Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KOLOID

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kimia Dasar


Dosen Pengampu: Lis Setiyo Ningrum, M. Pd.

WALISONGO

Disusun Oleh:

1.Dianillia (2008086029)
2.Anisah Dwi Zahra (2008086030)
3. Shofa Setya Ningrum (2008086028)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam kami haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa'atnya kelak di akhirat. Rasa syukur dan
terima kasih kami ucapkan untuk Ibu Lis Setiyo Ningrum selaku dosen mata kuliah Kimia Dasar yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Kami berharap agar makalah kami yang berjudul “Koloid" dapat bermanfaat dan meningkatkan
pengetahuan sekaligus wawasan terkait definisi termokimia serta pengaplikasian termokimia dalam
kehidupan sehari-hari.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah kami terdapat

perkataan yang tidak berkenan di hati. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami menyadari bahwa

makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk

menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Semarang,24 Oktokber2020

penyusun

2
DAFTAR ISI

Judul..
Kata Pengantar.. 2
Daftar Isi..
Daftar Gambar...... 4
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang. 5
B.Rumusan Masalah...
C.Tujuan..
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Koloid.

B.Pengertian sistem koloid.. 7

C.Jenis-jenis koloid.

D. Sifat-sifat koloid..

E.Pembuatan koloid. 16

F.Pemurnian koloid. 17

G.Koloid dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan.. ........
21
B.Saran.... ........
.......22
Daftar Pustaka.
............23

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Efek Tyndall.. 13

Gambar 1.2 Gerak Brown.. .......14

Gambar 1.3 Adsorpsi..

Gambar 1.4 Koagulasi koloid.. 15

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Aplikasi koloid.

4
BABI

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai koloid baik dalam bentuk produk-produk maupun

dalam keadaan terlihat yang biasa dijumpai.Seperti produk sabun, dan produk aerosol atau yang sering

kali kita lihat seperi udara yang berdebu, kabut,dan lain sebagainya.

Sistem Koloid adalah campuran hampir homogen antara fase terdispensi dan fase pendispersi.

Campuran ini hampir homogen, artinya campuran dua zat hampir menyatu dan sulit dibedakan. Fase

terdispensinya bukan dalam bentuk molekuler (bukan setiap molekul tersebar). Akan tetapi, gabungan

dari beberapa molekul. Jika diambil contoh zat terdispensi air, sistem koloid merupakan dispensi

padatan (gabungan dari molekul) yang tersebar dalam medium pendispersi. Hanya saja partikel

padatan yang terdispersi ini kecil sehingga tidak bisa dibedakan mana fase terdispensi dan mana fase

pendispersi.

Pada dasarnya setiap konsep dan penerapan serta perlakuan melalui praktek kimia

membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan di bahas mengenai campuran yang secara khusus

yakni campuran koloid. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara

larutan dan suspensi ( larutan kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dengan

sifat larutan dan suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair,

maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan koloid.

Sistem Koloid terdiri dari atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium

pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk

mendespersikan disebut medium dispersi.Fase terdespersi bersifat diskontinu (terputus-putus),

sedangkan medium despersi bersifat kontinu.

Sistem koloid berhubungan dengan proses - proses di alam yang mencakup berbagai bidang.

Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh,terlebih

dahulu diproses sehingga berbentuk koloid, dan protoplasma dalam sel - sel makhluk hidup. Dalam

kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa

zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata. Misalnya saja saat kita membuat susu,

5
serbuk atau tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Kemudian, es krim
yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut haruslah
disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu merupakan contoh sistem koloid.
Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi (tercampur) dalam

udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem

koloid. Mineral - mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh - tumbuhan juga

merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air

dengan kotoran yang melekat (mnyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang

menghasilkan cahaya warna merah juga merupakan sistem koloid.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu koloid?
2. Apa yang dimaksud dengan system koloid?
3. Apa saja jenis-jenis koloid?
4. Apa saja sifat-sifat koloid?
5. Bagaimana cara membuat koloid?
6. Bagaimana cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan?
7. Bagaimana penggunaan koloid dan Apa saja contoh koloid dalam kehidupan sehri-hari?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Menjelaskan pengertian koloid
2. Menjelaskan yang dimaksud dengan system koloid
3. Menjelaskan jenis-jenis koloid
4. Menjelaskan sifat-sifat koloid
5. Menjelaskan cara membuat koloid
6. Menjelaskan cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan
7. Menjelaskan penggunaan koloid dan contoh koloid dalam kehidupan sehri-hari

D. MANFAAT MAKALAH
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia dasar
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuaan tentang sistem koloid

6
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOLOID
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana

partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di

dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran

yang dimaksud dapat berupa diameter,panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Koloid merupakan

dispersi partikel kecil dari satu material ke dalam material lain. Berukuran kecil artinya bahwa diameternya

kurang dari 500 nm (sekitar panjang gelombang sinar). Secara umum, partikel itu merupakan kumpulan

dari sejumlah atom atau molekul tetapi terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop optik biasa. Partikel ini

melewati kertas saring tetapi dapat dideteksi dengan hamburan sinar, sedimentasi dan osmosis. Proses

pada permukan menentukan kebanyakan aspek kehidupan sehari-hari termasuk kehidupan itu sendiri.

Bahkan jika kita membatasi perhatian kita pada permukaan zat padat saja, pentingnya proses itu hampir

tidak berkurang. Proses pada permukaan padat menentukan kelangsungan hidup industri, baik yang

konstruktif seperti dalam katalis maupun yang destruktif seperti dalam korosi. . Contoh lain dari sistem

koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta,

masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray,jelly, dll.

B. PENGERTIAN SISTEM KOLOID


Sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran

berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara

10-7 sampai dengan 10-4 cm.Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel

tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas

terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas

atau lebih.

7
Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul
Ss. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah
haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter
sekitar 6x 107.
Bila kita melarutkan suatu zat ke dalam suatu pelarut, maka kita akan mendapatkan bermacam-

macam sistem, tergantung dari besarnya diameter partkel yang dialarutkan. Walaupun demikian kita dapat

membagi sistem ini menjadi tiga jenis yaitu:

a) Larutan sejatu atau dispers molekuler, bila diameter partikelnya lebih kecil dari
1mm,misalnya larutan gula,garam,dan sebaginya
b) Larutan kolid atau dispers halus, bila diameter partikelnya terletakantara 1mm-
100mm,misalnya sol emas, sol AgCl, larutan makromolekul, dan sebagainya.
c) Dispers kasar, bila diameter partikelnya lebih besar dari 100mm
Campuran dua macam zat, dimana zat yang satu terbagi halus dalam zat lain, disebut
sistem dispers. Sistem dipers terdidri atas fase dispers dan medium dispers.

Ciri-ciri sistem koloid sebagai berikut :


a. Sistem koloid mempunyai ukuran partikel 10-7-10-5 cm.
b. Partikelnya dapat dilihat dengan mikroskop ultra.
c. Partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa,tetapi
dapat disaring menggunakan kertas perkamen.
d. Koloid tahan lama.
e. Koloid akan terakugulasi apabila ditambah larutan.
f. Koloid mempunyai sifat elektrolit.
g. Koloid termasuk campuran homogen.

C.JENIS-JENIS KOLOID
Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi(fase dalam) dan
fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap,disebut zat pendispensi.
Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol,
emulsi, dan buih. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat. Emulsi ialah koloid
dengan zat terdispersinya fase cair. Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa jenis.
Sedangkan pada fase pendispersi adalah gel

8
1.Sol
Sol adalah dispersi koloid zat padat, cair atau gas. Dari ini yang terpenting adalah sol zat padat

dalam zat cair dan dalam bagian ini hanya akan dibicarakan hal tersebut.Sol dibagi berdasarkan dispers

mediumnya air, alkoholbila mediumnya alkohol.

Sol disebut liofilik bila partikel-partikelnya menarik pelarit dan disebut liofobik
bila tidak menarik pelarut. Bila pelarutnya air, disebut hidrofilik,misalnya oksidasi-
oksidasi, pati dan protein dalam air. Bila pelarutnya air dan partikel koloid tidak
menarik air, disebut hidrofobik, misalnya sol logam, garam BaSO4, AgCl dan
sebagainya didalam air.

Pembuatan
Sol hidrofobik dibuat dengan dua cara yaitu cara dispers dan cara kondensasi. Pada cara

dispers, partikel-partikel besar dipecah, hingga menjadi ukuran koloid. Sebaliknya pada cara kondensasi,

ion -ion atau molekul digabungkan menjadi partikel dengan ukuran koloid.

1. Cara dispers.

a. Disintegrasi mekanis

Pada cara ini zat yang bersangkuta ditumbuk dan dihaluskan dalam

colloid mill, misalnya pada pembuatan semen, pigmen cat, tepung dan

sebagainya.

b.Disentigrasi Listrik
Cara ini dilakukan dalam sel elektrolid, katoda berupa logam yang akan dibuat koloid.

Larutan berupa NaOH dan dipakai arus dengan rapat arus yang besar.Akibat elektrolisis, Na

akan terbentuk dikatode dan dengan logam yang ada terjadi alliage. Air yang ada bereaksi

dengan alliage ini dan akibat reaksi logam katode akan terlarut dengan ukuran koloid.

c. Peptisasi
Peptisasi ialah pelaritan kembali suatu endapan. Endapan-endapan seperti AgCl atau

BaSO4 akan terlarut dalam bentuk koloid, bila ditambahkan elektrolit tertentu.

2. Cara Kondensasi

a. Proses Bunga Api

9
Arus dengan frekuensi tinggi dialirkan melalui dua elektrode logam, yang

dimasukkan dalam pelarut yang cocol.Akibat bunga api lostrik,logam akan menguap

dan mengembun dalam larutan sebagai koloid.

b. Reaksi dalam larutan


Reaksi garam-garam logam dengan basa
Reaksi pengendapan garam yang encer.
· Reaksi reduksi

c. Penggantian pelarut
Suatu larutan ditambahkan kedalam larutan yang berisi zat terarut yang akan dibuat

koid.Zat terlarut harus tidak larut dalam pelarut yang ditambahkan, sedangkan kedua pelarut

harus dapaat bercampur sempurna.

Pemurnian sol dari ion yang ada dapat dilakukan dengan filtrasi ultra atau

dialisis.Filtrasi yaitu proses pemisahan partikel koloid dari pelarut dan zat terlarut yang asa

dengan filter yang dibuat khusus yang permeabel terhadap semua larutan zat dalam larutan

tetapi menahan partikel-partikel koloid.

Dialisis adalah proses pengambilan zat terlarut dari larutan koloid dengan cara diffusi

melalui membrane (kolodinon,selofan,nitro-selulosa atau selaput bintang) yang cocok. Dialisis

dapat dipercepat dengan elektrodialisis.

2. Koloid Emulsi
Emulsi ialah dispers koloid cairan satu dalam cairan lainnya. Emulsi adalah suatu sistem koloid

yang fase terdispersi dan medium pendispersinya berupa cairan yang tidak dapat bercampur (mis :

minyak dalam air) fase yang tidak bercampur akan segera memisah. Untuk menjaga agar emulsi tersebut

stabil,perlu ditambahkan zat ketiga yang disebut emulgator atau zat pengermulsi. Contoh emulgaltor :

galatin, kuning telur, kanji, madu alam, dsb. sayrat emulgaltor adalah molekul-molekulnya mempunyai

afinitas terhadap kedua cairan yang membentuk emulsi. Daya afinitasnya harus parsial atau tidak sama

terhadap kedua cairan tersebut. Salah satu ujung emulgaltor larut dalam cairan yang satu, sedangkan

ujung yang lain hanya membentuk lapisan tipis disekeliling atau diatas permukaan cairan yang lain.

3. Koloid Buih

10
Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan

bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).


a. Buih Cair(Buih)

Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat

cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atao karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi.

Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase

dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan.

Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem kolid umumnya,tetapi

adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid

berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh

kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari

5%,gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti bola.Jika kurang dari 5%, maka bentuk

gelembung gas adalah polihedral.

Beberapa sifat buih cair yang penting:

1. Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena: pemisahan medium

pendispersi (zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan zat cair yang jauh

berbeda,

2. Terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar

akibat tegangan permukaan,sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar,

3. rusaknya film antara dua gelembung gas.


Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang diberikan kecil, maka

struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika gaya yang

diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi.

Contoh buih cair:

1. Buih hasil kocokan putih telur


Karena audara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih,
yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri untukmembentuk
buih yang relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang.

2. Buih hasil akibat pemadam kebakaran

11
Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat,
aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih.Karbondioksida yang dilepas akan
membentuk buih dengan bamtuam zat pembuih tersebut.
b. Buih Padat
Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan denganmedium
pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga
(surfaktan).Contoh-contoh buih padat yang mungkin kita ketahui:

1. Roti
Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses
pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk
lapisan tipis mengelilimgi gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk
buih padat.
2. Batu apung
Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung
3. Styrofoam
Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta
medium pendisperasi polistirena.

4. GEL ATAU JELY


Gel adalah sistem koloid yang fase terdispersinya berupa cairan, medium
pendispersinya berupa zat padat. Pada umumnya terjadi dari sol liofil (hidrofil) yang
fase terdispersinya mempunyai kemampuaan sangat kuat untuk menarik medium
pendispersinya. Berdasarkan sifatnya, gel dibedakan menjadi dua macam yaitu gel
kenyal dan gel tidak kenyal.

D.SIFAT-SIFAT KOLOID
a. Efek Tyndall
Sifat penghamburan cahaya oleh koloid ditemukan oleh John Tyndall, oleh
karena itu sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk
membedakan system koloid dari larutan sejati, contohnya dalam kehidupan
sehari-hari dapat diamati dari langit yang tampak berwarna biru atau terkadang
merah.

12
Gambar 1.1

Efek Tyndall

Larutan Koloid Suspensi

Ilustrasi Efek Tyndall (Sumber:chemistryonline.guru)

b. Gerak Brown
Hal ini pertama kali oleh Robert Brown (1773-1858),ia sedang mengamati butiran sari tumbuhan pada

permukaan air dengan mikroskop. Gerakan Brown dapat diuraikan sebagai berikut: partikel-partikel suatu zat

senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair dan gas. Semakin kecil ukuran partikel

koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin lambat gerak brown.

13
12
Gambar 1.2

Ilustrasi Gerak Brown (Sumber:pinterest.com)

c. Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel
koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai
proses seperti penjernihan air.

Gambar 1.3

Adsropsi pada Fe(OH)3 (Sumber:nafiun.com)

d. Muatan koloid
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid memiliki
muatan sejenis (positif dan negetif). Maka terdapat gaya tolak menolak antar partikel koloid.
Partikel koloid

12
tidak dapat bergabung sehingga memberikan kestabilan pada sistem
koloid.Sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral.

e. Koagulasi koloid
Partikel-partikel yang bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis. Apabila muatan
listrik itu hilang, makan partikel kooid tersebut akan berabung membentuk gumpalan. Proses
penggumpalan pertikel koloid dan pengendapannya disebut koagulasi. Koagulasi biasanya
digunakan untuk perebusan teur, pembuatan yoghurt,tahu,penjernihan air sungai.

Gambar 1.4

coagulant
added coagulant forms precipitate and
precipitate, trapped impurities
trapping impurities settle to bottom

Ilustrasi sifat koagulasi (Sumber: bisakimia.com)

f. Koloid pelindung

12
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat
melindungi koloid lain dari proses koagulasi.

E. PEMBUATAN KOLOID
Ada dua metode pembuatan sistem dispersi koloid,yaitu metode kondensasi dan
metode dispersi. Pada metode kondensasi, ion atau molekul digabungkan menjadi partikel
besar berukuran koloid. Sebaliknya, pada metode dispersi,partikel-partikel besar dipecah
menjadi partikel-partikel berukuran koloid dan kemudian didispersikan kedalam medium
pendispersi.
·Metode Kondensasi
Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan
cara kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks). Cara kimia tersebut
bekerja denganmenggabungkan partikel-partikel larutan (atom, ion, atau
molekul).
a. Reaksi dekomposisi rangkap
Misalnya:
Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan
HCL encer;AgNO3(aq)+HCIAgNO3(aq)+HCl (aq)→AgCl(koloid)+3H2O

1(koloid)+3H2O(aq)
b. Reaksi Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalnya:
Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis gara Al dalam air
mendidih;AICAlCl3(aq)+3H2O(aq)→Al(OH)3(koH)3(koloid)+3HCl(aq)
c. Reaksi reduksi-oksidasi
Misalnya:
Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air
dengan mengalirnya gas H2S; 2H2S2H2S(g)+SO2→3S(s)+2H2O(1)
O2→3S(s)+2H2O(1)
d. Pengganti Larutan
Cara ini dilakukan dengan menggantikan meduim pendispersi sehingga fasa
terdispersinya yang semula larut setelah diganti pelarutnya menjadi berukuran
koloid.

Metode Dispersi

16
Metode unu melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran
koloid yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3
cara dalam metode ini,yaitu:
1. Metode Mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat
dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel
berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut
penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:
✓Industri makanan untuk membuat jus buah, selai,dsb
✓Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi,semir
sepatu,dsb
Industri farmasi
2. Metode Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemecahan. Zat pemecah
tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion
sejenis ataupun pelarut tertentu.
3. Cara busur bredig
Cara busur bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam,
seperti Ag,Au,dan Pt.

