Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KOLOID

DISUSUN OLEH :

NAILA CHAYANI
X TKJ B

SMK NEGERI 03 BOMBANA


TAHUN PELAJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
nikmat dan kasih sayang–Nya kepada kami karena hanya dengan izin–Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang telah kami susun ini masih banyak kekurangan
baik secara sistematika penulisan, bahasa, dan penyusunannya. Oleh karena itu, kami memohon
saran serta pendapat yang dapat membuat kami menjadi lebih baik dalam melaksanakan tugas di
lain waktu. Mudah–mudahan karya tulis yang kami buat menjadi bermanfaat bagi kami
khususnya dan umumnya bagi pembacanya.

Poleang, 25 November 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat
homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm),
sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh
oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi
pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki
oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan
merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari.  Sitoplasma dalam sel juga
merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimiaindustri karena
kepentingannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa  yang dimaksud dengan Koloid?
2. Bagaimana sifat Koloid?
3. Apa saja Jenis-Jenis Koloid?
4. Apa saja manfaat koloid dalam kehidupan sehari-hari?
5. Bagaimana ciri-ciri koloid?

C. TUJUAN
1. Untuk memahami yang dimaksud dengan Koloid.
2. Untuk memahami sifat Koloid.
3. Untuk memahami Jenis-Jenis Koloid.
4. Untuk memahami manfaat koloid dalam kehidupan sehari-hari.
5. Untuk memahami ciri-ciri koloid.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di
mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar
secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid
berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar,
maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang
terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat
banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.  
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu
koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan
ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel
yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas
atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-
partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau
lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul
S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah
haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar
6 x 10-7.

