Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“KIMIA KOLOID”

Disusun Untuk Melengkapi

Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar

Disusun Oleh :

Alpri S. Jenos A0222028 Muh. Zulkifli A0222510

Andreas Jodi T L A0222516 Nurrahmi Abdan R. A0222520

Reni Alfia A0222339 Silvia Amalia A0222344

Muh. Subaer A0222505 Yedija Stenly L A022235

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis bisa menyusun makalah tentang “Kimia
Koloid” ini, dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kimia dasar.
Selain itu makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan mengenai hakikat
penciptaan alam semesta, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Saharuddin, S.Pd., M.Pd,


selaku dosen mata kuliah Kimia dasar, atas tugas yang telah diberikan sebagai
sarana untuk menambah wawasan kami. Dan juga ucapan terima kasih
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun diharapakan untuk perbaikan dimasa
yang akan datang.

Majene, 3 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
I. Latar Belakang 1
II. Rumusan Masalah 2
III. Tujuan Penulisan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
I. Pengertian dan Sistem Koloid 3
II. Fase Koloid 4
III. Jenis-jenis Koloid 5
IV. Sifat-sifat Koloid 6
V. Koloid Hidrofil, Hidrofob dan Asosiasi 8
VI. Penggunaan Koloid 9
VII. Pembuatan Koloid 10
VIII. Polusi Koloid 15
BAB III 17
PENUTUP 17
I. Kesimpulan 17
II. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
SOAL 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Semua zat yang ada disekitar kita, yang setiap saat kita lihat terdiri atas
materi. Materi didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan volum.
Papan tulis yang ada di kelas, kursi yang kita duduki, udara yang kita hirup,
makanan yang kita makan, sendok dan garpu dan lainnya terdiri atas materi.
merupakan contoh makanan dan bahan yang kita manfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari kita.

Secara umum, campuran dapat diklasifikasikan menjadi larutan, koloid


dan suspensi (campuran). Hal ini didasarkan pada ukuran partikel-partikel zat
terlarut (fase terdispersi) dalam pelarut (medium pendispersi nya. Adakalanya
suatu campuran mengandung zat terlarut dan zat koloid atau zat terlarut dan
suspensi sekaligus. Air sungai, sebagai contoh, mengandung pasir dan berbagai
partikel kasar yang lain. Jika air sungai disaring, biasanya masih mengandung
pertikel koloid selain zat-zat terlarut. Demikian juga halnya dengan udara, udara
yang bersih merupakan larutan dari berbagai jenis gas. Akan tetapi, pada
umumnya udara mengandung partikel koloid berupa debu, asap, atau kabut.

Koloid mudah dijumpai di mana-mana susu, agar-agar, tinta, sampo,


serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari.
Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi
kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya. Dalam kehidupan
sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran
dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/homogen.
Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk tepung susu
bercampur secara merata dengan air panas. Produk-produk seperti itu adalah
sistem koloid.

Dapat dikatakan bahwa sistem koloid memiliki peran penting dan sudah
menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, pembelajaran dan
pemahaman mengenai kimia koloid sangat diperlukan.

1
2

II. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan koloid dan bagaimana sistem koloid.
2. Bagaimana peran fase koloid dalam sistem koloid.
3. Apa saja jenis-jenis koloid.
4. Apa saja sifat-sifat koloid
5. Apa perbedaan koloid hidrofil, hidrofob dan asosiasi.
6. Bagaimana pengunaan koloid dan kehidupan sehari-hari.
7. Bagaimana cara pembuatan koloid.
8. Apa itu polusi koloid.

III. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian dan sistem koloid.


