Oleh:
Kelompok 7/ Kelas C
Puji Rahayu 211510501009
Zulfa Maulida 211510501020
Fitri Nur rohmah 211510501024
Nazula Rahmatuzzuhairoh 211510501028
Aulia wulandari 211510501049
COVER…………………………………………………………………………........1
penggunaan Software Qgis Dengan Objek Peta Wilayah Kota Blitar .................... 3
Review Video Mengenai Kajian Informasi Pada Peta ........................................... 14
Peta Sebaran Curah Hujan Kalimantan Timur dengan Interpolasi Idw............ 24
Modul Penggunaan Aplikasi Sas-Planet Dan Usgs ................................................ 37
(United States Geological Survei) .............................................................................. 37
Modul Pengoperasian Drone .................................................................................... 52
Digitasi........................................................................................................................ 59
2
PENGGUNAAN SOFTWARE QGIS DENGAN OBJEK PETA
WILAYAH KOTA BLITAR
3
sistem informasi geografi yang lain. Sistem informasi geografis selalu melakukan
geoprocessing dimana suatu proses dalam menganalisa cakupan wilayah. Selain itu
Quantum GIS dapat mengolah data vektor ataupun raster. GIS disini juga dapat
meningkatkan kemampuan visualisasi dan meningkatkan efisiensi penilaian,
perolehan, penyimpanan, pengambilan, manipulasi, dan analisis data untuk
mengembangkan informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan dalam
waktu yang lebih singkat (Hammami, S., et al., 2019). Teknik Quantum GIS sendiri
memfasilitasi pengolahan dan analisis data spasial dan memudahkan visualisasi,
interpretasi, dan evaluasi. Kekurangan dari Quantum GIS yaitu terletak pada tingkat
efisiensi yang kurang pada proses clip, interact, dissolve dari pada sistem informasi
geografi yang lain, akan tetapi mempunyai tingkat efektifitas yang tinggi pada buffer,
merge dan union. Geoprocessing sangat penting dalam pengoperasian perangkat
Quantum GIS seperti clip, intersection, buffer, dissolve, merge dan union.
Relevansi dengan praktikum ini adalah SIG digunakan sebagai landasan untuk
pembuatan peta geologis dalam dalam penyimpanan data atau visualisasi data untuk
diimplementasikan dalam QGIS. Wilayah yang divisualisasikan adalah kota Blitar,
sebagai bentuk integrasi data yang berasal dari beberapa sumber.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui penerapan QGIS untuk pembuatan peta wilayah Kota Blitar.
4
BAB 2. BAHAN DAN METODE
2. 2 Metode praktikum
1. Menginstal aplikasi QGIS
2. Mendaftar dan mengunduh peta daerah di website
3. Membuat peta daerah
5
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
6
2021). Sistem ini mengambil, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisa, serta menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kondisi
permukaan bumi. Pada SIG terdapat 2 data yaitu data grafis dan data atribut. Data grafis
merupakan data yang disimpan dalam bentuk titik, garis dan polygon. Data atribut
merupakan data yang memberikan deskripsi atau penjelasan tentang fenomena di
permukaan bumi atau penjelasan setiap objek yang ada di permukaan bumi data ini
direpresentasikan dalam bentuk kata-kata angka atau tabel.
Data yang sering digunakan dalam SIG meliputi data geografis, data citra
satelit, data penginderaan jauh, data geospasial, data topografi, data iklim, dan data
sosial-ekonomi. Menurut Rizal dkk. (2023), terdapat beberapa jenis sumber data yang
dapat digunakan dalam SIG, antara lain :
1. Sumber data primer yaitu sumber data yang dikumpulkan dari data yang
khusus untuk aplikasi SIG, seperti survey lapangan, vitra satelit, dan data GPS.
2. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang telah dikumpulkan dari data yang
telah tersedia dari sumber eksternal yang meliputi lembaga pemerintahan,
lembaga akademik, maupun perusahaan swasta.
3. Sumber data tersier yaitu sumber data yang telah disintesis atau diproses dari
sumber data primer dan sekunder.
Quantum Geographic Information System (QGIS) adalah salah satu perangkat
lunak open source yang digunakan untuk pengelolaan data spasial dan pengembangan
aplikasi sistem informasi geografi (SIG). Geographical Information System (GIS)
merupakan sistem informasi khusus terkait pengelola data dengan referensi spasial
(keruangan). Pada aplikasi QGIS terdapat ikon-ikon yang sering digunakan untuk
menyempurnakan pembuatan peta antara lain :
1. Add Map merupakan ikon yang digunakan untuk menambahkan peta yang
sudah dibuat sebelumnya
2. Add Picture merupakan ikon yang digunakan untuk menambahkan gambar.
3. Add Text merupakan ikon yang digunakan untuk menambahkan text.
4. Add label digunakan untuk membuat label
7
5. Add legend digunakan untuk menambah keterangan atau legenda
6. Scale bar digunakan untuk menambahkan skala peta yang nantinya dapat
diubah sesuai dengan keinginan editor.
7. North arrow digunakan untuk menambahkan arah mata angin.
8. Add polygon digunakan untuk menambahkan garis atau polygon.
3.3 Tutorial Penggunaan QGIS pada Peta Administratif Desa Kota Blitar
3.3.1 Buka website https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web kemudian login pada
akun yang telah kita buat.
8
3.3.3 Pilih daerah dan mengklik kanan daerah tersebut. Kami memilih Kota Blitar.
Lalu memilih 25K lalu download.
3.3.5 Kemudian membedakan warna desa mengklik ikon abc kemudian memilih ikon
kuas lalu pilih categorized lalu mengetik NAMOBJ dan memilih RdGy. Lalu klik
apply.
9
3.3.6 Kemudian masukkan tulisan dengan tempat yang sama tetapi di bawah kuas
lalu pilih single labels dan ketik NAMOBJ.
3.3.7 Klik project kemudian pilih New print layout lalu isi nama peta yang telah
dibuat.
10
3.3.8 Masukkan peta Kota Blitar dengan ikon Map.
3.3.9 Masukkan gambar dengan ikon picture lalu pada bagian properties pilih roster
image. Setelah itu masukkan gambar yang diinginkan.
11
3.3.11 Tambahkan keterangan peta pada ikon legend, skala pada scale bar, dan picture
untuk menambah arah mata angin. Jika semua komponen sudah masuk, tambahkan
bingkai pada icon bawah garis dan pilih Add polygon. Lalu simpan pada ikon export.
Peta ini dapat disimpan dalam bentuk image, pdf, ataupun svg.
