2
KATA PENGANTAR
3
I. PENDAHULUAN
4
II. BAHAN DAN ALAT
1. Tahap Persiapan
5
citra proses geokoreksi dan orthoretifikasi dikerjakan di kantor
Pusat.
6
o Menampilkan Arctoolbox dengan cara klik menu
7
o Klik OK untuk proses eksekusinya. Hasil konversi format
tersebut memiliki koordinat yang mengikuti data citra aslinya.
8
Langkah-langkah geokoreksi dan orthorectifikasi di piranti software
ERDAS sebagai berikut;
- Memasukkan data Landsat Orthorectifikasi USGS (x,y) yang sudah
Geocoded, citra yang akan dikoreksi dan DEM SRTM yang sudah
Geocoded.
- Buka 2 viewer pada ERDAS, kemudian buka file citra yang akan
dikoreksi pada viewer 1 dan Landsat orthoretifikasi USGS (x,y)
pada viewer 2.
- Pada viewer data yang belum dikoreksi pilih menu Raster, klik pada
menu Geometric Correction.
o Type: TM
mengeklik .
9
- Setelah muncul GCP Tool Reference Setup, pilih Existing viewer,
klik ok.
4. Tahap Penafsiran
10
Dalam melakukan proses penafsiran terdapat pertimbangan yang
mendasar sebagai berikut;
Untuk dapat menghasilkan file keseluruhan dalam satu folder dan satu
geodatabase maka langkah awal dengan membuat geodatabase yang
dibuat di ArcCatalog dengan klik menu .
11
Misalnya: bpkhxvi_penutupanlahan
Misalnya: sulawesitengah
12
o Didalam feature dataset, berisikan feature class penutupan lahan
berbagai tahun.
13
Nama feature class : plyy (misalnya pl06)
Nama field : PLYY_ID (misalnya PL06_ID)
Tipe field : Long Integer
Field size : 5
Dengan demikian properties pada feature class akan terlihat sbb;
o Data pl06 ini nantinya akan dijadikan data dasar untuk pl09 dengan
cara "import", namun akan dirubah nama feature class menjadi
pl09 dan nama field dirubah PL09_ID. Sebelum dilakukan import,
terlebih dahulu data pl06 dilakukan "topology error".
14
o Adapun nama topology ”pl06_topology" dan cluster tolerance
sebesar 0.0000000089831529999999992 degree (sesuai dengan
default ESRI).
15
o Berdasarkan topologi error yang ada untuk "Must Not Overlap"
perintah yang dapat dilakukan "Merge, Create Feature,
Substract" dan untuk "Must Not Have Gaps" perintah yang dapat
dilakukan "Create Feature", langkah-langkah yang dapat
dilakukan sbb;
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
16
3. "Subtract" dilakukan pada saat polygon terdeteksi error
ditengah-tengah polygon lain, namun pada bagian polygon
error tersebut dihilangkan. catatan: Untuk Perintah "Subtract"
ini tidak direkomendasikan untuk dilakukan di dalam
perintah penafsiran pl.
o Dalam kolom import, Output Feature Class diisi pl09 dan nama field
map dirubah dari PL09_ID menjadi PL09_ID dengan cara
"Rename".
17
o Melakukan "import" juga data kawasan dan sebaran HPH dan HTI
ke geodatabase sebagai peta acuan.
18
o Struktur data agar disusun seragam dan sesuai dengan prosedur
diatas. Dan struktur data diatas sudah siap digunakan dalam
proses delineasi/penafsiran penutupan lahan tahun 2009.
19
o Contoh struktur tampilan keseluruhan sbb;
20
4.3 Penajaman Citra dalam Viewer
o Data gap fill karena SLC off dapat diisi dengan minimal 2 citra atau
lebih dengan mengaktifkan
pada layer properties dan mengatur penajaman citra secara sama.
