Oleh:
Nama : Abellia Suci Dwi Wati
NIM : 220311100071
Shift : B (Rabu, 07.30 – 10.30)
Asisten : Sri Kukuh Hidayah
Penggunaan teknologi informasi pada saat ini sudah tidak bisa dihindari. Salah
satunya dengan penggunaan teknologi untuk informasi pada lahan pertanian.
Pemanfaatan teknologi pada lahan pertanian dapat menggunakan sistem informasi
geografis mengenai kecocokan lahan pertanian, petani tidak perlu bingung lagi
saat menentukan jenis tanah. Kecocokan jenis tanah dapat terdeteksi dengan
sistem informasi geografis tersebut. Pembuatan sistem informasi yang tepat sangat
berpengaruh pada hasil kecocokan lahan pertanian (Supriyono et al., 2020).
4.1 Hasil
4.1.1 Peta Yang Sudah Digitasi
8. Menambahkan data Nama Kota dan Luas dengan memilih type berupa
Text pada Nama Kota dan Whole Number dengan Width (lebar) tertentu.
Setelah kolom luas berada di table attribute selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan luas dengan memilih Open Field Calculator
9. Memilih area untuk menghitung luas dan pilihlah kolom LUAS pada
update existing file dan dibagi 10.000, lalu tekan “OK”
10. Memberikan warna berbeda pada setiap wilayah, klik properties, memilih
kategori dan memilih kota, lalu menyesuaikan warna
11. Menambahkan keterangan nama kota pada properties, Labels, Show label
fot this layer
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengertian Georeferensi & Digitasi
Georeferensi merupakan suatu pemberian proses pemberian koordinat data
raster seperti citra satelit, peta jpeg, maupun foto udara) yang belum memiliki
koordinat sehingga dapat diketahui posisinya di permukaan bumi. Georeferensi
dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama yaitu dengan memasukkan
data koordinat yang sudah tertera di dalam data raster. Cara yang kedua yakni,
dapat dilakukan dengan menggunakan sumber data spasial daerah yang sama dan
sudah memiliki koordinat (Manrulu et al., 2018).
Digitasi merupakan suatu kegiatan untuk mengubah sebuah data raster
(jpeg) menjadi pea digital. Dalam proses digitasi, data yang akan dihasilkan
terdiri atas empat kategori yaitu point (titik), line (garis), dan polygon (area). Data
point yang dimaksud merupakan data barupa sebuah titik yang hanya mempunyai
koordinat X dan Y (bujur dan lintang). Data line berupa sebuah garis maupun
beberapa garis yang saling berhubungan satu sama lain yang mempunyai luasan
dan mempunyai panjang (lenght). Polygon bisa berupa objek yang mempunyi
luasan dan perimeter (keliling) (Farida & Rosalina, 2022).
4.2.2 Interpretasi Data
Peta yang digunakan yaitu menggunakan peta daerah DKI Jakarta yang
terbagi dalam lima wilayah. Wilayah tersebut yakni, Jakarta Timur, Jakarta
Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat. Pada koordinat x dan y
hasil luasan yang telah di digitasi dan setiap wilayah berbeda warnannya. Pada
peta DKI Jakarta terdapat 4 titik koordinat yang terdiri dari koordinat 1 yaitu X
(106 44 0) dan Y (6 8 0), pada koordinat 2 yaitu X (106 48 0) dan Y (6 8 0),
koordinat 3 yaitu X (106 44 0) dan Y (6 12 0), dan koordinat 4 yaitu X (106 48 0)
dan Y(6 12 0). Setiap daerah juga memiliki luasan yang berbeda-beda. Pada
daerah Jakarta Pusat luas yang diperoleh yaitu 4.915 m 2, Jakarta Barat yaitu
12.733 m2, Jakarta Utara yaitu 14.370 m2, Jakarta Selatan yaitu 14.715 m2, dan
Jakarta Timur yaitu 18.811 m2.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Proses pembuatan peta digital mempunyai hal mendasar yaitu georeferensi
dan digitasi. Georeferensi merupakan suatu pemberian proses pemberian
koordinat data raster seperti citra satelit, peta jpeg, maupun foto udara) yang
belum memiliki koordinat sehingga dapat diketahui posisinya di permukaan bumi.
Digitasi merupakan proses konversi dari analog menjadi data dalam format
digital. Kenampakan objek di permukaan bumi seperti jalan, Sungai, sawah, dan
lain-lain yang sebelumnya dalam format raster (jpeg) dapat diubah menjadi data
digital melalui proses digitasi. Hasil analisis mendapatkan luasan dari daerah DKI
Jakarta yaitu pada daerah Jakarta Pusat luas yang diperoleh yaitu 4.915 m 2,
Jakarta Barat yaitu 12.733 m2, Jakarta Utara yaitu 14.370 m2, Jakarta Selatan yaitu
14.715 m2, dan Jakarta Timur yaitu 18.811 m2.
5.2 Saran
Saran yang dapat di berikan pada praktikum kedua ini yaitu, praktikum
berjalan sedikit kurang lancar karena beberapa kendala, dimohon untuk
kedepannya semoga praktikan maupun asisten praktikum lebih baik lagi dari yang
sebelumnya dan diperbaiki kekurangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alifiani, T., & Widianawati, E. (2021). Persebaran Kasus Hipertensi Pasien Rumah
Sakit Telogorejo Berbasis Wilayah Kota Semarang Tahun 2020. Bidan
Prada, 12(2).
Farida, A., & Rosalina, F. (2022). Pelatihan Dasar Sistem Informasi Geografis
Menggunakan Software Mapinfo. Jurnal Pengabdian Mandiri, 1(2), 75-
82.
Manrulu, R. H., Jumardi, A., & Nurfalaq, A. (2018). Penerapan Modul Praktikum Sig
Dalam Pembuatan Peta Digital Pada Kelompok Guru Bidang Studi Geografi
Kabupaten Soppeng. Prosiding, 4(1).
Pattiraja, A. H., Naikofi, M. I., Ndouk, F. D., & Seran, S. S. L. (2022). Pelatihan
Teori Dasar dan Praktek Quantum Geographic Information System
Kepada Siswa Jurusan Geomatika Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2
Kupang. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(3), 2196-2204.