12
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada praktikum acara ini, kelompok kami melakukan pembuatan peta geologis
dalam penyimpanan data atau visualisasi data untuk diimplementasikan dalam QGIS
dengan wilayah yang divisualisasikan adalah kota Blitar. Penggunaan aplikasi QGIS
dalam pembuatan peta administrasi desa mudah digunakan dan dimengerti bagi
pemula. Aplikasi QGIS menjadi pilihan tepat untuk membantu orang-orang yang
bersinggungan langsung di dunia pemetaan karena mudah dioperasikan serta memiliki
fitur-fitur yang beragam.
13
REVIEW VIDEO MENGENAI KAJIAN INFORMASI PADA PETA
14
comparison dan hasilnya adalah AHP dan overlay yang menjadi peta (Ryka, 2020).
Jayantara (2020) menganalisis peta banjir dilakukan dengan overlay menghasilkan
dua kategori, yaitu terdampak dan tidak terdampak. Setelah itu dilakukan pengecekan
dengan membandingkan data hasil pemetaan dengan data lapangan untuk
menentukan kesesuaian antara pengolahan data dan keadaan di lapangan (Ujung,
2019).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui kajian informasi dan tutorial pada peta DEM.
2. Mengetahui dan memahami tutorial membuat peta kontur.
15
BAB 2. BAHAN DAN METODE
2.2 Metode
1. Melihat video berdasarkan link yang sudah diberikan
2. Melakukan review pada video tersebut
3. Hasil review kemudian disusun menjadi laporan.
16
BAB 3. PEMBAHASAN
17
akan diunduh file DEMnya, dapat dilakukan dengan memilih kotak pada daerah
tersebut dengan cara klik kanan.
2. 4 Setelah di klik kanan, maka akan muncul peta daerah tersebut dan link untuk
mengunduh file DEM pada daerah tersebut. Jika kita klik link yang muncul pada
layar, maka akan ada tampilan yang berisi informasi dari file yang akan didownload
tersebut seperti URL, deskripsi, category, dan lain-lain. Pada bagian bawah tampilan,
muncul menu “start download”. Menu ini digunakan untuk mendownload file DEM
pada daerah tersebut. Untuk mendownload DEM dapat dilakukan dengan cara yang
sama.
2. 5 Setelah semua file DEM yang diinginkan telah terdownload, kemudian masuk
aplikasi QGIS dan membuka project baru. Dalam project baru, kemudian klik menu
Open Data Source untuk membuka file yang akan ditambahkan padaproject. Dalam
tools Open Data Source pilih menu Raster dan pilih data yang akan ditambahkan.
2. 6 Setelah data DEM dimasukkan pada project baru, maka akan muncul gambar
hasil penggabungan tersebut. Kemudian klik menu Raster, lalu klik Miscellaneous
dan klik Merge. Hal ini digunakan untuk menambahkan file yang akan digabungkan
dalam QGIS. Pada menu Merge ini Output Data Type yang dipilih yaitu Float32.
2. 7 Setelah beberapa file DEM tergabung, kemudian klik menu properties pada
peta, dan klik menu Symbology untuk memilih warna yang akan digunakan pada hasil
penggabungan file DEM .
3.2 Video 2 (Cara Memotong Data Raster (DEM) Sesuai Bentuk Polygon)
Cara untuk memotong DEM sesuai polygon yaitu:
1. Siapkan data raster yang akan digunakan. Data diambil dari
https://tanahair.indonesia.go.id/ lalu pilih pada pada bagian download lalupilih data
DEM.
18
2. Pilih pada salah satu kabupaten/kota yang akan dipotong lalu download
dengan cara klik kanan pada peta terpilih lalu klik download
3. Buka QGIS
4. Klik data source lalu akan muncul pop up
5. Pilih raster lalu klik pada bagian titik tiga di kanan pop up, pilih file yang
telah di download
6. Klik add
7. Pilih menu vektor lalu klik pada titik tiga untuk memilih file polygon yang
digunakan untuk memotong raster
8. Klik add
9. Maka pada display akan muncul data raster kabupaten dan polygon yang
digunakan untuk memotong
10. Pastikan koordinat dalam bentuk UTM dengan cara klik kanan pada layer peta
lalu klik properties lalu klik information
11. Untuk memotong DEM pilih raster lalu pilih extraction lalu pilih raster by
mask layer
12. Pilih data DEM dan data vektor yang digunakan
13. Scroll ke bawah untuk menentukan tempat penyimpanan
14. File yang akan disimpan akan memiliki format shp
15. Klik run
16. Maka akan muncul layer baru data DEM yang telah dipotong
17. Hapus data DEM pertama dan berikan variasi warna dengan cara klik kanan
pada layer baru lalu klik properties dan klik color
19
Explorer U.S. Geological Survey, DEMNAS, dan Google Earth Engine. Penggunaan
DEMNAS memiliki kelebihan karena untuk data Indonesia memiliki skala hingga 10
meter. Untuk mendownload peta menggunakan DEMNAS dilakukan dengan login
terlebih dahulu, klik download pada kanan atas, kemudian jika telah muncul peta
tinggal mengklik kotak-kotak pada peta wilayah yang diinginkan yang akan
memunculkan link, kemudian klik link danakan langsung otomatis mendownload.
- Buka QGIS kemudian panggil DEMNAS yang telah didownload.
- Selanjutnya membuat data kontur dengan cara ke tools raster kemudian
Extraction dan Contour. Pada menu Contour atur interval sesuai yang diinginkan dan
yang lain dibiarkan default. Data kontur telah jadi
- Membuat Data kemiringan lereng dilakukan dengan klik Tools Raster,
kemudian analysis, lalu pilih slope untuk kemiringan. kemudian atur apakah ingin
hasil dalam persen atau derajat.
- Untuk membuat efek 3d dilakukan dengan menduplikat data DEMNAS
terlebih dahulu dengan klik kanan data DEMNAS dan pilih duplicate layer.
- klik kanan, kemudian memilih properties, pada symbology, untuk render type
pilih hillshade. kemudian pilih resampling dalam bentuk cubic agar hasil lebih halus.
- Kemudian klik kanan properties lagi dan atur transparency hingga 55%
- Apabila ingin merubah warna dapat dilakukan dengan merubah single band
grey menjadi singleband pseudocolour pada fitur disebelah kanan. Kemudian atur
warna sesuai dengan keinginan.
3.4 Video 4 (Membuat dan Menjelaskan Peta Kontur)
Data DEMNAS adalah salah satu produk dari Badan Informasi Geospasial
untuk melayani ketersediaan data elevasi di Indonesia. DEMNAS terdiri dari integrasi
beberapa data elevasi yang diolah dengan metode GMT-surface. Kelebihan
penggunaan software QGIS yaitu gratis tidak membutuhkan biaya sama sekali, fungsi
tambahan dalam QGIS dapat ditambahkan sendiri apabila kita bisa melakukan
20
pemrograman, QGIS terus berkembang karena kebebasan semua orang yang
dapat menambahkan fitur baru atau menyempurnakan fitur yang ada.