21
4.4. Delineasi Polygon
Catatan: untuk delineasi ini yang dimaksud untuk tujuan penutupan lahan
(landcover) bukan penggunaan lahan (landuse) dengan demikian untuk
lokasi hutan tanaman dan perkebunan/kebun bila didalamnya adalah
tanah terbuka dan atau semak-belukar maka didelineasi sesuai dengan
kondisi tersebut dan diberi kode sesuai dengan kondisi tersebut misalnya
tanah terbuka (2014) dan semak-belukar (2007).
22
o Melakukan pengeditan label terhadap "Field Tabel PL09_ID" di
"Attributes" pada Toolbar Editor. Perubahan lahan sesuai dengan
"matriks perubahan lahan".
23
o Untuk daerah yang memiliki informasi yang spesifik seperti halnya
sebaran Sagu, Pinus sp, Acasia sp., Karet, Sawit dan Ecalyptus sp.
dan vegetasi lainnya yang mampu ditafsir dengan landsat maka
dilakukan delineasi dan menambah field tabel dengan aturan sbb;
24
o Melakukan proses "Multipart to Singlepart" pada Arctoolsbox yang
berguna untuk memisahkan kembali bagian-bagian polygon secara
terpisah dan berurutan, kemudian diberi nama dengan seragam
"pl09_MultipartToSinglepart".
25
o Membuat Field Baru di dalam Tabel dengan nama "luas" dengan
type field "Double". (catatan: digunakan integer bila datanya
memerlukan pembulatan sedangkan double bila data tidak
memerlukan pembulatan)
26
o Mencocokkan hasil pivot tabel dengan tabel matriks peluang
perubahan penutupan lahan.
27
V. TATA WAKTU
28
Lampiran 1. Sistem Klasifikasi Penutupan Lahan (23 klas) disertai kode
layer dan kode layer dan kode topomini
No Kelas Kode layer Keterangan
/ toponimi
1 Hutan lahan kering Hp / 2001 Seluruh kenampakan hutan dataran rendah, perbukitan dan
primer pegunungan (dataran tinggi dan subalpin) yang belum menampakkan
bekas penebangan, termasuk hutan kerdil, hutan kerangas, hutan di
atas batuan kapur, hutan di atas batuan ultra basa, hutan daun jarum,
hutan luruh daun dan hutan lumut.
2 Hutan lahan kering Hs / 2002 Seluruh kenampakan hutan dataran rendah, perbukitan dan
sekunder / bekas pegunungan yang telah menampakkan bekas penebangan
tebangan (kenampakan alur dan bercak bekas tebang), termasuk hutan kerdil,
hutan kerangas, hutan di atas batuan kapur, hutan di atas batuan ultra
basa, hutan daun jarum, hutan luruh daun dan hutan lumut. Daerah
berhutan bekas tebas bakar yang ditinggalkan, bekas kebakaran atau
yang tumbuh kembali dari bekas tanah terdegradasi juga dimasukkan
dalam kelas ini. Bekas tebangan parah bukan areal HTI, perkebunan
atau pertanian dimasukkan savanna, semak belukar atau lahan terbuka
3 Hutan rawa primer Hrp / 2005 Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa, termasuk rawa payau
dan rawa gambut yang belum menampakkan bekas penebangan,
termasuk hutan sagu.
4 Hutan rawa Hrs / 20051 Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa, termasuk rawa payau
sekunder / bekas dan rawa gambut yang telah menampakkan bekas penebangan,
tebangan termasuk hutan sagu dan hutan rawa bekas terbakar. Bekas tebangan
parah jika tidak memperlihatkan tanda genangan (liputan air)
digolongkan tanah terbuka, sedangkan jika memperlihatkan bekas
genangan atau tergenang digolongkan tubuh air (rawa)
5 Hutan mangrove Hmp / 2004 Hutan bakau, nipah dan nibung yang berada di sekitar pantai yang
primer belum menampakkan bekas penebangan. Pada beberapa lokasi, hutan
mangrove berada lebih ke pedalaman
6 Hutan mangrove Hms / 20041 Hutan bakau, nipah dan nibung yang berada di sekitar pantai yang telah
sekunder / bekas memperlihatkan bekas penebangan dengan pola alur, bercak, dan
tebangan genangan atau bekas terbakar. Khusus untuk bekas tebangan yang
telah berubah fungsi menjadi tambak/sawah digolongkan menjadi
tambak/sawah, sedangkan yang tidak memperlihatkan pola dan masih
tergenang digolongkan tubuh air (rawa).
