Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TOPOGRAFI
PERCOBAAN I
MENDOWNLOAD DATA DEM, MEMOTONG DATA DEM
MENGGUNAKAN ArcGIS DAN GLOBAL MAPPER SEERTA MECARI
DATA DEM MENGGUNAKAN GLOBAL MAPPER

OLEH :

NAMA : IKA PUSPITA


NIM : 1911014220016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 FISIKA
BANJARBARU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya teknologi ilmu geodesi dan geomatika sudah mencapai
kemajuan yang signifikan pada bidang penginderaan jauh (remote sensing).
Teknologi ini menggunakan wahana satelit yang mampu memetakan daerah yang
sangat luas dengan efektifitas waktu yang cepat. Penginderaan jauh dengan
menggunakan wahana satelit saat ini mampu menghasilkan citra resolusi tinggi.
Namun data citra satelit yang ada tidak bisa langsung digunakan sebagai data
dasar pemetaan dikarenakan citra tersebut masih dipengaruhi distorsi geometrik
atau pergeseran posisi. Distorsi geometrik diakibatkan oleh kelengkungan
permukaan bumi dan beberapa faktor lain seperti variasi tinggi satelit, ketegakan
satelit dan kecepatannya, sehingga posisi spasial dari suatu area pada citra tidak
sesuai dengan posisi sebenarnya di lapangan. Maka dari itu untuk menghilangkan
distorsi geometrik yang terjadi perlu dilakukan koreksi geometri dengan cara
orthorektifikasi citra. Dalam proses orthorektifikasi citra diperlukan beberapa data
penunjang yang nantinya mampu menghasilkan citra resolusi tinggi.

Digital Elevation Model (DEM) merupakan salah satu data penunjang yang
digunakan dalam proses orthorektifikasi citra. DEM merupakan model permukaan
digital yang mempunyai referensi terhadap ellipsoid. Data DEM dari permukaan
bumi memberikan informasi yang sangat penting dalam membantu proses koreksi
dan analisis citra, pembuatan kontur, tampilan citra 3D, analisis manajemen
bencana (penentuan daerah rawan bencana banjir, longsor dan tsunami),
penyusunan tata ruang, penurunan level tanah dan banyak yang lainnya. Ada
banyak macam data DEM yang tersedia seperti DEM SRTM yang memiliki
resolusi spasial 3 arc second atau sekitar 90 meter, kini tersedia juga DEM SRTM
dengan resolusi spasial 1 arc second atau sekitar 30meter (Terra Image, 2014),
DEM ALOS-PALSAR dengan resolusi 12.5 meter, dan DEMNAS yang memiliki
resolusi spasial sebesar 0.27 arc second atau sekitar 8 meter, dengan
menggunakan datum vertikal EGM 2008.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah :
1. Praktikan dapat mengetahui cara mendownload data DEMNAS.
2. Praktikan dapat menggunakan global mapper dan ArcGIS untuk memotong
data DEM yang sudah diberikan.
3. Praktikan dapat mengetahui DEM masing-masing wilayah menggunakan
Basemap DEMNAS dari global mapper.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Digital Elevation Model (DEM)


Digital Elevation Model (DEM) atau disebut dengan model elevasi digital
merupakan visualisasi topografi atau ketinggian muka tanah yan dibangun
berdasarkan hasil interpolasi deterministik. DEM berisi informasi koordinat posisi
(x,y) dan elevasi (z) pada setiap pikselnya. Data DEM secara nasional dikeluarkan
oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). DEM ini disebt dengan DEMNAS (DEM
Nasional). DEMNAS merupakan integrasi data ketinggian yang meliputi data
IFSAR (resolusi 5m), TERRASAR-X (resolusi 5m) dan ALOS PALSAR
(11.25m). Dengan beberapa macam data ini. DEMNAS mempunyai resolusi
spasial 0.27 arc-second. Datum atau referensi vertical yang digunakan adalah
Earth Gravitational Model 2008 (EGM 2008). Data-data yang telah terintegrasi
ini ditambahkan dengan titik-titik ikat (mass point) melalui proses asimilasi. Mass
point merupakan titik-titik yang memuat informasi koordinat tiga dimensi yaitu x,
y, dan z di permukaan bumi. Proses asimilasi pada data DEMNAS menggunakan
GMT-surface dengan tension 0.32 (Iswari & Anggraini, 2018).

2.2 DAS (Daerah Aliran Sungai)


Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang
unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta
sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. DAS
di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat berat sehubungan dengan
tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumberdaya
alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini bahwa kondisi
DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor,
erosi dan sedimentasi, banjir, dan kekeringan. Disisi lain tuntutan terhadap
kemampuannya dalam menunjang system kehidupan, baik masyarakat di bagian
hulu maupun hilir demikian besarnya. Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS
dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan
daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan
manusia. Hal ini mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola
perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat
kaitannya dengan pengaturan kelembagaan (institutional arrangement)
(Upadani,2017).