Sebelum membuat peta kontur yang harus dipersiapkan yang pertama
adalah data DEMNAS, dan Software QGIS. Data DEMNAS bisa didapatkan dari
website DEMNAS dari tanahair.indonesia.go.id. Login apabila telah memiliki
akun, atau register apabila belum memiliki akun. Setelah masuk tampilan
websitenya akan menampilkan peta yang kemudian bisa memilih daerah mana
yang akan dipilih dalam membuat peta kontur. Tinggal klik download dan
langsung akan masuk kedalam folder. Setelah terdownload, masuk ke software
QGIS.
Tahapan:
- Open data Source Manager yang berguna untuk menambahkan berbagai
layer dari berbagai sumber atau format data seperti vector, raster, mesh, dan lain
sebagainya.
- Pilih Tools Raster dan add data yang telah didownload sebelumnya dari
DEMNAS.
- Setelah muncul peta wilayah yang didownload, klik tools buster kemudian
extraction lalu klik contour.
- Pada menu contour terdapat beberapa komponen seperti Input layer, Band
number, Interval, dan lain sebagainya. Pada input layer yang harus dimasukkan
adalah file data DEMNAS wilayah yang dibuat, dan hanya merubah interval.
Karena akan membuat peta kontur maka interval kontur diubah menjadi 25, untuk
atribut name diisi dengan elevasi dan kemudian klik run.
- Kemudian akan muncul peta wilayah yang dipilih dengan garis-garis
konturnya. Cek apakah setiap garis kontur telah memiliki elevasi yang berbeda
atau belum
- Setelah itu mengekstrak menjadi format shp dengan klik kanan pada data
kontur, kemudian pilih export dan save features as dengan format ESRI shapefile,
kemudian ubah koordinat sistem menjadi project CRS: EPSG: 4326.
- WGS 84. kemudian simpan ditempat yang diinginkan.
Untuk menambahkan label dari setiap interval dilakukan dengan klik
kanan properties, klik tools labels dan masukkan single label. Ubah value menjadi
elevasi, ubah point menjadi pixels, dan edit font atau style label sesuai dengan
keinginan lalu klik ok. Maka informasi kontur atau elevasi akan ada dari setiap
kontur yang berbeda.Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan tempat-
tempat yang sangat tinggi dan satu permukaan tanah dalam peta. Garis kontur
dapat menggambarkan danau atau pantai. Garis kontur akan menggambarkan
bentuk-bentuk permukaanbumi yang bersifat alami dengan menggunakan garis-
garis kontur. Interval kontur adalah jarak antara dua bidang yang berdekatan,
berbanding terbalik dengan skala peta.
22
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DEM (Digital Elevation Model) memiliki berbagai kegunaan,
diantaranyayaitu sebagai upaya pencegahan berbagai jenis bencana alam,
studi erosi tanah, prakiraan cuaca, dan perubahan iklim. Untuk mengetahui
dan memahami terkaitKajian Informasi Pada Peta dapat melakukan review
video. Terdapat referensi video di aplikasi YouTube untuk memudahkan
kita mengetahui mengenai pengelolaan DEM, pembuatan peta kontur dan
banyak informasi mengenai Kajian Informasi Pada Peta yang dengan mudah
dapat diakses.
23
PETA SEBARAN CURAH HUJAN DAERAH KALIMANTAN
TIMUR MENGGUNAKAN INTERPOLASI IDW
24
GIS lainnya dalam penelitian yang berbeda (Salahalden et al., 2023).
Menurut Aditya (2021), variabilitas curah hujan memiliki dampak yang
dapat menyebabkan beberapa masalah bagi kehidupan manusia seperti dapat
menyebabkan banjir dan kekeringan, apalagi dengan adanya fenomena El Nino dan
La Nina saat ini. Dampak kekeringan ataupun banjir tentu akan sangat merugikan
bagi sektor pertanian yang dapat menyebabkan kerugian dari kegagalan usahatani
yang dilakukan. Data distribusi curah hujan dalam bentuk peta sebaran curah hujan
sangat bermanfaat baik untuk menanggulangi bencana atau fenomena alam lainnya,
dan bagi sektor pertanian yang bergantung pada air hujan, dan manfaat lainnya
(Nurhijriah, 2022). Oleh karena itu membutuhkan penelitian dan pengembangan
lebih lanjut tentang bagaimana sebaran curah hujan yang terjadi di daerah
Kalimantan Barat yang dapat dilakukan salah satunya menggunakan sistem
interpolasi IDW (Inverse Distance Weighting).
2. 2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kajian informasi terkait peta sebaran curah hujan di daerah
Kalimantan Timur menggunakan Interpolasi IDW
25
BAB 2. BAHAN DAN METODE
2.2 Metode
1. Mengunduh data curah hujan Kalimantan Timur di website BMKG.
26
3. Kemudian memilih data iklim harian
27
6. Kemudian mengolah data BMKG dengan Excel, pertama mencari rata-
rata data curah hujan dari Stasiun BMKG Provinsi KALTIM
7. Lalu data semua stasiun disatukan pada file Excel yang berbeda dan di
save menggunakan format CSV
28
8. Menginterpolasi data curah hujan KALTIM dengan QGIS
10. Memasukkan data curah hujan dengan mengklik layer, add layer, lalu
memilih add delimeted text.
11. Memasukkan data curah hujan yang telah kita olah ke dalam kemudian
29
memasukkan dan memastikan bahwa X,Y,Z, dan rata-rata curah hujan
tempatnya sudah benar.
13. Lalu memasukkan curah hujan pada vector layer dan rata-rata curah
hujan pada interpolation atribute, Lalu mengisi extent dengan Provinsi
KALTIM. Setelah itu mengklik run
30
14. Mengklik raster kemudian pilih clip raster by mask layer
15. Mengisi input layer dengan curah hujan dan mask layer dengan daerah
yang telah kita interpolasi lalu menyimpannya setelah itu klik run
16. Setelah itu mengganti format warna pada properties klik simbology
31
18. Memasukkan contour dengan raster lalu memilih contour, menyimpan
ke file lalu klik run. Kemudian menambahkan provinsi di seluruh
Indonesia dengan menambahkan layer kemudian mencentangnya.
Setelah itu dimasukkan dalam print layout dan mengedit dengan
menambahkan tulisan, gambar, legenda sesuai kreasi.
32
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Gambar 3.1 Peta Sebaran Curah Hujan Daerah Kalimantan Timur menggunakan
interpolasi IDW
3.2 Pembahasan
Peta pada bagian hasil merupakan peta wilayah Kalimantan Timur dengan
luas lahan 127.267,52 km2. Kalimantan memiliki 4 stasiun cuaca, diantaranya yaitu
stasiun Balikpapan, stasiun Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, stasiun Aji
Pangeran Tumenggung Pranoto, dan stasiun Kalimarau. Curah hujan di wilayah
Kalimantan Timur berada pada rentang 4,3 sampai 10,8.
