Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI BIDANG KESEHATAN

Penulis : PUTRI AYU

Gmail : yuayuuu22@gmail.com

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-
aplikasinya telah dikenal secara luas sebagai alat bantu (proses) pengambilan keputusan. Sebagian besar
institusi pemerintah, swasta, akademis, maupun non akademis juga individu yang memerlukan informasi
yang berbasiskan data spasial telah mengenal dan menggunakan system ini. Perkembangan ini diikuti
oleh membanjirnya produk teknologi SIG di pasar – pasar Indonesia, demikian cepat arus datangnya
produk-produk teknologi informasi yang multi-disiplin ini sudah sepatutnya juga diikuti dengan
kemampuan dalam memahami pengertian system, data dan, system informasi geografis agar bisa
mengim

Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) saat ini telah berkembang dengan cepat. Bahkan
pemanfaatannya tidak hanya terbatas di bidang geografi saja tetapi telah merambah ke berbagai bidang,
tidak terkecuali dalam bidang kesehatan. Di bidang kesehatan masyarakat sendiri, teknologi ini banyak
dimanfaatkan para praktisi kesehatan untuk menganalisis kesenjangan dalam memperoleh pelayanan
kesehatan, menganalisis kejadian luar biasa (KLB) suatu penyakit, dan menilai priotitas penggunaan
sumber daya yang terbatas untuk meningkatkan level kesehatan masyarakat (Riner et al., 2004). Teknik
visualiasi data dalam bentuk pemetaan dalam SIG dapat menjadi salah satu cara efektif untuk
meyakinkan pengambil kebijakan di berbagai level administratif untuk menentukan prioritas masalah
kesehatan serta memilih program – program kesehatan yang paling sesuai untuk diimplementasikan di
institusi kesehatan di berbagai daerah dan kabupaten. Bahkan SIG juga dapat juga digunakan sebagai
bahan pembelajaran untuk mengevaluasi program – program kesehatan masyarakat yang telah
diaplikasikan pada periode sebelumnya (United Nations Economic Commision of Africa, 2005). Lebih
khusus, di bidang statistik kesehatan, SIG dapat digunakan untuk menganalisis, dan memetakan data –
data kesehatan, seperti pemetaan distribusi geografis dari suatu populasi beresiko, distribusi penyakit
dan masalah kesehatan, distribusi lokasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan analisis faktor resiko
kejadian penyakit,. Bahkan, teknologi ini dapat digunakan untuk menilai hubungan antara faktor resiko
dan dampak kesehatan yang ditimbulkan dari suatu masalah kesehatan lingkungan, dan akibat penyakit
– penyakit menular serta penyakit bawaan vektor . Hasil analisis tersebut dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan target populasi dan target wilayah yang menjadi prioritas untuk
dilakukan suatu upaya intervensi kesehatan (Cromley & McLafferty, 2011).
PEMBAHASAN

Ambil di download

Data dan Informasi

Seringkali istilah informasi dan data agak rancu karena kedua istilah tersebut sering digunakan secara
bergantian dan saling tertukar, meskipun kedua istilah ini sebenarnya merujuk pada masing-masing
konsep yang berbeda. Data merupakan bahasa mathematical dan simbol-simbol pengganti lain yang
disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep dan objek-
objek penting lainya., data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts). Sedangkan informasi
adalah data yang ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya ( John, 1983 dalam
Prahasta, 2002).

SIG (Sistem informasi geografi )

Definisi SIG (Sistem informasi geografi ) sangatlah beragam, karena memang defenisi SIG (Sistem
informasi geografi ) selalu berkembang, bertambah dan sangat bervariasi, dibawah ini adalah beberapa
definisi SIG (Sistem informasi geografi ) :

1. Kang-Tsung Chang (2002), mendefinisikan SIG (Sistem informasi geografi ) sebagai : is an a computer
system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data.

2. Arronoff (1989), mendefinisiskan SIG (Sistem informasi geografi ) sebagai suatu sitem berbasis
komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan
data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),manipulasi dan analisis data, serta
keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

3. Menurut Gistut (1994), SIG (Sistem informasi geografi ) adalah sistem yang dapat mendukung
pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan
karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG (Sistem informasi geografi )
yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial perangkat keras,
perangkat lunak dan struktur organisasi.