2. Menjelaskan apa saja fase koloid dan perannya dalam ssitem koloid.
3. Mendeskripsikan jenis-jenis koloid.
4. Mendeskrripsikan sifat-sifat dari koloid.
5. Menjelaskan apa itu hidrofil, hidrofob dan asosiasi untuk megetahui
perbedaannya.
6. Menjelaskan contoh penerapan atau penggunaan koloid.
7. Menjelaskan cara-cara pembuatan koloid.
8. Menjelaskan polusi koloid.
BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian dan Sistem Koloid

Koloid merupakan campuran antara fase terdispersi dan medium


pendispersi yang karakteristiknya berada diantara homogen dan heterogen
yang partikelnya sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan
meggunakan mikroskop ultra. Salah satu contoh koloid yaitu susu yang
campurannya hampir homogen dimana fase terdipersinya adalah susu dan
medium dispersinya adalah air.

Fase terdispersi adalah zat yang mengalami penyebaran secara


merata dalam suatu zat lain, sedangkan medium pendispersi merupakan
zat yang menyebabkan terjadinya penyebaran secara merata.

Perbandingan antara larutan, koloid, dan suspensi

Larutan Koloid Suspensi

Homogen, tidak dapat Secara makroskopis heterogen


dibedakan walaupun bersifat homoen tetapi
menggunakan heterogen jika diamati
miskroskop ultra denan mikroskop ultra

Semua partikenya Partikel berdimensi Partikelnya berdimensi


berdimensi > 1 nm antara 1 nm sampai > 100 nm
100 nm

Stabil, tidak dapat Stabil, tidak mudah Tidak stabil, mudah


dipisahkan dipisahkan dipisahkan

Tidak dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring


menggunakan
penyaring ultra

3
4

Satu fase Dua fase Dua fase

Penampilan jernih Keruh-jernih keruh

Contoh : Larutan gula Contoh : Susu Contoh : Air kopi

II. Fase Koloid

Fase terdispersi
Fase terdispersi adalah zat yang dimasukkan ke dalam fas
pendispersi. Ukuran partikel fase terdispersi adalah 1-100 nm atau 10^-7
hingga 10^-3 cm. fase terdispersi inni memiliki ukuran yang sangat kecil
dan tersebar secara merata di seluruh larutan sehinga terlihat seperti
larutan homogeny namun sebenarnya fase terdispersi ini akan bertahan dan
tidak benar-benar larut.
Fase pendispersi
fase pendispersi berperan sebagai zat pelarut. Fase ini kerap
disebut medium pendispersi ataupun fase kontinu. Tidak seperti larutan
yan zat pelarutnya hampir selalu berupa fase cairan, fase pendispersi dapat
berupa cairan, gas, dan juga padat.
Contoh fase terdispersi dan fase pendispersi
1. Batu apung, adalah jenis koloid berupa buih padat. Dimana fase
terdispersinya adalah gas, sedangkan fase pendispersinya adalah
padatan. Gas terdistribusi secara merata didalam padatan dan
membentuk batu apung.
2. Debu, adalah koloid berjenis aerosol. Debu terbentuk dari zat
terdispersi berupa padatan dengan fase pendispersi yang berupa
gas. Partikel padatan tersebut tersebar dalam udara (gas) dan
membentuk debu.
5

III. Jenis-jenis Koloid

Pada sistem koloid, fase terdispersi dan medium pendispersi


bisa berupa zat padat, zat cair, maupun gas. Namun, berdasarkan pada
fase terdispersi dan medium pendispersi sistem koloid dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
1. Sol
fasa terdispersi : padatan
fasa pendispersinya : cairan
Contohnya : tinta dan cat.
2. Sol Padat
fasa terdispersi : padatan
fasa pendispersinya : padatan
Contohnya : gelas berwarna dan intan hitam.
3. Aerosol Padat
fasa terdispersi : padatan
fasa pendispersinya : gas
Contohnya : asap dan debu.
4. Emulsi
fasa terdispersi : cairan
fasa pendispersi : cairan
Contohnya : minyak ikan, santan, dan susu.
5. Emulsi padat
fasa terdispersi : cairan
fasa pendispersi : padatan
Contoh : mutiara, keju, dan jelly
6. Aerosol cair
Fasa terdispersi : cairan
Fasa pendispersi : gas
Contoh : kabut, awan, dan hair spray.
7. Buih
Fasa terdispersi : gas
6