3.2.1 Peta Kalimantan Timur
Kalimantan Timur memiliki luas wilayah daratan 127.267,52 km2 dan luas
pengelolaan laut 25.656 km2 terletak antara 113º44’ Bujur Timur dan 119º00’
Bujur Timur serta diantara 2º33’ Lintang Utara dan 2º25’ Lintang Selatan.
Penduduk Kalimantan Timur tahun 2003 berjumlah 2.311.162 jiwa, tahun 2010
33
berdasarkan hasil sensus penduduk mencapai 3.047.500 jiwa. Dengan demikian
dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk Kalimantan Timur meningkat
sebesar 736.338 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya rata-rata
3,60 persen. Adapun jumlah penduduk tahun 2013 sebanyak 3.300.517 jiwa
dengan komposisi penduduk menurut jenis kelamin terdiri dari penduduk
laki-laki 1.731.820 jiwa (52,47 persen) dan penduduk perempuan 1.568.697 jiwa
(47,53 %). Provinsi ini mempunyai topografi bergelombang dari kemiringan
landai sampai curam, dengan ketinggian berkisar antara 0-1500 m diatas
permukaan laut dengan kemiringan antara 0-60 persen. Daerah dataran rendah
pada umumnya dijumpai pada kawasan sepanjang sungai. Sedangkan daerah
perbukitan dan pegunungan memiliki ketinggian rata-rata lebih dari 1000 meter
di atas permukaan laut dengan kemiringan 300 persen, terdapat dibagian barat laut
yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia. Kondisi topografi tersebut
sangat berpengaruh terhadap peluang budidaya suatu jenis komoditi, potensi
dan persediaan air, dinamika hidrologi dan kerentanan terhadap erosi. Dilihat dari
topografi, sebagian besar atau 43,35 persen wilayah daratan termasuk dalam
kemiringan diatas 40 persen persen dan 43,22 persen terletak pada ketinggian 100-
1000 m diatas permukaan laut, sehingga pemanfaatan lahan di Provinsi
Kalimantan Timur harus memperhatikan karakteristik lahan tersebut.
3.2.2 Curah Hujan Kalimantan Timur
Hasil interpolasi dikelompokkan menjadi 5 kelas dan dari setiap kelas
memiliki warna yang berbeda. Semakin tinggi hasil interpolasi curah hujan maka
warna pada peta akan memiliki warna kuning, dan apabila semakin rendah hasil
interpolasi curah hujan maka warna peta akan berwarna ungu. Berdasarkan hasil
interpolasi menggunakan IDW menunjukkan kelas paling tinggi dari hasil
interpolasi curah hujan adalah 10,8 mm dan kelas paling rendah adalah antara 4,3
mm. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa curah hujan yang berada di Kalimantan
Timur memiliki curah hujan memiliki karakteristik hujan yang tinggi, durasi yang
singkat, dan memiliki intensitas curah hujan yang rendah. Beberapa hal yang dapat
mempengaruhi hasil interpolasi yaitu teknik pengambilan data sampel,
karakteristik data sampel, metode pengukuran sampel (hasil uji laboratorium),
34
pemilihan metode interpolasi (Arif, 2019).
3.2.3 Stasiun Cuaca
a. Stasiun Meteorologi Balikpapan
Stasiun cuaca Balikpapan terletak pada Lintang-1.25530 dan Bujur
116.91463. Hasil interpolasi yang tertera pada hasil merupakan hasil yang didapat
dari pengolahan data curah hujan periode bulan September 2023. Dimana curah
hujan total sebesar 128,3 dengan rata-rata curah hujan hariannya 4,27.
b. Stasiun Meteorologi Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan
Stasiun cuaca Aji Muhammad terletak pada Lintang -1.26000 dan Bujur
116.90000. Hasil interpolasi yang tertera pada hasil merupakan hasil yang didapat
dari pengolahan data curah hujan periode bulan September 2023. Dimana curah
hujan total sebesar 104,3 dengan rata-rata curah hujan hariannya 4,34..
c. Stasiun Meteorologi Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
Stasiun cuaca Aji Pangeran terletak pada Lintang-0,48000 dan Bujur
116.91463. Hasil interpolasi yang tertera pada hasil merupakan hasil yang didapat
dari pengolahan data curah hujan periode bulan September 2023. Dimana curah
hujan total sebesar 132.3 dengan rata-rata curah hujan hariannya 4,41.
d. Stasiun Meteorologi Kalimarau
Stasiun cuaca Balikpapan terletak pada Lintang 2.14562 dan Bujur
117.43375. Hasil interpolasi yang tertera pada hasil merupakan hasil yang didapat
dari pengolahan data curah hujan periode bulan September 2023. Dimana curah
hujan total sebesar 325,3 dengan rata-rata curah hujan hariannya 10,8.
35
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Data curah hujan dari titik stasiun hujan terdekat yang ada dalam suatu
wilayah menjadi kunci utama untuk pembuatan peta curah hujan. Pemanfaatan
Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan interpolasi IDW untuk pemetaan
indikator curah hujan di daerah Kalimantan Timur. Tujuan pemetaan curah hujan
adalah menanggulangi bencana ataupun fenomena alam lainnya. Proses
pengolahan datanya adalah mengunduh data di BMKG kemudian mengolah
datanya di Excel, lalu mengolahnya di QGIS dan mengunduhnya. Diharapkan dari
interpolasi IDW, dapat memetakan curah hujan di Kalimantan Timur dan
menanggulangi bencana alam.
36
MODUL PENGGUNAAN APLIKASI SAS-PLANET DAN USGS
(UNITED STATES GEOLOGICAL SURVEI)
37
agar lebih detail dan akurat. Data spasial yang dihasilkan melalui SAS Planet masih
dapat dilakukan proses lebih lanjut menggunakan perangkat Sistem Informasi
Geografis (SIG) lainnya seperti Quantum GIS dan ArcGis.
1.2 USGS
United States Geological Survey (USGS) merupakan sebuah agensi ilmiah
pemerintah Amerika Serikat yang didirikan sejak tahun 1879. Dalam Usgs terdapat
organisasi yang memiliki empat disiplin ilmiah utama, yang diantaranya yaitu
biologi, geografi, geologi, dan air (Setiawan dkk., 2022). Pemanfaatan citra USGS
dapat dijadikan data dalam pembuatan peta tematik melalui aplikasi ArcGIS. Citra
satelit yang digunakan untuk USGS yaitu salah satu jenis citra yang multi spektral
dimana citra tersebut dapat digunakan untuk menilai desertifikasi batuan karst.