B. Sifat-Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Sifat pengahamburan cahaya oleh koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh karena
itu sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk membedakan system
koloid dari larutan sejati, contoh dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati dari langit
yang tampak berwarna biru atau terkandang merah/oranye.
Selain itu contoh lainnya adalah pada koloid kanji dan larutan Na 2Cr2O7, maka sinar
dihamburkan oleh system koloid tetapi tidak dihamburkan oleh larutan sejati hal ini dapat
dilihat terdapat berkas sinar pada larutan. Larutan koloid kanji memiliki partikel-partikel
koloid relatif besar untuk dapat menhamburkan sinar dan sebaliknya Na2Cr2O7 memiliki
partikel-partikel yang relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi sedikit kecil dan sulit
diamati.
2. Gerak Brown
Dibawah mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya. Jika
pergerakan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-menerus
dengan gerakan zigzag. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert Brown (1773-1858),
seorang ahli botani inggris pada tahun 1827. Ia sedang mengamati butiran sari tumbuhan
pada permukaan air dengan mikroskop. Partikel koloid dalam medium pendispersinya
disebut gerak brown. Gerak brown dapat diuraikan sebagai berikut: Partikel – partikel
suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair dan gas.
Sistem koloid dengan medium pendipersi zat cair atau gas, partikel-partikel menghasilkan
tumbukan. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Partikel koloid cukup kecil,
tumbukan cenderung tidak seimbang. Dan menyebabkan perubahan arah partikel sehingga
terjadi gerak zigzag atau gerak brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar
ukuran partikel, semakin lambat gerak brown.
Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu system, koloid, semakin
besar energi kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari partikel
fase terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown
semakin lambat.
3. Adsorpsi koloid
Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau gas
akan terakumulasi. Fenomena disebut adsorpsi. Jadi adsorpsi terkait dengan penyerapan
partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi
partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid tergolong besar
Karenna partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan
dalam berbagai proses seperti penjernihan air.
4. Muatan koloid sol
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid
memiliki muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak antar
partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan kestabilan
pada sistem koloid. Sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral.
a. Sumber muatan koloid sol
Partikel-partikel koloid mendapat mutan listrik melalui dua cara, yaitu dengan
proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikelnya.
- Proses adsorpsi
Partikel koloid dapat mengadsorpsi partikel bermuatan dari fase
pendispersinya. Jenis muatan tergantung dari jenis partikel yang bermuatan. Partikel
sol Fel (OH)3 kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium pendisperinya
sehingga bermuatan positif, sedangkal partikel sol As2S3 mengadsorpsi anion dari
medium pendispersinya sehingga bermuatan negatif. Sol AgCI dalam medium
pendispersi dengan kation Ag+ berlebihan akan mengadsorpsi Ag+ sehingga
bermuatan positif. Jika anion CI- berlebih, maka sol AgCI akan mengadsorpsi ion
CI- sehingga bermuatan positif.
- Proses ionisasi gugus permukaan partikel
Beberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus-gugus
yang ada pada permukaan partikel koloid.
- A Koloid protein
Koloid protein adalah jenis koloid sol yang mempunyai gugus yang bersifat
asam (-COOH) dan biasa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi dan memberikan
muatan pada molekul protein.
Pada ph rendah , gugus basa –NH2 akan menerima proton dan membentuk
gugus –NH3. Ph tinggi, gugus –COOH akan mendonorkan proton dan membentuk
gugus –COO-. Pada pH intermediet partikel protein bermuatan netral karena muatan
–NH3+ dan COO- saling meniadakan.
- A Koloid sabun dan deterjen
Pada konsentrasi relatif pekat, molekul ini dapat bergabung membentuk
partikel berukuran koloid yang disebut misel. Zat yang molejulnya bergabung secara
spontan dalam suatu fase pendispersi dan membentuk partikel berukuran koloid
disebut koloid terasosiasi.
Sabun adalah garam karboksilat dengan rumus R-COO-Na+.
Anion R-COO- terdiri dari gugus R- yang bersifat non pola. Gugus R- atau
ekor non-polar tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat.
b. Kestabilan koloid
Muatan partikel koloid adalah sejenis cenderung karena sering tolak-monolak.
c. Lapisan bermutar ganda
Permukaan partikel Koloid mendapat muatan bahwa partikel-partikel. lapisan
bermuatan listrik ini selanjutnya akan menarik ion-ion dengan. Permukaan lapisan
ganda ini mengikuti model Helmoslzt. Sekarang model yang lebih akurat adalah :
Lapisan padat : koloid menarik ion-ion dengan muatan yang berlawanan.
Lapisandifusi : merupakan lapisan dimana muatan berlawanan dari medium pendispersi
difusi.
d. Elektroforesis
Partikel koloid sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalm medan
listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektrofesis.
Femonema elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan partikel
koloid.
5. Koagulasi
Partikel-partikel koloid yang bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis.
Apabila muatan listrik itu hilang , maka partikel koloid tersebut akan bergabung
membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya disebut
Koagulasi. Koagulasi biasa digunakan untuk perebusan telur, pembuatan yoghurt, tahu,
lateks, penjernihan air sungai, pembentukan delta, dan pengolahan asap atau debu.
Penghilangan muatan listrik pada partikel koloid ini dapat dilakukan empat cara yaitu :
a. Menggunakan prinsip elektroforesis
Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke
electrode dengan muatan berlawanan. Ketika partikel mencapai electrode, maka partikel
akan kehilangan muatannya.
b. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawanan
Sistem koloid bermuatan positif dicampur dengan sistem koloid lain yang
bermuatan negatif, kedua koloid tersebut akan saling mengadsorpsi menjadi netral maka
terbentuk kogulasi.

c. Penambahan elektrolit
Elektrolit ditambahkan kedalam sistem koloid maka partikel koloid yang
bermuatan negatif akan menarik ion positif dari elektrolit. Partikel koloid yang
bermuatan positif akan menarik ion negatif dari elektrolit. Menyebabkan partikel koloid
tersebut dikelilingi lapisan kedua yang memiliki muatan berlawanan.
d. Pendidihan
Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-
partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Menyebabkan lepasnya
elekrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid.
6. Koloid pelindung
Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan suspensi, karena itu cara
pembuatannya dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau memperkecil
partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam pembuatan iystem koloid sol,
yaitu:
- Metode kondensasi yang merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil
larutan sejati yang membentuk partikel-partikel berukuran koloid.
- Metode dispersi yang merupakan metode dipecahnya partikel-partikel besar sehingga
menjadi partikel-partikel berukuran koloid.

C. Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium
pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas.
Dengan pengertian: 1. Fase zat terdispersi, yaitu zat yang fasenya berubah; kecuali jika zat
yang dicampur mempunyai fase yang sama.2. Fase zat pendispersi (fase medium), yaitu zat
yang mempunyai fase yang tetap pada sistem koloidnya. Berdasarkan fase terdispersinya,
sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Sol (fase terdispersi padat)
a. Sol padat adalah adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase
padat
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair.
Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase cair Contoh:
cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas. Artinya, zat
terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
2. Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat.
Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase padat.
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair. Artinya,
zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase cair Contoh: susu,
mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase gas. Artinya, zat
terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase gas Contoh: hairspray dan
obat nyamuk
3. Buih (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Artinya,
zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase padat Contoh: Batu
apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat
terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
4. Aerosol
Aerosol dalah sistem koloid d i mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Contoh: aerosol padat: debu, asap.
aerosol cair: kabut, awan.
Bahan pendingin dan pendorong yang sering digunakan adalah Kloro Fluoro
Karbon ( CFC) .

D. Manfaat Koloid dalam Kehidupan Sehari-Hari


Sifat karakteristik kolid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur zat-zat
yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala
besar. Oleh karena sifat tersebut, sistem koloid menjadi banyak kita jumpai dalam industri
(aplikasi koloid untuk produksi cukup luas). Tetapi selain industri, sistem koloid juga banyak
dapat kita jumpai dsalam kehidupan kita sehari-hari, contohnya saja di alam, kedokteran,
pertanian, dsb;
a) Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah kolid protein yangbermuatan negative. Jika terdapat
luka kecil, maka luka tersebut dapat doibati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al+3 dan Fe+3, dimana ion-ion tersebut akan membantu menetralkan
muatan-muatan partikel koloid protein danmembnatu penggumpalan darah.
b) Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan
negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan
positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut
akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan
membentuk suatu delta.
c) Pengambilan endapan pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung
zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini,
digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan
digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.
d) Pemutihan gula
Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem
koloid tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi
zat warna tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan.
e) Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel
koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas
(Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk
partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O Al(OH)3 +
3H+ . Setelah itu, Al(OH)3menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap
bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.

E. Ciri-Ciri Koloid
Dibawah ini terdapat beberapa ciri ciri dari koloid, antara lain:

1. Berbentuk heterogen karena sebagai larutan.

2. Mendapati dispersi elemen.

3. Koloid tidak dapat disaring walaupun berbentuk heterogen. Kondisi tersebut bisa kita
amati pada air laut yang asin karena berisi garam, namun kita tidak bisa memisahkan
antara air dengan garam dengan menyaringnya.

4. Mempunyai takaran elemen kurang dari 1 nano meter. Untuk meneliti kita
membutuhkan mikroskop khusus.
5. Sistem koloid menjadi tetap karena terdapat gaya tarik menarik yang akhirnya
menimbulkan berlangsungnya gabungan dan sedimentasi.
BAB  III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui
sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall.
 Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan
gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak
simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.
 Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas
permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
 Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel koloid, sehingga
menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi).
 Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakan partikel
koloid dalam medan listrik.
 Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai
hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit  akan menetralkan
muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.

B. Saran
            Kita sebagai gererasi muda harus tau apa yang ada di sekitar kita dan kita harus
mengetahui juga asal dan unsure-unsur yang membentuknya,kita tidak boleh langsung
menerima dengan apa adanya,setidaknya kita harus mengetahui mamfaat dan mudarotnya

DAFTAR PUSTAKA

http://anakdesabelajarmenjadibisa.blogspot.co.id/2011/05/makalah-koloid.html
http://juniskaefendi.blogspot.co.id/2015/04/makalah-tentang-koloid.html
http://tekanlagi.blogspot.com/2013/05/makalah-sistem-koloid.html

Anda mungkin juga menyukai