4. Burrough (1986) mendefinisikan SIG (Sistem informasi geografi ) adalah sistem berbasis komputer
yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali
data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan
perencanaan.

Dari defenisi-definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG (Sistem informasi geografi ) terdiri atas
beberapa subsistem yaitu: data input, data output, data management , data manipulasi dan analysis
(Prahasta, 2005)
Keunggulan SIG (Sistem informasi geografi ) :

a. Cara kerjanya : C.A.T. (Cepat, Akurat, Tepat)

b. Hemat : biaya, waktu dan tenaga

c. Dapat menampilkan peta 3 dimensi

d. Mudah menghasilkan peta-peta tematik

e. Dapat memvisualisasikan data spasial dan data atribut sekaligus

f. Menghasilkan data spasial dengan integritas geometri mendekati keadaan sebenarnya

2.3.2 Jenis SIG (Sistem informasi geografi ) :

a. Sistem manual (analog)

b. Sistem otomatis (yang berbasis digital komputer)

Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya.

1. Sistem informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar
transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan.
Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer

2. Sistem informasi geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data
melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto
udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi

SUBSISTEM SIG (Sistem informasi geografi )

1. Subsistem Masukan ( input )

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai
sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab mengkonversi atau mentransformasi format – format
data asli ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG (Sistem informasi geografi )

2. Subsistem Manajemen

Subsistem ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam sebuah system basisdata
sedemikian rupa sehingga data spasial tersebut mudah dicari,di update, dan di edit.

3. Subsistem Manipulasi dan Analisis


Subsistem ini menentukan informasi – informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG (Sistem informasi
geografi ). Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.

4. Subsitem Keluaran ( output ) & Penyajian ( display )

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data, baik dalam
bentuk softcopy maupun hardcopy, dalam format table, grafik, peta atau format lainnya.

KOMPONEN SIG (Sistem informasi geografi )

A. Sistem Komputer

Sistem computer terdiri dari hardware dan software untuk keperluan masukan, penyimpanan,
pengolahan, analisis, dan tampilan informasi.

1. Perangkat keras (hardware)

2. Perangkat lunak (software)

B. Data Spasial

Data merupakan bahan dasar yang diolah atau diproses sehingga menjadi informasi yang dapat
digunakan untuk keperluan tertentu.

C. Pengguna (user)

Teknologi SIG (Sistem informasi geografi ) tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem
dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata Suatu proyek SIG (Sistem
informasi geografi ) akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang
memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

MEMPEROLEH DATA SIG (Sistem informasi geografi )

Memperoleh data SIG (Sistem informasi geografi ) tentu tidak mudah harus melewati tahapan sebagai
berikut.

a) Survei lapangan.

Pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan data non-fisik (data sosial,
politik, ekonomi dan budaya)

b) Sensus.
Dengan pendekatan kuesioner, wawancara dan pengamatan; pengumpulan data secara nasional dan
periodik (sensus jumlah penduduk, sensus kepemilikan tanah).

c) Statistik

Merupakan metode pengumpulan data periodik/per-interval-waktu pada stasiun pengamatan dan


analisis data geografi tersebut, contoh: data curah hujan.

d) Tracking.

Merupakan cara pengumpulan data dalam periode tertentu untuk tujuan pemantauan atau pengamatan
perubahan, contoh: kebakaran hutan, gunung meletus, debit air sungai.

e) Penginderaan jarak jauh (inderaja).

Merupakan ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi suatu obyek, wilayah atau fenomena melalui
analisis data yang diperoleh dari sensor pengamat tanpa harus kontak langsung dengan obyek, wilayah
atau fenomena yang diamati (lillesand & kiefer, 1994).

FASILITAS STANDAR SIG (Sistem informasi geografi )

Ada beberapa fasilitas standart untuk SIG (Sistem informasi geografi ) yaitu

a. Legenda (legend) adalah keterangan tentang obyek-obyek yang ada di peta, seperti warna hijau
adalah hutan, garis merah adalah jalan, simbol buku adalah universitas, dan sebagianya.

b. Skala adalah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran sebenarnya.

c. zoom in / out adalah Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan diperkecil dengan zoom
out.

d. Pan Dengan fasilitas pan peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki.

e. Searching Fasilitas ini digunakan untuk mencari dimana letak suatu feature. Bisa dilakukan
dengan meng-inputkan nama atau keterangan dari feature tersebut.

