Anda di halaman 1dari 17

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN LOKASI APOTEK DI


WILAYAH KOTA PANGKALPINANG
BERBASIS WEB
Yang disusun oleh:
Kelompok 6
Umi Puspa Ningrum (050118A174)
Wahyudi Giovani (050118A179)
Yuliana Yoli Darata (050118A184)
Bambang Tri Atmojo (050118A188)
Latar Belakang Sistem Informasi Geografis
Meningkatnya pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), memicu banyaknya
studi yang menggunakan pendekatan spasial untuk menyajikan informasi kesehatan dalam
bentuk peta. Namun demikian, hampir sebagian besar studi menggunakan pendekatan spasial
hanya untuk menginvestigasi kejadian penyakit menular dan kejadian outbreak. Studi ini
dilakukan untuk melihat potensi pemanfaatan SIG untuk mengelola berbagai sumber data
terkait kesehatan.

Institusi pemerintah seperti Kementrian Kesehatan, dinas kesehatan baik kabupaten maupun
provinsi menggunakan data-data laporan rutin untuk diolah secara spasial. Institusi pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas, rumah sakit, dan balai pelayanan kesehatan juga mulai
menggunakan SIG untuk mengevaluasi kunjungan pasien. Sama halnya dengan penyedia
asuransi kesehatan, SIG dipandang penting dalam melakukan evaluasi distribusi kepesertaan
dan partner jaminan kesehatan. Sedangkan akademisi atau insitusi pendidikan seperti dosen,
peneliti dan mahasiswa memanfaatkan SIG untuk mencari hubungan sebab akibat kejadian
penyakit atau untuk proses pembelajaran dan pendidikan.
Pengertian SIG
Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, sumberdaya
manusia dan data yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan,
memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa
dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. SIG merupakan alat yang
bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan
dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia (Barrough, 1986). SIG
mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di
bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan
diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan
merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya.
Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend,
pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi
lainnya.
Cara Kerja SIG
1. Sistem informasi geografis dapat mempresentasikan dunia nyata (real world)
diatas monitor komputer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan dunia
nyata di atas kertas. Namun SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas daripada
lembaran peta kertas. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata, obyek-obyek
yang dipresentasikan diatas peta disebut unsur peta atau map features. Contoh : sungai,
jembatan, gedung, jalan, dan lainnya. Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur
berdasarkan lokasi-lokasinya, maka peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan
atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya.
Lanjutan Cara Kerja SIG
2. Sistem informasi geografis menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta
dengan atribut-atributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer. Sungai,
bangunan, jalan, laut, batas-batas administrasi, perkebunan dan hutan merupakan
contoh-contoh layer. Kumpulan dari layer ini akan membentuk suatu basis data
SIG. Dengan demikian, perancangan basis data merupakan hal yang esensial di
dalam SIG. Rancangan basis data akan menentukan efektifitas dan efisiensi proses-
proses masukan, pengelolaan dan keluaran SIG
Contoh Penerapan Riil SIG

• Bidang Pertanahan: sistem informasi pertanahan, manajemen pertanahan, dan


lain-lain
• Bidang Kependudukan: penyusunan data pokok, penyediaan informasi
kependudukan/sensus sosial ekonomi, sistem informasi Pemilu, dan lain-lain.
• Bidang Ekonomi, Bisnis & Marketing: penentuan lokasi-lokasi yang prosfektif untuk
Bank, Pasar swalayan, Kantor ATM, dan lain-lain.
• Bidang Militer: penyediaan data spasial untuk analisis rute-rute perjalanan logistik,
peralatan perang, dan sebagai tools untuk kebutuhan war game, dan lain-lain.
• Bidang Pendidikan: penentuan lokasi pendidikan, sistem informasi
pendidikan/akademis, dan lain-lain.
• Bidang Transportasi: inventaris jaringan transportasi, analisis kesesuaian dan
penentuan rute-rute alternatif transportasi, analisis lokasi rawan kemacetan dan
bahaya kecelakaan, dan lain-lain.
Laporan yang dapat ditarik

Basis data yang digunakan didalam SIG :