7 Hutan tanaman Ht / 2006 Seluruh kawasan hutan tanaman yang sudah ditanami, termasuk hutan
tanaman untuk reboasasi. Identifikasi lokasi dapat diperoleh dengan
Peta Persebaran Hutan Tanaman. Catatan: Lokasi hutan tanaman yang
didalamnya adalah tanah terbuka dan atau semak-belukar maka
didelineasi sesuai dengan kondisi tersebut dan diberi kode sesuai
dengan kondisi tersebut misalnya tanah terbuka (2014) dan semak-
belukar (2007).
8 Perkebunan / Kebun Pk / 2010 Seluruh kawasan perkebunan, yang sudah ditanami. Identifikasi lokasi
dapat diperoleh dengan Peta Persebaran Perkebunan. Perkebunan
rakyat yang biasanya berukuran kecil akan sulit diidentifikasikan dari
citra maupun peta persebaran, sehingga memerlukan informasi lain,
termasuk data lapangan. Catatan: Lokasi perkebunan/kebun yang
didalamnya adalah tanah terbuka dan atau semak-belukar maka
didelineasi sesuai dengan kondisi tersebut dan diberi kode sesuai
dengan kondisi tersebut misalnya tanah terbuka (2014) dan semak-
belukar (2007).
9 Semak belukar B / 2007 Kawasan bekas hutan lahan kering yang telah tumbuh kembali atau
kawasan dengan liputan pohon jarang (alami) atau kawasan dengan
dominasi vegetasi rendah (alami). Kawasan ini biasanya tidak
menampakkan lagi bekas/bercak tebangan
10 Semak belukar rawa Br / 20071 Kawasan bekas hutan rawa / mangrove yang telah tumbuh kembali atau
kawasan dengan liputan pohon jarang (alami) atau kawasan dengan
dominasi vegetasi rendah (alami). Kawasan ini biasanya tidak
menampakkan lagi bekas / bercak tebangan
29
11 Savanna / Padang S / 3000 Kenampakan non hutan alami berupa padang rumput, kadang-kadang
rumput dengan sedikit semak atau pohon. Kenampakan ini merupakan
kenampakan alami di sebagian Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara
Timur dan bagian Selatan Papua. Kenampakan ini dapat terjadi pada
lahan kering ataupun rawa (rumput rawa).
12 Pertanian lahan Pt / 20091 Semua aktivitas pertanian di lahan kering seperti tegalan, kebun
kering campuran dan ladang
13 Pertanian lahan Pc / 20092 Semua jenis pertanian lahan kering yang berselang-seling dengan
kering campur semak, belukar dan hutan bekas tebangan. Sering muncul pada areal
semak / kebun perladangan berpindah, dan rotasi tanam lahan karst. Kelas ini juga
campur memasukkan kelas kebun campuran
14 Sawah Sw / 20093 Semua aktivitas pertanian lahan basah yang dicirikan oleh pola
pematang. Yang perlu diperhatikan oleh penafsir adalah fase rotasi
tanam yang terdiri atas fase penggenangan, fase tanaman muda, fase
tanaman tua dan fase bera. Kelas ini juga memasukkan sawah
musiman, sawah tadah hujan, sawah irigasi. Khusus untuk sawah
musiman di daerah rawa membutuhkan informasi tambahan dari
lapangan
15 Tambak Tm / 20094 Aktivitas perikanan darat (ikan / udang) atau penggaraman yang tampak
dengan pola pematang (biasanya) di sekitar pantai
16 Permukiman / Pm / 2012 Kawasan permukiman, baik perkotaan, perdesaan, industri dll. Yang
Lahan terbangun memperlihatkan pola alur rapat.