Fasa pendispersi : cairan


Contoh : buih sabun, dank rim kocok
8. Buih padat
Fasa terdispersi : gas
Fasa pendispersinya : padatan
Contoh : karet busa dan batu apung

IV. Sifat-sifat Koloid


1. Efek Tyndall

Efek tyndall merupakan efek penghamburan cahaya oleh


partikel koloid. Ketika ada berkas cahaya diarahkan ke larutan,
cahaya tersebut akan diteruskan, sehingga kita tidak bisa melihatnya.
Hal ini karena larutan bersifat homogen. Tapi, ketika berkas cahaya
diarahkan kekoloid dan suspensi, berkas cahaya akan dihamburkan
sehingga jejaknya dapat terlihat. Contoh : ketika kita membuka
jendela pada siang hari. Saat sinar matahari masuk ke dalam
ruangan, maka akan terlihat jelas partikel-partikel debu yan
beterbangan. Hal ini karena ukuran partiel debu jauh lebih besar dari
pada panjang gelombang cahaya.

2. Gerak Brown

Menurut Robert Brown secara mikroskopis, partikel-


partikel koloid akan bergerak secara acak dengan jalur patah-patah
(zig-zag) dalam medium pendispersi. Gerakan ini disebabkan karena
adanya tumbukan antara partikel koloid dengan medium pendispersi.

3. Adsorpsi

Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya partikel


bermuatan (ion) pada permukaan koloid. Adsorpsi terjadi karena
adanya kemampuan partikel koloid untuk menarik atau ditempeli
oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan untuk menarik ini
7

disebabkan karena adanya tegangan permukaan koloid yang cukup


tinggi.

4. Koagulasi

Koagulasi adalah proses rusaknya sistem koloid yang


ditandai dengan proses penggumpalan akibat terbentuknya partikel-
partikel yang lebih besar ukurannya daripada ukuran koloid.
Koagulasi dapat dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan,
penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang
berbeda muatan, dan elektroforesis. Contoh koagulasi koloid dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu pada penggumpalan susu yang basi dan
telur yang dierbus hingga menggumpal atau mengeras bagian putih
dan kuningnya.

5. Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang mempunyai sifat dapat


melindungi koloid lain dari proses koagulasi.

6. Dialisis

Dialysis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan


cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui
membran semipermeable yang berfungsi sebagai penyaring.
Membrane semipermeable ini dapat dilewati cairan, tetapi tidak
dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.

7. Elektroforesis

Adalah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan


menggunakan arus listrik.
8

V. Koloid Hidrofil, Hidrofob dan Asosiasi


Koloid yang memiliki medium disperse cair dibedakan atas koloid
liofil dan koloid liofob. Klasifiksi ini berdasarkan interaksi antara partikel
terdispersi dengan medium pendispersinya.

Bila medium pendispersinya adalah air maka koloid liofil disebut


hidrofil, sedangkan kooid liofob disebut hidrofob.

 Koloid Liofil/hidrofil

Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik


medium pendispersinya, yang disebabkan gaya tarik antara partikel-
partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat.

Sifat-sifat

 Kuat, mudah mengadsorpsi

 Efek tyndal kurang jelas

 Viskositas atau kekentalan lebih besar dari pada mediumnya

 Sukar terkoagulasi

 Bersifat revesibel

 Koloid liofob/hidrofob

Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak


suka menarik medium pendispersinya.

Sifat-sifat

 Tidak mudah nengadsorpsi

 Efek tyndal sangat jelas

 Viskositas atau kekentalan hampir sama dengan mediumnya

 Mudah terkoagulasi (kurang stabil)


9

 Irreversible (jika sudah menggumpal sukar dikoloidkan


kembali)

 Koloid asosiasi

Koloid asosiasi adalah koloid yang terbentuk dari gabungan


(asosiasi) partikel kecil yang larut dalam medium, contohnya koloid
Fe , senyawa ini larut menjadi ion dan . Jika larutan
dan dicampur sedemikian rupa sehingga berasosiasi
membentuk kristal kecil yang melayang-layang dalam udara sebagai
koloid.