Data spasial (data grafis) ditinjau dari segi penyimpanan data, sistem ini terdiri dari dua
jalur konseptual :
a. Sistem vektor (vector based)
Semua unsur- unsur geografis disajikan dalam 3 konsep topologi yakni, titik (point'),garis
(arc),dan area (Polygon) Unsur-unsur geografi tersebut disimpan dalam bentuk
pasangan koordinat, sehingga letak titik, garis, dan area dapat digambar sedemikian
akurat. Bentuk kenampakan (feature) titik, garis, dan area dihubungkan dengan data
attribut dengan menggunakan suatu pengenal (identity/user-ID)
contoh data vektor yang merupakan data percel tanah di Kantor Pertanahan berbentuk
polygon:
b. Data raster
Pada sistem ini , fenomena geografi disimpan dalam bentuk pixel (grid/raster/Cell) yang
sesuai dengan menampakan.
Baris yg berisi satu nilai dan titik dinyatakan dalam bentuk grid (sel tunggal) garis
dinyatakan beberapa sel yang mempunyai arah dan poligon
Contoh data raster yang ada di Kantor Pertanahan adalah Foto Udara Digital, Citra
Satelit Ikonos, hasil scanner GU atau peta yang belum divektorkan
Contoh data raster yang ada di Kantor Pertanahan adalah Foto Udara Digital, Citra
Satelit Ikonos, hasil scanner GU atau peta yang belum divektorkan
Pembahasan Kasus
1. Pengumpulan Data Primer Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu :
a. Pengamatan / Observasi Lapangan Penulis melakukan pengamatan secara langsung
kepada bagian-bagian yang berkaitan dengan pembuatan sistem untuk memperoleh data
agar lebih lengkap dan akurat.
b. Wawancara / Intervie Untuk melengkapi data-data yang diperlukan, penulis juga
melakukan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan
pembuatan sistem ini, dalam hal ini di Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang dan di
apotek-apotek yang menjadi tempat penulis mengumpulkan data untuk mendapatkan
data secara detail.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Studi Literatur / Pustaka yaitu Pada metode ini, penulis membaca dan menelaah berbagai
data baik berupa buku atau literature yang ada diinternet yang behubungan dengan
Geographic Information system (GIS) dan masalah yang akan dibahas.
Lanjutan Pembahasan Kasus
3. Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem, pengembang mendefinisikan tujuan
desain objek dan sistem menjadi subsistem yang lebih kecil yang dapat direalisasikan
oleh tim masingmasing. Pengembang juga memilih strategi untuk membangun sistem,
seperti misalnya peron hardware / software pada sistem berjalan, strategi manajmenen
data, aliran control global, kebijakan akses, dan batas penangan kondisi.
4. Implementasi dan Pengujian Sistem Dalam implementasi, pengembang menerjemahkan
model domain ke kode sumber. Ini termasuk menerapkan atribut dan metode masing-
masing objek dan mengintegrasikan semua benda sehingga berfungsi sistem tunggal.
Dalam pengujian sistem, pengembang menemukan perbedaan antara sistem dan
modelnya dengan menjalankan sistem dengan sampel masukan set data. Selama unit
testing, pengembang membandingkan model desain objek dengan setiap objek dan
subsitem.
Penyelesaian Kasus

Kelebihan dari web GIS adalah :


a. Satu data yang terpusat
b. Bisa menjangkau pengguna yang luas bahkan seluruh dunia, dengan biaya yang
cukup murah
c. Pengguna tidak perlu perangkat lunak khusus, cukup menggunakan internet browser
seperti IE, Mozilla Firefox, dan sebagainya. d. Penggunaan yang lebih mudah
Lanjutan Penyelesaian Kasus
Kekurangan dari web GIS adalah :
a. Waktu akses tergantung pada komputer server, compute client, koneksi internet, traffic
website, dan efisiensi data.
b. Resolusi dan ukuran display perlu diperbaiki diantaranya adalah support dual monitor,
high resolution setting, toolbar, dan menu browser, layout yang efisien. Kompleksitas
dan ketahanannya, dan
a. Dibangunnya Sistem Informasi Geografis ini, letak apotek yang ada di Kota
Pangkalpinang dapat dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bahkan luar negeri
sekalipun.
b. Dengan adanya sistem informasi geografis ini masyarakat bisa dengan mudah mencari
dan mendapatkan informasi tentang lokasi dan informasi apotek yang ada di
Pangkalpinang.
KESIMPULAN

1. Dengan dibangunnya Sistem Informasi Geografis proses pencatatan data traksaksi lebih
efektif dan efisien.
2. Sistem Informasi Geografis mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan
menampilkannya, dan juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan
menjadi lebih mudah.
3. Sistem Informasi Geografis memiliki manfaat kepada masyarakat yaitu dapat memberikan
gambaran special dari peristiwa kesehatan seperti menganalisis situasi kesehatan di suatu
daerah geografis tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Rosdania, R., Agus, F., & Kridalaksana, A. H. (2016). Sistem Informasi
Geografi Batas Wilayah Kampus Universitas Mulawarman Menggunakan Google Maps
API. Informatika Mulawarman: Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, 10(1), 38-46.
Abdulghani, T., & Ubaedilah, E. (2018). ANALISIS DAN PERANCANGAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TANAH PENDUDUK:(STUDI
KASUS DESA TANJUNGASARI, KAB. CIANJUR). Produktif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknologi Informasi, 2, 129-140.
Arfiani, I. (2012). Sistem informasi geografis untuk pemetaan dan pencarian
Rumah Sakit di Kota Yogyakarta. Jurnal Informatika Ahmad Dahlan, 6(2), 103109.
YANTI, F. (2014). Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lokasi Apotek Di
Wilayah Kota Pangkalpinang Berbasis Web (Doctoral dissertation, STMIK ATMA LUHUR).
SEKIAN
TERIMAKASIH
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai