Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN SUMBER DAYA LAHAN


II. GEOREFERENSI DAN DIGITASI

Oleh:

Nama : Abed Nego Ardhi Y


NIM : 220311100103
Shift : C (Senin, 10.45-13.45)
Asisten : Syukur Toha Prasetyo

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2024
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemetaan lahan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk berbagai


aspek kegiatan manusia. Pemetaan lahan dalam pertanian dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan produktifitas hasil karena dapat mempermudah petani mulai
dari persiapan lahan, penanaman, perawatan, sampai dengan pemanenan (Santoso
et al., 2020). Namun, kegiatan pemetaan lahan cukup rumit dan memakan waktu
serta tenaga banyak. Hal ini dikarenakan kegiatan tersebut masih dilakukan secara
manual. Digitalisasi perlu dilakukan untuk untuk dapat mengefisiensi pemetaan
lahan.

Saat ini, Penggunaan teknologi pemetaan berkembang sangat pesat


sehingga memungkinkan untuk eksplorasi dan pemanfaatan secara mendalam dan
intensif. Penginderaan Jauh, Sistem informasi Geografis, Sistem pemosisian
Global, dan teknologi Pemetaan Internet merupakan beberapa alat atau teknologi
yang akhir- akhir ini berkembang pesat. Digitasi peta bertujuan untuk mengubah
peta biasa menjadi peta digital yang nantinya akan mempermudah kegiatan
selanjutnya berdasarkan kebutuhan (Sulaeman et al., 2015).

Salah satu teknologi yamg dapat digunakan untuk digitasi pemetaan


adalah QGIS. QGIS (Quantum Geographic Information Sistem) merupakan
software berbasis sistem informasi geografis (GIS) yang mencakup pemetaan,
analisis spasial dan beberapa fitur desktop lainnya (Fitri dan Ferdiansyah, 2017).
Keunggulan QGIS untuk digitasi pemetaan antara lain dapat beroperasi pada
berbagai sistem operasi komputer, mendukung berbagai macam format data
vector, raster dan basis data. Selain itu, kemampuan QGIS dapat meningkat
dengan memasang plugin sesuai kebutuhan pengguna. Walaupun demikian,
pengoprasian QGIS sangat mudah sehingga dapat digunakan untuk berbagai
kalangan (Wibowo, 2018).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum kali ini yaitu mahasiswa mampu mengoperasikan aplikasi


QGIS, georeferensi dan digitasi peta.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Georeferensi

Georeferensi merupakan proses yang dilakukan untuk mendefinisikan suatu


data ke system referensi koordinat tertentu, langkah agar data point clouds
terintegrasi dengan data geospasial. Georeferensi dilakukan dengan
meregistrasikan seluruh point clouds dari objek ke dalam suatu system koordinat
eksternal. Proses georeferensi dibagi menjadi dua jenis, yakni 1) secara langsung
dengan menggunakan dua titik referensi yang diketahui koordinatnya. Titik
pertama merupakan tempat berdiri alat dan dan titik lainnya merupakan tempat
berdirinya target yang digunakan sebagai backsight. 2) dan secara tidak langsung
yang menggunakan target target sebagi titik kontrol target-target tersebut sudah
diketahui koordinatnya dalam system koordinat eksternal yang kemudian
digunakan untuk mentransformasikan point clouds. Georeferensi ini
membutuhkan minimal tiga titik target yang digunakan untuk menemukan enam
parameter orientasi luar (Ramadhani et al., 2021).

II.2 Digitasi

Digitasi merupakan proses konversi informasi ke dalam format digital atau


transformasi dari data analog menjadi data digital (Cahyadi et al., 2018). Dalam
system informasi geografis dan pemetaan digital, data vector banyak digunakan
sebagai dasar analisis dan berbagai proses (Nugroho dan& Kusuma, 2018). Data
vector dapat disimpan dalam bentuk titik (point), garis (Lines) atau polygon
(area). Metode digitasi dibedakan menjadi dua, yakni menggunakan digitizer dan
on screen. Digitizer merupakan perangkat pada tabel digitizer yang digunakan
untuk melacak fitur pada peta analog yang kemudian disimpan sebagai data
spasial. Sedangkan, metode on screen merupakan pemindaian yang dilakukan di
computer oleh perangkat lunak. Kemudia secara otomatis akan mengetahui
informasi terkait pengunaan lahan dan lain sebagainya (Utomo et al., 2022).