F. PEMURNIAN KOLOID
Seringkali terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu pembuatan suatu
sistem koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan guna menjaga
kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan,yaitu:
1. Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan
yang menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan
selaput semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul-molekul kecil
melalui selaput semipermiabel disebut dialisis. Proses dialisis untuk
pemisahan partikel-pastikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bahi
pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai
mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat

17
semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana seperti
urea, tetapi menahan partikel-partikel koloid seperti sel-sel darah merah.
2. Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik. proses
dialisis mengunakan bantuaan medan listrik dalam benjana yang akan mempercepat
perembesan ion-ion dari dalam kantong. Ion-ion positif dalam kantong berdifusi melalui
membran menuju elektroda negatif (katoda) dan sebaliknya. Cara kerjanya; listrik tegangan
tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong selaput semipermiabel. Sehingga
pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju
elektrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh medanlistrik akanmempercepat
proses pemurnian sistem koloid. Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan
partikel-partikel zat terlarut elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.
3.Penyaring Ultra
Penyaring ultra adalah penyaring yang memiliki pori-pori yang sangat halus atau membran
dengan ruang renik yang besarnya tertentu sehingga tidak dapat dilalui oleh partikel koloid,
tetapi dapat dilalui oleh ion-ion atau partikel molehkuler larutan. Partikel-partikel kolid tidak
dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas saring terlalu besar
dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi
dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas
saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra. Proses penyaringan, dapat juga
digunakan pompa penghisap atau dengan pemberiaan elektroda dari sumber arus listrik.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi tekanan

harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal

di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan

menggunakan penyaring ultra bertahap.

18
G. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting,yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam
skala besar. Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:

Jenis industri Contoh aplikasi

Keju,mentega, susu,
Industri makanan
saus salad

Krim pasta gigi,sabun


Industri kosmetika dan
perawatan tubuh

Cat
Industri cat

Sabun,deterjen
Industri

kebutuhanrumah

tangga

Pestisida
Industri pertanian
daninsektisida
Minyak ikan,pensilin
Industri farmasi untuk suntikan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :


1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air,

kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel

koloidakan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat

warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

2. Penggumpalan Darah

19
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka,
maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion
Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral
sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
3. Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu,
untuk menjadikannya layak untuk diminum,harus dilakukan beberapa langkah agar
partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara
menambahkan tawas (A12SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan
terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui
reaksi: Al3+ +3H2O à Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan

terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga

mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap.

20
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1. Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
2. Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran
homogen(larutan) dan heterogen (suspensi).
3. Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam)
dan fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap,disebut zat
pendispensi. Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat
terdispensi.Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu
koloid sol,emulsi,dan buih. Sedangkan fase pendepersinya adalah gel
4. Koloid mempunyai beberapa sifat diantaranya:
Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui
sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall.
Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak
dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena
tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas
permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Muatan
koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel koloid,sehingga menjadi stabil (tidak
mengalami sedimentasi).

Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis,yaitu pergerakan


partikel koloid dalam medan listrik.

21
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena
berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit.Penambahan elekrolit akan
menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.
5. Ada dua metode pembuatan sistem dispersi koloid, yaitu metode kondensasi dan
metode dispersi. Pada metode kondensasi, ion atau molekul digabungkan menjadi
partikel besar berukuran koloid. Sebaliknya, pada metode dispersi,partikel-partikel besar
dipecah menjadi partikel-partikel berukuran koloid dan kemudian didispersikan kedalam
medium pendispersi.
6. Seringkali terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu pembuatan suatu
sistem koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan guna
menjaga kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan,
yaitu: Dialisis, Elektrodialisis,dan Penyaring Ultra.
7. Kegunaan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang industri,
makanan, kosmetik, obat-obatan dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari koloid
sangat bermanfaat bagi kita.

SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA

Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar.Jakarta: Erlangga


Kusnawati,Tine Maria, dkk. 2005. Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
Oxtoby,David W.2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta:Erlangga
Prof.Dr.Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik.Yogyakarta:Rineka Cipta.
Yudhistira.Suharsini,Maria.2005.Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.
Iska. 2014. Makalah koloid lengkap. http://iskabere.blogspot.co.id/2014/05/makalah-koloid-
lengkap.html. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2020

23
23

Anda mungkin juga menyukai