17 Transmigrasi Tr / 20122 Kawasan permukiman transmigrasi beserta pekarangan di sekitarnya.
Kawasan pertanian atau perkebunan di sekitarnya yang teridentifikasi
jelas sebaiknya dikelaskan menurut pertanian atau perkebunan.
Kawasan transmigrasi yang telah berkembang sehingga polanya
menjadi kurang teratur dikelaskan menjadi permukiman perdesaan.
18 Lahan terbuka T / 2014 Seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa vegetasi (singkapan batuan
puncak gunung, puncak bersalju, kawah vulkan, gosong pasir, pasir
pantai, endapan sungai), dan lahan terbuka bekas kebakaran.
Kenampakan lahan terbuka untuk pertambangan dikelaskan
pertambangan, sedangkan lahan terbuka bekas pembersihan lahan-
land clearing dimasukkan kelas lahan terbuka. Lahan terbuka dalam
kerangka rotasi tanam sawah / tambak tetap dikelaskan sawah / tambak
19 Pertambangan Tb / 20141 Lahan terbuka yang digunakan untuk aktivitas pertambangan terbuka-
open pit (spt.: batubara, timah, tembaga dll.), serta lahan pertambangan
tertutup skala besar yang dapat diidentifikasikan dari citra berdasar
asosiasi kenampakan objeknya, termasuk tailing ground (penimbunan
limbah penambangan). Lahan pertambangan tertutup skala kecil atau
yang tidak teridentifikasi dikelaskan menurut kenampakan
permukaannya
20 Tubuh air A / 5001 Semua kenampakan perairan, terasuk laut, sungai, danau, waduk,
terumbu karang, padang lamun dll. Kenampakan tambak, sawah dan
rawa-rawa telah digolongkan tersendiri
21 Rawa Rw / 50011 Kenampakan lahan rawa yang sudah tidak berhutan
22 Awan Aw / 2500 Kenampakan awan yang menutupi lahan suatu kawasan dengan ukuran
2
lebih dari 4 cm pada skala penyajian. Jika liputan awan tipis masih
memperlihatkan kenampakan di bawahnya dan memungkinkan ditafsir
tetap didelineasi.
23 Bandara / Bdr/Plb / Kenampakan bandara dan pelabuhan yang berukuran besar dan
Pelabuhan 20121 memungkinkan untuk didelineasi tersendiri.
30
Tabel 2. Matriks Peluang Perubahan Penutupan Lahan
Tahun1 (2006)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
TABEL MUTASI
20041
20051
20071
20091
20092
20093
20094
20121
20122
20141
50011
DARI TAHUN 2006 KE TAHUN 2009
2001
2002
2004
2005
2006
2007
2010
2012
2014
3000
5001
1 Hutan Lahan Kering Primer 2001 v
2 Hutan Lahan Kering Sekunder 2002 v v
3 Hutan Mangrove Primer 2004 v
4 Hutan Rawa Primer 2005 v
5 Hutan Mangrove Sekunder 20041 v v v
6 Hutan Rawa Sekunder 20051 v v v
7 Hutan Tanaman 2006 v v v v v v v v v v
8 Belukar 2007 v v v v v v v v v
9 Belukar Rawa 20071 v v v v v v v v v
Tahun2 (2009)
10 Perkebunan 2010 v v v v v v v v v v v v v
11 Pemukiman 2012 v v v v v v v v v v v v v
12 Tanah Kosong 2014 v v v v v v v v v v v v v v v
13 Rumput 3000 v v v v v v v v v v v v v v v
14 Pertanian Lahan Kering 20091 v v v v v v v v v v
15 Pertanian Lahan Kering Campur 20092 v v v v v v v