2.3 SIG (Sistem Informasi Geografis)


SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan bagian dari kemajuan
teknologi informasi (information technology). Sebagai teknologi berbasis
komputer, SIG harus diperhitungkan bagi mereka yang berkecimpung dalam
berbagai bidang pekerjaan seperti perencanaan, inventarisasi, monitoring, dan
pengambilan keputusan. Bidang aplikasi SIG yang demikian luas, dari urusan
militer sampai pada persoalan bagaimana mencari jalur terpendek untuk
pengantaran barang atau delivery system, menghendaki penanganan pekerjaan
yang dilakukan secara terpadu (integrated) dan multi disiplin. SIG merupakan
suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan
output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang
merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi
geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan,
data vegetasi dan sebagainya (Nichols, 2012).
SIG adalah sistem computer yang digunakan untuk mamasukkan
(capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisa, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi
di permukaan bumi yang mana subsistem SIG antara lain :
1. Data input adalah subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan
mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula
yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-
format yang dapat digunakan oleh SIG.
2. Data output adalah subsistem ini menampilkan atau menghasilkan
keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun
bentuk hardcopy seperti : tabel, grafik, peta, dan lain-lain
3. Data Management adalah subsistem ini mengorganisasikan baik
sata spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga
mudah dipanggil, di update, dan di edit.
4. Data Manipulation & Analisis adalah subsistem ini menentukan,
informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga
melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan.
(Prahasta, 2009).
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Kamis, 15 September 2022 pukul
08.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Geofisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Laptop
2. Software ArcMap 10.8
3. Software Global Mapper 21
4. Batas DAS wilayah masing-masing praktikan
5. Data DEM

3.3 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan ini adalah:
A. Download Data DEMNAS
1. Buka google chrome atau semacamnya.
2. Lalu buka tautan tanahair.indonesia.go.id untuk mendownload data
DEMNAS.
3. Cari wilayah yang diinginkan.
4. Ambil data DEM sesuai dengan wilayah yang diberikan untuk
mempermudah bisa melihat dengan kode.
5. Klik kanan untuk mendownload datanya.

B. Memotong data DEM berdasarkan wilayah masing-masing dengan


menggunakan Global mapper
1. Buka software Global Mapper 21
2. Open data files.
3. Masukkan file.shp batas DAS wilayah masing-masing praktikan dan
masukkan data DEM yang sudah didownload.
4. Klik kanan batas DAS, pilih select maka akan muncul batas DAS nya diatas
data DEM.
5. Pilih file => export => export elevation grid format, dengan format DEM.
6. Ketika ingin mengexport di general, vertical units diubah menjadi meter.
7. Dipilihan tiling tidak perlu diubah, namun pada pilihan export bounds hanya
perlu mecentang tulisan “Crop to Selected Area Feature(s).
8. Setelah itu, bsimpan dan berikan nama terhadap filenya.
9. Jika sudah di export, tutup software dan buka Kembali.
10. Masukkan file data yang disimpan tadi
11. Memotong dengan Software Global Mapper selesai.

C. Memotong data DEM berdasarkan wilayah masing-masing dengan


menggunakan Arc GIS
1. Buka software ArcMap 10.8
2. Masukkan file.shp batas DAS wilayah masing-masing praktikan dan
masukkan data DEM yang sudah didownload.
3. Raster dan Mosaic wilayah masing-masing praktikan,
4. Berikan warna dari hasil raster dan mosaic tadi.
5. Clip data DEM sesuai dengan wilayah masing-masing.

D. Mendapatkan DEM masing-masing lokasi menggunakan Basemap Demnas


dari GlobalMapper
1. Buka software Global Mapper 21.
2. Pilih online sources.
3. Setelah itu, select data sources dengan memilih SRTM lalu connect.
4. Jika sudah muncul peta, lalu masukkan file.shp batas DAS wilayah masing-
masing praktikan.
5. Masukkan file hasil potong dengan menggunakan Global Mapper.
6. Klik kanan DAS => pilih SELECT.
7. Hapus centang SRTM dan DAS.
8. Selesai.
BAB IV
HASIL

8.1 Memotong data DEM berdasarkan wilayah masing-masing dengan


menggunakan Global mapper

Gambar 4.1 Membuka Software Global Mapper 21


Gambar 4.2 Hasil Batas DAS yang diselect

Gambar 4.3 Hasil Data DEM yang dipotong dengan Software Global Mapper 21

8.2 Memotong data DEM berdasarkan wilayah masing-masing dengan


menggunakan ArcGIS

Gambar 4.4. Memasukkan Batas DAS Asam-asam beserta Data DEM yang
sudah didownload
Gambar 4.5. Hasil Wilayah Asam-asam setelah di Raster dan Mosaic
Gambar 4.6. Hasil Wilayah Asam-asam setelah di Raster dan Mosaic yang diberi
Warna

Gambar 4.7 Mengklip Data DEM Sesuai dengan Wilayah Asam-asam


Gambar 4.8 Hasil Clip Tanpa Warna

Gambar 4.9. Hasil Clip Menggunakan Warna

8.3 Mendapatkan DEM masing-masing lokasi menggunakan Basemap


Demnas dari GlobalMapper
Gambar 4.10 Membuka Software Global Mapper 21

Gambar 4.11 Hasil dari Select Data Sources dengan Memilih SRTM lalu
diconnectkan.
Gambar 4.12 Hasil Mencari Data DEM Menggunakan Global Mapper
DAFTAR PUSTAKA

Iswari, Marindah Yulia dan Anggraini, Kasih. 2018. Model Digital Ketinggian
Nasional untuk Aplikasi Kepesisiran. Jurnal Oseana. Vol 43 (4): 68-80.

Nichols, J. 2012. Basic Facts on Geographic Information Systems. New Jersey:


John Wiley & Sons Ltd.

Prahasta, E. 2009. Konsep – Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung:


Informatika.

Upadani. 2017. Model Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Pemberdayaan


Masyarakat Pedesaan Mengelola Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Bali.
Jurnal Lingkungan & Pembangunan. Vol 1 (1): 11-22.

Anda mungkin juga menyukai