.

- Koagulasi koloid

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan

membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat

terdispersi tidak lagi membentuk koloid.

Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan,

pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan

elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

- Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat

melindungi koloid lain dari proses koagulasi.

- Dialisis

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu

dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid

melalui membran semipermeabel yang berfungsi sebagai penyaring.

Membran semipermeabel ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat

dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.

- Elektroforesis

Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang

bermuatan dengan menggunakan arus listrik.

D. Cara Pembuatan Koloid

Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan

suspensi, karena itu cara pembuatannya dapat dilakukan dengan

memperbesar partikel larutan atau memperkecil partikel suspensi. Maka

dari itu, ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem koloid sol,

yaitu:

- Metode kondensasi yang merupakan metode bergabungnya partikel-

partikel kecil larutan sejati yang membentuk partikel-partikel berukuran

koloid.

- Metode dispersi yang merupakan metode dipecahnya partikel-partikel

besar sehingga menjadi partikel-partikel berukuran koloid.


1. Metode kondensasi

Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya

dilakukan dengan cara kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan

redoks) atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja

dengan menggabungkan partikel-partikel larutan (atom, ion, atau

molekul) menjadi pertikel-partikel berukuran koloid.

a. Reaksi dekomposisi rangkap

Misalnya:

- Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S

dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin

sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning

terang: As2O3 (aq) + 3H2S(g) → As2O3 (koloid) + 3H2O(l)

(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya

menyerap ion S2)

- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan


AgNO3 encer dan larutan HCl encer: AgNO 3 (ag) +

HCl(aq) → AgCl (koloid) + HNO3 (aq).

b. Reaksi hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.

Misalanya:

- Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan

FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi

hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;

FeCl3 (aq) + 3H2O(l) → Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)

(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena

permukaannya menyerap ion H+)

- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis

garam Al dalam air mendidih;

AlCl3 (aq) + 3H2O(l) → Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq

c. Reaksi reduksi-oksidasi (redoks)

Misalnya:

- Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan

mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan

AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida


HCOH;

2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) +

HCOOH(aq) + 6HCl(aq)

- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2

yang terlarut dalam air dengan mengalirinya gas H 2S

; 2H2S(g) + SO2 (aq) →3S(s) + 2H2O(l)

d. Penggatian pelarut

Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi

sehingga fasa terdispersi yang semulal arut setelah diganti

pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya:

- untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi

10

mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium

pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu dilarutkan

dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang

dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke

dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal

menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan

belerang dalam air.

- Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol,

mula-mula dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru


dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi

kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.

2. Metode Dispersi

Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar

menjadi berukuran koloid yang kemudian akan didispersikan dalam

medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam metode ini, yaitu:

a. Cara Mekanik

Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat

padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk

partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk

cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan

dalam:

11

- industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.

- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu,

deterjen, dsb.

- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.

- Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan

kertas.

b. Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari

butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi

endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat

pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang

mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.

Contoh:

- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.

- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.

- Sol Fe(OH)3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang

baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH)3 kemudian

dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif

- Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan

membnetuk sistem kolid. Contohnya; gelatin dalam air.

12

c. Cara Busur Bredig

Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat

sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang

akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai

elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium

pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling

berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik.

Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya


kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin,

sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid.

Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam,

maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.

d. cara ultrasonik

Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-

sama berfungsi dalam pembuatan sol logam. Kalau busur Bredig

menggunakan arus listrik tegangan tinggi, maka cara ultrasonik

menggunakan energi bunyi berfrekuensi sangat tinggi, yaitu di atas

20.000 Hz.

13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

- Sistem koloid adalah suatu keadaan materi yang

memiliki ukuran di antara ukuran partikel dan

suspensi.

- Jenis-jenis koloid dibedakan menjadi 3 yaitu Sol,

Emulsi, dan Buih


- Sifat-sifat koloid yaitu Efek Tyndall, Gerak Brown,

Adsorpsi, Muatan koloid, Koagulasi koloid, Koloid

pelindung, Dialisis, dan Elektroforesis

- Cara pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan

memperbesar partikel larutan atau memperkecil partikel

suspensi. Ada dua metode dasar dalam pembuatan

sistem koloid sol, yaitu: Metode kondensasi dan

Metode disperse.

B. Saran

Sebaiknya dalam memanfaatkan penerapan sistem koloid ini, kita

harus tetap berpegang teguh pada prinsip agar apapun yang nantinya

akan kita lakukan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di

masyarakat serta tidak merugikan pihak lain. Dengan begitu semua

pihak akan merasa diuntungkan oleh apa yang kita lakukan.

14

DAFTAR PUSTAKA

Foliatini. 2009. Buku Pintar Kimia SMA untuk Kelas 1, 2, & 3. Jakarta: PT

Wahyumedia

http://bakriekimia.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-dan-jenis-sistem-

koloid.html

http://iskabere.blogspot.co.id
http://thierydrizzle.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kimia-manfaat-koloid-

bagi.html

http://www.gurupendidikan.com/sifat-pengertian-sistem-koloid-menurut-

para-ahli-beserta-jenisnya

https://hengky11blog.wordpress.com/2014/02/04/kegunaan-koloid-dalam-

kehidupan-sehari-hari

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid

Anda mungkin juga menyukai