16 Sawah 20093 v v v v v v v v v
17 Tambak 20094 v v v v v v v v v v
18 Bandara 20121 v v v v v v v v
19 Transmigrasi 20122 v v v v v v v v v
20 Pertambangan 20141 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
21 Rawa 50011 v v v v v v v v v
22 Air 5001 v
Catatan: Untuk perubahan yang tidak sesuai dengan matriks diatas, menjadi perubahan yang spesifik dan dilaporkan dalam laporan penafsiran tahun 2009
31
Lampiran 3. Monogram Penutupan Lahan Per-Pulau Besar
32
5 Hutan Mangrove Primer Hmp/2004 Rona agak gelap,
(NAD) warna hijau tua, tekstur
agak halus, pola tidak
Hutan bakau, nipah dan nibung yang teratur, biasanya
berada di sekitar pan-tai yang belum terletak didaerah pantai
menampakkan bekas penebangan, dan dimuara sungai2
jaringan jalur2 dan unsur bangunan besar
33
TANAMAN AKASIA
TANAMAN EUCLALYPTUS
TANAMAN KARET
34
9 Semak Belukar B/2007 Rona agak terang,
(Sumut) warna hijau muda ke
kuningan, tekstur agak
Kawasan bekas hutan lahan kering kasar, bentuk tidak
yang telah tumbuh kem-bali atau beraturan, pola tidak
kawasan dengan liputan pohon teratur, topografi landai
jarang (alami) atau kawasan dengan s/d curam
dominasi vegetasi rendah (alami).
Kawas-an ini biasanya tidak
menampakkan lagi bekas/bercak te-
bangan, bekas lading yang ditinggal
11 Savana/Padang Rumput
35
14 Sawah Sw/20093 Rona agak terang
(Sumut) sampai gelap, warna
biru bercak merah
Semua aktivitas pertanian lahan muda, tekstur halus,
basah yang dicirikan oleh pola pola seragam, dekat
pematang dgn pemukiman dan
perairan
36
19 Pertambangan Tb/20141 Rona agak terang,
(Babel) warna putih kebiruan,
tekstur halus, pola
Lahan terbuka yang digunakan untuk Teratur s/d tidak teratur,
aktivitas pertambang-an terbuka- adanya jaringan jalan
open pit (spt.: batubara, timah,
tembaga dll.), ser-ta lahan
pertambangan tertutup yang dapat
diidentifikasikan dari citra berdasar
asosiasi kenampakan objeknya.
37
22 Awan Aw/2500 Rona terang, warna
(Sumut) putih seperti asap,
tekstur halus, pola tidak
Kenampakan awan yang menutupi teratur
lahan suatu kawasan dengan ukuran
lebih dari 4 cm2 pada skala
penyajian. Jika liputan awan tipis
masih memperlihatkan kenampakan
di bawahnya dan memungkinkan
ditafsir tetap didelineasi.
38
3 Hutan rawa primer Hrp/2005 Kenampakan hutan di
daerah berawa,
termasuk rawa payau
dan rawa gambut, tidak
ada tanda eksploitasi
atau aksessebiltas,
warna hijau, tekstur
sedang - halus, lahan
basah, ukuran sedang.
39
8 Perkebunan Pk/2010 Seluruh kawasan
perkebunan, baik yang
sudah ditanami maupun
yang belum (masih
berupa lahan kosong
dan bekas land
clearing), beralur dan
aksessebiltas jalan,
pola tanam sejenis,
dataran rendah
40
13 Sawah Sw/20093 Semua aktivitas
pertanian lahan basah
yang dicirikan oleh pola
pematang, bentuk
petak-petak, dekat
dengan aliran sungai,
ukuran sedang dan
berada di dataran
rendah.