f. Pengukuran Fasilitas ini dapat mengukur jarak antar titik, jarak rute, atau luas suatu wilayah
secara interaktif

g. Informasi Setiap feature dilengkapi dengan informasi yang dapat dilihat jika feature tersebut diKlik.
Misal pada suatu SIG jaringan jalan, jika diklik pada suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan
tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang berhubungan dengan
jalan itu.

h. Link Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula meghubungkan data feature pada
peta dengan data dalam bentuk lain seperti gambar, video, ataupun web. Pada gambar 5 adalah contoh
link dari peta tentang probolingo yang jika di klik di bagian gunung Bromo akanmemunculkan video,
gambar-gambar, dan web tentang gunung Bromo.

MANFAAT SIG BAGI BIDANG KESEHATAN

Sistem informasi geografi dapat digunakan untuk menentukan distribusi penderita suatu penyakit, pola
atau model penyebaran penyakit. Penentuan distribusi unit – unit rumah sakit ataupun puskesmas –
puskesmas, fasilitas – fasilitas kesehatan maupun jumlah tenaga medis dapat pula dilakukan dengan
SIG (Sistem informasi geografi ).

Menurut WHO, SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam kesehatan masyarakat dapat digunakan antara
lain :

Menentukan Distribusi Geografis Penyakit.

Analisis trend Spasial dan Temporal

Pemetaan Populasis Berisiko

Stratifikasi Faktor risiko

Penilaian Distribusi Sumberdaya.

Perencanaan dan Penentuan Intervensi.

Monitoring Penyakit.

Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG (Sistem informasi geografi ) dalam bidang
Kesehatan Masyarakat berdasarkan analisa CDC:

Memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Dalam
mendukung fungsi ini, SIG (Sistem informasi geografi )dapat digunakan untuk memetakan kelompok
masyarakat serta areanya berdasarkan status kesehatan tertentu, misalnya status kehamilan.

Mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko kesehatan di masyarakat. Sebagai contoh,
seorang epidemioloSIG sedang mengolah data tentang kasus asma yang diperoleh dari Rumah Sakit,
Puskesmas, dan Pusat – Pusat Kesehatan lainnya di masyarakat, ternyata dia menemukan terjadi
kenaikan kasus yang cukup signifikan di suatu Rumah Sakit, maka kemudian dia mencari tahu data dari
pasien – pesien penderita asma di Rumah sakit. Ternyata ditemukan bahwa 8 dari 10 orang penderita
asma yang dirawat di Rumah Sakit tersebut bekerja di perusahaan yang sama. Demikian seterusnya
hingga kemudian SIG (Sistem informasi geografi ) dapat digunakan untuk memberikan data yang lengkap
mengenai pola pajanan kimia tertentu di perusahaan – perusahaan dalam suatu wilayah, yang
merupaka informasi yang penting untuk para karyawan. Informasi ini juga dapat diteruskan kepada ahli
– ahli terkait, dalam hal ini ahli K3 untuk melakukan penanganan lebih lanjut terhadap masalah yang
ditemukan.

Membangun dan menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah kesehatan. Dalam hal ini SIG (Sistem informasi geografi ) dapat digunakan untuk
melihat suatu pemecahan masalah kesehatan berdasarkan area tertentu dan kemudian memetakan
kelompok masyarakat yang potensial dapat mendukung program tersebut berdasarkan area – area
yang terdekat dengannya. Misalnya masalah imunisasi yang ada pada wilayah kerja tingkat RW atau
Posyandu, maka dapat dipetakan kelompok potensial pendukungnya yaitu Ibu – Ibu PKK yang dapat
diberdayakan sebagai kader pada Posyandu – Posyandu yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

Membangun kebijakan dan rencana yang mendukung usaha individu maupun masyarakat dalam
menyelesaikan masalah kesehatan. Contohnya dalam hal analisa wilayah cakupan Puskesmas. Dalam hal
ini SIG (Sistem informasi geografi ) digunakan untuk memetakan utillisasi dari tiap – tiap Puskesmas
oleh masyarakat sehingga dapat dibuat perencanaan yang jelas mengenai sumber daya kesehatan yang
perlu disediakan untuk Puskesmas tersebut disesuaikan dengan tingkat utilitasnya.

Anda mungkin juga menyukai