TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul "Laporan Geoprocessing
dan Raster " ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Praktik Pemodelan Geospasial . Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pengolahan Data Digital di Arcgis, QGIS dll.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Ade Deni
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1) Mahasiswa mampu melakukan geoprocessing
2) Mahasiswa mampu melakukan raster analisis DEM
1.2 Alat dan Bahan
1) Seperangkat laptop/ computer
2) Perangkat lunak QGIS
3) Koneksi internet memadai
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
OVERLAY
OUTPUT
2. Intersect
Menentukan areal yang overlapping antara fitur input. Output yang dihasilkan adalah
fitur yang ada di kedua input masing-masing.
5) Run
Inputnya hasil clip, overlay batas kecamatan = kolom atribut bertambah
3. Union
Menentukan areal yang berada pada salah satu layer saja atau kedua/beberapa layer. Semua
fitur yang ada pada layer input akan menjadi output. Union dapat dilakukan pada dua atau
lebih layer.
5) Run
Inputnya hasil clip, overlay batas kecamatan = kolom atribut bertambah serta area yang
tidak bertampalan juga dimasukkan (kolom building ada yang menjadi null)
4. Dissolve
5) Run
Semua fitur yang memiliki nama yang sama akan digabungkan (Kolom building)
ANALISIS DATA RASTER DEM
Akses data dapat diperoleh melalui tautan http://srtm.csi.cgiar.org/srtmdata/ atau
http://tides.big.go.id/DEMNAS/
4. Membuat Hillshade
Membuat efek 3D dengan menggunakan kombinasi bayangan dari arah datang dan sudut
cahaya. Parameter pengaruh = Z factor, Perlu diubah jika
CRS masih Geografis
5. Styling hillshade
1) Klik menu symbology layer Hillsahde yang baru dibuat
2) render type adalah Singleband gray
3) blending mode = multiply
4) brightness 10
5) contrast 10
6) OK
6. Membuat Slope
Sudut kelerengan (lereng) / kemiringan permukaan bumi dihitung dalam satuan derajat (o)
atau persen (%).
1) Buka menu raster > analysis > Slope
2) Input layer adalah data DEM yang telah dipotong
3) Pada isian Slope expressed as percent instead of degrees, jika dicentang maka sataun
4) slopenya adalah persen.
5) Isikan lokasi penyimpanan
6) Run
7. Membuat Kontur
Garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik berketinggian sama
Maka 1/2000:1/5000 = 25 m
4) Run
8. Styling kontur
Kontur yang telah dibuat perlu diatur ketebalan serta labelnya agar lebih rapih. Diperlukan
kontur indeks untuk diberi label dan memudahkan dalam membaca garisnya. Langkah
membuat kontur indeks adalah sebagai berikut.
5) Masukkan ekspresinya
"kontur" = 'indeks'
6) OK
7) Pada bagian label, klik tombol ε
8) Masukkan ekspresi berikut
4. Membuat Hillshade
Membuat efek 3D dengan menggunakan kombinasi bayangan dari arah datang dan sudut
cahaya. Parameter pengaruh = Z factor, Perlu diubah jika
CRS masih Geografis
5. Styling hillshade
1) Klik menu symbology layer Hillsahde yang baru dibuat
2) render type adalah Singleband gray
3) blending mode = multiply
4) brightness 10
5) contrast 10
6) OK
6. Membuat Slope
Sudut kelerengan (lereng) / kemiringan permukaan bumi dihitung dalam satuan derajat (o)
atau persen (%).
1) Buka menu raster > analysis > Slope
2) Input layer adalah data DEM yang telah dipotong
3) Pada isian Slope expressed as percent instead of degrees, jika dicentang maka
sataun
4) slopenya adalah persen.
5) Isikan lokasi penyimpanan
6) Run
7. Membuat Kontur
Garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik berketinggian sama
Maka 1/2000:1/5000 = 25 m
4) Run
8. Styling kontur
Kontur yang telah dibuat perlu diatur ketebalan serta labelnya agar lebih rapih. Diperlukan
kontur indeks untuk diberi label dan memudahkan dalam membaca garisnya. Langkah
membuat kontur indeks adalah sebagai berikut.
"kontur" = 'indeks'
6) OK
7) Pada bagian label, klik tombol ε
8) Masukkan ekspresi berikut
Peta hillshade jenis peta yang menampilkan topografi permukaan bumi. Dalam
praktikum kali ini saya menganalisis hasil peta hillshade yang ada di wilayah kota salagitiga
seperti yang telah ditunjukan di dalam peta di atas kita mengetahui data elevasi yang ditunjukan
semakin gelap maka menunjukan dataran tinggi sedangkan warna putih menunjukan dataran
rendah. Kemudian penggunaan lahan yang cocok digunakan untuk pertanian, pemukiman, dan
industry.
Dan area area yang gelap menunjukan kemiringan lereng yang lebih tinggi, sementara
area area yang terang menunjukan kemiringan lerenng yang lebih rendah dengan begitu kita
bisa menentukan hiking yang aman dan menarik pengunjung.
b. Peta Slope Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah
Peta slope (Kemiringan Lereng) di kota salatiga menunjukan bahwa area area yang ada
sebelah Utara memiliki kemiringan lereng yang sangat curam , oleh karena itu area bagian
Selatan di kota salatiga kemungkinan terjadinya risiko longsor. Peta di atas juga menunjukan
daerah Selatan yang memiliki kemiringan lereng yang datar di dan agak curam cocok
digunakan untuk pertanian dan pemukiman dan kemungkinan banyaknya Pembangunan
infrastruktur seperti jalan, jembatan dll.
c. Peta Kontur Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah
Dalam pea di atas menunjukan area bagian Utara memilki kontur yang rapat yang
menunjukan bahawa di area selatan wilayah pegunungan dan area dengan garis kontur rapat
menunjukan lereng curam, sementara araea dengan garis kontur yang terpisah menunjukan
daerah dataran dan lereng yang landai. Kemudian garis kontur yang menunjukan juga bisa
dijadikan acuan untuk rute pendakian jika garis kontur rapat menunjukan rute pendakian yang
sulit sedangakan kontur yang terpisah menunjukan rute yang lebih mudah.
KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini kita menaganalisis daerah kota salatiga. Melalui analisis
ketiga jenis peta tersebut kita dapat memahami karakteristik topografi dan elevasi di kota
salatiga. Dari hasil analisis , kita dapat menyimpulkan bahwa wilayah selatan memiliki
keragaman kemiringan lereng dan elevasi, dengan bagian utara cenderung lebih curam
dibandingkan dengan bagian selatan. Informasi ini penting dalam perencanaan pengelolaan
hutan dan risiko bencana di kota Salatiga.