Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum matakuliah sistem informasi geografis

Disusun Oleh :

Nama : Usman Abdul aziz

NPM : 24031217086

Kelas : Agroteknologi/C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GARUT

2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, penggunaan teknologi
informasi semakin pesat. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi merupakan salah satu unsur
penting dalam kehidupan manusia. Dalam berbagai aspek, teknologi telah menjadi bagian
dari perkembangan hidup manusia. Teknologi mencerminkan modernisasi yang memicu pada
persaingan untuk menjadi yang terbaik. Dalam kemajuan teknologi lebih di tuntut untuk
dapat menguasai berbagai ilmu di bidang komputer salah satunya adalah Sistem Informasi
Geografis (SIG).
Penggunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) meningkat tajam sejak tahun 1980-an.
Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi dikalangan pemerintah, militer, akademis, bahkan
dunia bisnis terutama di negara-negara maju. Bakosurtanal menjabarkan SIG sebagai
kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi,
dan personel yang didesain untuk memperoleh, menyimpan,memperbaiki, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem basis data dengan kemampuan
analisis untuk data yang tereferensi secara spasial. SIG memiliki kemampuan untuk
mengintegrasikan data spasial dan data atribut sehingga dalam analisisnya mampu
menghasilkan informasi yang diinginkan. SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang
berbasis komputer, walaupun pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara manual, SIG yang
berbasis komputer akan sangat membantu ketika data geografis merupakan data yang besar
(dalam jumlah dan ukuran) dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik
tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data
yang diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis
dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya.
Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend,
pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi
lainnya.
Salah satu aplikasi dari Sistem Informasi Geografis adalah pembuatan peta tematik
seperti peta fasilitas umum. Peta fasilitas umum terdiri dari fasilitas kesehatan, pasar, saluran
air, jalan, perkantoran, pemukiman, kantor polisi, pemakaman umum dan lain-lain. Pada
laporan ini, akan dibahas mengenai pembuatan peta fasilitas umum di Kabupaten
Banyuwangi yang terdiri dari
fasilitas kesehatan, pemakaman umum dan kantor polisi.

1.2. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar dan teori pembuatan SIG
2. Mahasiswa mampu membuat perancangan SIG
3. Mahasiswa mampu mengetahui rancangan suatu sistem informasi geografis
dengan database yang terintegrasi khususnya untuk mengetahui informasi
fasilitas umum (kesehatan, polisi, dan makam) yang tersebar di Kabupaten
Banyuwangi.
4. Mahasiswa mampu melakukan konversi data .dwg menjadi data *.shp
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Informasi Geografis (SIG)
2.1.1. Definisi SIG
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan
data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan
dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan
transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Sistem informasi geografis (SIG)
memiliki beberapa definisi dari beberapa para ahli. Berikut ini definisi SIG menurut beberapa
ahli :
 Kang-Tsung Chang (2002) mendefinisikan SIG sebagai a computer system for capturing,
storing, querying, analyzing, and displaying geographic data (Aini, 2009).
 Murai (1999) mengartikan SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan
data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan
dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan,
transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya (Elly, 2009).
 Menurut Aronoff (1993), SIG merupakan sistem yang berbasis komputer yang digunakan
untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis (Elly, 2009).
 Bernhardsen (2002) mendefinisikan SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk
memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data,
penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan
pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta
analisa data (Elly, 2009).
 Menurut Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukungn pengambilan
keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsideskripsi
lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang
ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang
diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat
lunak dan struktur organisasi (Aini, 2009).
 Burrough (1986) mendefinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer
yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis
dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan
untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan
(Aini, 2009).

2.1.2. Sejarah SIG


Awal dikenalnya SIG tidak lepas dari adanya kemajuan dalam bidang
teknologi terutama komputer. Selama perang dunia kedua pemrosesan data
mengalami kemajuan yang pesat terutama untuk memenuhi kebutuhan
militer dalam memprediksi trayektori balistik. Pada awal tahun 1960-an
perkembangan dalam ilmu komputer semakin pesat dan siap digunakan
untuk bidang lain di luar militer. Para ahli meteorologi, geologi, dan geofisika
mulai menggunakan komputer dalam pembuatan peta.
Tahun 1963 di Kanada muncul CGIS (Canadian Geographic Information
System), dan selanjutnya menjadi SIG pertama di dunia. Dua tahun kemudian
di Amerika Serikat beroperasi sistem serupa bernama MIDAS yang digunakan
untuk memproses data-data sumber daya alam.
2.1.3. Komponen SIG
Gambar