Dalam pemanfaatan citra USGS dapat dijadikan data pada pembuatan peta tematik
melalui aplikasi ArcGIS (Yuniawatika dkk., 2022).
Fungsi utama USGS meliputi:
1. Pemantauan Gempa Bumi, USGS dapat memantau gempa bumi di seluruh
Amerika Serikat dan menyediakan informasi seismik kepada masyarakat untuk
keperluan keselamatan.
2. Pemetaan Geospasial, USGS bertanggung jawab untuk pemetaan topografi, batas
negara bagian, peta geologi, dan informasi geospasial lainnya.
3. Monitoring Sumber Daya Alam, USGS dapat memantau sumber daya alam
seperti mineral, logam, dan bahan bakar fosil, serta menyediakan data yang
mendukung manajemen sumber daya ini.
4. Pemantauan Kualitas Lingkungan, USGS mengumpulkan data tentang kualitas
udara dan air, serta lingkungan hidup, untuk memahami dampak aktivitas manusia
pada lingkungan.
38
data geospasial dari berbagai sumber termasuk Google Earth, Bing Maps, dan
lainnya. USGS adalah sebuah lembaga pemerintah Amerika Serikat yang
bertanggung jawab atas survei dan penelitian geologi, hidrologi, dan sumber daya
alam di Amerika Serikat. SAS Planet lebih berfokus pada pengunduhan dan
penyimpanan data geospasial di komputer pengguna dan memungkinkan berbagai
pilihan untuk mengakses sumber daya ini. USGS Web adalah portal untuk
menjelajahi, mencari, dan mengakses data dan informasi yang diterbitkan oleh
USGS, tetapi biasanya tidak menyediakan alat untuk mengunduh data citra satelit
atau peta topografi secara langsung seperti yang dilakukan oleh SAS Planet. SAS-
Planet dapat diakses dengan sebuah aplikasi atau software dan USGS dapat diakses
melalui sebuah web secara gratis. Citra yang dihasilkan oleh USGS masih
memerlukan bantuan aplikasi ArcGis dalam mengolah data atau gambar yang
dihasilkan sedangkan SAS-Planet dapat menampilkan citra satelit dengan resolusi
yang tinggi secara langsung.
mengakses dan mengunduh data citra satelit, peta topografi, data geospasial, dan
informasi geografis dari berbagai sumber dan penyedia data. Manfaat utama dari
39
mereka merencanakan penanaman, irigasi, dan manajemen lahan dengan
lebih baik.
4. Manajemen Bencana: SAS Planet dapat digunakan dalam pemantauan
bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan badai. Data yang diperoleh
dari sumber satelit dapat membantu dalam pemantauan dan penanggulangan
bencana.
5. Konservasi Alam: Organisasi konservasi dan lingkungan dapat
menggunakan SAS Planet untuk mengawasi dan melindungi habitat alam,
spesies terancam punah, dan ekosistem penting.
6. Pendidikan: Sas Planet bisa digunakan dalam pendidikan sebagai alat
untuk mengajarkan pemahaman geografi, pemetaan, dan penggunaan data
geospasial.
7. Rekreasi dan Wisata: Orang-orang yang melakukan perjalanan atau
kegiatan rekreasi seperti hiking, camping, dan berburu dapat menggunakan
SAS Planet untuk merencanakan perjalanan mereka dan mengeksplorasi
area tujuan mereka.
8. Keamanan dan Pertahanan: Aparat keamanan dan militer dapat
menggunakan SAS Planet untuk pemetaan area dan analisis situasi,
termasuk dalam operasi pertahanan dan penegakan hukum.
9. Pengembangan Proyek Konstruksi: Dalam industri konstruksi, SAS
Planet dapat membantu dalam perencanaan dan pemantauan proyek
konstruksi dengan memberikan data peta dan citra satelit yang akurat.
10. Penyelidikan Kriminal: Penyidik kriminal dan penegak hukum dapat
menggunakan SAS Planet untuk analisis kejahatan, pemetaan kejahatan,
dan pemantauan aktivitas terkait keamanan.
dengan cepat dan efisien, yang memiliki banyak aplikasi yang berkaitan dengan
lunak ini sering digunakan oleh individu, organisasi, dan pemerintah untuk
40
United States Geological Survey (USGS) adalah sebuah agen pemerintah
Amerika Serikat yang memiliki banyak peran penting dalam bidang ilmu bumi,
41
dan geologi. Penelitian ini membantu memahami proses alam dan
memberikan wawasan ilmiah yang berharga.
8. Data Geografis: USGS menghasilkan data geografis, seperti peta topografi,
peta geologi, dan data penginderaan jauh. Data ini digunakan dalam
pemetaan, perencanaan, dan analisis geografis.
9. Pemantauan Keanekaragaman Hayati: USGS juga terlibat dalam
pemantauan dan penelitian keanekaragaman hayati, termasuk studi burung,
mamalia, dan lingkungan alam yang mempengaruhi ekosistem.
10. Sumber Informasi Ilmiah: USGS menyediakan data dan informasi ilmiah
yang penting untuk berbagai komunitas, termasuk peneliti, perencana,
pemerintah, dan masyarakat umum. Informasi ini digunakan untuk
pengambilan keputusan, penelitian, dan pengembangan kebijakan.
alam di Amerika Serikat. Banyak dari layanan dan penelitian USGS memiliki
42
2) Mencari daerah yang akan diamati dengan menggeser peta pada sasplanet
dan memakai fitur zoom in untuk membesarkan dan zoom out untuk
mengecilkan. Kami ingin mengamati Stasiun Rambipuji dan sekitarnya
maka kami menuju daerah Rambipuji.
43
5) Lalu pilih daerah yang akan diamati dengan membuat kotakan pada daerah
tersebut. Lalu muncul pemilihan dan pilih zoom 24, kemudian pada
projection pilih Geographic latitude/ longitude
6) Pada create geoferencing file, pilih .kml agar peta dapat dilihat di QGIS
44
9) Setelah itu start dan tunggu processing hingga selesai
45
4.2 Tutorial penggunaan USGS
1) Membuka website https://earthexplorer.usgs.gov/ kemudian login pada
akun yang telah dibuat sebelumnya
46
3) Mengisi address/place dengan Stasiun Rambipuji Jember kemudian klik
show, jika sudah muncul masukkan koordinat daerah tersebut pada add
coordinate
5) Isi data range, yaitu search from dengan mengisi tanggal 1 Oktober 2023
to 24 Oktober 2023 dan isi search months nya all
47
6) Setelah itu, buat polygon dan tandai titik di sekitar Stasiun Rambipuji
7) Edit cloud cover untuk memilih persentase tutupan awan yang diinginkan
48
8) Setelah itu, pilih data sets untuk memilih citra satellite yang diinginkan
9) Pilih landsat dan centang nomor landsat yang diinginkan, semakin banyak
menyentang maka hasilnya juga semakin banyak
49
10) Kemudian klik result hasilnya seperti ini
11) Untuk memilih, klik show footprint dan klik show browse overlay
50
13) Mengunduh file dapat semuanya atau dapat memilih salah satu dengan klik
product option atau select files
15) Memasukkan citra yang telah kita unduh di browser kemudian simpan
51
MODUL PENGOPERASIAN DRONE
52
namun tetap harus memperhatikan tantangan seperti biaya investasi, pelatihan, serta
regulasi dalam penggunaan teknologi drone untuk bidang pertanian.