VI. Penggunaan Koloid

Koloid adalah satu partikel yang berukuran sangat kecil dan


terdispersi dalam suatu medium, seperti air atau udara. Berkat siftanya
yang unik, koloid memilki banyak aplikasi dalam berbagai indsutri, seperti
makanan, kosmetik, farmasi, minyak dan gas, serta produksi cat.

1. Industri makanan

Digunakan sebagai bahan pengemulsi dalam pembuatan makanan,


seperti mayonnaise, whipped cream, dan saus. Dalam makanan,
koloid dapat membantu menggabungan bahan-bahan yang
sebelumnya tidak dapat bercampur, sehina mengahsilkan produk
yang homogeny dan stabil. Selain itu koloid juga dapat digunakan
sebagai bahan pengental pada makanan seperti jelly dan pudding.

2. Industri kosmetik

Koloid digunakan sebagai bahan dasar pada produk kosmetik,


seperti lotion, krim, dan sabun. Koloid dapat memberikan tekstur
yang lembut pada produk kosmetik dan membuatnya lebih mudah
menyerap kedalam kulit. Selain itu, koloid juga dapat membantu
menjaga kestabilan produk kosmetik dan mencegah terpisahnya
bahan-bahan yan terkandung didalamnya.
10

3. Industri farmasi

Koloid digunakan sebagai bahan aktif pada obat-obatan, seperti


suspensi dan emulsi. Dalam obat-obatan, koloid dapat membantu
meningkatkan kelarutan bahan aktif dan memperpanjang waktu
aksi. Selain itu, koloid juga digunakansebagai bahan pembawa
untuk menyampaikan obat kedalam tubuh dengan lebih efektif.

4. Industri minyak dan gas

Koloid digunakan sebagai bahan pengemulsi pada produksi minyak


dan gas. Koloid dapat membantu mengurangi viskositas cairan dan
memudahkan proses produksi. Selain itu, koloid juga dapat
membantu memisahkan minyak dan gas dari air, sehingga
menghasilkan produk yang lebih murni.

5. Industri cat

Koloid diunakan sebagai bahan pengikat pada produksi cat. Koloid


dapat membantu meningkatkan daya rekat cat pada permukaan dan
membuat cat lebih tahan lama. Selain itu, koloid juga dapat
membantu menjaga kestabilan warna cat dan mencegah terpisahnya
pigmen dari bahan pengencer.

VII. Pembuatan Koloid


Proses pembuatan koloid dibagi menjadi 2 macam, yaitu kondensasi dan
dispersi.

1. Kondensasi

Kondensasi meupakan salah satu cara pembuatan koloid larutan


yang dalam penerapannya terbagi lagi menjadi 2 cara yaitu fisika
dan kimia. Secara fisika prosesnya dilakukan dengan mengubah
pelarutnya sedangkan kimia melibatkan reaksi-reaksi kimia.
11

a. Fisika

Adapun cara-cara untuk pembuatan koloid melalui


kondensasi fisika atau dengan mengubah zat pelarutnya
menjadi partikel koloid yaitu antara lain :

1) Pengembunan uap

Cara ini diterapkan pada pembuatan sol raksa (Hg)


dimana terbentuknya partikel raksa berukuran
koloid dari raksa yang diuapkan dan yan kemudian
dialirkan menggunakan air dingin sehingga
mengembun.

2) Pendinginan

Pembuatan koloid dilakukan melalui pendinginan


agar suatu larutan menggumpal sehingga menjadi
koloid karena kelarutan suatu zat sebanding dengan
suhu.

3) Penggantian pelarut

Cara ini digunakan untuk mempermudah pembuatan


koloid yang tidak dapat larut dalam suatu pelarut
tertentu.

Contohnya pembuatan sol belerang, dimana


belerang sukar untuk larut didalam medium air.
Sehingga hasil dari sol belerang yang dilarutkan
dalam alkohol adalah larutan jenuh yang kemudian
diteteskan sedikit demi sedikit ke dalam air sehingga
terbentuk sol belerang dalam air.

b. Kimia
12

Pembuatan koloid dengan menggunakan reaksi kimia dapat


dilakukan dengan empat macam. Yaitu antara lain sebagai
berikut :

1) Reaksi pengendapan

Cara ini dilakukan dengan melakukan pencampuran


dua macam larutan elektrolit sehingga menghasilkan
endapan yang berukuran koloid, contohnya
pembuatan sol AgCl.

2) Reaksi Hidrolisis

Pembuatan koloid dengan reaksi Hidrolisis yaitu


dengan mereaksikan garam tertentu dengan air.
Misalnya sol dibuat dengan cara
menambahkan larutan FeCL ke dalam air mendidih,
maka akan tereonisasikan menghasilkan ion .
Dan ion ini akan mengalami hidrolisis menjadi
. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

3) Reaksi pemindahan/substitusi

Contoh koloid yang dibuat dengan cara pemindahan,


yaitu sol , yang dimana dibuat dengan
mengalirkan gas asam sulfida ke dalam larutan arsen
(III) oksida. Reaksinya :

4) Reaksi redoks
13

Pembuatan koloid dengan reaksi redoks selalu


disertai dengan perubahan bilangan oksidasi,
misalnya pada pembuatan sol emas dan sol belerang.

a) Sol emas (Au)

Sol emas dibuat dengan mereduksi larutan


garamnya menggunakan reduktor
nonelektrolit seperti formaldehid.

Reaksinya :

b) Sol belerang (S)

Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas


S kedalam larutan atau kedalam
larutan

Reaksi yang terjadi :

2. Dispersi

Dispersi merupakan cara pembuatan koloid dengan pembuatan


koloid yang berasal dari suspensi. Dispersi ini dapat dilakukan
dengan 4 cara antara lain sebagai berikut :

a. Cara busur bredig

Cara ini juga sering disebut elektrodispersi. Cara ini


dilakukan untuk membuat partikel-partikel fase terdispersi
menggunakan loncatan bunga api listrik. Contohnya
14

membuat sol logam. Logam yang didispersikan dipasang


sebagai electrode-elektrode yang dihubungkan dengan
sumber arus listrik bertegangan tinggi. Loncatan bunga api
listrik yang muncul diantara kedua electrode akan
menguapkan sebagian besar logam. Uap logam yang
terbentuk didalam medium disperse akan menyublim dan
membentuk partikel halus.

b. Cara mekanik

Cara ini dilakukan dengan penggerusan zat padat hingga


halus, kemudian didispersikan kedalam medium
pendispersi. Namun, pada proses ini fase terdispersinya
kadang-kadang mengalami penggumpalan kembali
sehingga perlu ditambahkan stabilizer atau zat penstabil.
Contoh pada pembuatan mentega, tinta, dan cat.

c. Cara peptisasi

Cara peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan jalan


pecah partikelzat yang longsor dalam medium pendispersi
udara menjadi berukuran partikel koloid. Proses ini diikuti
dengan penambahan suatu elektrolit atau dengan
menghilangkan ion-ion elektrolit penyebab pengendapan.
Contohnya pada pembuatan sol perak iodide (Agl), dibuat
dengan mencampur larutan dengan larutan Kl
kelebihan. Campuran larutan kedua ini menghasilkan
pengendapan Agl. Endapan ini lalu dicuci agar mengalami
peptisasi, yaitu terbentuknya partikel koloid Agl. Pencucian
mengakibatkan hilangnya kelebihan elektolit sehingga Agl
dapat terdispersi kembali.
15

d. Cara homogenisasi

Homogenisasi adalah cara yang digunakan untuk membuat


zat menjadi homogen dan berukuran partikel koloid.
Misalnya untuk membuat koloid tipe emulsi, seperti susu.

Cara homogenisasi ini adalah dengan memlewatkan zat


tersebut melalui lubang bepori yang mempunyai tekanan
tinggi. Apabila partikel lemak dengan ukuran partikel
koloid sudah terbentuk, zat terbentuk kemudian
didispersikan ke dalam medium pendispersinya.

VIII. Polusi Koloid


Polusi koloid terjadi ketika partikel-partikel kecil terlarut dalam air
atau udara, sehingga membuat lingkungan tercemar. Partikel-partikel ini
terlarut dalam air atau udara, Partikel-partikel ini sangat kecil dan tidak
mudah terlihat dengan mata telanjang, sehingga dapat dengan mudah
menyebar ke seluruh lingkungan. Polusi koloid dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti aktivitas manusia, polusi udara, limbah industry
dan banyak lagi.

Dampak dari polusi koloid sangat berbahaya bagi kesehatan


manusia dan lingkungan sekitarnya. Partikel-partikel yang terlarut dalam
air dan udara dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan
atau konsumsi air yang terkontaminasi, dan dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan, seperti penyakit pernapasan, kanker, dan gangguan
sistem saraf.

Polusi koloid juga dapat berdampak pada lingkungan sekitar.


Partikel-partikel kecil dapat masuk ke dalam tanah dan air tanah, sehingga
merusak keanekaragaman hayati dan mengancam ekosistem. Selain itu,
polusi koloid juga dapat mempengaruhi kualitas air dan udara, sehingga
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
16

Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan dan


pengendalian polusi koloid agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat
dan lestari. Salah satu cara untuk mencegah polusi koloid adalah dengan
mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan limbah industri.
Selain itu, juga perlu dilakukan pengawasan ketat terhadap industri dan
aktivitas manusia yang dapat menyebabkan polusi koloid.

Dalam jangka panjang, upaya pengendalian polusi koloid juga


dapat dilakukan dengan memperluas penggunaan sumber energi
terbarukan dan ramah lingkungan, seperti tenaga surya, angin, dan air.
Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa lingkungan yang sehat dan
lestari dapat tercipta, sehingga manusia dan keanekaragaman hayati dapat
hidup berdampingan secara harmonis.
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Koloid merupakan campuran antara fase terdispersi dan


medium pendispersi yang karakteristiknya berada diantara homogen dan
heterogen yang partikelnya sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat
dengan meggunakan mikroskop ultra. Fase terdispersi adalah zat yang
mengalami penyebaran secara merata dalam suatu zat lain, sedangkan
medium pendispersi merupakan zat yang menyebabkan terjadinya
penyebaran secara merata. Adapun Jenis-jenis Koloid antara lain sol, sol
padat, aerosol padat,emulsi, emulsi padat, aerosol cair, buih, dan buih
padat. Sedangkan sifat-sifatnya yaitu tyndall, gerak brown, adsorpsi,
koagulasi, koloid pelindung, dialysis, dan elektroforesis.

berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium


pendispersinya, Koloid yang memiliki medium disperse cair dibedakan
atas koloid liofil dan koloid liofob. Bila medium pendispersinya adalah air
maka koloid liofil disebut hidrofil, sedangkan koloid liofob disebut
hidrofob. Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka
menarik medium pendispersinya. yang disebabkan gaya tarik antara
partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat. Koloid
liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik
medium pendispersinya. Sedangkan koloid asosiasi adalah koloid yang
terbentuk dari gabungan (asosiasi) partikel kecil yang larut dalam medium,

Contoh penggunaan koloid

6. Industri makanan, digunakan sebagai bahan pengemulsi dalam


pembuatan makanan.

7. Industri kosmetik, koloid digunakan sebagai bahan dasar pada


produk kosmetik untuk memberikan tekstur yang lembut pada

17
18

produk kosmetik dan membuatnya lebih mudah menyerap kedalam


kulit dan membantu menjaga kestabilan produk kosmetik dan
mencegah terpisahnya bahan-bahan yan terkandung didalamnya.

8. Industri farmasi, koloid digunakan sebagai bahan aktif pada obat-


obatan, seperti suspensi dan emulsi.

9. Industri minyak dan gas, koloid digunakan sebagai bahan


pengemulsi pada produksi minyak dan gas.

10. Industri cat, koloid diunakan sebagai bahan pengikat pada produksi
cat.

Proses pembuatan koloid dibagi menjadi 2 macam, yaitu


kondensasi dan dispersi.

3. Kondensasi

Kondensasi meupakan salah satu cara pembuatan koloid larutan


yang dalam penerapannya terbagi lagi menjadi 2 cara yaitu fisika
dan kimia. Secara fisika prosesnya dilakukan dengan mengubah
pelarutnya sedangkan kimia melibatkan reaksi-reaksi kimia.

4. Dispersi

Dispersi merupakan cara pembuatan koloid dengan pembuatan


koloid yang berasal dari suspensi. Dispersi ini dapat dilakukan
dengan 4 cara yaitu cara busur bredig, mekanik, peptisasi dan
homogenisasi

Polusi koloid terjadi ketika partikel-partikel kecil terlarut dalam air


atau udara, sehingga membuat lingkungan tercemar. Dampak dari polusi
koloid sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan dan
pengendalian polusi koloid agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat
dan lestari. Salah satu cara untuk mencegah polusi koloid adalah dengan
19

mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan limbah industri.


Selain itu, juga perlu dilakukan pengawasan ketat terhadap industri dan
aktivitas manusia yang dapat menyebabkan polusi koloid. Dalam jangka
panjang, upaya pengendalian polusi koloid juga dapat dilakukan dengan
memperluas penggunaan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan,
seperti tenaga surya, angin, dan air.

II. Saran

Penulis merumuskan beberapa saran, diantaranya :


1. Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui koloid apa saja yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Diharapkan agar pembaca dapat menguasai materi koloid tidka
hanya pada makalah ini, tetapi lebih baik dari segala sumber
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ananda. 2021. Memahami 2 cara pembuatan koloid beserta pengertian, jenis, dan
sifat!. (https://www.gramedia.com/litersi/pembuatan-kooid/, diakses 2 mei
2023)

Koloid asosiasi. 2023. (https://www.scribd.com/document/39561845/koloid-


asosiasi, diakses 2 mei 2023)

Nazirah. 2021. Sifat-sifat koloid dan cara pembuatannya I kimia kelas 11.
(https://www.ruangguru.com/blog/sifat-koloid-dan-cara-pembutannya,
diakses 2 mei 2023)

Sistem koloid. 2022. (https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/sistem_koloid,


diakses 2 mei 2023)

Sitoresmi, Ayu Rifka. 2022. Pengertian koloid, sifat-sifat, jenis dan contohnya
yang perlu diketahui. (https://www.liputan6.com/hot/read/4874889/
pengertian-koloid-sifat-sifta-jenis-dan-contohnya-yang-perlu-diketahui,
diakses 2 mei 2023)

20
SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan sistem koloid? Jelaskan sifat-sifat koloid!

2. Apa macam-macam koloid yang dapat terbentuk? Jelaskan!

3. Bagaimana cara pembuatan sistem koloid? Jelaskan!

4. Apa perbedaan antara koloid liofil dan koloid liofob? Jelaskan!

5. Sebutkan macam-macam koloid yang dapat terbentuk ! Jelaskan !

6. Sebutkan cara-cara pembuatan sistem koloid dan berikan contohnya!

7. Sebutkan perbedaan antara koloid liofil dan koloid liofob!

8. Sebutkan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan manfaatnya!

9. Bagaimana koagulasi dapat terjadi di dalam sistem koloid dan apa dampaknya?

10. Bagaimana efek Tyndall terjadi dalam sistem koloid dan berikan contohnya !

21

Anda mungkin juga menyukai