Sistem Informasi Geografis memiliki beberapa komponen agar dapat


berfungsi. John E. Harmon, Steve J. Anderson berpendapat bahwa komponen
SIG terdiri atas hardware, software, data, metode, aplikasi, dan manusia.
Berikut ini merupakan penjelasan dari setiap komponen SIG :
a. Hardware
Hardware merupakan perangkat keras yang dibutuhkan untuk
menjalankan sistem komputer. SIG memerlukan spesifikasi komponen
hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem
informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data-data yang digunakan
dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam
proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang
cepat. Beberapa contoh perangkat keras yang digunakan dalam SIG adalah
sebagai berikut :
 CPU (Unit Pemrosesan Utama)
 RAM
 Storage (Penyimpanan)
 Input Device
 Output Device
 Peripheral Lainnya (Modem, ISP, Router, Ethernet, dll)
 Scanner
 GPS
 Digitizer
 Plotter
b. Software
Software, merupakan perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang
memiliki kemampuan pengolahan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan
penayangan data spasial. Perangkat lunak ini tersedia dalam bentuk paket –
paket perangkat lunak yang masing – masing terdiri dari multi program
yang terintegrasi untuk mendukung kemampuan khusus untuk pemetaan,
manajemen dan analisis data geografi. Pemilihan perangkat lunak SIG sangat
bergantung pada sejumlah factor, termasuk tujuan – tujuan aplikasi, biaya
pembelian dan pemeliharaan, kesiapan dan kemampuan personil – personil
pengguna dan agen perangkat lunak yang bersangkutan. Beberapa contoh
perangkat lunak yang digunakan d dalam SIG adalah sebagai berikut :
 MapInfo  Arc View
 ArcGIS
 AutoCad
 Auto Desk Map
 TNT Mips
 GRASS
 Knoppix GIS
c. Data
Data SIG disebut data geospatial dan dibedakan menjadi data grafis
(geometris) dan data attribute (data tematik). Data grafis mempunyai tiga
elemen : titik (node), garis(arc), dan luasan/ area(polygon), dalam bentuk
vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk,
posisi, dan arah. 7(tujuh) fenomena geografis yang dapat diwakili dalam
bentuk titik, garis, dan polygon/area, yaitu: data kenampakan, unit area,
jaringan topologi, catatan sampel, data permukaan bumi, label/teks pada
data, symbol data.
d. Aplikasi
Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan mengolah data menjadi
informasi misalnya penjumlahan, klasifikasi, tabulasi dan lainnya
e. Metode
Metode merupakan cara/tahapan yang dilakukan dalam pengoperasian
SIG mulai dari awal sampai akhir.
f. Manusia
Manusia merupakan orang yang mengoperasikan atau menggunakan
peranti SIG dalam pekerjaannya
2.1.4. Jenis – Jenis Data SIG
Jenis data SIG dibedakan menjadi data spasial dan data atribut :
a. Data Spasial (keruangan)
Data spasial merupakan data yang mempresentasikan aspek keruangan
dari suatu fenomena atau mengidentifikasikan posisi geografis suatu
Laporan Praktikum SIG
“Pembuatan Peta Persebaran Fasilitas Umum Berbasis SIG”
JURUSANTEKNIKGEOMATIKA–FTSP–ITSSURABAYA2015
Page 7
fenomena. Contoh data spasial antara lain letak suatu wilayah, posisi sumber
minyak bumi,dsb. Bentuk-bentuk data spasial adalah sebagai berikut :
 Titik (dot), contoh : posisi terminal
 Garis (poly line), contoh : jaringan jalan raya
 Area (polygon), contoh : wilayah kecamatan
b. Data Atribut (deskripsi)
Data atribut merupakan data yang mempresentasikan aspek-aspek
deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam bentuk
kata-kata, angka, atau tabel. Contoh data atribut misalnya kepadatan
penduduk, jenis tanah, dsb. bentuk-bentuk data atribut:
 Data kuantitatif (angka-angka/statistik), contoh: jumlah penduduk
 Data kualitatif (kualitas/mutu), contoh: tingkat kesuburan tanah
2.1.5. Sumber Data SIG
Sumber Data SIG dapat berasal dari data penginderaan jauh, data
terestris, maupun data peta. Berikut ini meruakan penjelasan dari masing –
masing sumber data SIG.
a. Data Penginderaan Jauh
Berupa citra, baik citra foto maupun non foto. Apabila sumber data
berupa foto udara, maka harus diolah terlebih dahulu dengan cara
interpretasi, kemudian disajikan dalam bentuk peta. Namun, apabila data
berupa citra satelit yang sudah dalam bentuk digital, maka dapat langsung
digunakan setelah koreksi seperlunya.
b. Data Terestris
Data terestris merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran
lapangan.
c. Data Peta
Data peta merupakan data yang sudah dalam bentuk peta yang siap
digunakan.
BAB IV

BAHAN DAN METODE

A. Bahan dan meode


- Data niali erosi di Kabupaten Garut
B. Metodelogi
- Penetapan kriteria
- Standarisasi Faktor kriteria
- Penetapan bobot untuk Setiap Faktor
- Implemen Algoritma MCE
BAB V

PEMBAHASAN

1. Data isian

Tabel Sebaran Luasan Erosi di 5 Kecamatan di Kabupaten Garut

Nilai Erosi
Luas
Kecamatan/Desa Sedan
(ha)
Rendah g Tinggi
1799,1
KEC. GARUT KOTA 1
DESA CIMUNCANG 485,24 44,32 529,56
DESA CIWALEN 25,55 25,55
DESA KOTAKULON 98,16 57,37 155,53
DESA KOTAWETAN 53,65 38,48 92,13
DESA MARGAWATI 34,54 257,77 292,31
DESA MUARA
SANDING 168,57 82,62 251,19
DESA PAKUWON 42,36 42,36
DESA PAMINGGIR 77,32 77,32
DESA REGOL 51,48 51,48
DESA SUKAMANTRI 176,78 176,78
DESA SUKANEGLA 17,83 87,07 104,90
KEC. PASIRWANGI 96,09 44,83 140,92
DESA BARUSARI 58,99 46,25 105,24
DESA
KARYAMEKAR 156,6 150,4 150,4
DESA PADAASIH 50,08 64,99 62,64 127,63
DESA PADAAWAS 152,98 4,53 157,51
DESA PADAMUKTI 52,04 153, 94 0
DESA PADAMULYA 154,19 154,19
DESA PADASUKA 88,74 88,74
DESA PASIRKIAMIS 12,04 5,86 17,9
DESA PASIRWANGI 96,09 44,83 140,92
DESA SARIMUKTI 279,47 36,05 120,24 156,29
DESA SIRNAJAYA 133,1 49,07 182,17
DESA TALAGA 138,87 123,81 262,68
KEC. SAMARANG 117,91 148,97 266,88
DESA CINTAASIH 27,39 4,53 79,57 84,1
DESA CINTAKARYA 185, 68 12,24 7,7 19,94
DESA CINTARASA 12,25 184,53 196,78
DESA CINTARAYAT 26,29 131,55 157,84
DESA CISARUA 374,37 447,74 822,11
DESA PARAKAN 10,69 57,13 57,13
DESA SAMARANG 148,87 117,91 266,78
DESA SIRNASARI 32,29 94,6 94,6
DESA SUKAKARYA 15,09 112,01 127,1
DESA
SUKALAKSANA 97,86 4,85 4,85
111,7
DESA SUKARASA 6 71,77 183,53
DESA TANJUNG
KARYA 305,70 327,73 353,72 987,15
KEC. TAROGONG 5323,2
KALER 4
DESA 1198,0 1198,0
CIMANGANTEN 9 9
DESA JATI 285,68 285,68
DESA LANGENSARI 50,51 50,51
DESA MEKARJAYA 90,97 277,09 34,18 402,01
DESA 140,8
MEKARWANGI 5 140,85
DESA PANANJUNG 59,00 45930 518,29
140,7
DESA PANJIWANGI 158,79 8 257,95 557,51
DESA PASAWAHAN 59,63 60,76 224,29 891, 68
DESA 205 225, 13,64 13,64
RANCABANGO 60
DESA
TANJUNGKAMUNIN
G 305,70 327,73 353,72 987,15
KEC. TAROGONG 2035,4
KIDUL 9
147,0
DESA CIBUNAR 9 147,09
DESA
HAURPANGGUNG 112,26 112,26
DESA JAYARAGA 12,59 12,59
DESA JAYAWARAS 44,29 38,35 82,64
DESA KERSAMENAK 170,81 40,99 40,99
DESA MEKARGALIH 6,15 58,2 23,14 81,34
DESA PATARUMAN 31,69 31,69
DESA SUKABAKTI 58,67 7,84 66,51
DESA SUKAGALIH 35,25 35,25 11,81 47,06
DESA SUKAJAYA 9,64 90,25 10,52 100,77
DESA SUKAKARYA 391,28 26,24 417,52
DESA TAROGONG 10,09 10,09