2. Komponen Drone
1) Frame (Rangka): Frame adalah kerangka fisik drone yang menahan semua
komponen lainnya. Bahan frame biasanya terbuat dari plastik, serat karbon,
atau logam, tergantung pada jenis drone.
2) Motor: Drone biasanya memiliki empat motor atau lebih yang
menggerakkan baling-baling atau elikopter rotor untuk menghasilkan daya
angkat. Motor ini biasanya berjenis brushless dan digerakkan oleh ESC
(Electronic Speed Controller).
3) Elikopter Rotor/Baling-Baling: Elikopter rotor atau baling-baling adalah
komponen yang menghasilkan daya angkat dan mengontrol pergerakan
drone. Baling-baling biasanya ada dalam jumlah empat dan ada drone yang
memiliki enam atau lebih baling-baling.
4) ESC (Electronic Speed Controller): ESC adalah perangkat elektronik yang
mengendalikan kecepatan putaran motor. Mereka mengatur arus listrik yang
diberikan ke motor untuk mengendalikan daya angkat dan kecepatan.
5) Flight Controller: Flight controller adalah otak drone yang mengontrol
semua aspek penerbangan. Ini mencakup sensor seperti akselerometer,
53
giroskop, dan kadang-kadang magnetometer untuk mendeteksi perubahan
posisi dan orientasi drone. Flight controller juga menerima perintah dari
pilot melalui pengendali jarak jauh dan mengontrol motor untuk
menghasilkan pergerakan yang diinginkan.
6) Baterai: Baterai memberikan daya listrik ke drone. Baterai ini biasanya
berbasis lithium polymer (LiPo) dan harus dipilih sesuai dengan kapasitas
dan waktu terbang yang diinginkan.
7) Kamera: Banyak drone dilengkapi dengan kamera yang digunakan untuk
pemantauan udara, fotografi udara, dan perekaman video. Kamera ini dapat
dipasang pada gimbal untuk menjaga gambar tetap stabil selama
penerbangan.
8) Gimbal: Gimbal adalah perangkat yang memungkinkan kamera untuk tetap
stabil selama penerbangan. Ini menyesuaikan posisi kamera untuk
mengimbangi gerakan drone.
9) Transmitter (Pengirim): Transmitter adalah pengendali jarak jauh yang
digunakan oleh pilot untuk mengendalikan drone. Ini terdiri dari stik,
tombol, dan antena untuk mengirim perintah kepada drone.
10) Receiver (Penerima): Receiver adalah perangkat yang terpasang pada drone
untuk menerima sinyal dari transmitter. Ini menerjemahkan sinyal yang
diterima ke perintah yang dikirimkan ke flight controller.
11) GPS Module (Modul GPS): Beberapa drone dilengkapi dengan modul GPS
yang memungkinkan mereka menentukan lokasi dan navigasi yang lebih
baik. GPS juga dapat digunakan untuk menjaga drone tetap dalam satu
posisi atau untuk mengikuti rute tertentu.
12) Sensor Tambahan: Beberapa drone dapat dilengkapi dengan sensor
tambahan seperti sensor jarak, sensor tekanan udara, sensor optik, dan
lainnya untuk navigasi, penghindaran hambatan, dan fungsi khusus lainnya.
13) Landing Gear (Roda Pendaratan): Landing gear adalah komponen yang
digunakan untuk mendaratkan drone dengan aman. Ini bisa berupa roda atau
kaki-kaki, tergantung pada desain drone.
54
14) LED Lights (Lampu LED): Lampu LED digunakan untuk memberikan
indikasi visual dan membantu dalam mengidentifikasi posisi dan arah
drone, terutama saat terbang pada malam hari.
15) Pelindung Baling-baling (Propeller Guards): Pelindung baling-baling
adalah perlindungan tambahan yang dapat dipasang pada baling-baling
untuk menghindari kerusakan pada baling-baling dan melindungi orang atau
benda saat drone terbang.
55
3) Ketidakamanan atau Privasi. Penggunaan drone dapat menjadi ancaman
terhadap privasi orang lain jika tidak digunakan dengan benar.
4) Kemungkinan Kecelakaan. Drone dapat menimbulkan bahaya jika tidak
dioperasikan dengan hati-hati dan dapat menyebabkan kecelakaan jika
jatuh.
56
6) Pengelolaan Tumpukan Sampah Organik:
Drone dapat membantu mengidentifikasi dan memantau tumpukan sampah
organik, seperti kompos, yang digunakan untuk pemupukan. Hal ini memungkinkan
pemantauan yang lebih baik terhadap kualitas dan dekomposisi sampah.
7) Pemantauan Perkebunan:
Dalam pertanian perkebunan, drone dapat membantu mengawasi kondisi
tanaman seperti pohon buah, teh, atau kopi. Ini membantu dalam perencanaan
panen yang lebih baik.
8) Pemantauan Ternak:
Drone dapat digunakan untuk pemantauan ternak dan wilayah peternakan.
Hal ini membantu dalam pengelolaan ternak dan dapat membantu mengidentifikasi
masalah kesehatan pada hewan.
9) Pengawasan Cuaca:
Drone dapat digunakan untuk pemantauan cuaca dan lingkungan sekitar
lahan pertanian, memberikan petani informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan terkait pertanian.
10) Keamanan Pertanian:
Drone dapat digunakan untuk mengawasi keamanan lahan pertanian,
mencegah pencurian, vandalisme, atau gangguan lainnya.
Penggunaan drone dalam pertanian dapat meningkatkan efisiensi,
mengurangi biaya, dan meningkatkan hasil panen. Namun, diperlukan pelatihan
dan pemahaman teknis yang baik untuk memanfaatkannya sepenuhnya.
5. Pengoperasian Drone
5.1 Hal-hal yang harus diperhatikan menurut Wibowo (2022):
1) Menerbangkan drone di bawah 400 kaki.
2) Menerbangkan dalam jarak pandang dan disarankan tidak menerbangkan
pada arah cahaya matahari.
3) Tidak menerbangkan pada bandara, pangkalan militer, dan istana negara
4) Memeriksa peralatan untuk memastikan setiap komponen berfungsi dengan
baik.