II.3 QGIS
Quantum Geographic Information System (QGIS) merupakan salah satu
sistem informasi berbasis computer untuk menyimpan, menganaisis, dan
mengelola serta mengambil data yang bersifat geografis. SIG memerikan
kemudahan bagi pengguna karena dapat menentukan suatu kebijakan yang akan
diambil khususnya terkait dengan aspek spasial (keruangan). Sistem informasi
geografis ini sangat dibutuhkan oleh beberapa banyak kalangan masyarakat (Bakti
et al., 2021).
III. METODE PRAKTIKUM
III.1 Alat dan Bahan

Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 25 Maret 2024, pada pukul


10.45-13.45. Praktikum Manajemen Sumberdaya Lahan dilaksanakan di
Laboratorium Tanah dan Sumber daya lahan. Alat yang digunakan pada praktikum
kali ini yaitu, Alat tulis dan Laptop. Bahan yang digunakan yaitu modul dan
Software atau perangkat lunak QGIS.

III.2 Langkah Kerja


A. Georefernsi
1. Membuka software QGIS
2. Memilih ikon raster, kemudian pilih ikon georeferencer
[3.] Memilih ikon raster sehingga muncul raster dalam format JPG/PNG,
setelah itu setelah itu atur proyeksi dengan memilih ikon transformation
setting untuk menentukan proyeksi dan penyimpanan, pilihlaj WGS 84
untuk transformation type dan pilih lokasi yang sukai untuk penyimpan
output raster
3.[4.] Memilih ikon add point untuk memaksukkan koordinat seperti untuk
memasukkan point dilakukan pada pertemuan antara garis horizontal dan
vertical
B. Digitasi Peta
1. Memilih new shapefile layer
2. Memilih polygon dan isi proyeksi
3. Memilih toggle, lalu pilih add feature
4. Memilih save to selected layer jika digitasi sudah selesai
5. Menggunakan split feature untuk mendigitasi masing-masing daerah
6. Memilih ikon save to selected layer jika proses digitasi wilayah selesai
C. Attribute Table
1. Menekan kanan pada SHP yang dipilih dan pilih attribute table
2. Setelah itu akan muncul atribut table pilih toggle editing mode dan pilih
kecamatan bisa juga ditambah data “luas” dengan memilih type berupa
Whole Number dengan Width (lebar) tertentu. Setelah kolom luas berada
di table attribute, dapat dilakukan perhitungan luas dengan memilih Open
Field Calculator. Lalu membagi dengan angka 10.000
3. Lalu tekan “OK”
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tahapan Georeferensi

1. Memilih ikon raster, lalu pilih georeferencer

2. Memilih open raster

3. Memilih peta yang akan dilakukan proses georeferensi dan memasukkan titik
koordinat
4. Menekan ikon start

4.1.2 Tahapan Digitasi

1. Menekan new shapefile layer, pilih polygon

2. Memilih toggle editing dan add feature untuk memulai digitasi


3. Menekan split feature untuk mendigitasi tiap wilayah

4. Memilih ikon save to selected to layer jika digitasi wilayah selesai


5. Meberikan keterangan data vector dengan menampilkan attribute table

6. Menambahkan nama kota dan luas

7. Memilih field calculator untuk menghitung luas


8. Memberikan warna berbeda setiap wilayah
4.2 Pembahasan

4.2.1 Interpretasi Georefrensi

Pada peta DKI Jakarta dilakukan georeferensi dengan 4 titik koordinat


yaitu titik koordinat 1 (106° 44'0"E, -6° 8'0"S), titik koordinat 2 (106° 48'0"E, -6°
8'0"S), titik koordinat 3 (106° 44'0"E, -6° 12'0"S), titik koordinat 4 X (106°
48'0"E, -6° 12'0"S). Peta DKI Jakarta setelah dilakukan proses georeferensi
diperoleh titik koordinat 106. 6193, -6. 2375. Selain itu, di dapaykan titik
koordinat tersebut dengan perbandingan skala 1:228, 678.