2. Peta MCE erosi


3. Erosi dan proses terjadinya
Erosi merupakan peristiwa berpindahnya tanah atau bagian-bagian tanah dari
suatu tempat ke tempat lain oleh media alam, seperti: angin dan air. Pada daerah
beriklim tropika basah seperti di Indonesia proses erosi umumnya disebabkan oleh air,
sedangkan pada daerah yang beriklim kering penyebab utama terjadinya erosi adalah
angin (Arsyad, 2006).
Proses terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor hidrologi terutama
intensitas hujan, topografi, karakteristik tanah, vegetasi penutup lahan, dan tata guna
lahan. Sejarah erosi berhubungan dengan terjadinya alam dan keberadaan manusia
dimuka bumi ini. Erosi alam terjadi melalui pembentukan tanah untu
mempertahankan keseimbangan tanah secara alamiah. Erosi karena kegiatan manusia
disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam
yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan
konstruksi yang bersifat merusak keadaan fisik tanah.
Menurut proses kejadiannya, maka erosi dibedakan kedalam:
a. Erosi geologi
Erosi geologi terjadi sejak permukaan bumi terbentuk yang menyebabkan
terkikisnya batuan sehingga terjadilah bentuk morfologi permukaan bumi seperti yang
terdapat sekarang ini.
b. Erosi normal
Erosi normal atau erosi alami merupakan proses pengangkutan tanah atau
bagian-bagian tanah yang terjadi dibawah keadaan alami. Proses erosi alam terjadi
dengan laju yang lambat, sehingga memungkinkan terbentuknya lapisan tanah yang
tebal yang mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal.
c. Erosi dipercepat
Erosi dipercepat atau erosi karena yang disebabkan oleh campur tangan
manusia merupakan proses pengangkutan tanah dengan laju yang jauh lebih cepat dari
pembentukan tanah yang dapat menimbulkan kerusakan tanah akibat perbuatan
manusia dalam mengelola sumber daya alam.
Sedangakan menurut bentuknya, erosi terdiri dari:
(a) Erosi percikan
Erosi percikan merupakan hasil erosi yang disebabkan oleh energi kinetik air
hujan yang menyebabkan terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas.
(b) Erosi lembar
Erosi lembar atau biasa juga disebut erosi kulit merupakan proses
pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan tanah. Erosi
lembar terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah didaerah berlereng terkikis oleh
lapisan kombinasi air hujan dan air larian (run off). Tipe erosi ini disebabkan oleh
kombinasi air hujan dan air larian yang mengalir ketempat yang lebih rendah.
(c) Erosi alur
Erosi alur adalah proses terangkutnya tanah dari alur-alur tertentu pada permukaan
tanah. Erosi alur terjadi oleh aliran air larian sehingga menyebabkan pengelupasan
yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah kemudian terkonsentrasi
didalam saluransaluran air. Hal ini terjadi ketika air larian masuk kedalam cekungan
permukaan tanah kecepatan air larian meningkat, dan akhirnya terjadilah angkutan
sedimen.
Pada gambar peta di atas erosi dibagi menjadi 3 warna yaitu hijau rendah,
kuning sedang dan merah tinggi.

Erosi tinggi ditandai dengan warna merah Dikecamatan samarang adapun


adapun desa yang menjadi tempat yang punya erosi tinggi di kecamatan samarang
yaitu desa DESA CINTAASIH DESA CINTAKARYA DESA CINTARASA DESA
CINTARAYAT DESA CISARUA DESA PARAKAN DESA SAMARANG DESA
SIRNASARI DESA SUKAKARYA DESA SUKALAKSANA DESA SUKARASA
DESA TANJUNG KARYA dengan total luasan yaitu 5335.43 Ha, Dan adapun yang
memiliki erosi sedang ditandai dengan warna hijau yaitu di Keamatan garut Kota dan
yang memiliKi daerah erosi tinggi dan rendah yaitu Kecamatan Tarogong Kidul dan
Kaler
BAB VI

KESIMPULAN

Dari Data Di Atas Dapat Disimpul kan Bahwa Pada Peta Mce Terdapat Warna
Yang Menunjukan Bahwa Daerah Tersebut Memiliki Tingkat Erosi Yang Berbeda Beda
Sesuai Ketinggian Tempat Tempat Tertentu Dan Erosi Tertinggi Ditunjukan Oleh Daerah
Yang Diberi Warna Merah, Sedangkan Tingkat Erosi Sedang Ditunjukan Dengan Warna
Kuning Dan Rendah Ditunjukan Dengan Warna Hijau
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S., 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.
Asdak, C., 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
As-syakur, A.R., 2008b. Prediksi Erosi dengan Metode USLE dan SIG, (Online),
Pristianto, H. (2018, May 15). Teori Aliran Sedimen Dalam Pipa.
http://doi.org/10.17605/OSF.IO/BFV7G
Pristianto, H. (2010, October 6). Sistem Pengurasan Untuk Pembersihan Pipa Fluidisasi.
http://doi.org/10.17605/OSF.IO/TAQ8H

Anda mungkin juga menyukai