57
5) Belajar dan mengambil sertifikasi penerbangan drone.
5.2 Cara mengoperasikan drone
1) Memasang komponen drone yang belum terpasang
2) Kalibrasi drone dengan memutar secara horizontal dan vertikal
3) Menghidupkan drone dan memasangkan dengan perangkat smartphone
4) Mengaktifkan fitur return to home agar penerbangan lebih stabil, lalu ketika
akan kehabisan baterai atau hilang sinyal maka dapat pulang ke lokasi GPS
yang telah dimasukkan.
5) Menerbangkan drone secara perlahan
Bagian kiri
• Gerak atas untuk menaikkan drone
• Gerak bawah untuk menurunkan drone
• Gerak kiri memutar drone ke arah kiri
• Gerak kanan memutar drone ke arah kanan
Bagian kanan
• Gera katas memajukan drone
• Gerak bawah memundurkan drone
• Gerak kiri membelokkan laju drone ke arah kiri
• Gerak kanan membelokkan laju drone ke arah kanan
6) Memfoto objek yang diinginkan dengan melihat di layar smartphone
kemudian dipencet pada stik samping untuk memfotonya.
7) Menurunkan drone secara perlahan kemudian mematikannya
58
DIGITASI
1.2 Tujuan
1. Mengetahui digitasi menggunakan QGIS pada daerah Panggul, Trenggalek.
59
BAB 2. METODE PRAKTIKUM
2.3 Langkah-Langkah
1. Buka aplikasi QGIS, scroll pada menu Browser kemudian pilih menu XYZ
Tiles. Klik menu Google Satelite untuk memunculkan map.
60
2. Atur zoom in/out untuk memilih area yang akan didigitasi.
61
4. Pilih folder untuk menyimpan layer digitasi jalan, beri nama sesuai digitasi.
5. Pilih Linestring pada bagian Geometry Type sebagai tanda digitasi jalan.
62
6. Ketik nama jalan, kemudian klik Add to Field List. Klik OK untuk
menambahkan layer jalan pada digitasi.
7. Klik ikon Toggle Editing. Pilih ikon Add Line Feature, kursor akan berubah
menjadi penanda bulat untuk mendigitasi jalan.
63
8. Tandai jalan menggunakan kursor. Digitasi jalan diberi warna merah
sebagai penanda.
9. Klik kanan mouse, kemudian isi kolom id dengan nomor sesuai urutan
penandaan jalan.
64
10. Klik kanan pada list layer “jalan”, pilih Save Layer Edits.
11. Digitasi sungai dilakukan dengan langkah yang sama, namun simpan file
layer dengan nama sungai.
65
12. Garis digitasi sungai dibedakan warnanya dengan digitasi jalan,
menggunakan garis berwarna biru.
13. Langkah digitasi rumah, hampir sama dengan digitasi sebelumnya. Namun
pada menu Geometry Type pilih Polygon.
66
14. Lakukan langkah yang sama, kali ini ikon berubah menjadi Add Polygon
Feature.
67
16. Digitasi sawah dilakukan dengan langkah yang sama dengan digitasi
rumah, namun simpan file layer dengan nama sawah.
68
18. Setelah digitasi lengkap, simpan file digitasi dengan klik ikon Save Project.
Pilih folder sesuai yang diinginkan untuk menyimpan file proyek digitasi.
69
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengertian Digitasi
Menurut Luthfina, dkk. (2019), digitasi adalah proses mengubah fitur
geografis dari peta analog (format raster) ke bentuk digital (format vektor) dengan
menggunakan digitizer yang terhubung dengan komputer. Digitizer sendiri
merupakan perangkat pada tabel digitizer yang digunakan untuk melacak fitur pada
peta analog, yang kemudian disimpan sebagai data spasial. Pemindaian juga dapat
dilakukan di layar, yaitu pemindaian di layar komputer oleh perangkat lunak, dari
proses ini secara otomatis akan diketahui informasi terkait penggunaan lahan,
termasuk keberadaan infrastruktur dan lain-lain (Utomo, E., dkk., 2022). Dalam
konteks manajemen sumber daya alam atau lingkungan, digitasi dapat membantu
dalam pemantauan dan pengelolaan area, termasuk inventarisasi vegetasi,
pemantauan perubahan lahan, dan analisis dampak lingkungan.
71
3. Sebagai integrasi data. Data dari berbagai sumber dapat diintegrasikan ke
dalam peta digital, hal tersebut dapat memungkinkan pengguna untuk
melihat hubungan antara berbagai informasi geografis.
4. Data spasial yang didigitasi dapat digunakan dalam pemodelan geografis
untuk simulasi dan perencanaan.
5. Peta digital yang dihasilkan dari digitasi memungkinkan visualisasi yang
lebih baik dan fleksibel, termasuk zoom in dan zoom out untuk memahami
detail atau gambaran keseluruhan wilayah.
Dengan adanya penerapan digitasi ini mampu memberikan perhitungan
luasan lahan yang difungsikan sebagai bangunan pada wilayah pemukiman Desa
Panggul Trenggalek. Selain itu, proses digitasi sendiri mampu menemukan hasil
penataan antar jalan, pemukiman, dan sawah yang kurang representatif. Dengan
demikian, digitasi memainkan peran penting dalam mengubah data geografis dari
format analog ke format digital, meningkatkan ketersediaan dan kemanfaatan
informasi geospasial.
72
BAB 4. PENUTUP
Abbasi, R., Martinez, P., & Ahmad, R. 2022. The digitization of agricultural
industry–a systematic literature review on agriculture 4.0. Smart
Agricultural Technology. 2: 100042.
Adil, A., dan Kom, S. 2017. Sistem Informasi Geografis. Penerbit Andi.
Aditya, F. 2021. Analisis variabilitas curah hujan di Kalimantan Barat tahun 1991-
2020. Buletin Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2(3): 9-17.
Arif, N. 2019. Studi Komparasi Kriging dan IDW untuk Estimasi Spasial Bahan
Organik Tanah. Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian.
17(2): 83-87.
Ariyanto, A., Kurniawan, D. E., & Fatulloh, A. 2018. Rancang Bangun Aplikasi
WebGIS untuk Pemetaan Kondisi Sosial Ekonomi Kota Batam. Journal of
Applied Informatics and Computing, 2(1), 27-30.
Farid, M., Ridwan, I., Adzima, A.F., Anshori, M.F. 2021. Penggunaan Pesawat
Tanpa Awak (Drone) Dalam Melakukan Pemantauan Dan Identifikasi
Otomatis Pada Pertanaman Jagung Di Kelompok Tani Pattarowangta,
Kabupaten Takalar. Dinamika Pengabdian, 7(1): 191-201.