41
18 Pertambangan Tb/20141 Lahan terbuka yang
digunakan untuk
aktivitas pertambangan
terbuka(spt.: batubara,
timah, tembaga dll.),
serta lahan
pertambangan tertutup
diasosiasi kenampakan
objeknya, warna ungu,
tekstur kasar, dengan
asosiasi akses jalan
dan sungai
42
MONOGRAM PENUTUPAN LAHAN (PULAU SULAWESI MALUKU)
NO TIPE PENUTUPAN LAHAN KODE KUNCI PENAFSIRAN MONOGRAM
1 Hutan Primer 2001 Seluruh kenampakan
Lokasi : Mamuju Sulawesi Barat hutan dataran rendah
Tgl Perekaman : 18 Agustus 2002 dan pegunungan yang
belum terlihat adanya
bekas penebangan,
warna hijau, rona
gelap, tekstur kasar,
situs di daerah yang
belum ada aksesibilitas
43
5. Hutan Mangrove Primer 2004 Seluruh kenampakan
Lokasi : Maluku Tgl Perekaman : hutan bakau, nipah dan
24 Juni 2009 lainnya yang belum
menampakkan bekas
penebangan, dekat
dengan pantai dan
sungai
44
bekas alur atau bercak
penebangan, Biasanya
perpaduan warna hijau
bercampur kuning dan
merah, Tekstur lebih
smooth dibanding
dengan semak belukar
pada lahan kering,
Rona lebih gelap
daripada semak
belukar pada lahan
kering
9. Hutan Tanaman (Pinus) 2006 Kelas penutupan lahan
Lokasi : Kab. Maros, Sul-Sel hutan yang merupakan
Tgl Perekaman : 28 September 2002 hasil budidaya
manusia, Pada citra
terlihat mempunyai
pola tanam teratur
pada daerah datar,
sedangkan untuk
daerah bergelombang
terlihat warna citra
yang berbeda dengan
lingkungan sekitarnya,
Warna hijau, Rona
umumnya terang, tetapi
untuk jenis-jenis
tertentu bisa ber-rona
gelap, HTI (Inhutani)
45
12. Pertanian Lahan Kering Campur 20092 Semua jenis pertanian
Lokasi : Sulawesi di lahan kering yang
Tgl Perekaman : 28 September 2002 berselang-seling atau
bercampur dengan
semak, belukar dan
bekas tebangan, Rona
lebih terang daripada
pertanian lahan kering,
Asosiasi dengan
permukiman
46
17. Permukiman 2012 Kenampakan kawasan
Lokasi: Sulawesi Selatan permukiman, baik
Tgl Perekaman : perkotaan atau
28 September 2002 pedesaan yang masih
mungkin untuk
dipisahkan, Warna
keunguan –
kemerahan, Rona
cenderung terang,
Asosiasi dengan jalan,
sungai
47
alur jalan.
3. Hutan Rawa Primer Hrp/2005 Warna hijau muda
LT51010662007042 hingga hijau gelap
Lokasi : Kab. Jayapura, Papua (kesan basah), tekstur
agak kasar, pola tidak
beraturan pada seluruh
kenampakan hu-tan
dataran rendah, yang
tidak menampakkan
be-kas penebangan.
48
7. Semak Belukar B/2007 Warna hijau bercak
LT1000662008150 kecoklatan, bentuk
Lokasi : Kab. Merauke, Papua tidak beraturan, tekstur
agak halus, ditumbuhi
tanam-an bawah atau
semak, kadang
dijumpai perdu pohon ,
didaerah dekat
permukiman.
11. Pertanian Lhn Kering Campur Semak Pc/20092 Warna kuning muda
LT51010662007042 hingga bercak hijau
Lokasi : Kab. Jayapura, Papua muda, bentuk tidak
teratur, tekstur ha-lus
agak kasar, letaknya
tidak jauh dari
permukiman, dijumpai
tumbuhan bawah
bercampur semak
49
12. Sawah Sw/20093 Warna biru gelap
LT51010662007042 (kehitaman) tekstur
Lokasi : Kab. Jayapura, Papua halus, bentuk
umumnya kotak, pola
teratur, biasanya
letaknya tidak jauh dari
permukiman.
50
17. Pertambangan Tb/20141 Warna merah gelap
Tertutup : LE71030632009326 kecoklatan untuk
Lokasi : pertam-bangan
Kab. Timika, Papua terbuka, untuk
Tertutup : LE71070612009081 pertambangan tertutup
Lokasi : Kab. Sorong, Papua seperti pengeboran mi-
Barat nyak hanya terlihat
alur-alur jalan
penghubung antar
sumur. Warna hijau
Pertambangan terbuka
Pertambangan tertutup
18. Tubuh Air A/5001 Warna biru kadang
LE71050612009131 hitam, bentuk
Lokasi : Kab. Manokwari, Papua memanjang untuk
Barat sungai, agak bulat
untuk danau, warna
hitam dalam area
cukup luas untuk laut,
tekstur halus
51
21. Bandara/Pelabuhan Bdr/Plb/201 Kenampakan
LT51010662007042 21 menyerupai jalan
Lokasi : Kab. Jayapura, Papua dalam satuan panjang
maksimal 5 Km lurus,
biasanya ber-ada dekat
dengan permukiman
untuk bandara,
sedangkan untuk
pelabuhan laut tidak
nyata.
52
4. Hutan Mangrove Primer Hmp/2004 Rona gelap, warna
hijau tua, bentuk
kompak sedang,
tekstur halus-sedang,
ukuran kecil-sedang,
pola tidak teratur, situs
berada dekat pantai,
asosiasi dengan
sungai, muara sungai
dan laut
53
8. Semak Belukar B/2007 Rona gelap - terang,
warna hijau muda-tua,
bentuk kompak
sedang,
tekstur sedang, ukuran
sedang-luas, pola tidak
teratur, situs berada
dataran rendah,
perbukitan dan
dipegunungan, asosiasi
dengan hutan primer,
hutan tanaman, hutan
sekunder.
9. Semak Belukar Rawa Br/20071 Rona gelap, warna
hijau tua – muda,
bentuknya tidak
kompak – sedang,
teksturnya agak halus,
ukurannya kecil -
sedang, berada di
dataran rendah, situs
dekat dengan pantai,
sungai besar.
54
12. Pertanian Lhn Kering Campur Semak Pc/20092 Rona gelap - terang,
warna hijau muda-tua,
merah muda dan
kuning, bentuk tidak
kompak,
tekstur sedang - kasar,
ukuran sedang-luas,
pola tidak teratur, situs
berada di dataran
rendah, perbukitan dan
di pegunungan,
asosiasi dengan
permukiman, jalan,
perkebunan, hutan
tanaman, prtanian
lahan kering.
55
16. Lahan Terbuka T/2014 Rona cerah, warna
merah tua – muda,
ungu, bentuk kompak-
sedang,
tekstur halus, ukuran
sedang-luas, pola
sedang - tidak teratur,
situs berada di dataran
rendah, perbukitan dan
di pegunungan,
asosiasi dengan hutan
primer, hutan
sekunder, hutan
tanaman, lahan
pertanian,
pertambangan,
permukiman.
17. Pertambangan Tb/20141 Rona cerah, warna
putih – merah muda,
bentuk tidak kompak,
tekstur halus, ukuran
kecil-sedang, pola tidak
teratur, situs berada di
dataran rendah,
perbukitan, asosiasi
dengan jalan,
permukiman, hutan
sekuner, hutan
tanaman, pertanian
lahan kering, semak
belukar, sungai, dsb.
18. Tubuh Air A/5001 Rona gelap, warna biru
tua – kehitam-hitaman,
bentuk kompak,
tekstur halus, ukuran
kecil-luas, pola tidak
teratur, situs berada di
dataran rendah,
perbukitan dan
dipegunungan, asosiasi
dengan hutan primer,
hutan sekunder,
pertanian lahan kering,
sawah, dsb.
19. Rawa Rw/50011 Rona gelap, warna biru
tua – kehitam-hitaman,
bentuk tidak kompak,
tekstur halus, ukuran
kecil-sedang, pola tidak
teratur, situs berada di
dataran rendah,
sungai, muara sungai,
hutan sekunder, hutan
rawa primer/sekunder,
jalan, permukiman, dsb
56
20. Awan Aw/2500 Rona cerah, putih,
bentuk tidak kompak,
tekstur halus, ukuran
kecil-luas, pola tidak
teratur.
57
58