4.2.2 Interpretasi Digitasi

Peta yang digunakan pada proses digitasi yaitu DKI Jakarta dengan lima
wilayah. Wilayah tersebut terbagi menjadi Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta
Timur, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat. Berdasarkan proses digitasi lima wilayah
tersebut memiliki luas yang berbeda-beda. Luas pada Jakarta utara yaitu 14.317
ha2, Jakarta Selatan memiliki luas 14.685 ha 2, Jakarta timur 18.649 ha2, Jakarta
pusat diperoleh luas 4.837 ha2 serta Jakarta barat diperoleh 12.737 ha2.
V.PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Digitasi merupakan proses konversi informasi ke dalam format digital atau


transformasi dari data analog menjadi data digital. Georeferensi merupakan proses
yang dilakukan untuk mendefinisikan suatu data ke system referensi koordinat
tertentu, langkah agar data point clouds terintegrasi dengan data geospasial.
Adapun tahapan umum proses georefrensi dan digitasi secara umum yakni
menginput data raster, memberikan titik kordinat, mendigitasi area luar peta
maupun wilayah dalam kota, menghitung luas wilayah, pelabelan kota dan
penyesuaian warna peta.

5.2 Saran

Praktikan diharapkan lebih kondusif saat penyampaian materi dan fokus


terhadap materi yang disampaikan sehingga praktikum dapat berjalan lancar dan
tertib.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S., Midyanti, D. M., & Hidayati, R. (2020). Pemanfaatan QGIS Untuk
Pemetaan Fasilitas Layanan Masyarakat Di Kota Pontianak. CESS (Journal
of Computer Engineering, System and Science), 5(1): 70-77.

Cahyadi, A.IB., Suprayogi, A., Amarrohman, F.J. (2018). Pencarian Lokasi


Potensial Pengembangan Kawasan Industri Menggunakan Sistem Informasi
Geografis di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Geodesi Undip, 7(1): 163-171.

Fitri, T.A., Ferdiansyah, R. (2017). Aplikasi Pemetaan Penderita Gizi Buruk di


Kota Pekanbaru Menggunakan Quantum GIS. Jurnal Teknologi Informasi
dan Komunikasi Digital Zone, 8(2): 125-136

Nugroho, A., Kusuma, W.A. (2018). Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lokasi
Bird Contest Kota Malang Berbasis Android. Jurnal SISTEMASI, 7(3): 212-
219.

Ramadhani, S.M., Prasetyo, Y., Bashit, N. (2021). Analisis Ketelitian Point Clouds
Teknologi Terestrial Laser Scanner (Studi Kasus: Dekanat Lama Fakultas
Teknik). Jurnal Geodesi Undip, 10(1): 250-258.

Santoso, H.B., Rachmat, A., Wibowo, A., Delima, R. (2020). Kajian dan
Rekomendasi Sistem Pemetaan Lahan Pertanian. Ultima Infosys: Jurnal
Ilmu Sistem Informasi, 11(1): 40-50.

Sulaeman, Kunang, Y.N., Megawaty. (2015). Analisis dan Perancangan Sistem


Informasi Geografis untuk Pemetaan Objek Pariwisata di Sumatra Selatan
Palembang. Jurnal Mahasiswa. 1(1): 1-9.

Utomo, E., Fadila, A.N., Pratama, M. (2022). Penggambaran Peta Wilayah Desa
Periuk Kabupaten Tana Tidung dengan Analisis Luas Bangunan Penduduk
berdasarkan Teknik Digitasi On-Screen. Jurnal Komunitas Indonesia
Pemberdayaan dan Layanan, 2(2): 83-88.
Wibowo, T.W. (2018). Eksplorasi Visualisasi Spasio-Temporal Menggunakan
Perangkat Lunak Quantum GIS dan Plugintime Manager. Smart Comp, 7(2):
261-266.

Anda mungkin juga menyukai