Hammami, S., Zouhri, L., Souissi, D., Souei, A., Zghibi, A., Marzougui, A., and
Dlala, M. 2019. Application of the GIS based multi-criteria decision
analysis and analytical hierarchy process (AHP) in the flood susceptibility
mapping (Tunisia). Arabian Journal of Geosciences, 12, 1-16.
Ikhwana, N., & Hapsari, D. R. 2019. Aplikasi drone wawasan tani untuk pertanian
di simpang lima, sungai besar, selangor. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat
(PIM), 1(1).
74
ekonomi akibat banjir di Kabupaten Bandung. Jurnal Pendidikan
Teknologi danKejuruan. 17(2): 231-242.
Khouni, I., Louhichi, G., dan Ghrabi, A. 2021. Use of GIS based inverse distance
weighted interpolation to assess surface water quality: case of Wadi El
Bey, Tunisia. Environmental Technology & Innovation. 24: 101892.
M. 2019. Prospect of a GIS based digitization and 3D model for a better management
and land use in a specific micro-areal for crop trees. Environmental
Engineering andManagement Journal. 18(6): 1269-1277.
Mahful, R. 2023. ArchGIS untuk pemula. Sumatera Barat: CV. Mitra Cendekia
Media.
Mamonto, A. M., Umagapi, D., dan Ambarita, A. 2020. Perancangan aplikasi gis
lokasi pariwisata di pulau morotai. IJIS-Indonesian Journal on
Information System, 5(1): 56-65.
Muflih, G. Z., Sunardi, S., dan Yudhana, A. 2019. Jaringan saraf tiruan
backpropagation untuk prediksi curah hujan di Wilayah Kabupaten
Wonosobo. MUST: Journal of Mathematics Education, Science and
Technology. 4(1): 45-56.
Muthusamy, M., Casado, MR, Butler, D., & Leinster, P. 2021. Memahami
pengaruh resolusi Model Ketinggian Digital dalam pemodelan banjir
fluvial perkotaan. Jurnal Hidrologi. 596: 126088.
Nurhijriah, L., Ruhiat, Y., Saefullah, A., dan Rostikawati, D.A. 2022. Distribusi
curah hujan rata-rata menggunakan metode Isohyet di Wilayah
Kabupaten Tangerang. Newton-Maxwell Journal of Physics. 3(2): 46-55.
75
Palamakumbura, R., Krabbendam, M., Whitbread, K., & Arnhardt, C. 2020. Data
acquisition by digitizing 2-D fracture networks and topographic
lineaments in geographic information systems: further development and
applications. Solid Earth. 11(5); 1731-1746.
Pangestika, M., Hohary, M., Suprihati., Agus, Y.H., Widyawati, N., Herawati,
M.M., Sutrisno, A.J., Handoko, Y.A., Simamora, L., Zebua, D.D.N.,
Nadapdap, H.J., Prihtanti, T.M., Yuliawati., Nuswantara, B., Maria. 2020.
Smart farming: pertanian di era revolusi industry 4.0. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Prayitno, G., Kaunang, G. N., dan Natsir, A. A. 2023. Mapping rainfall [isohyet] in
areas with a shortage of rain stations using manual station technique and
prectotcorr merra-2 data analysis. Jurnal Teknik Informatika (Jutif). 4(4):
819-830.
Rizal, C., Susanto, A., Arief, M. H., Irfan, A., Samosir, K., Khadafi, S., ... dan
Permana, A. A. 2023. Sistem Informasi Geografis. Get Press Indonesia.
Ryka, H., Kencanawati, M., & Syahid, A. 2020. Sistem Informasi Geografis (GIS)
dengan Arcgis dalam Pemanfaatan Analisis Banjir di Kelurahan
Sepinggan: Geographic Information System (GIS) with Arcgis in
Utilizing Flood Analysis in Sepinggan Village. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
TRANSUKMA. 3(1): 42-51.
Sestraş, P., Sălăgean, T., Bilașco, S., Bondrea, M. V., Naș, S., Fountas, S., &
Cîmpeanu, S.
Setiawan, Y., Suprianto, S. A., Wijanarko, A., Rini, D. S., dan Yusa, M. 2022.
Pemetaan Kelompok Sebaran Titik Gempa Bumi Mentawai Dengan
Metode K-Medoids Clustering. Jurnal Teknoinfo, 16(1), 124-131.
Suharyo, O. S., & Hidayah, Z. 2019. Pemanfaatan Citra Satelit Resolusi Tinggi
Untuk Identifikasi Perubahan Garis Pantai Pesisir Utara Surabaya. Jurnal
Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology. 12(1):
89-96.
76
Sutisna, A. S., & Putro, H. Evaluasi Tingkat Akurasi Digital Elevation Model
(DEM) SRTM dan ASTER GDEM dalam Pemodelan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Ciliwung. 2018. Media Komunikasi Teknik Sipil, 24(2),
105-112. ISO
Trisandi, S. 2021. Penyusunan database reboisasi hutan dan lahan berbasis peta
drone di wilayah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) Pesisir Barat Provinsi
Lampung. Thesis. Politeknik Negeri Lampung.
Ujung, A. T., Nugraha, A. L., & Firdaus, H. S. 2019. Kajian pemetaan risiko
bencana banjir kota semarang dengan menggunakan sistem informasi
geografis. Jurnal Geodesi Undip. 8(4): 154-164.
Utomo, E., Fadila, A. N., & Pratama, M. (2022). Penggambaran Peta Wilayah Desa
Periuk Kabupetan Tana Tidung dengan Analisis Luas Bangunan Penduduk
berdasarkan Teknik Digitasi On-Screen. Indonesian Journal of
Community Empowerment and Service (ICOMES), 2(2), 83-88.
Utomo, E., Fadila, A. N., & Pratama, M. 2022. Penggambaran Peta Wilayah Desa
Periuk Kabupetan Tana Tidung dengan Analisis Luas Bangunan Penduduk
berdasarkan Teknik Digitasi On-Screen. Indonesian Journal of
Community Empowerment and Service (ICOMES). 2(2): 83-88.
Yilmaz, E., and Bilgilioglu, S.S. 2022. MCDM: Plug-In Quantum GIS baru untuk
analisis pengambilan keputusan multi kriteria. Hari Geoinformasi
Antarbenua, 5: 90-93.
Yuniawatika, Y., Sasmito, D. A., Pratisia, T., Sembiring, D. M., dan Ananda, M.
2022. Pemanfaatan Citra USGS dan Google Earth untuk Pembuatan Peta
Tematik Desa Jambesari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(4), 530-539.
Zufria, I., Andriana, S. D., dan Lubis, M. Z. 2019. Sistem Informasi Geografis
Lahan Pertanian Pada Kecamatan Bandar Khalifah Berbasis
Pemetaan. Jistech (Journal of Islamic Science and Technology), 4(2).
77